Metodologi Penelitian Kualitatif Tangerang, 23 Maret 2017 Mirza Shahreza, M.I.K 2017
Aliran Teori yang Mendasari Teori Budaya Spesies manusia: keanekaragaman ras, bahasa, dan juga secara budayawi yang terbentuk melalui hidup secara berkelompok dan lingkungan. Teori Fenomenologi Edmund Hussert, Max Weber (sosiolog) yang menekankan metode Verstehen (penghayatan, pemahaman interpretif) dalam upaya memahami tingkah laku manusia. Shelter “pengalaman fenomenologis”, melalui pengalaman itulah kita bisa memahami “fakta fenomenologis”. Teori Interaksionisme simbolik Charles Horton Cooley, George Herbert Mead, Robert Park (sosiolog),dll, yang menjelaskan tingkah laku manusia melalui analisis makna (manusia berbuat ke arah sesuatu atas dasar makna yang melekat pada sesuatu itu, makna berkembang dengan adanya interaksi antar manusia. Teori Etnometodologi fokus kepada bidang masalah yang diteliti (subject matter to investigate), bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari: hal konkret, praktis dan apa adanya.
Kuantitatif Vs Kualitatif QUALITATIVE QUANTITATIVE Menggali informasi yang mendalam. Mengapa Motivasi Discovery Explorasi Insight tindakan Mengukur tingkat kejadian. Berapa banyak tindakan. Pembuktian. Deskripsi.
Paradigma Kuantitatif vs Kualitatif Asumsi - Fakta sosial memiliki realitas yang objektif - Variabel dapat diidentifikasi dan dapat diukur hubungannya Realitas adalah dibangun secara sosial Variabel kompleks saling berhubungan sulit diukur, penggunaan term: faktor / konsep. Tujuan Generalisasi Penjelasan tentang sebab akibat Prediksi Tidak dapat digeneralisasikan Memahami situasi yang ada Pendekatan Dimulai dengan teori dan hipotesa Menggunakan instrumen formal Deduktif (umum khusus) Analisis komponen Mengolah data menjadi angka Empiris Hasil berupa hipotesa dan teori Peneliti sebagai instrumen Naturalistik Induktif (khusus Umum/ kesimpulan) Mencari pola-pola Mencari prularisme, kompleksitas Memperkecil penggunaan angka-angka Abstrak
Perbedaan Axioms (pandangan dasar) Kuantitatif Kualitatif Sifat realitas Realitas itu tunggal, kongkret teramati, dan dapat dipragmentasikan. Realitas itu bersifat ganda, hasil konstruksi dalam pengertian, dan holistic. Hubungan peneliti dengan yang diteliti Independen, suatu dualism. Interaktif, tidak dapat dipisahkan. Posibilitas generalisasi Bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements) Hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu (idiographic statements) Posibilitas membangun jalinan hubungan kausal Ada sebab-sebab riil yang secara temporal atau secara simultan senantiasa mendahului dan melahirkan akibat-akibat. Mustahil memisahkan sebab-sebab dengan akibat-akibat-nya sebab pada semua keadaan secara simultan. Perananan nilai Bebas nilai. Tidak bebas nilai. Posibilitas: konsep tentang kemugkinan yang dihasilkan dari pola pikir a priori (tanpa pengalaman) Statis (penalaran deduktif). Probabilitas: konsep yang berbicara soal peluang yang ditelurkan dari pola pikir a posteriori (lewat pengalaman) dinamis (penalaran induktif). Nomotetik Pengetahuan yang mencari hukum-hukum umum / keteraturan. Ideografik pengetahuan spesifik yang menyoroti gejala individual dan historis. Sumber: David D. Williams dalam Faisal (1990: 18)
Konsep Fundamental Studi Kualitatif: Pandangan Holistik (menyeluruh /tidak parsial). Konteksual (kondisi di mana suatu keadaan terjadi: tempat, ruangan, obyek/ subjek nyata, pemandangan, dsb). Perspectif emic (dari sudut pandang masyarakat yang diteliti) Perspectif etic (dari sudut pandang luar /peneliti tentang suatu realita) Orientasi tidak bebas nilai (menyatukan fakta dan nilai, spekulasi) panca indra (fakta) + keyakinan =Subjektif. Ket: positivis: bebas nilai memisahkan fakta (ilmiah murni) dan nilai-nilai diluar ilmu pengetahuan / kepentingan (politik, religius, ideologi, atau moral), prosedur baku, panca indra, penilaian sbg alat/ sarana dengan tujuan akhir meramalkan kejadian dan mengendalikannya, ilmu pengetahuan (proses) dikembangkan sesuai kebenaran fakta dan tidak tunduk dengan nilai / pertimbangan lain objektif. Konteks menurut faktor sosio-psikologis menyangkut faktor-faktor seperti status orang-orang yang terlibat dalam hubungan komunikasi, peran mereka, dan tingkat kesungguhannya. Dimensi pemilihan waktu atau tempo suatu konteks meliputi hari dan tentetan peristiwa yang dirasakan terjadi sebelum peristiwa komunikasi.
