AGAMA KATOLIK Drs. A.P. Oenarto M
Dasar Pemikiran Mengapa Di Perguruan Tinggi Diselenggarakan Kuliah Pendidikan Agama Katolik A. DASAR ALASAN DARI LUAR/DOKUMEN PEMERINTAH: PANCASILA ADALAH SATU-SATUNYA AZAS UNTUK KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA UU NO. 55 TAHUN 1969 : PENGAKUAN RI SECARA RESMI BAHWA AGAMA – AGAMA YANG DIPELUK DI INDONESIA : ISLAM, KRISTEN, KATOLIK, HINDU, BUDHA DAN KONG HU CU (Confusius) 12/3/2017
3. Pendirian Departemen Agama RI Tahun 1946 (Dirjen-Dirjen Bimas Agama) yang bertugas memberi bimbingan dan pembinaan umat beragama. 4. Kep. Mendiknas RI No.232/U/2000 : Pedoman penyusunan kurikulum DIKTI Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa juncto No. 045/U/2002 => kurikulum Inti DIKTI menetapkan bahwa Pend. Agama, Pancasila dan Kewarganegaraan adalah kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi.
5.UU No 20 tahun 2003 : sistem Diknas menetapkan kurikulum DIKTI wajib memuat pend. Agama, pend. Kewarganegaraan dan bahasa. 6.Kep. Dirjen DIKTI Dep. Diknas RI No.43/Kep/2006 : Rambu – rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di Perguruan Tinggi.
B. DASAR ALASAN DARI AJARAN GEREJA : KITAB SUCI, TRADISI, AJARAN – AJARAN GEREJA, TERUTAMA DOKUMEN KONSILI VATICAN II. KONSILI VATICAN II : KONSTITUSI PASTORAL TENTANG GEREJA DIDUNIA DEWASA INI : “KEGEMBIRAAN & HARAPAN” hlm 521. DEKLARASI TENTANG PENDIDIKAN KRISTEN, hlm. 299 No.2. DEKLARASI HUBUNGAN GEREJA DAN AGAMA – AGAMA NON KRISTEN, hlm. 319. DEKLARASI KEBEBASAN BERAGAMA, hlm 391. DEKRIT EKUMENISME, hlm.187 DEKRIT KERASULAN AWAM, hlm .387
PENGERTIAN AGAMA A.UMUM : AGAMA (RELIGIUSITAS) : UNGKAPAN RELASI MANUSIA DENGAN YANG ILAHI/KEKUASAAN YANG KUDUS (THE ULTIMATE BEING) YANG MENGATASI SEGALA SESUATU DAN MEMPUNYAI DAYA TARIK SEKALIGUS MENAKUTKAN. LEBIH DARI RASA TERTARIK/TAKUT MANUSIA MENGALAMI KETERGATUNGAN KEPADA YANG ILAHI . YANG ILAHI DAPAT DIALAMI OLEH MANUSIA DENGAN CARA MEDIASI : ALAM SEMESTA, SEJARAH, HUBUNGAN SOSIAL, DALAM BATHIN.
