BAB 3 MATERIAL DAN PENGARUH KESEHATAN
KOMPETENSI INTI 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR Mendeskripsikan keterkaitan sifat bahan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, serta pengaruh pemanfaatan bahan tertentu terhadap kesehatan manusia Melakukan penyelidikan tentang sifat-sifat bahan dan mengusulkan ide-ide pemanfaatan bahan berdasarkan sifatnya dalam kehidupan sehari-hari.
INDIKATOR Peserta didik dapat menjelaskan material dan pengaruhnya terhadap kesehatan Peserta didik dapat mengidentifikasi bermacam-macam bahan pembersih, bahan pemutih, bahan pewangi, pembasmi hama dan mengetahui efek samping penggunaan bahan kimia serta mengetahui cara mencegah efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan bahan-bahan kimia
TUJUAN PEMBELAJARAN Mengelompokkan benda-benda yang termasuk material Melakukan percobaan sederhana cara membersihkan Aluminium Menyebutkan manfaat bahan-bahan dalam kehidupan sehari-hari Menyebutkan pengaruh material terhadap kesehatan
5. Mengelompokkan benda-benda yang termasuk material 6. Melakukan percobaan sederhana cara membersihkan aluminium 7. Menyebutkan manfaat bahan-bahan dalam kehidupan sehari-hari 8. Menyebutkan pengaruh material terhadap kesehatan 9. Menyebutkan efek samping penggunaan bahan kimia 10. Menerapkan cara mencegah efek samping dari penggunaan bahan-bahan kimia
PETA KONSEP MATERIAL CAT ASBES SEMEN LISTRIK OPTIK KIMIA POLITUR PIPA PVC CAT ASBES SEMEN ALERGI KULIT KANKER PERNAPA SAN PARU- PARU MEKANIK TERMAL LISTRIK OPTIK KIMIA ELASITAS KONDUKTI VITAS DIELEKTRI KA REFLEKTI VITAS KOROSI BAJA ALUMINIU M KAYU SENG KERANGK A ATAP KUSEN PINTU ATAP
A. SIFAT MATERIAL Material adalah barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Istilah lain material adalah sebuah bahan mentah sebagai masukan dalam produksi atau diproses terlebih dahulu untuk produksi lebih lanjut. Material
Pada dasarnya material mempunyai beberapa sifat yang diklasifikasikan menjadi sifat mekanik, sifat fisik dan sifat kimia. SIFAT MEKANIK SIFAT FISIK SIFAT FISIK sifat mekanik meliputi kekuatan tarik dan tekan, ketangguhan, elastisitas, kekuatan kejut, keausan, kepatahan Sifat Fisik Kerapatan kekuatan, sifat material terhadap air, hantaran panas. Konduktifitas lisrtik, magnetisasi. Sifat kimia meliputi asam, basa dan garam, korosifitas, oksidasi, ketahanan terhadap sinar ultraviolet dan lain-lain
B. KARAKTERISTIK MATERIAL Rumah terdiri dari material yang menjadi bahan mentah antara lain:kayu, besi, aluminium, baja, Pasir, semen, asbes dan masih banyak material lain. Lebih jelas kamu pelajari karakteristik material tersebut.
1. Aluminium Aluminium adalah sejenis logam yang memiliki sifat fisik keras dan kuat tetapi sangat kenyal, aluminium mempunyai berat jenis 2,6 dan warnanya putih kebitu-biruan , justru karena kekenyalannya itulah maka aluminium mudah di bentuk ,dapat digiling, dituang sehingga aluminium itu menjadi plat-plat tipis, kawat-kawat kecil Kusen, Pintu dari Bahan Aluminium
2. Besi dan Baja Besi (Fe) adalah suatu logam dengan sifat-sifat keras, Titik didih dari besi murni terletak sekitar 1525°c,berat jenisnya 7,88 dan angka kooefisien muanya 0.000012. Besi dan baja banyak digunakan untuk segala keperluan sebagai bahan bangunan, misalnya untuk: paku, kawat, profil,alat-alat,plat/besi batangan Paku Terbuat dari Besi/Baja
Akhir-akhir ini penggunaan baja ringan sebagai atap rumah mulai digemari. Kerangka atap ini mengadopsi bangunan di negeri Sakura Jepang karena resiko kecil saat terjadi gempa, hal ini juga strategis digunakan di Indonesia. Keunggulan baja ringan antara lain: tidak rapuh karena dimakan rayap, beban bangunan lebih ringan, struktur material dapat disesuaikan keadaan geografis dan pengerjaan relative mudah.. Kerangka Atap Rumah Menggunakan Baja Ringan
Kusen, Pintu, kerangka atap dari Bahan Kayu Kayu merupakan bahan produk alam, hutan. Kayu merupakan bahan bangunan yang banyak disukai orang atas pertimbangan tampilan maupun kekuatan. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan kaku walaupun bahan kayu tidak sepadat bahan baja atau beton. Kayu mudah dikerjakan – disambung dengan alat relatif sederhana. Kusen, Pintu, kerangka atap dari Bahan Kayu
Kelebihan-kelebihan itu antara lain: Di Indonesia kayu mudah didapat dan bisa didapat pada sembarang tempat/hutan di Indonesia. Kayu sebagai bahan bangunan ,mudah diangkut dan apabila perlu dibuat balok dengan ukuran kecil ,sehingga proses pengangkutannya mudah. Mudah cara pengerjaan kayu, dan apabila terjadi kekeliruan dalam pembuatan mudah merubahnya. Kayu cukup baik untuk pekerjaan didalam air ,karena kayu tidak mungkin berkarat ,dengan syarat kayu harus terendam dalam air terus. Kayu adalah bahan bangunan yang baik untuk pekerjaan penyekat panas, penyekat suara dan lain-lain.
