ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNALARAS Anita Febriyani Marinda 200971005 Poppy Ines Munandar 200971001 Jessica Gumulya 200971013 Gita ODC
Apa yang dimaksud dengan Anak Tunalaras ? Anak tunalaras adalah anak yg mengalami hambatan & Ganguan dalam menyusuikan diri dengan lingkungan Sosial dan masyarakat,bertingah laku di lingkungan keluarga, Sekolah dan masyarakat.
Bagaimana cara mengenali Anak Tunalaras? 1. Melakukan psikotest 2.Melakukan sosimetri 3. Konsultasi ke Biro Konsultasi psikolog 4. Konsultasi ke Psikiari Anak 5. Membandingkan dengan tingkah laku anak umunya.
Faktor penyebab Tunalaras 1. Kondisi keluarga yg tidak harmonis (broken home). 2. Kurangnya kasih sayang orang tua karena kehadirannya tidak diharapkan. 3. Kemapuan sosial dan ekonomi rendah 4. Adanya konflik budaya yaitu adanya perbedaan pandangan hidup antara keadaan sekolah dan kebiasaan keluarga. 5. Berkercerdasan rendah atau kurang dapat mengikuti tuntutan sekolah. 6. Adanya pengaruh negatif dari geng-geng atau kelompok. 7. Adanya ganguan atau kerusakan pada otak (brain damage) 8. Memiliki ganguan kejiwaan bawaan.
Bagaimana perilaku Anak Tunalaras? 1. Adanya ganguan emosi dan gangguan sosial, yang ditandai dengan cirri-ciri sebagai berikut : a. Tidak mau bergaul dan menyendiri b. Melarikan diri dan bertanggung jawab c. Berdusta,menipu,mencuru menyakitan orang lain atau sebaliknya,ingin di puji, tak perna menyulitkan orang lain penakut dan kurang pencaya diri. d. Tidak mempunyai insiatif dan tertanggung jawab, kurangnya keberani-an dan sangat tergantung pada orng lain. e. Agresif terhadap diri sendiri,curiga,acuh tak acuh, banyak mengkhayal. f. Memperlihatkan perbuatan gugup,misalnyal: mengigit kuku,komat kamit,dan sebagainya.
2. Rasa rendah diri yang berlebihan ditandai dgn cirri-ciri Sbb: a 2. Rasa rendah diri yang berlebihan ditandai dgn cirri-ciri Sbb: a. Terlalu mempersoalkan diri sendiri,sering minta maaf,takut tampil di muka umum,dan takut bicara. b. Mengeluh dgn nada nasib malang dan segan melakukan hal-hal baru atau yg dapat mengungkap kekurangan. c. Selalu ingin sempuna,tdk puas dgn apa yg diperbuat d. Bersikap introvent (lebih banyak mengarahkan perhatian pada diri sendiri/bersikap sangat tertutup) 3. Merendahkan harga diri harga diri,ditandai dgn ciri- ciri sebagai berikut : a. Bernada murung,cepat merasa tersinggung, merasa tdk enak badan, sakit buatan. b. Berpura-pura lebih dari orang lain misalnya, c. Menonjolkan diri, bicara lantang, dan merendahkan orang lain. d. Membuat kompensasi. e. Melakukan perbuatan jahat.
Karakteristik Tunalaras 1. Bersikap membangkang, 2. Mudah terangsang emosinya/emosional/mudah marah 3. Sering melakukan tindakan aggresif, merusak, mengganggu 4. Sering bertindak melanggar norma social/norma susila/hukum.
Bentuk Lanyanan Pendidikan bagi Anak Tunalaras 1. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhkan di sekolah regular kelas khusus bila anak tunalaras perlu belajar terpisah dari teman sekelas. 2. SLB-E (bagaian tunalaras) tanpa asmara. 3. SLB-E dengan asmara,bagi anak yg tingkat kenakalan berat. 4. Terapi perilaku sosial. 5. Terapi kelompok (peer teaching).
Bentuk Satuan dan Lama Pendidikan Bagi Anak Tunalaras 1. SDLB lama pendidikan sekurang-kurangnya 6 tahun. 2. SLTPLB lama pendidikan sekurang-kurangnya 3 tahun. 3. SMLB lama pendidikan sekurang-kurangnya 3 tahun.
