Tommy's Window Slideshow Apakah Tuhan membuat Tommy's Window Slideshow KESALAHAN? ♫ Nyalakan speaker anda! KLICK UNTUK SLIDE BERIKUTNYA Copyright © 2009 Tommy's Window. All Rights Reserved
PENGANTAR: Firman yang dibagikan di sini menempatkan Allah kita sebagai seorang pembaharu, yang sering bertentangan dengan makhluk ciptaanNya yang menyukai kondisi statis (status quo) hasil pemikiran mereka. Pengajaran ini dilakukan dengan mempertanyakan cara-cara Allah menurut logika, alasan, dan pengertian/rasio manusia bahkan sudut pandang dunia, yang selalu berusaha melakukan sesuatu dalam cara yang ‘pantas’ dan ‘bisa diterima’. Rencana Tuhan bukanlah rencana manusia, seperti yang dinyatakan dalam Alkitab. Tuhan berbeda (dengan manusia). Anak-anakNya juga harus berbeda dan menghasilkan perubahan (yang baik).
Tidakkah lebih terhormat dan masuk akal kalau Raja atas segala raja, Yesus, dilahirkan di istana, perayaan kelahiranNya dihadiri oleh seluruh pejabat, dan dianugerahi hormat dan pujian oleh seluruh masyarakat? Kenyataannya, Dia dilahirkan di kandang domba yang kotor, berdekatan dengan sapi dan keledai, dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan, kelahirannya disaksikan oleh ‘segerombolan’ gembala yang berlutut di lantai di sampingNya.
Tidakkah lebih baik jika ayah duniawi-Nya, Yusuf, adalah seorang penguasa besar dan bukan hanya seorang tukang kayu biasa? Tidakkah akan lebih mudah bagi Yesus dan para pengikutNya, dan bukankah pelayanan-Nya akan lebih berhasil jika Dia memiliki dukungan dari pemerintahan yang berkuasa?
Bukankah memalukan bahwa orang tua-Nya harus menjadi pelarian karena ketidak-adilan, mereka harus melarikan diri seperti penjahat, ‘hanya’ karena mereka menjadi sarana kelahiran pemimpin dari Kerajaan Allah, yang berbeda dengan pemerintahan manusia? Tidakkah akan lebih baik untuk Yesus untuk hidup lebih layak dan nyaman, daripada harus mencari makan dari bulir gandum dari ladang orang lain, tidur di rumah orang asing termasuk di rumah sepasang kakak beradik yang cantik, Maria dan Marta, dan akhirnya juga dikuburkan di kuburan orang lain?`
--Itu semua julukan bagi Dia dari dunia ini! Kenapa Dia harus berhadapan/bertentangan dengan pemimpin agama yang ada, menolak hal-hal yang sudah lumrah, melawan tradisi, dan mengancam keberadaan kondisi statis, sehingga Dia akhirnya dihukum mati bersama dua penjahat dan memiliki reputasi sebagai teman pemungut cukai dan pemabuk dan pelahap, peminum anggur, pelanggar hukum, pengganggu kedamaian, orang fanatik yang kerasukan setan dan nabi palsu yang mengajarkan jalan sesat? --Itu semua julukan bagi Dia dari dunia ini!
Tidak bisakah Tuhan menggunakan cara yang tidak terlalu kontroversial, sehingga tujuanNya dicapai dengan cara yang lebih damai, lebih terhormat, dan lebih bisa diterima? Kenapa Dia harus dengan sengaja menentang struktur yang sudah ada? Kenapa dengan sengaja memilih sekumpulan nelayan miskin dan pemungut cukai yang dibenci sebagai murid-Nya?
telah membuat kesalahan? Bukankah Raja atas segala raja bisa mencapai kemajuan dengan lebih mudah dan pergerakanNya dimulai dengan lebih baik, jika saja Dia melakukan segalanya menurut standar manusia dan memilih murid-murid dari kaum Sanhedrin yang terpelajar, dan mendapat persetujuan dari rumah ibadat Yahudi dan ijin dari Imam Kepala dan pemerintah Roma? Bukankah Tuhan telah membuat kesalahan?