BERDASARKAN TEKSTUR JENIS KAYU Kayu bertekstur halus, contoh kayu giam, lara ,kulim Kayu bertekstur sedang , contoh kayu jati, snokeling Kayu bertekstur kasar, contoh Kayu meranti, kampas Tekstur Kayu
Semen material bangunan Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat Batu, Bata, Batako maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Semen material bangunan
Semen dibuat dari serbuk yang memiliki komposisi utama kalsium atau batu kapur , aluminium oksida , pasir silikat dan bijih besi. Semen memiliki sifat fisis: butiran halus, waktu ikat, panas hidrasi dan berat jenis.
5. Pasir Batu pasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah Batu endapan terdiri dari mineral butiran batuan yang kecil. Sebagian besar butiran pasir terbentuk oleh kuarsa karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit bumi Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur .
2. Bahan Kimia dalam Rumah Tangga 1. Bahan Pembersih (Sabun dan deterjen) Sabun adalah garam kalium atau natrium dari asam-asam organik, seperti asam stearat atau asam palmitat, contoh Natrium stearat, Natrium palmitat, Kalium stearat, Kalium palmitat. Sabun merupakan surfaktan yang berfungsi untuk mencuci dan membersihkan di dalam air. Sedangkan surfaktan singkatan dari surface active agents, merupakan zat yang dapat menurunkan tegangan permukaan suatu cairan.
Sabun dapat diperoleh dari mereaksikan antara lemak atau minyak baik hewani maupun nabati dengan basa( KOH atau NaOH). Reaksi ini dikenal dengan reaksi saponifikasi atau reaksi penyabunan. Lemak + basa → sabun + gliserol Dikenal ada dua macam sabun yaitu sabun lunak dan sabun keras. Sabun lunak, basanya berasal dari KOH. Sedangkan sabun keras, basanya berasal dari NaOH. Ada zat yang memang ditambahkan untuk menghasilkan busa, zat tersebut namanya Sodium Laureth Sulfate (SLS) atau Sodium Lauryl Ether Sulfate (SLES). Atau dapat juga digunakan Sodium Dodecyl Sulfate atau Ammonium Lauryl Sulfate. Zat penghasil busa inilah nanti jika bekerja akan membersihkan bahan dan mengangkat kelembaban dari lapisan atas kulit.
Detergen mempunyai sifat yang mirip dengan sabun, yaitu bila ditambahkan ke dalam air sama-sama dapat melepas kotoran dari suatu benda. Sabun dan detergen bekerja dengan cara menurunkan tegangan permukaan sehingga air mudah membasahi permukaan benda, kemudian menarik kotoran dari benda yang ada. Kotoran terangkat dari benda dan terbawa oleh air. Sifat mirip antara detergen dengan sabun yang lain adalah sama-sama terdapat gugus-gugus yang bersifat hidrofil atau bersifat hidrofob. Bagian hidrofil berfungsi menarik air, sedang hidrofob untuk mengikat kotoran yang melekat pada benda yang dicuci.
Molekul sabun lebih mudah terdegradasi oleh bakteri pengurai, tetapi harganya lebih mahal. Molekul detergen harganya lebih murah, tetapi ada detergen tertentu yang tidak dapat terdegradasi oleh bakteri pengurai sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Biasanya detergen yang rantai hidrokarbonnya panjang. Yang menyebabkan detergen tertentu sulit didegradasi oleh bakteri karena mengandung Lauril Alkil Sulfonat(LAS) atau Alkil Benzena Sulfonat (ABS). Sedangkan detergen dengan rantai alkil pendek seperti Sodium Dodesil Sulfat (SDS) lebih mudah terdegradasi oleh bakteri pengurai.