Program Pembinaan Sekolah Anak Tunalaras 1. Sistem pengajaran a. Sistem pengajaran yang bersifat penyuluhan (remedial teaching). Tujuan pengajaran ini adalah membantu murid dalam kesulitan belajar. b. Sistem pengajaran Klasikal 2. program Bimbingan penyuluhan a. program bimbingan penyuluhan suasana hidup beragama di asrama b. program keterampilan c. program belajar di sekolah regular d. program bimbingan kesenian e. program kembali ke orang tua f. program kembalu ke masyarakat g. program bimbingan kepramukaan
kurikulum dan Program Pengajaran Bagi Anak Tunalaras Kurikulum SDLB terdiri dari : 1. program Umum 2. program Khusus (disesuaikan dengan jenis kelainan siswa) 3. program Muatan Lokal (disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan)
Kurikulum SLTLB terdiri dari : 1. program Umum 2. program Khusus 3 Kurikulum SLTLB terdiri dari : 1. program Umum 2. program Khusus 3. program Muatan Lokal 4. program pilihan program yg berisi paket keterampilan dgn tujuan untuk membekali siswa hidup mandiri dalam masyarakat. Kurikulum SMLB 1.program Umum 2.program Pilihan
Study Kasus : 1. Kasus I Kebohongan pada Anak Tunalaras Biodata ABK Nama : Kosmos Tempat, tgl lahir : Ambon, 9 April 1995 Agama : kristen Status : Anak ke 3 dari 4 bersaudara Alamat : Asrama atau di Gilingan bersama neneknya Identitas orang tua ABK Nama Ayah/Ibu : Sarmudih/Antoniah Umur : 52 tahun Pendidikan : SMP Pekerjaan : serabutan/ penjual sayur Alamat : Ambon Status perkewinan : utuh Status sosial-ekonomi : kurang Kepedulian : terhadap anak dan pendidikannya cendrung tidak peduli & mengabaikan,disebabkan oleh faktor ekonomi yang lemah
Riwayat pendidikan ABK Lima tahun yang lalu kosmos dimasukan ke sebuah sekolah reguler SD Nusukan Barat 113 Solo. Ternyata disana ia tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik, setelah diidentifikasi kosmos ini memiliki gangguan emosi dan sosial. Sehingga ia dikategorikan sebagai anak yang mengalami ketunalarasan. Sehingga ia di masukan ke SLB E Bhina Putera Surakarta Riwayat perkembangan Fisik dan kognitif baik, normal seperti umumnya pada anak-anak (tak diketahui adanya gangguan). Berkembang sesuai dengan usia Kepribadian diperoleh dari hasil meniru pribadi-pribadi yang ada di lingkungan tempat ia berasal (Ambon yang pada saat itu merupakan daerah konflik, banyak orang-orang yang bertemparamen tinggi, berwatak keras, pendendam, mudah di sulut emosinya, dll) Sosial, kurang bisa berinteraksi dengan baik karena adanya ketidaknyamanan dan ketidakamanan yang dirasakan anak. Diakibaatkan karena trauma akan konflik yang pernah di alami anak.
Riwayat ketunalarasan Ketunalarasan yang dialami anak diperoleh karena adanya konflik di Ambon. Disana prilaku dan sikap masyarakat terhadap masyarakat lain banyak negatif, sehingga anak mencontoh prilaku dan sikap tersebut. Yang pada akhirnya, semua prilaku itu menjadi miliknya. Karakteristik anak (kondisi saat ini) Kehidupan emosi, cendrung stabil dan agak terkontrol. Tapi pada saat-saat tertentu labil kembali dan terkadang meledak-ledak tergantung situasi dan kondisi. Kehidupan sosial, pada awalnya anak seringkali berteman hanya dengan anak-anak yang berasal dari Ambon. Atau anak-anak yang menurutnya mempunyai kesamaan, baik latar belakang atau kesukaan yang sama. Kemampuan akademik, kalau lagi sennang belajar cepat memahami pelajaran, dikelas nilainya paling tinggi. Motivasi belajarnya harus senantiasa di pupuk, karena motivasi ini sering naik turun. Penyebabnya jarang bisa di ketahui. Kebiasaan belajar semaunya sendiri sedangkan hoby anak adalah menyanyi dan baca puisi. Jelas sekali minatnya pada bidang musik dan seni.
Penyimpangan prilaku yang dihadapi Gejala prilaku yang tampak menonjol adalah mencuri dan berbohong, apabila marah membawa batu untuk memecahkan kaca atau dilempar pada orang. Faktor yang mempengaruhi prilaku tersebut berupa faktor eksternal yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang perhatian dan kurang memberikan kasih sayang. Lingkungan masyarakat yang bersitegang karena konflik. Sedangkan factor internal berupa ketidaksiapan/ belum matangnya perkembangan anak. Sehingga kurang bisa memahami apa yang sedang terjadi, tidak tahu apa yang harus saya lakukan, terbawa keadaan, dll. Dugaan sebab utama adalah ke dua faktor diatas. Upaya treatmennt yang sudah dilakukan Oleh neneknya di masukan ke SLB E Solo. Di Sekolah, guru berusaha memaksimalkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), melakukan pembinaan di asrama dengan cara memasukannya ke sana, dan melakukan pembinaan keagamaan. Treatment ini menghasilkan 75% keberhasilan.
Menanggulangi Kebohongan Anak Tunalaras Tujuan yang diharapkan anak mampu tidak berboong lagi. Strategi pencapaian yang digunakan adalah strategi yang sebisa mungkin menutup kesempatan anak untuk bisa berbohong. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan secara personal kepada anak, baik pendekatan emosinya dan pendekatan jati dirinya.
Bentuk latihan yang ingin di tumbuh kembangkan Lingkungan yang akan dilibatkan Bentuk keterlibatan Bentuk prilaku yang diharapkan Peluang Kendala Antisipasi kendala
TERIMA KASIH