Menghasilkan hormon eritropoetin Merupakan suatu keadaan dimana ginjal secara permanen kehilangan fungsinya : Membuang zat-zat sisa hasil metabolisme Mempertahankan keseimbangan cairan &zat-zat dalam tubuh Membentuk urine Menghasilkan hormon eritropoetin
TRANPLANTASI HEMODIALISIS PERITONEAL DIALISIS
Merupakan suatu tekhnik dialisis dengan menggunakan membran peritoneum sebagai membran dialisis yang memisahkan dialisat dalam rongga peritoneum dan plasma darah Dilakukan secara berkesinambungan selama 24 jam, dan dilakukan sendiri secara mandiri oleh pasien.
Fase Pengeluaran Fase Pengisian Fase Dwell
DIANEAL (1,5%, 2,5 %, 4,25 % ), EKSTRANEAL 7,5 % MINICAPS TRANSFER SET ULTRACLAMP TENCKOFF (Strength, Coil) TITANIUM ADAPTOR
Titanium Adaptor Cairan Dialisat
TEHNIK PERGANTIAN CAIRAN CAPD Lihat pada lampiran.....
Kelebihan volume cairan Nyeri / Kram pada perut Darah pada cairan pengeluaran Udara dalam peritonium Rasa penuh/sebah Obstruksi Kateter Kebocoran pada kateter/transfer set Malposisi kateter Hernia Malnutrisi Infeksi Infeksi exit side & tunnel Peritonitis Non-Infeksi
KELEBIHAN VOLUME CAIRAN Terjadi edema, Penambahan berat badan, Pasien tidak mampu mempertahankan berat badan kering Asupan cairan yang berlebih banyak dari pada pengeluaran Asupan garam yang berlebihan Gangguan fungsi kateter Ultrafiltrasi tidak adekuat Penggunaan konsentrasi cairan yang kurang tepat Status membran berubah dari sebelumnya Edukasi untuk mengurangi asupan air dan membatasi garam Periksa posisi dan fungsi kateter Review ulang tentang dwell time Evaluasi tentang konsentrasi dialisat yang digunakan Gunakan konsentrasi cairan dialisat yang lebih tinggi dan dwell time lebih pendek Lakukan pemeriksaan PET
NYERI ATAU KRAM PADA PERUT Nyeri atau kram pada saat proses memasukkan cairan Rasa nyeri ketika perut di sentuh Aliran dialisat masuk terlalu cepat Osmolaritas cairan terlalu tinggi Konstipasi Aliran masuknya dialisat diperlambat Tingkatkan volume cairan secara berkala Pemberian cairan dialisat yang osmolaritasnya lebih rendah Apabila terjadi konstipasi, beri obat pencahar
DARAH PADA CAIRAN PENGELUARAN Cairan pengeluaran berwarna merah Trauma di dalam rongga peritonium Pasien mendapatkan terapi antikoagulan Efek terapi oral yang dikonsumsi Pasien melakukan aktivitas angkat beban berat Masa menstruasi Edukasi untuk mengurangi asupan air dan membatasi garam Periksa posisi dan fungsi kateter Review ulang tentang dwell time Evaluasi tentang konsentrasi dialisat yang digunakan Gunakan konsentrasi cairan dialisat yang lebih tinggi dan dwell time lebih pendek Lakukan pemeriksaan PET
UDARA DALAM PERITONIUM Rasa nyeri atau kram pada perut Nyeri yang menjalar ke bahu Teknik pergantian cairan yang tidak benar sehingga udara pada slang dianeal yang masuk tidak dibuang kekantong pembuangan, dan masuk ke dalam rongga peritoneum Edukasi ulang kepada pasien tentang tehnik pergantian cairan
OBSTRUKSI KATETER Kateter tertekuk Aliran masuk dan keluar tidak lancar Cairan tidak bisa keluar sesuai dengan yang dimasukkan Konstipasi Adanya sumbatan pada kateter oleh fibrin , bekuan darah,tertutup omentum Kateter tertekuk Photo Polos Abdomen Beri heparin 500 IU/L pada cairan dialisat Dengan tehnik sterill, lakukan spuel melalui transfer set Bila tetap gagal maka dilakukan tindakan pembedahan untuk menghilangkan fibrin, membebaskan dari lilitan omentum konstipasi , maka berikan pencahar atau enema