Keuntungan lain detergen dibanding sabun, bahwa molekul detergen tidak dapat bereaksi dengan ion Ca2+ dan ion Mg2+ dalam air. Sehingga dapat digunakan untuk mencuci dalam air sadah. Sedangkan sabun tidak bisa dipakai untuk mencuci dalam air sadah karena akan terjadi pengendapan. Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ atau Mg2+. Contoh : CaCl2 , CaSO4 , Ca(HCO3)2, MgCl2 , MgSO4 , Mg(HCO3)2,
BAHAN KIMIA PEMBERSIH
2. Bahan Pemutih Pemutih digunakan pula untuk membunuh bakteri dan mengembalikan warna putih agar kelihatan lebih cerah. Zat aktif yang terdapat pada pemutih pakaian atau pengelantang (bleaching agent ) adalah Natrium hipoklorit (NaClO), karena ion ClO- mempunyai daya oksidasi yang baik . NaClO dikenal sebagai larutan klorox dengan berbagai merk, misalnya bayclin, sunclin dan lain-lain untuk pemutih pakaian. Pemutih yang ada di pasaran rata-rata mengandung 5,25% masa NaClO. Selain Natrium hipoklorit yang terdapat dalam pemutih dapat juga Kapur klor (CaOCl2).
BAHAN KIMIA PEMUTIH
3. Bahan Pewangi Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa terlepas dari apa yang disebut bahan pengharum atau pewangi. Zat ini digunakan sebagai pengharum ruangan atau pengharum badan / pakaian. Bahan pewangi tersebut dapat diperoleh secara alami (yang diekstrak dari alam) misal aroma mawar, melati, apel dan lain-lain, namun dapat pula diperoleh dengan cara buatan atau sintetis(bersal dari bahan kimia sintetis). Bahan yang diperoleh secara sintetis ini aromanya mirip dengan bahan alami dan harganya akan lebih murah, contoh : indol, etil miristat, alil kaproat, anisaldehid.
Salah satu proses pengambilan komponen esensial dalam parfum adalah dengan metode enfluorase. Metode ini dilakukan dengan menangkap bahan parfum yang bersifat folatil (gas yang mudah menguap) ke dalam suatu lemak padat. Cara ini dipakai untuk menghasilkan aroma tertentu yang sulit dilarutkan atau ditangkap dengan pelarut cair biasa. Meskipun saat ini metode tersebut sudah mulai ditinggalkan karena mahal, namun untuk parfum-parfum tertentu yang menghendaki kemurnian dan efek tertentu, maka penggunaan metode tersebut masih dimungkinkan. l
Pengharum biasanya berwujud cair dan dikemas dalam botol semprot Pengharum biasanya berwujud cair dan dikemas dalam botol semprot. Sebagai zat pendorong dalam botol parfum adalah gas Freon, nama kimianya klorofluoro karbon(CFC). CFC sebagai cairan pendingin(refrigerant) atau sebagai propelan aerosol. Namun gas Freon sekarang sudah dikurangi penggunaannya karena dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Dengan adanya zat pendorong maka pengharum keluar dari botol dalam bentuk aerosol (zat cair yang terdispersi dalam udara). Selain berbentuk aerosol, ada pula pengharum yang berbentuk padat, yaitu bedak.
BAHAN KIMIA PEWANGI
4. Pembasmi hama (Pestisida) Pestisida adalah bahan atau zat kimia yang digunakan untuk membunuh hama baik yang berupa tumbuhan, serangga maupun hewan di lingkungan kita. Berdasarkan jenis hama yang akan diberantas pestisida dapat digolongkan menjadi insektisida, herbisida, nematisida, fungisida dan rodentisida. 1. Jenis-jenis pestisida a. Insektisida Insektisida merupakan pestisida untuk memberantas serangga, seperti: nyamuk, kecoa, kutubusuk, rayap, semut, belalang, wereng, ulat. Contoh insektisida : diazinon, tiodan, basmion,basudin, propoksur, diklorovinil dimetil fosfat, timbal arsenat, magnesium fluorosilikat.
b. Herbisida Herbisida merupakan pestisida untuk mencegah dan mematikan gulma atau tumbuhan pengganggu. Contoh : enceng gondok, rumput teki, alang-alang. Alang-alang dapat dikatakan sebagai hama tananaman karena alang-alang merebut makanan dari tanaman yang ada dalam tanah. Contoh : Gramoxone, totacol, pentakloro fenol, amonium sulfonat. c. Nematisida Nematisida adalah pestisida untuk memberantas hama cacing. Hama ini sering merusak akar atau umbi tanaman. Contoh : oksamil, natrium metam
d. Fungisida Fungisida adalah pestisida untuk memberantas jamur(fungi). Contoh : Timbal(I)oksida, Carbendazim, tembaga oksiklorida, natrium dikromat e. Rodentisida Rodentisida adalah pestisida untk memberantas bintang pengerat, misal tikus. Contoh : warangan(senyawa arsen), thalium sulfat.