3. MELALUI REFLEKSI : SIAPA YANG ILAHI ; RELASI MANUSIA DENGAN YANG ILAHI BERDASAR KETERGATUNGAN KEPADANYA ; SIKAP/ PERILAKU MANUSIA TERHADAP YANG ILAHI SECARA INDIVIDUAL/KOLEKTIF ; EKSPRESI DAN AKTUALISASI HUBUNGAN DENGAN YANG ILAHI SISTEMATISASI KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI PADA MANUSIA SEUTUHNYA (KOGNITIF, AFEKSI/EMOSI, KONATIF/PERILAKU)
AGAMA – AGAMA BUDAYA ALIRAN KEPERCAYAAN KEBATHINAN (SANG YANG ADA). HINDU (SANG YANG WIDI ASA) BUDHA KONG HU CU/CONFUSIANISME
B.KHUSUS (AGAMA WAHYU) ISLAM KRISTEN PROTESTAN YAHUDI KATOLIK AGAMA KATOLIK : UNGKAPAN RELASI MANUSIA DENGAN ALLAH MELALUI YESUS KRISTUS YANG MEWAHYUKAN ANTARA LAIN LEWAT RASUL YOHANES : ALLAH TELAH MENGASIHI MANUSIA TERLEBIH DAHULU DENGAN MENCIPTAKANNYA, MEMBERI KEHIDUPAN, MENGAMPUNI DOSA – DOSA, MEMPERKENALKAN SIAPA DIRI ALLAH BAGI MANUSIA DAN BAGAIMANA MEMBALAS KASIH ALLAH. TERKENAL DENGAN AJARAN IMAN/KEPERCAYAAN TENTANG HUKUM KASIH SECARA VERTIKAL KEPADA ALLAH DAN SECARA HORISONTAL KEPADA SESAMA MANUSIA/MUSUH.
MAKSUD KULIAH AGAMA KATOLIK 1. MEMBANTU MENGHANTARKAN MAHASISWA UNTUK MENJADI SARJANA BERAGAMA KATOLIK : MEMBANTU MENGALAMI PROSES BELAJAR MENGAJAR TENTANG APA ARTI CINTA KASIH ALLAH DAN MANUSIA SERTA SEGALA YANG ADA DIDUNIA. 2. MENDORONG MAHASISWA UNTUK MERINDUKAN CINTA KASIH ALLAH SEHINGGA MAMPU MELAKSANAKAN CINTA KASIH DALAM PERBUATAN NYATA SEBAGAI SARJANA KATOLIK.
A. TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA DI PERGURUAN TINGGI MEMBANTU TERBINANYA SARJANA YANG BERAGAMA, BERIMAN, BERTAQWA KEPADA TUHAN YME, BERBUDI PEKERTI LUHUR, BERPIKIR FILOSOFIS, BERSIKAP RASIONAL DAN DINAMIS, BERPANDANGAN LUAS DAN MENGHARGAI KERJASAMA ANTARA UMAT BERAGAMA DALAM MENGABDIKAN ILMU DAN TEHNOLOGI SERTA SENI UNTUK KEPENTINGAN UMUM.
B. TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI MEMBANTU TERBINANYA SARJANA BERAGAMA KATOLIK DENGAN CIRI – CIRI : BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA ALLAH MENURUT POLA HIDUP YESUS KRITUS DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN DUNIA. BERBUDI PEKERTI LUHUR, BIJAKSANA, RASIONAL DAN DINAMIS SEBAGAI AKTUALISASI IMAN DALAM HIDUP PRIBADI, BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA. TURUT SERTA DALAM PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA DAN PEMBANGUNAN DUNIA SEBAGAI AKTUALISASI IMANNYA DENGAN MENDAYA GUNAKAN TEKNIK, SENI, ILMU PENGETAHUAN DI BIDANG STUDI MASING – MASING DALAM SEMANGAT PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT. KERJASAMA TERBUKA DENGAN UMAT LINTAS AGAMA DAN DENGAN SEMUA PIHAK YANG BERKEHENDAK BAIK.
C. DUKUNGAN WALI GEREJA INDONESIA BAHWA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MERUPAKAN KESEMPATAN BAGI KAUM TERPELAJAR KATOLIK UNTUK BERSAMA GEREJA MENCARI BENTUK – BENTUK DAN RUMUSAN – RUMUSAN AJARAN GEREJA YANG BERSIFAT KONTEKSTUAL, SEHINGGA BENAR – BENAR BERPENGARUH POSITIF DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA DI MASYARAKAT. ACUAN PELAKSANAANNYA ADALAH KEBANGKITAN KRISTUS SEBAGAI POKOK IMAN KATOLIK : PENGALAMAN AKAN KRISTUS YANG BANGKIT PERLU DIWARTAKAN SESUAI SITUASI KONDISI SETEMPAT DAN DIUNGKAPKAN DALAM BERBAGAI BENTUK DALAM CARA HIDUP, AJARAN, CARA BERPIKIR, CARA BERIBADAT DAN AKTUALISASI IMAN/PELAYANAN AMAL KASIH DALAM SEGALA ASPEK KEHIDUPAN MASYARAKAT.