DESAIN PENELITIAN KUALITATIF Struktur dan sistematika penelitian kualitatif bersifat fleksibel Karena penelitian kualitatif bersifat subyektif dan tidak membuat generalisasi
15 ciri penelitian kualitatif: Subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti, jadi tidak sebagai objek atau yang lebih rendah kedudukannya. Data dikumpulkan dalam kondisi yang asli atau alamiah (natural setting) . Peneliti sebagai alat penelitian peneliti sebagai alat utama pengumpul data. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri melalui pengamatan dan wawancara Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Dalam pengumpulan data, data dideskripsikan dan ditulis dalam laporan. Penelitian kualitatif lebih mengutamakan proses daripada hasil dalam pengumpulan data, berbagai variabel yang saling mempengaruhi diperhatikan hasil dan akibatnya. Apa yang ada di balik tingkah laku manusia merupakan hal yang pokok bagi penelitian kualitatif. apa yang diucapkan dan dilakukan orang (subyek penelitian) dicari maknanya berdasar kerangka pemikiran dan perasaan dari subyek itu sendiri.
Mengutamakan data langsung atau "first hand" Mengutamakan data langsung atau "first hand". Peneliti dituntut untuk melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan. Menggunakan metode triangulasi secara ekstensif, baik tringulasi metode maupun triangulasi sumber data, untuk menghilangkan subyektivitas. data dikumpulkan dari berbagai sumber dan menggunakan berbagai metode, untuk meningkatkan obyektivitas. . Mementingkan rincian kontekstual. Peneliti mengumpulkan dan mencatat data yang sangat rinci mengenai hal-hal yang dianggap bertalian dengan masalah yang diteliti. Mengutamakan perspektif emik, artinya mementingkan pandangan subyek penelitian, yaitu bagaimana subyek memandang dan menafsirkan dunia dari sisi pendiriannya sendiri. Verifikasi. Menguji kebenaran data, misalnya melalui pengamatan terhadap kasus yang bertentangan atau negatif. Jika menggunakan sampel, pengambilan sampel dilakukan secara purposif. Sampelnya sedikit dan dipilih berdasar tujuan penelitian.
Menggunakan "Audit trail" Menggunakan "Audit trail". Mengecek kebenaran data dengan melacak (mengikuti jejak) pengambilan data peneliti harus mencantumkan metode pengumpulan dan analisis data, agar bisa dilacak. Misalnya menggunakan metode dokumenter (data yang ada di dalam arsip, foto, rekaman audio, rekaman video). Mengadakan analisis sejak awal penelitian. Data yang diperoleh langsung dianalisis, dilanjutkan dengan pencarian data lagi dan dianalisis, demikian seterusnya sampai dianggap mencapai hasil yang memadai. Teori bersifat dari dasar (grounded theory). Dengan data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dapat dirumuskan kesimpulan yang menjadi teori substantif.
DIAGRAM ALUR PENELITIAN Permasalahan Rekomendasi Tujuan Penelitian Kesimpulan Teori Pembahasan Metodologi DATA Hasil Komponen dasar Komponen dasar PROPOSAL HASIL PENELITIAN
Merumuskan Judul Penelitian Kualitatif Dalam merumusakan judul, Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan baik adalah sebagai berikut: Judul harus dituliskan dengan kalimat pernyataan, bukan pertanyaan. Contoh: “Peran Kelompok Belajar dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa”. Judul harus cukup jelas, singkat dan tepat. Judul harus berisi Konsep-Konsep yang akan diteliti. Judul harus dapat menggambarkan keseluruhan isi dari kegiatan penelitian. Judul penelitian harus menggambarkan: (bisa ditambahkan dengan sub judul). Sifat dan jenis penelitian, Objek yang diteliti, Subjek penelitian, Lokasi/daerah penelitian, dan Waktu terjadinya peristiwa (tahun).
Judul penelitian dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun berdasarkan pada masalah yang telah ditetapkan. Masalah sifatnya sementara dan holistik (menyeluruh) dan kemungkinan bisa berkembang setelah memasuki lapangan penelitian. Judul dalam penelitian kualitatif tidak mencerminkan variable, tetapi lebih pada upaya untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan mendalam serta berusaha menemukan teori.
Berikut contoh-contoh judul penelitian kualitatif: Efektifitas Komunikasi Organisasi Melalui Grup Whatsapp di Perusahaan X…. Penggunaan Smartphone Sebagai Saluran Komunikasi di Universitas.…. Pola Komunikasi Kelompok di Komunitas Paguyuban …… Model Komunikasi Penyuluhan di Desa …. Profil Calon Legislatif sebagai Komunikator Politik pada Pemilu ……Tahun .. Di.. Gaya Komunikasi kepemimpinan pada Perusahaan … Manajemen Komunikasi pada Perusahaan …. Peran Public Relations dalam Menangani Konflik Internal dan Eksternal Perusahaan… Strategi Komunikasi Partai Politik dalam Pilkada Banten
Garis Besar Desain Penelitian Kualitatif Bab I. Pendahuluan Latar belakang masalah Identifikasi masalah Pembatasan masalah Fokus masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian
LATAR BELAKANG MASALAH Isi Latar Belakang Masalah : Gambaran mengenai suatu keadaan tertentu ( harus didukung dengan data ). Adanya permasalahan atau adanya sesuatu yang perlu diungkap lebih jauh (Research Question) dari gambaran yang dipaparkan diatas. ( Permasalahan harus logis/masuk akal dan faktual/ada faktanya ) Adanya jawaban atau informasi sementara sehubungan dg. nomor 2 diatas (dari hasil penelitian pihak lain untuk topik yang sama atau dari Buku Teks yang menyoroti topik penelitian ini ) Adanya kejelasan mengenai informasi apa yang akan diperoleh dari penelitian ini (Tujuan Penelitian) dan apa manfaat informasi tsb (Manfaat Penelitian).