Orang bisa memaklumi jika Engkau berbuat sedikit kesalahan, Tuhan, jika Engkau memukuli para penukar uang di bait Allah satu kali saja, pemerintah mungkin akan melupakannya, tapi karena Engkau sering mengusir mereka dengan cambuk, menghancurkan peralatan, dan membuang semua uang – semua itu terlalu berlebihan! Suatu saat orang-orang pasti marah dan menyerangMu! Orang bisa memaklumi jika Engkau berbuat sedikit kesalahan, tapi karena Engkau terus menerus dan dengan keras kepala bertindak melawan semua kebiasaan dan hal-hal yang logis, bukankah semua itu tidak bijaksana, Tuhan?
Bukankah Engkau bisa memperbaiki taktik-Mu, Tuhan? Tentunya Engkau bisa memaklumi beberapa pelanggaran dan tidak selalu bertentangan dengan struktur agama yang ada -karena ajaran-ajaranMu yang revolusioner-? Apa yang Engkau harapkan dari orang-orang? Mereka pasti akan menuduh Engkau sebagai pemabuk dan pelahap, mabuk rohani, dan tokoh revolusi! Engkau tentu bisa sedikit‘menyesuaikan’ sikapMu dan ajaranMu supaya lebih mudah diterima, daripada saat Engkau memerintahkan muridMu untuk makan dagingMu dan minum darahMu? Wajar saja orang-orang mengira Engkau mengajarkan kanibalisme!
Sungguh, Engkau telah membuat semuanya menjadi sulit! Engkau membuat orang-orang sulit menerima Engkau, semuanya karena metode dan pesan-Mu yang begitu sulit untuk diterima, terutama bagi mereka yang sudah terbiasa dihormati! Engkau membuat pengabaran pada masyarakat terhormat ini sangat sulit, sulit menjelaskan mengapa Engkau begitu radikal dan kontroversial, benar-benar seorang revolusioner! Sungguh, Engkau telah membuat semuanya menjadi sulit!
Tidakkah Engkau perduli sedikitpun mengenai pendapat orang-orang? Tidakkah Engkau perduli mengenai apa yang dipikirkan orang lain mengenai Engkau dan pengikut-Mu? Tidakkah Engkau perduli mengenai isu-isu yang beredar mengenai Engkau dan para muridMu? Tuhan, kenapa Engkau timpakan itu pada kami? Kenapa Engkau harus menyulitkan kami saat kami mengajarkan tentang Engkau pada masyarakat? Karena tindakan-tindakan-Mu begitu sulit dimaafkan, tanggapan seperti apa yang Kau harapkan dari dunia ini? Mereka tentunya percaya pada apa yang mereka lihat dan dengar, dan cerita-cerita yang ada tidak menyenangkan!
Tuhan, ijinkan kami untuk memperbaiki metode-mu dan melunakkan Firman-Mu, dan menghilangkan sebagian aspek pelayanan-Mu yang terlalu kontroversial! Kami tidak ingin mengulangi kesalahan yang Kau lakukan! Kami harus belajar sesuatu dari kesalahan-kesalahan-Mu! Jika murid-murid-Mu sekarang ini mengikuti teladan-Mu dan bersikap tidak kompromi dengan dunia ini, mereka tidak akan memperoleh apa-apa selain masalah.
Tolong bantu kami supaya bisa lebih diterima di mata dunia ini! Tidak bisakah Engkau, untuk pelayanan kami, membuat keadaan lebih berimbang, sehingga kami tidak perlu menderita aniaya seperti yang Kau dan murid-murid-Mu alami? Bukankah kami seharusnya belajar sesuatu dari contoh kasus-Mu, tahu apa yang tidak bijak untuk dilakukan?
Tuhan, Engkau juga seharusnya lebih menghormati Bait Allah dan semua rumah ibadat. Engkau tahu rumah ibadah adalah dasar bagi semua agama; tanpa rumah ibadah, apa yang akan terjadi pada agama kita? Kenapa kita tidak mengikuti aturan baku ini? Bagaimana kami menjelaskan FirmanMu jika kami tidak memiliki aliran agama? Dan saat Engkau menubuatkan bahwa Bait Allah kaum Yahudi akan dihancurkan! Bukankan itu menistakan dan menghujat, dengan menubuatkan bahwa rumah Allah mereka pasti akan dihancurkan? Jika kami mengatakan hal seperti itu, siapa yang mau untuk terus mengikut Engkau, Tuhan?