OUTPUT PENDIDIKAN TINGGI : SARJANA PENYANDANG GELAR AKADEMIK BILA TELAH LULUS PENDIDIKAN TINGGI GELAR SARJANA BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP ILMIAH : SELALU INGIN MENGETAHUI KEBENARAN/MENCINTAI KEBENARAN (BERPIKIR SECARA FILOSOFIS) : INGIN MENGETAHUI KEDUDUKAN MASALAH. BERPIKIR LOGIS UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN SEBAB AKIBAT MASALAH. MENGGUNAKAN METODE YANG SESUAI GUNA MENELAAH MASALAH. BERANI MENGAKUI KETERBATASAN METODE BERPIKIRNYA. BERUSAHA MENGEMBANGKAN PENGETAHUANNYA TENTANG MASALAH
OUTPUT PENDIDIKAN TINGGI SARJANA SIKAP MAU BELAJAR, MAU BERPIKIR TERUS ; TIDAK PUAS HANYA DENGAN SATU SUMBER ILMU PENGETAHUAN MAU MENERIMA BERBAGAI ILMU PENGETAHUAN UNTUK DIBANDINGKAN SEHINGGA MAMPU MEMILIKI PENDAPAT SENDIRI YANG MENENTUKAN TINGKAH LAKU DALAM KEHIDUPANNYA. 3. PANDANGAN KATOLIK : KEMAMPUAN BERPIKIR ADALAH ANUGRAH ALLAH/TALENTA BAGI MANUSIA. SETIAP ORANG TALENTANYA TIDAK SAMA, NAMUN HARUS DIKEMBANGKAN AGAR BERBUAH (LUKAS 19 : 13 – 30). AGAMA KATOLIK MENGHARGAI SETIAP PENGEMBANGAN BERPIKIR DALAM ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMU – ILMU.
KEGEMBIRAAN DAN HARAPAN NO.36 : “ SEBAB BERDASARKAN KENYATAANNYA SEBAGAI CIPTAAN/ SEGALA SESUATU DIKARUNIAI KEMANDIRIAN, KEBENARAN DAN KEBAIKAN SENDIRI DAN LAGI MENGANUT HUKUM – HUKUMNYA DAN MENGANUT TATA SUSUNAN SENDIRI. MANUSIA WAJIB MENGHORMATI ITU SEMUA, DENGAN MENGAKUI METODE – METODE YANG KHAS BAGI SETIAP ILMU PENGETAHUAN DAN BIDANG TEKNIK. MAKA DARI ITU PENYELIDIKAN METODIS, DISEMUA BIDANG ILMU BILA DIJALANKAN SECARA SUNGGUH ILMIAH DAN MENURUT KAIDAH – KAIDAH KESUSILAAN TIDAK AKAN PERNAH SUNGGUH BERTENTANGAN DENGAN IMAN, KARENA HAL – HAL PROFAN DAN POKOK – POKOK IMAN BERASAL DARI ALLAH YANG SAMA. BAHKAN, BARANG SIAPA DENGAN RENDAH HATI DAN DENGAN TABAH BERUSAHA MENYELIDIKI RAHASIA – RAHASIA ALAM, KENDATI TANPA DISADARI PUN ITU BAGAIKAN DITUNTUN OLEH TANGAN ALLAH, YANG MELESTARIKAN SEGALA SESUATU DAN MENJADIKANNYA SEBAGAIMANA ADANYA”