Bab II. Tinjauan Pustaka/Kerangka teoritis Teori/ Konsep (Grand – middle – applied) / (macro – messo – micro) Berisi referensi yang memberi penjelasan seputar permasalahan yang ada. Memuat referensi yang memberi jawaban terhadap permasalahan atau Research Question penelitian yang nampak pada Batasan Masalah. ( referensi bisa dari hasil penelitian atau buku teks yang terpercaya dan up to date ).
Garis Besar Desain Penelitian Kualitatif Bab III. Metode Penelitian Diskripsi latarbelakang (subjek/ objek) Tahap-tahap penelitian Metode/strategi/perspektif/paradigma penelitian Metode pengumpulan dan pencatatan data secara implisit menggambarkan juga operasionalisasi konsep Pemeriksaan keabsahan data Metode analisis dan interpretasi data Bab IV. Hasil Penelitian Analisis, Presentasi, dan Penafsiran Data Hasil Penelitian Bab V. Kesimpulan dan Saran
Perspektif dalam Penelitian kualitatif 1. Perspektif interpretif: Subyek diberi peran sebagai pembentuk fakta sosial, dan memperlakukan manusia sebagai manusia (bukan benda) Memahami kehidupan sosial berdasar subyektivitas individu dalam memaknai dunia sosialnya Pandangan dasar interpretif 1) Fenomenologi Prinsip dasar fenomenologi : Pengetahuan tidak dapat ditemukan di dalam pengalaman eksternal, tetapi di dalam kesadaran pada diri individu. 2) Hermeneutika Hermeneutika mengajukan pemahaman (verstehen) terhadap dunia kehidupan. Menurut hermeneutika, fenomena khas manusia adalah bahasa Bahasa mencerminkan realitas yang dialami penuturnya, dan apa yang dipikirkan oleh penuturnya.
2. Perspektif Konstruktivis 3) Interaksionisme Simbolik berprinsip bahwa orang-orang merespon makna yang mereka bangun sejauh mereka berinteraksi satu sama lain suatu simbol dianggap signifikan jika simbol itu memiliki makna yang sama di dalam suatu masyarakat. Penerapan perspektif interpretif dalam penelitian komunikasi a. Etnografi Komunikasi menggunakan lingkaran hermeneutika (pemahaman) dalam proses penelitian. b. Dramatisme dan Narasi memandang manusia sebagai aktor yang di atas panggung mataforis sedang melakukan perannya masing-masing. 2. Perspektif Konstruktivis Bagi para konstruktivis, realitas yang sebenarnya tidak bisa dimengerti yang bisa dimengerti adalah struktur konstruksi kita terhadap suatu obyek Realitas adalah kenyataan yang bisa dipahami oleh yang menangkapnya. Konstruktivis tidak berurusan dengan kenyataan yang sesungguhnya Pengetahuan yang dikonstruksi dianggap benar jika konsep atau pengetahuan dari sesuatu itu bisa dioperasionalkan.
3. Perspektif Teori Kritis Teori kritis mencoba membongkar/mengungkapkan kepentingan atau ideologi yang berada dibalik fenomena sosial Melakukan observasi dan memberikan kritik terhadap fenomena sosial Teori Kritis mengritik ketidak-adilan Di dalam masyarakat ada struktur yang menyebabkan timbulnya cara bermasyarakat (superstructure) seperti agama, politik, kepustakaan, dan seni, sehingga ada kondisi masyarakat tertentu (substructure) Menurut teori kritis: “suatu wacana (pidato, ceramah, tulisan) atau cara pandang terhadap realitas mempunyai orientasi ideologis pada paham tertentu.”
Metode Penelitian/Analisis Kualitatif Digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta Metode Analisis Teks lebih cocok untuk penelitian jurnalistik dan Periklanan, dan bisa digunakan pula untuk penelitian public relations analisis isi, analisis bingkai (frame analysis), analisis semiotika, analisis konstruksi sosial media massa, hermeneutika (penafsiran/interpretasi), analisis wacana dan penafsiran teks, analisis wacana kritis Metode Analisis Tema budaya lebih cocok untuk penelitian public relations analisis struktural , analisis domain, analisis taksonomi , analisis komponensial, analisis komparatif konstan, analisis grounded, etnologi. Metode Analisis Kinerja dan Pengalaman Individual, serta Perilaku Institusi lebih cocok untuk penelitian public relations Fokus group discusion (FGD), studi kasus, teknik biografi, sejarah hidup (life’s history), SWOT analysis, penggunaan bahan dokumenter, penggunaan bahan visual.