KEBOCORAN PADA KATETER / TRANSFER SET Perban / pakaian pasien basah Terlihat cairan yang keluar dari kateter atau transfer set Lakukan pengeluaran cairan dan hentikan PD untuk sementara Apabila penyebabnya adanya lubang pada transfer set, maka dilalukan pergantian transfer set Apabila penyebabnya adanya lubang pada kateter, maka konsultasi kepada dokter untuk dilakukan pemotongan bagian kateter yang bocor atau dilakukan pergantian kateter Beri antibiotika Adanya trauma pada kateter atau transfer set atau transferset yang tertekuk
MALPOSISI KATETER Penempatan kateter kurang adekuat Migrasi kateter Kelancaran masuk dan keluar cairan tergantung posisi tubuh Proses pergantian cairan membutuhkan waktu yang lebih lama Cairan tidak bia keluar seluruhnya, Terjadi edema Penempatan kateter kurang adekuat Migrasi kateter Rubah posisi pada saat melalukan proses pertukaran cairan Fhoto Polos Abdomen Pembedahan untuk merubah posisi kateter
HERNIA Penyakit hernia yang sebelumnya memang sudah diderita pasien Terdapat tonjolan pada daerah umbilikus atau inguinal atau skrotalis Genetalia mengalami edema Penyakit hernia yang sebelumnya memang sudah diderita pasien Meningkatnya tekanan intra abdominal pasien Hindari penyebab meningkatnya tekanan intra abdominal, misalnya mengedan, batuk keras atau konstipasi Kurangi volume cairan yang masuk dan tingkatkan secara bertahap Konsultasi ke dokter bedah
MALNUTRISI Adanya penyakit peserta Nafsu makan pasien berkurang Adanya edema Hasil pemeriksaan albumin rendah ( < 3 ) Protein loss melalui cairan dialisat 5 – 15 gr protein/ 24 jam Adanya penyakit peserta Edukasi pasien untuk makan tinggi protein Konsul ahli gizi untuk suplemen nutrisi Konsultasi dengan dokter untuk pemberian cairan nutreal ( asam amino ) dan infus albumin
INFEKSI EXIT SIDE & TUNNEL Terdapat cairan purulent pada exit site yang berasal pada tunnel Terdapat eritema pada sekitar exit site Rasa nyeri dirasakan pada exit site dan sepanjang tunnel Daerah exit site dan tunnel teraba hangat dan berwarna kemerahan Lakukan perawatan exit site lebih sering ( 1-2x / hari ) Bersihkan kerak / kulit yang kering pada exit site dengan larutan normal saline Jangan mengelupas kerak atau kulit kering pada exit site Tutup exit site dengan kassa steril Periksa kultur cairan purulent exit site Periksa hitung sel pada cairan pengeluaran Observasi perkembangan kondisi exit site dan tunnel Bila pasien rawat jalan, pasien harus sering kontrol ( 2 – 3x / minggu ) Berikan antibiotik oral Pasien tidak melaksanakan tehnik pertukaran cairan dan perawatan exit site sesuai prosedur
PERITONITIS Cairan pengeluaran berwarna keruh Adanya nyeri perut, terutama saat perut disentuh Adanya peningkatan suhu tubuh ( > 38 C ) Hasil pemeriksaan hitung sel dialisat > 100Ml Hasil kultur dialisat positif Kontaminasi pada saat melakukan pergantian cairan, dari alat yang dipakai Terdapat kebocoran pada kateter Tutup ujung kateter hilang Infeksi pada exit site dan tunnel Periksa cairan pengeluaran ( hitung sel, pewarnaan gram dan kultur ) Persingkat waktu dwell time 1 -2 jam Bila cairam keruh dan terdapat rasa nyeri atau terdapat demam, maka lakukan pergantian cairan 2-3 kali berturut-turut untuk mengilangkan rasa nyeri Segera beri antibiotik pada cairan dialisat Untuk mencegah sumbatan fibrin, beri heparin 500 – 1000 IU/L Bila perlu MRS