Tidakkah Engkau melakukan kesalahan, Tuhan? Tidak adakah jalan lain untuk melakukan semuanya itu, memilih murid-murid dari kelas sosial lebih baik, menggunakan metode yang lebih diterima, dan mengajarkan Firman yang tidak radikal sehingga tidak ada yang akan marah dan membenci Engkau, Tuhan? Sebagian besar dari kami ingin memiliki reputasi yang baik dan disanjung serta dihormati oleh masyarakat! Sebagian besar dari kami tidak ingin muncul di kolom berita utama, terutama tidak untuk hal-hal yang memalukan. Sebagian besar dari kami juga tidak ingin di-cap sebagai orang fanatik.
Haruskah kami membakar jembatan di belakang kami, Tuhan, kenapa kami harus ditolak oleh dunia ini, hanya demi menjauhkan kami dari pengaruh dunia, hanya supaya kami tidak kembali ke hidup lama kami? Kenapa kami harus dijauhi orang sedemikian rupa hanya untuk dekat dengan-Mu? Haruskah kami membakar jembatan di belakang kami, sehingga kami tidak bisa kembali? Tidakkah Engkau meminta terlalu banyak, menjadikan kami sebagai orang buangan, seperti rasul Paulus, seperti rasul-rasul lainnya –begitu tidak berarti di mata masyarakat– seperti pengikut mula-mula: tidak layak, berkarakter ‘aneh’, fanatik dan ‘khusus’?
Jika kami berjalan sejauh itu, kami tidak akan pernah bisa kembali ke dunia! Masyarakat tidak akan mau menerima kami kembali. Ajaran-Mu bisa menimbulkan perpecahan dan pengkhianatan oleh yang tidak setia, seperti yang Yudas lakukan. Ajaran-mu bisa menyinggung banyak pengikut yang lemah, jumlah kami akan sangat sedikit, kami akan sangat kesulitan memuridkan orang untuk memiliki sikap setia, berdedikasi, dan iman yang demikian radikal, seperti yang pernah Engkau alami setelah perumpamaan tentang “ daging dan darah”!
Buang “cara yang biasa!” Cara yang biasa adalah hasil pemikiran manusia! Cara yang tidak terpikirkan dan tidak biasa, tidak konvensional dan tidak tradisional, tidak lazim dan tidak sesuai aturan baku manusia, bertentangan dengan pengharapan manusia, inilah cara yang digunakan Tuhan. “‘Karena rencanaKu bukanlah rencanamu, seperti jalanmu bukanlah jalanKu,’ demikian Firman Tuhan. ‘Seperti langit lebih tinggi daripada bumi, demikian juga jalanKu lebih baik dari jalanmu, dan rencanaKu lebih baik dari rencanamu.’” Siapakah yang dapat mengerti hikmat Allah, dan siapakah yang dapat mengajari Dia? Saat engkau mencoba mengerti rencana Allah meggunakan pikiran manusia, segera hentikan, karena rencana Tuhan tidak akan pernah berjalan seperti pemikiran manusia supaya jangan kita berkata, “Aku selamat oleh karena kekuatan-ku sendiri!”
Lagi pula, siapakah kita ini, sehingga kita mengajari Tuhan tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya? Tuhan tahu apa yang Dia lakukan, dan cara Dia melaksanakannya bukanlah hak kita untu mengetahuinya! Jadi mari kita berhenti memerintah Tuhan dalam cara melaksanakan rencanaNya. “Ayo Tuhan, lakukan ini seperti ini atau dengan cara itu, supaya kami diterima dan orang mau mengerti.” Lupakan mereka yang tidak mau diajar! Percayalah sepenuhnya pada Tuhan karena Dia tahu apa yang Dia lakukan! “Percayalah pada Tuhan dengan segenap hatimu: dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, dan Dia akan meluruskan jalan-jalan-mu.”
Tuhan tidak pernah membuat kesalahan! Bahkan kebodohan dalam Tuhan adalah lebih bijaksana daripada manusia, dan kelemahan dalam Tuhan adalah lebih kuat daripada manusia. Tidak ada jalan yang lebih baik selain jalan Tuhan. --Diadaptasi dari artikel milik David Brandt Berg File PowerPoint lainnya bisa diperoleh di: www.tommyswindow.com