Model Analisis Kualitatif (Huberman dan Miles, 1994) Pengumpulan data Presentasi data Reduksi data Kesimpulan: Penarikan/verifikasi
STRATEGI PENELITIAN KUALITATIF (Sumber: Denzin and Lincoln, 1994) Strategi penelitian terdiri dari keterampilan, asumsi-asumsi, dan praktek yang digunakan oleh peneliti-sebagai-bricoleur (orang yang serba tahu/ profesional do it your self) ketika bergerak dari sebuah paradigma dan desain penelitian ke pengumpulan data empiris (Stake, 1994)
Dasar pemikiran Peneliti kualitatif berfikir secara historis, Interaksional, dan struktural. Berusaha mengidentifikasi keragaman manusia yang berperan/melakukan sesuatu di dalam periode historis tertentu secara sadar mempergunakan pengalaman mereka sebagai sumberdaya dalam penelitian Penelitian empiris dibentuk oleh komitmen paradigma dan oleh pertanyaan –pertanyaan yang selalu muncul bahwa paradigma atau perpektif interpretif apapun bertanya tentang pengalaman manusia Selalu berfikir secara reflektif, historis dan biografis Peneliti-sebagai-bricoleur selalu siap di dalam dunia pengalaman empiris ada dua hal yang dipertentangkan, yaitu desain penelitian dan strategi penelitian
Desain Penelitian 4 pertanyaan dasar yang menyusun isu desain: Bagaimana desain akan dikaitkan dengan paradigma yang digunakan? bagaimana materi empiris akan diinformasikan oleh, dan berinteraksi dengan, paradigma yang digunakan? Apa atau siapakah yang akan diteliti? Strategi penelitian apa yang akan digunakan? Metode atau alat penelitian apa yang akan digunakan?
Apa atau Siapa yang diteliti? Apa dan siapa dari penelitian kualitatif melibatkan kasus-kasus, atau contoh- contoh fenomena dan/atau proses sosial. Ada tiga pendekatan generik yang bisa diambil dalam menentukan apa/siapa yang diteliti: Kasus tunggal atau proses tunggal Contoh: meneliti media mingguan dengan melihat pola nonton dari sekelompok mahasiswa yang tinggal di satu rumah yang sama (Fiske, 1994) Sejumlah kasus pendekatan kasus kolektif Contoh: penelitian yang berfokus pada sejumlah kasus yang menganalisis sifat-sifat spesifik dan generik mereka. Berbagai kasus menguji berbagai kasus yang berbeda Contoh: penelitian Denzin (1987) tentang kekambuhan pada penyebar kesembuhan alkoholik dengan menguji tipe-tipe kekambuhan secara lintas tipe pada beberapa tipe pembawa kesembuhan yang berbeda.
Jenis-jenis Strategi Penelitian Kualitatif Studi kasus Etnografi dan Observasi Partisipan. Penerapan fenomenologi, etnometodologi, dan interpretif. Grounded theory Metode Biografis
Studi Kasus Kasus adalah sesuatu yang spesifik. Sebagian besar studi kasus bersifat kualitatif, walaupun tidak semua. Studi kasus umumnya dilekatkan pada paradigma naturalistik, holistik, kultural, dan fenomenologikal. Studi kasus bukan pilihan metodologis tetapi sebuah pemilihan subyek penelitian. Pada penelitian studi kasus, peneliti tertarik pada proses atau populasi kasus-kasus, bukan sebuah kasus individual. Masalah dalam studi kasus: bias, teori, trianggulasi, menceritakan cerita, pemilihan kasus, etika.
Studi Kasus Peneliti kasus secara rutin menyediakan informasi tentang sifat dari kasus, latarbelakang sejarahnya, hubungannya dengan konteks-konteks, serta mengenai informan mereka. Jenis-jenis studi kasus: Instrinsik: dilakukan karena peneliti tertarik ke-instrinsik-an dari kasus, bukan membangun teori atau karena hubungan kasus itu dengan kasus lainnya. Contoh: Bread and Dream: Case Study of Bilingual Schooling in USA (Kushner&Walker, 1982) Instrumental: bertujuan untuk menyediakan wawasan yang mendalam atau memurnikan teori. Seringkali kasusnya di[ilih karena merupakan tipikal dari kasus – kasus lainnya. Contoh: Boys in White: Studen Culture in Medical School (Becker et al., 1961) Kolektif: merupakan studi instrumental yang diperluas pada banyak kasus, yang dipercaya bahwa dengan memahami berbagai kasus tersebut akan membawa ke arah pemahaman yang lebih baik, atau berteori secara lebih baik. Contoh: Habit of the Heart: Individualism and Commitment in America Life (Bellah et al., 1985)
Studi Kasus Studi kasus khusus (Study of The Particular): Mencari apa yang umum dan apa yang khusus tentang suatu kasus, tetapi umumnya menyajikan sesuatu yang unik. Keunikannya bisa meresap, meluas ke: Sifat dari kasus Latar belakang sejarahnya Setting fisiknya Konteks-konteks lainnya, termasuk ekonomi, politik, hukum, dan estetika Kasus-kasus lain yang menyebabkan kasus itu dikenali Informan-informan yang menyebabkan kasus itu diketahui.