2. Bahan Kimia Dalam pestisida Berdasarkan bahan kimia yang terdapat dalam pestisida, maka pestisida dapat digolongkan menjadi : a. golongan organoklor, yaitu senyawa organik yang mengandung klor dan umumnya bersifat racun. Contoh : DDT (Diklorodifenil Trikloroetana), aldrin, dieldrin,endosulfan, dikofol, folpet, lindan, klordan. b. golongan organofosfat, yaitu senyawa organik yang mengandung gugus fosfat. Senyawa ini lebih bersifat racun, tetapi lebih mudah terdegradasi dan lebih cepat hilang keaktifannya. Contoh : malation, diazinon, fention, metil paration, etil paration,
c. Golongan karbamat Yaitu senyawa organik yang merupakn turunan asam ditiokarbomin yang disebut dengan ditiokarbamat. Contoh karbaril, karbotorum, propoksur, BPMC
BAHAN KIMIA PEMBASMI HAMA
C. PENGARUH MATERIAL TERHADAP KESEHATAN Berikut beberapa material/bahan bangunan yang berbahaya beserta penyakit yang ditimbulkan; Kayu merupakan bahan material alami sehingga lebih ramah lingkungan. Sering kali orang memperindah warna dengan menggunakan politur hal ini menimbulkan bahaya. Sumber bahaya penggunaan politur, melamin (urea formal-dehyde) adalah Alergi kulit, mata, gangguan selaput lendir
2. Pipa PVC, lem PVC, cat PVC, Lantai Vilil, karpet plastik (yang dibuat dari PVC), lem kontak. Sifatnya yang ringan, kekuatan tinggi, dan reaktivitas rendah, menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Penyakit yang ditimbulkan : Kanker, pembakaran menguapkan asam klorida (mematikan tanaman), penyakit hati, ginjal 3. Cat sintetis (cat besi/kayu), thinner, cat epoksi yang mengandung etylalkohol, epoksi mesin. Penyakit yang ditimbulkan : Penyakit syaraf, darah, pernafasan, mata buta, gangguan keseimbangan, selaput lendir, eksim pada kulit.
Untuk meminimalisasi bahaya tersebut, setidaknya kita mempunyai beberapa solusi diantaranya : Apabila rumah baru saja dicat, atau ada furniture yang baru difinishing (dicat/dipolitur), sebaiknya tidak dihuni dahulu sementara waktu hingga bau menyengat dari formaldehyde tidak tercium lagi. Normalnya, emisi gas ini tetap tinggi selama 6 – 12 bulan. 2. Pilih bahan bangunan yang sehat (tidak tercampur bahan kimia berbahaya) seperti batu alam, tanah liat, batako, kayu, bambu, rumbia, ijuk, alang-alang, logam, bata merah, genteng tanah, kaca, beton, batako, conblok, kertas
3. Kayu merupakan bahan material alami sehingga lebih ramah lingkungan 3. Kayu merupakan bahan material alami sehingga lebih ramah lingkungan. Sering kali orang memperindah warna dengan menggunakan politur hal ini menimbulkan bahaya. Sumber bahaya penggunaan politur, melamin (urea formal-dehyde) adalah Alergi kulit, mata, gangguan selaput lendir
Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan Pencemaran Pestisida Bila pestisida digunakan secara berlebihan maka akan menyebabkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran air maupun pencemaran tanah. Pencemaran air oleh pestisida terjadi melalui aliran air dari tempat berlangsungnya penggunan pestisida tersebut, misalnya dari sawah. Kadar pestisida yang cukup tinggi terbawa aliran air kemudian dapat meracuni air di sekitar persawahan dan membunuh organisme air. Organisme air dimakan oleh ikan air dan ikan air yang sudah keracunan ditangkap oleh manusia kemudian dimakan. Akhirnya manusia juga akan keracunan pestisida.
Pestisida dari jenis organoklor mempunyai dampak terhadap lingkungan, misalnya DDT(Diklorodifenil Trikloroetana) yang sekarang telah dilarang penggunaannya karena dapat menimbulkan pencemaran tanah dan air. Hal ini disebabkan karena molekul DDT sukar mengalami degradasi / sulit diuraikan oleh mikroorganisme, bersifat stabil, mudah larut dalam lemak atau minyak sehingga mudah diadsorbsi oleh organisme yang berlemak dan mengakibatkan kematian pada binatang yang memangsanya, DDT juga dapat menyebabkan kekebalan pada hewan setelah memakai dalam waktu yang lama.
TERIMA KASIH