Menghasilkan hormon eritropoetin

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Biologi mengasikkan Nim : NAMA : Nina Novita Sari
Advertisements

review Sistem Ekskresi
CARA KERJA MESIN HEMODIALISIS
Darwis Dosen Jurusan Gizi
POST TEST KELAS D.
WASPADA TERHADAP MASALAH GANGGUAN HATI
Peran dan Tanggung Jawab Perawat CAPD
Paskalis Lukimon (Ners)
Peredaran darah manusia
Batu Empedu Sering Dikira Sakit Maag
KESEHATAN TENTANG DIARE.
RESUSITASI CAIRAN Ns. Herlina S.Kep.
13 Masalah Pada Wanita Hamil Wanita hamil kerap mengalami permasalahan yang membuat mereka menderita bahkan hampir putus asa. Berikut ini beberapa beberapa.
Sistem Osmoregulasi Ikan
Kebutuhan cairan dan elektrolit
Ovariohisterectomy pada Kucing Kelompok 4 : Belinda Martin J3P Dolly yumantara J3P Matelda SR J3P M Vidy Fitryadi J3P Normalita.
CAIRAN TUBUH Imran Tumenggung
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
Pemeriksaan Faal Ginjal
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
TYPOID PADA ANAK.
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
MELAKSANAKAN KEBUTUHAN DASAR PADA BAYI
SUCI FITRIA III B.
DIABETES MELLITUS.
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT PADA MASA NIFAS
PERSENTASE CAIRAN (LIQUID)
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
Prinsip perawatan pasien medik
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
DIURETIK.
DETEKSI DINI KELAINAN,KOMPLIKASI DAN PENYULIT MASA NIFAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
DETEKSI DINI KOMPLIKASI DAN PENYAKIT PADA MASA NIFAS
Sistem Ekskresi.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
KONSEP DASAR DAN PRINSIP PERITONEAL DIALYSIS
Luka dan Perawatan luka
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
Kelompok 3 PARU - PARU.
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
KULIAH PENULISAN RESEP
ILEOSTOMI.
KESEHATAN REPRODUKSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DISUSUN OLEH :
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
ASKEP COLITIS ULSERATIF
Persiapan sirkulasi darah (Ekstra Korporeal)
FISIOLOGI PENYEMBUHAN LUKA
PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
PENCEGAHAN LUKA DIABETES DAN PERAWATAN LUKA DIABETES.
TRAUMA ABDOMEN.
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
SINDROM NEFROTIK Oleh: Aidan.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
PERAWATAN LUKA (Ketrampilan Dasar Kebidanan). DEFINISI LUKA Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
MUHAMMAD RISAL, S.Kep.,Ns.,M.Kes.  A.Riwayat Kesehatan ◦ Fokus pada gejala umum disfungsi gastrointestinal  nyeri, kembung, gas usus, mual muntah, hematemesis,
Transcript presentasi:

Menghasilkan hormon eritropoetin Merupakan suatu keadaan dimana ginjal secara permanen kehilangan fungsinya : Membuang zat-zat sisa hasil metabolisme Mempertahankan keseimbangan cairan &zat-zat dalam tubuh Membentuk urine Menghasilkan hormon eritropoetin

TRANPLANTASI HEMODIALISIS PERITONEAL DIALISIS

Merupakan suatu tekhnik dialisis dengan menggunakan membran peritoneum sebagai membran dialisis yang memisahkan dialisat dalam rongga peritoneum dan plasma darah Dilakukan secara berkesinambungan selama 24 jam, dan dilakukan sendiri secara mandiri oleh pasien.

Fase Pengeluaran Fase Pengisian Fase Dwell

DIANEAL (1,5%, 2,5 %, 4,25 % ), EKSTRANEAL 7,5 % MINICAPS TRANSFER SET ULTRACLAMP TENCKOFF (Strength, Coil) TITANIUM ADAPTOR

Titanium Adaptor Cairan Dialisat

TEHNIK PERGANTIAN CAIRAN CAPD Lihat pada lampiran.....

Kelebihan volume cairan Nyeri / Kram pada perut Darah pada cairan pengeluaran Udara dalam peritonium Rasa penuh/sebah Obstruksi Kateter Kebocoran pada kateter/transfer set Malposisi kateter Hernia Malnutrisi Infeksi Infeksi exit side & tunnel Peritonitis Non-Infeksi

KELEBIHAN VOLUME CAIRAN Terjadi edema, Penambahan berat badan, Pasien tidak mampu mempertahankan berat badan kering Asupan cairan yang berlebih banyak dari pada pengeluaran Asupan garam yang berlebihan Gangguan fungsi kateter Ultrafiltrasi tidak adekuat Penggunaan konsentrasi cairan yang kurang tepat Status membran berubah dari sebelumnya Edukasi untuk mengurangi asupan air dan membatasi garam Periksa posisi dan fungsi kateter Review ulang tentang dwell time Evaluasi tentang konsentrasi dialisat yang digunakan Gunakan konsentrasi cairan dialisat yang lebih tinggi dan dwell time lebih pendek Lakukan pemeriksaan PET

NYERI ATAU KRAM PADA PERUT Nyeri atau kram pada saat proses memasukkan cairan Rasa nyeri ketika perut di sentuh Aliran dialisat masuk terlalu cepat Osmolaritas cairan terlalu tinggi Konstipasi Aliran masuknya dialisat diperlambat Tingkatkan volume cairan secara berkala Pemberian cairan dialisat yang osmolaritasnya lebih rendah Apabila terjadi konstipasi, beri obat pencahar