SAMPEL Informan Purposive sampling
Sampel pada Penelitian Kualitatif Pada penelitian kualitatif umumnya tidak dikenal adanya sampel, kalaupun ada maka sampel diambil secara non-probabilita yaitu purposif sampling (sesuai dengan tujuan penelitian) yang dijadikan sampel adalah para partisipan atau informan, yaitu mereka yang terlibat didalam fenomena/kejadian yang sedang diteliti. Menurut Morse (1994) ukuran sampel (jumlah orang yang dijadikan sampel) tergantung pada kepadatan /kejenuhan partisipan fenomena yang diamati dan strategi yang digunakan dalam penelitian itu. Sebuah fenomena bisa diteliti melalui beberapa strategi, antara lain: fenomenologi, etnografi, grounded theory, etnosains, dan etologi (ciri khas) kualitatif. Contoh yang diajukan Morse (1994) adalah fenomena kedatangan wisatawan kembali ke rumah sebagai sebuah pola kasih-sayang manusia.
Pertanyaan atau fokus penelitian Perbandingan strategi dalam melakukan penelitian hipotetis “Kedatangan dan Keberangkatan: Pola Kasih-Sayang Manusia” (Morse, 1994) Strategi Pertanyaan atau fokus penelitian Partisipan/ informan Ukuran sampel Cara pengumpulan data Tipe hasil penelitian Fenomenologi Apakah makna pulang ke rumah? Wisatawan yang pulang, pustaka fenomenologis, seni, puisi, dan diskripsi lainnya. Sekitar enam partisipan Wawancara mendalam Diskripsi reflektif mengenai pengalaman “seperti apakah yang dirasakan ketika pulang” Etnografi Seperti apakah situasi pintu gerbang kepulangan ketika pesawat internasional datang? Wisatawan, orang-orang yang melihat setting kedatangan wisatawan seperti awak pesawat, personal penyewaan mobil, petugas kebersihan, satpam, dll. Sekitar 30 – 50 wawancara Wawancara, observasi partisipan, rekaman: seperti statistik bandara Distkripsi tentang kejadian dari hari ke hari pada pintu gerbang kedatangan di bandara Grounded theory Pulang: penyatuan kembali keuarga. Wisatawan, anggota keluarga Sekitar 30 - 50 Wawancara mendapam, observasi Diskripsi tentang proses sosial psikologis dalam pengalaman kembali pulang Etnoscience Apa sajakah jenis wisatawan? Orang-orang yang melihat setting sehari-hari: awak pesawat, personal penyewaan mobil, petugas kebersihan, satpam, dll. Wawancara untuk memperoleh kesamaan dan perbedaan wisatawan, pengurutan kartu Taksonomi dan diskripsi jenis dan karakteristik dari wisatawan Etnologi kualitatif Apa saja perilaku penyambutan para wisatawan dan keluarganya? 100 – 200 unit – jumlah dari perilaku penyambutan Fotografi, video, pengodean Diskripsi tentang pola perilaku penyambutan
Kualitatif Teknik Mendalam Wawancara Diskusi Grup Fokus Partisipasi Observasi-
Wawancara Mendalam Probing: Elaborasi/penjelasan lengkap Klarifikasi Mengulangi jawaban Memberikan semangat Tunjukkan bahwa jawaban informan dimengerti Silent probe. Mengulangi pertanyaan Probing: penyelidikan, pemeriksaan. INFORMAN: Snowbolling Kontak personal Pendekatan kepada lembaga
Fokus Grup Diskusi
Observasi-Partisipasi Peneliti melakukan pengamatan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang dilakukan oleh obyek yang diteliti Observasi: Peneliti melakukan pengamatan terhadap obyek
Penggunaan FGD : WM FGD WM Interaksi Memperkaya Jawaban Subyek tidak Sensitif Topik Umum Materi Tidak Banyak Informan dapat disatukan Hasil Cepat Dana Terbatas Interaksi Tidak Produktif Subyek Sensitif Topik Kompleks Materi Luas dan banyak Informan tdk dapat disatukan Hasil Lama Dana Cukup
VALIDASI DATA Crosscheck dengan sumber data lain Triangulasi Sumber Crosscheck dengan sumber data lain Membandingkan dan melakukan kontras data Gunakan kategori informan yang berbeda Triangulasi Metoda Menggunakan beberapa metoda dalam pengumpulan data misal : FGD + observasi atau Observasi + WM Triangulasi Data atau Analisis Analisis dilakukan oleh lebih dari satu orang Minta umpan balik dari informan
RELIABILITASI DATA Melihat dan mengamati kembali videotape Mendengarkan berkali-kali audio tape Memeriksa kembali transkrip dari audio tape
METODE KUALITATIF Konseptual Pragmatis : Biaya, waktu, fleksibel Penggunaan Penelitian Kualitatif Menggali gagasan Mengembangkan studi kuantitatif Menjelaskan hasil penemuan kuantitatif Metode pengumpulan data utama
ANALISIS DATA KUALITATIF Menganalisis proses sosial yang berlangsung dan menganalisis makna dari fakta-fakta yang nampak di permukaan Digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta
Pengelompokan Analisis data Kualitatif Metode Analisis Teks lebih cocok untuk penelitian Journalistic, Broadcasting, Advertising, dan bisa digunakan pula untuk penelitian Public relations. Analisis Tema budaya (seni) lebih cocok untuk penelitian Public relations, Broacasting, Advertising. Analisis Kinerja dan Pengalaman Individual, serta Perilaku Institusi lebih cocok untuk penelitian Public relations.
