Konseling Integratif (suatu pendekatan eklektik dalam konseling) Oleh Eko Susanto, M.Pd.,Kons. Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Disampaikan pada seminar dan workshop MGBK SMP Kota Metro – Lampung Selasa, 27 Nopember 2012
“Sukses bukan Segala-galanya yang lebih penting Segala-galanya Sukses” EKO SUSANTO 13 September 1983 Orang Lampung Asli tapi Suku Jawa SMP 22 BL : 2000 SMKN 2 BL : 2003 UNILA : 2008 PPK-UNP : 2009 PASCA-UNP : 2011 HP : 0813 691 498 53 Email : ekobkunila@gmail.com Blog : http://eko13.wordpress.com “Sukses bukan Segala-galanya yang lebih penting Segala-galanya Sukses”
Konseling Interaksi yang bersifat membantu Inti dan alat yang penting dari keseluruhan pelayanan bimbingan Proses bantuan antar pribadi untuk mencapai kemandirian yang beretika
Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan konseli (Jones, 1970 dalam Surya, 2009:1)
Konseling diperuntukkan bagi orang yang normal Konseling bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran, jangka pendek Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan-tujuan yang lebih terbatas dan konkrit
Unsur Konseling Konselor : orang yang terlatih Konseli : orang yang membutuhkan bantuan
4 Etika Dasar Konseling kerahasian, kesukarelaan, keputusan oleh klien sendiri, nilai dan norma
Tahap Konseling (1) pengantaran (introduction), (2) penjajakan (investigation), (3) penafsiran (interpretation), (4) pembinaan (intervention), dan (5) penilaian (inspection).
1 2 3 4 5 Tahap pengantaran Tahap penjajakan Tahap penafsiran Tahap pembinaan Tahapan penilaian
Keterampilan Dasar Konseling 1 attending : dapat dipahami sebagai kemampuan konselor dalam menunjukkan perhatian secara penuh kepada konseli sehingga konseli dapat terlibat dalam proses konseling (kontak mata, gerak tubuh, respon verbal, ekspresi) Respon Mendengarkan : klarifikasi, refleksi, rangkuman Keterampilan Memimpin : langsung ”Apa yang anda maksudkan dengan takut?” dan tak langsung ”Apa yang ingin anda bicarakan?” atau ”Bagaimana perasaan anda?”
Keterampilan Dasar Konseling 2 Memusatkan : ”Bagaimana perasaanmu tentang apa yang telah kita bicarakan?” Bertanya : ”Apa yang anda maksud dengan gagal?” Memantulkan : ”Dengan kata lain anda benci terhadap tingkah lakunya”. Konfrontasi : ”Anda mengatakan tidak tetapi mengapa masih Anda lakukan”. Interpretasi : ”Bukankah benar demikian, jadi apa yang salah dalam sikap tersebut?”
Fokus Penilaian (U-understanding) informasi dan pemahaman baru, (C-comfort) dicapainya keringanan beban perasaan, dan (A-action) direncanakannya kegiatan pasca konseling dalam rangka pewujudan upaya pengentasan masalah klien
Efektifitas Konseling Durasi waktu Motivasi konseli dan kualitas dukungan lingkungan Derajat kesehatan sebelum konseling Derajat kesehatan mental saat konseling Keterampilan konselor Motivasi konselor dan suasana yang mampu dikreasikan oleh konselor
Pengantaran : penerimaan, penstrukturan Penjajagan : pengungkapan diri, masalah dll Penafsiran : analisis, diagnosis Pembinaan : arah pengembangan, solusi, pembentukan tingkah laku Penilaian : orientasi hasil
Wasalammualaikum Wr. Wb. Terima Kasih