DARAH PADA CAIRAN PENGELUARAN Cairan pengeluaran berwarna merah Trauma di dalam rongga peritonium Pasien mendapatkan terapi antikoagulan Efek terapi oral yang dikonsumsi Pasien melakukan aktivitas angkat beban berat Masa menstruasi Edukasi untuk mengurangi asupan air dan membatasi garam Periksa posisi dan fungsi kateter Review ulang tentang dwell time Evaluasi tentang konsentrasi dialisat yang digunakan Gunakan konsentrasi cairan dialisat yang lebih tinggi dan dwell time lebih pendek Lakukan pemeriksaan PET

UDARA DALAM PERITONIUM Rasa nyeri atau kram pada perut Nyeri yang menjalar ke bahu Teknik pergantian cairan yang tidak benar sehingga udara pada slang dianeal yang masuk tidak dibuang kekantong pembuangan, dan masuk ke dalam rongga peritoneum Edukasi ulang kepada pasien tentang tehnik pergantian cairan

OBSTRUKSI KATETER Kateter tertekuk Aliran masuk dan keluar tidak lancar Cairan tidak bisa keluar sesuai dengan yang dimasukkan Konstipasi Adanya sumbatan pada kateter oleh fibrin , bekuan darah,tertutup omentum Kateter tertekuk Photo Polos Abdomen Beri heparin 500 IU/L pada cairan dialisat Dengan tehnik sterill, lakukan spuel melalui transfer set Bila tetap gagal maka dilakukan tindakan pembedahan untuk menghilangkan fibrin, membebaskan dari lilitan omentum konstipasi , maka berikan pencahar atau enema

KEBOCORAN PADA KATETER / TRANSFER SET Perban / pakaian pasien basah Terlihat cairan yang keluar dari kateter atau transfer set Lakukan pengeluaran cairan dan hentikan PD untuk sementara Apabila penyebabnya adanya lubang pada transfer set, maka dilalukan pergantian transfer set Apabila penyebabnya adanya lubang pada kateter, maka konsultasi kepada dokter untuk dilakukan pemotongan bagian kateter yang bocor atau dilakukan pergantian kateter Beri antibiotika Adanya trauma pada kateter atau transfer set atau transferset yang tertekuk

MALPOSISI KATETER Penempatan kateter kurang adekuat Migrasi kateter Kelancaran masuk dan keluar cairan tergantung posisi tubuh Proses pergantian cairan membutuhkan waktu yang lebih lama Cairan tidak bia keluar seluruhnya, Terjadi edema Penempatan kateter kurang adekuat Migrasi kateter Rubah posisi pada saat melalukan proses pertukaran cairan Fhoto Polos Abdomen Pembedahan untuk merubah posisi kateter

HERNIA Penyakit hernia yang sebelumnya memang sudah diderita pasien Terdapat tonjolan pada daerah umbilikus atau inguinal atau skrotalis Genetalia mengalami edema Penyakit hernia yang sebelumnya memang sudah diderita pasien Meningkatnya tekanan intra abdominal pasien Hindari penyebab meningkatnya tekanan intra abdominal, misalnya mengedan, batuk keras atau konstipasi Kurangi volume cairan yang masuk dan tingkatkan secara bertahap Konsultasi ke dokter bedah

MALNUTRISI Adanya penyakit peserta Nafsu makan pasien berkurang Adanya edema Hasil pemeriksaan albumin rendah ( < 3 ) Protein loss melalui cairan dialisat 5 – 15 gr protein/ 24 jam Adanya penyakit peserta Edukasi pasien untuk makan tinggi protein Konsul ahli gizi untuk suplemen nutrisi Konsultasi dengan dokter untuk pemberian cairan nutreal ( asam amino ) dan infus albumin

INFEKSI EXIT SIDE & TUNNEL Terdapat cairan purulent pada exit site yang berasal pada tunnel Terdapat eritema pada sekitar exit site Rasa nyeri dirasakan pada exit site dan sepanjang tunnel Daerah exit site dan tunnel teraba hangat dan berwarna kemerahan Lakukan perawatan exit site lebih sering ( 1-2x / hari ) Bersihkan kerak / kulit yang kering pada exit site dengan larutan normal saline Jangan mengelupas kerak atau kulit kering pada exit site Tutup exit site dengan kassa steril Periksa kultur cairan purulent exit site Periksa hitung sel pada cairan pengeluaran Observasi perkembangan kondisi exit site dan tunnel Bila pasien rawat jalan, pasien harus sering kontrol ( 2 – 3x / minggu ) Berikan antibiotik oral Pasien tidak melaksanakan tehnik pertukaran cairan dan perawatan exit site sesuai prosedur

PERITONITIS Cairan pengeluaran berwarna keruh Adanya nyeri perut, terutama saat perut disentuh Adanya peningkatan suhu tubuh ( > 38 C ) Hasil pemeriksaan hitung sel dialisat > 100Ml Hasil kultur dialisat positif Kontaminasi pada saat melakukan pergantian cairan, dari alat yang dipakai Terdapat kebocoran pada kateter Tutup ujung kateter hilang Infeksi pada exit site dan tunnel Periksa cairan pengeluaran ( hitung sel, pewarnaan gram dan kultur ) Persingkat waktu dwell time 1 -2 jam Bila cairam keruh dan terdapat rasa nyeri atau terdapat demam, maka lakukan pergantian cairan 2-3 kali berturut-turut untuk mengilangkan rasa nyeri Segera beri antibiotik pada cairan dialisat Untuk mencegah sumbatan fibrin, beri heparin 500 – 1000 IU/L Bila perlu MRS