Analisis Teks Analisis isi Analisis bingkai (frame analysis) Analisis semiotika Analisis konstruksi sosial media massa Hermeneutika = penafsiran/interpretasi Analisis wacana dan Penafsiran teks Analisis wacana kritis
Analisis isi (content analysis) terkait isi komunikasi (verbal/non verbal) lebih bersifat kuantitatif (obyektif, sistematis, manifes) Dalam penelitian kualitatif, analisis isi menekankan pada: Keajegan dari isi komunikasi secara kualitatif. Pemaknaan isi komunikasi Arti simbol-simbol Pemaknaan isi interaksi simbolis dalam komunikasi. Langkah-langkah analisis isi kualitatif: Menemukan fenomena komunikasi teramati Memilih unit analisis Untuk data komunikasi verbal disebutkan waktu dan tempat, serta alat komunikasi yang digunakan Untuk pesan komunikasi perlu identifikasi media pengantar pesdannya. Coding terhadap istilah, kata, kalimat yang relevan dengan tujuan penelitian, berdasar kategori dan klasifikasinya. Mendiskripsikan hasil analisis terhadap hubungan makna antar kategori
Analisis bingkai (frame analysis) melihat dan menemukan perspektif atau bingkai yang digunakan untuk mengamati, menganalisis, dan menginterpretasikan realitas sosial contoh, bingkai: reformasi, terorisme, pendidikan dll. Cara analisis bingkai pemberitaan: Identifikasi masalah Identifikasi penyebab masalah Evaluasi moral Memberikan saran pemecahan masalah Model analisis bingkai: Model Gamson dan Modiglani Model Media Package
Model Analisis Bingkai Gamson dan Modiglani STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT PENGAMATAN SINTAKSIS Cara wartawan menyusun fakta 1. Skema berita Headline news, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernytaan, penutup SKRIP Cara wartawan mengisahkan fakta 2. Kelengkapan berita 5W dan 1H TEMATIK Cara wartawan menilis fakta 3. Detail 4. Maksud kalimat, hubungan 5. Nominalisasi (penamaan) antar kalimat 6. Koherensi (pertalian) 7. Bentuk kalimat 8. Kata ganti Paragraf, proposisi RETORIS Cara wartawan menekankan fakta 9. Leksikon (kosa kata) 10. Grafis 11. Metafora 12. Pengandaian Kata, idiom, gambar/foto, grafik
Analisis Bingkai Model Media Package MEDIA PACKAGE (BUNGKUS MEDIA) CORE FRAME (BINGKAI INTI) CONDENSING SYMBOLS (memadatkan simbol-simbol) FRAMING DEVICE (wahana pembingkai) REASONING DEVICES (wahana penalaran) Metafors (matafora) Exemplar (peningkatan bobot makna) Catch phrases (istilah) Depiction (penggambaran) Visual images (citra visual) Root (analisis kausal) Apeal to principles (argumentasi pembenar analisis non kausal)
Analisis semiotika analisis berdasar pendekatan interpretif semiotika komunikasi menganalisis berdasar teori produksi tanda, dan berdasar proses komunikasi (faktor SMCR dan hal yang dibicarakan ) menganalisis isi berita/iklan secara keseluruhan dalam konteks sosial FOKUS ANALISIS SEMIOTIKA Hubungan antara penalaran dengan jenis penandanya: Qualisign tanda berdasar sifat: merah berarti berani. Sinsign tanda berdasar tampilan sebenarnya: gerakan/kata-kata kasar berarti kemarahan, ancaman. Legisign tanda berdasar aturan umum: tanda lalu lintas, isyarat tradisional seperti mengangguk. Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya: Ikon pelaksana fungsi penanda serupa bentuk obyeknya: gambar, foto, lukisan Indeks pelaksana fungsi penanda yang mengisyaratkan petandanya: suara, gerak, bau Simbol pelaksana fungsi penanda yang sudah lazim di masyarakat: makna gambar, makna suara, makna bau. Hubungan pikiran (penanda /reference) dengan jenis petandanya: Rheme or seme penanda yang bertalian dengan kemugkinan dipahami oleh petandanya Dicent or decisign or pheme penanda yang memberikan informasi tentang petandanya Argument penanda yang petanda akhirnya bukan benda tapi kaidah
Analisis konstruksi sosial media massa Analisis terhadap keberpihakan media di dalam proses konstruksi media Konstruksi sosial atas realitas adalah proses alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari (Berger dan Luckmann) melalui proses yang berlangsung lamban. Tahap-tahap konstruksi sosial media massa: 1) penyiapan mater, 2) sebaran materi, 3) pembentukan materi, 4) konfirmasi. Dalam tahap penyiapan materi ada hal penting: Keberpihakan media pada kapitalisme. Keberpihakan semu pada masyarakat. Keberpihakan kepada kepentingan umum Dalam tahap sebaran konstruksi, umumnya media berprinsip real time semua informasi harus sampai secepatnya. Dalam tahap pembentukan kontruksi: Terbentuk konstruksi realitas, dengan tahap-tahap : konstruksi realitas pembenaran, kesediaan dikonstruksi oleh media, pilihan konstruktif. Terbentuk konstruksi citra, yang dibangun dalam dua model: model good news (mengkonstruksi kebaikan) dan bad news (mengkonstruksi kejelekan). Dalam tahapkonfirmasi, media massa dan khalayak memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat pada pembentukan konstruksi.
Pemahaman hermeneutik: Hermeneutika = penafsiran/interpretasi melakukan penafsiran terhadap bahasa melalui penafsiran gramatikal dan penafsiran psikologis (dengan pemahaman dalam konteks makna tradisional) Hermeneutik adalah metode penafsiran terhadap bahasa melalui penafsiran gramatikal dan penafsiran psikologis. Pemahaman hermeneutik: Diarahkan pada konteks tradisional tentang makna. Melibatkan 3 kelas ekspresi kehidupan: Ekspresi linguistik muncul dalam bentuknya yang absolut. Ekspresi tindakan 1) tindakan teleologis (mempertahankan tujuan khusus melalui keputusan), 2) tindakan normatif (diarahkan kepada anggota kelompok), 3) tindakan dramaturgik (tindakan peserta yang ditujukan kepada masyarakat umum/khalayak), 4) tindakan komunikatif (interaksi dari setidaknya dua orang yang memiliki kemampuan bicara) Ekspresi pengalaman mencerminkan pengalaman hidup.
Analisis wacana dan Penafsiran teks memberikan penafsiran teks dengan melihat keajegan isi komunikasi, membaca simbol, dan memaknakan isi interaksi simbolis dalam komunikasi Analisis wacana merupakan salah satu cara untuk mempelajari makna pesan sebagai alternatif akibat terbatasnya analisis isi. Analisis wacana berpretensi memfokuskan diri pada pesan tersembunyi/laten Pretensi adalah muatan, nuansa, dan konstruksi makna yang laten dalam teks komunikasi. Analisis wacana menganalisis cara komunikator mengungkapkan pesannya. Analisis wacana beraliran kritis: 1. Menekankan unsur-unsur filosofis komunikasi. 2. Melihat struktur sosial sebagai konteks yang sangat menentukan realitas, proses dan dinamika komunikasi manusia. 3. Memusatkan perhatian kepada siapa yang mengendalikan komunikasi. 4. sangat yakin bahwa teori komunikasi manusia, khususnya teori komunikasi massa, tidak mungkin bisa menjelaskan realitas secara utuh dan kritis jika mengabaikan teori-teori sosial. Analisis wacana menggunakan pendekatan konstruksionisme.
Analisis wacana kritis penafsiran wacana dan teks berdasar pandangan kritis yang melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan kekuasaan, terutama dalam pembentukan subyek, dan berbagai tindakan representasi apa yang terjadi dimasyarakat Karakteristik analisis wacana kritis: Memahami wacana sebagai tindakan bertujuan: mempengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah, bereaksi dll. Mempertimbangkan konteks dari wacana latar, kondisi, situasi, peristiwa. Untuk mengerti suatu teks menempatkan wacana itu dalam konteks historis tertentu. Mempertimbangkan elemen kekuasaan dalam analisnya. Mengangap bahwa suatu wacana bertujuan mereproduksi dan meligitimasi dominasi dari kelompok dominan, yang salah satu strateginya adalah membuat kesadaran pada khalayak bahwa dominasi itu diterima secara taken for granted.
Analisis Tema Budaya Analisis struktural lebih banyak bersentuhan dengan medium-medium semiotika. Analisis domain digunakan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari obyek penelitian. Analisis taksonomi menggunakan pendekatan non-kontras antar elemen Analisis komponensial menggunakan pendekatan kontras antar elemen. Analisis komparatif konstan digunakan untuk membandingkan kejadian- kejadian yang terjadi saat peneliti melakukan analisis terhadap kejadian tersebut,secara terus menerus. Analisis grounded peneliti terjun ke lapangan tanpa membawa konsep, teori, dan hipotesis tertentu menemukan konsep, hipotesis, dan teori berdasar observasi. Etnologi mencari tema-tema budaya menggunakan tiga analisis yaitu: domain, taksonomi, dan komponensial.
Analisis Kinerja dan Pengalaman Individual, dan Perilaku Institusi Fokus group discusion (FGD) Studi kasus Teknik biografi Sejarah hidup (life’s history) SWOT analysis Penggunaan bahan dokumenter Penggunaan bahan visual
Analisis Tema Budaya Analisis struktural lebih banyak bersentuhan dengan medium-medium semiotika (sistem tanda), tetapi bisa digunakan untuk menganalisis fenomena masyarakat. lebih banyak digunakan dalam Antropologi (sistem kekeluargaan) dan Sosiologi (sejarah/asal usul fenomena sosial). Analisis domain digunakan untuk memperoleh gambaran seutuhnya dari obyek penelitian, tanpa merincikannya. Analisis taksonomik menggunakan pendekatan non-kontras antar elemen Analisis komponensial menggunakan pendekatan kontras antar elemen. Analisis komparatif konstan digunakan untuk membandingkan kejadian-kejadian yang terjadi saat peneliti melakukan analisis terhadap kejadian tersebut,secara terus menerus. Analisis grounded peneliti terjun ke lapangan tanpa membawa konsep, teori, dan hipotesis tertentu menemukan konsep, hipotesis, dan teori berdasar observasi. Etnologi mencari tema-tema budaya menggunakan tiga analisis yaitu: domain, taksonomi, dan komponensial. Kontras memperlihatkan perbedaaan yang nyata apabila diperbandingkan, (warna, rupa, ukuran, domain, makna, dst)
Penggunaan Analsisis Tema Budaya dalam Penelitian Komunikasi Analisis domain, analisis taksonomik, dan analisis komponensial adalah analisis terhadap domain-domain dan sub domain-sub domain atau elemen-elemen dari suatu fenomena yang diteliti, dengan menggunakan logika diskriptif. Jika teknis analisis domain menggunakan gambaran obyek penelitian secara umum atau tingkat permukaan, analisis taksonomik terfokus pada domain tertentu dan menganalisis bagian-bagian dari domain itu yang tidak menyolok perbedaannya (non-kontras) Analisis komponensial menggunakan teknik yang sama dengan analisis taksonomik, tetapi menganalisis bagian-bagian yang menyolok perbedaannya (kontras) Dalam penelitian komunikasi bisa digunakan untuk menganalisis kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi atau kelompok masyarakat berdasar domain- domainnya. Misalnya, suatu kegiatan public relations di suatu perusahaan di dalamnya ada domain-domain: pimpinan perusahan, petugas PR, manajemen menengah, pegawai dsb. Kemudian dilanjutkan dengan analsisis taksonomik atau komponensial.
Hubungan Semantik untuk menunjukkan variasi domain Contoh pada penelitian gelandangan di Surabaya Bentuk hubungan Jenis gelandangan Jenis X adalah jenis dari y Pemulung Ruang X adalah bagian dari y Sebab-sebab menggelandang Sebab-akibat X adalah sebab dari y Alasan memilih Surabaya Rasional/alasan X adalah alasan untuk melakukan y Konsentrasi gelandangan Lokasi kegiatan X adalah tempat untuk melakukan y Kiat mengatasi kebutuhan hidup sehari-hari Cara ke tujuan X adalah cara untuk melakukan y Fungsi gelandangan Fungsi X merupakan fungsi dari y Diadaptasi dari Bungin, 2007
Domain dan Taksonomi dalam penelitian dunia prostitusi di Surabaya ANALISIS DOMAIN ANALISIS TAKSONOMI Tempat prostitusi Bebas (panggilan) Resepsionis Makelar Telepon Teman Tukang becak Sopir taksi Penjual obat/ rokok Hotel Restoran Night club Panti pijat Disediakan Salon kecantikan Warung kopi Kaki lima Jalanan di Lokalisasi Klasifikasi prostitusi Tingkat pendidikan PT SLTA SLTP Tidak sekolah Kelas sosial Atas Menengah Bawah Tarif Mahal Sedang Murah Biologis Penyimpangan seksual Hiperseksual Emosional Balas dendam Pelampiasan Mencari perlindungan Motivasi Pemuasan Kebutuhan ekonomi Domain berikutnya Taksonomi berikutnya Sumber: Bungin, 2007
Analisis Komponensial dalam penggunaan Alas kaki DOMAIN ALAS KAKI ANALISIS KOMPONENSIAL Sub-subdomain alas kaki yang biasa dipakai Fungsi Struktural Sepatu Alas kaki yang dipakai pada kegiatan formal Atribut kekayaan dan status sosial seseorang yang umumnya dipakai oleh seorang pria Sepatu olahraga Alas kaki yang dipakai pada kegiatan olahraga atau santai Sepatu hak Atribut kekayaan dan status sosial seseorang yang umumnya dipakai oleh seorang wanita Sendal Alas kaki yang dipakai pada kegiatan tidak formal Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan, dan biasanya dipakai oleh pria dan wanita Selop
Analisis Kinerja dan Pengalaman Individual, dan Perilaku Institusi Fokus group discusion (FGD) digunakan untuk meneliti pemecahan masalah kelompok atau tanggapan suatu kelompok terhadap suatu fenomena, misalnya masalah kenakalan remaja, acara televisi tertentu, kriminalitas dll tangapan kelompok yang terlepas dari kepentingan-kepentingan individual anggotanya. Studi kasus analisis terhadap sebuah fenomena (kasus) unik yang terjadi pada sebuah individu atau sebuah unit sosial tertentu (single –case), atau pada beberapa unit sosial tertentu (multiple-case) Teknik biografi menganalisis sejarah hidup seseorang (biografi atau autobiografi) dengan mengungkap domain-domain sejarah penting dan jati diri orang tersebut. Contoh: History of Communication Studi tulisan E.M Rogers, yang didasarkan pada biografi Wilbur Schramm dan para tokoh ilmuwan komunikasi lainnya.
Analisis Kinerja dan Pengalaman Individual, dan Perilaku Institusi Sejarah hidup (life’s history) menggunakan sejarah hidup orang (-orang) untuk mendiskripsikan reaksi, interpretasi atau tanggapan masyarakat tertentu terhadap sebuah realitas sosial. Contoh: Film The Sleeper untuk menggambarkan tanggapan masyarakat Kayu Agung terhadap kriminalitas. SWOT analysis analisis terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (oportunity), dan ancaman (threats). Untuk mendapatkan alternatif dalam implementasi suatu kebijakan suatu institusi. Penggunaan bahan dokumenter digunakan untuk mendukung analisis data pada penelitian lainnya. Penggunaan bahan visual untuk menjelaskan hubungan-hubungan sejarah , serita-cerita dll.
Terima Kasih mirzashahreza@gmail.com WA: 081519405934 FB: Mirza Shahreza Instagram: mirza_Shahreza Twitter: @MirzaShahreza Blog: mirzashahreza.wordpress.com