BAB 8 PENJADWALAN
DEFINISI PENJADWALAN Pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu kegiatan operasi. Penjadwalan bertujuan meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.
Contoh Kasus Seorang guru di sekolah menyanyi Bina Vokalinda sedang mempersiapkan suatu pertunjukkan yang terdiri atas 5 buah lagu dan akan dibawakan oleh 5 siswa. Setiap lagu akan dinyanyikan oleh satu siswi dengan iringan piano oleh siswa yang lain (Jumlah siswa keseluruhan hanya ada 5). Ninuk, Anita, dan Rina bisa menyanyi. Tini, Tokiwati, dan Rina bisa bermain piano. Rina harus menvanyikan lagu ketiga. Tokiwati harus memainkan piano untuk lagu keempat. Seorang siswa tidak boleh tarnpil dua kali berturut-turut. Pertanyaan: Jika Ninuk tiba-tiba sakit sehingga tidak mungkin tampil, maka pernyataan-pernyataan di bawah ini pasti benar KECUALI : a. Rina menyanyi lagu pertama b. Tini bermain piano untuk lagu pertama. c. Anita menyanyi lagu kedua. d. Anita menyanyi lagu keempat. e. Rina bermain piano untuk lagu kelima
Jika pada soal disebut bahwa Ninuk tiba-tiba sakit, maka jadwal menyanyi akan dapat disusun sebagai berikut:
Jawaban e (Rina bermain piano untuk lagu kelima) Dengan jadwal penyanyi seperti di atas, maka dapat dipastikan Rina TIDAK AKAN BERMAIN PIANO (karena ada kondisi bahwa seorang siswa tidak boleh tampil dua kali berturut-turut). Sehingga hanya ada satu kemungkinan jadwal, yaitu: Dari pilihan dapat dilihat bahwa pilihan e. (Rina bermain piano untuk lagu kelima) adalah salah. Jawaban e (Rina bermain piano untuk lagu kelima)
PENJADWALAN SEBAGAI FUNGSI SISTEM VOLUME PRODUKSI Sistem volume terproduksi dapat dibagi dalam tiga kelompok,yaitu : sistem volume tinggi, sistem volume menengah, dan sistem volume rendah
TEKNIK PENJADWALAAN Dalam Sistem Produksi Tinggi (Mass Production): Penyeimbangan lini (line balancing) Dalam Sistem volume produksi menengah (batch production): Penjadwalan melalui waktu habis (run-out time). Dalam Sistem volume produksi rendah (jobbing-shop production ): Penjadwalan melalui loading dan sequencing.
PENYEIMBANGAN LINI (LINI BALANCING) Penyeimbangan lini (line balancing) bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilitasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar stasiun kerja (work station).
PT Januari merupakan suatu industri perakitan komponen elektronika PT Januari merupakan suatu industri perakitan komponen elektronika. Untuk membuat suatu komponen audio visual diperlukan urutan kegiatan dan waktu proses sebagai berikut. Tabel 9.1. Elemen kegiatan pembuatan komponen audio visual pada PT Januari Tugas Tugas Pendahulu Waktu (menit) A B C D E F G H I - C, F 6 2 3 7 10 5 4
Dalam bentuk diagram jaringan kerja, kegiatan produksi itu dapat digambarkan sebagai berikut. C G H I D E F
Dalam menyusun keseimbangan lini, terdapat dua faktor yang perlu diketahui yaitu Jumlah waktu seluruh tugas Waktu elemen tugas terlama (terpanjang).
Dalam contoh ini, jumlah seluruh tugas 42 menit, yang menunjukan waktu siklus maksimum yang mungkin. Sementra waktu elemen tugas terpanjang ialah 10 menit (waktu untuk mengerjakan tugas G), merupakan waktu siklus minimum yang mungkin. Jumlah komponen yang akan diproduksi adalah 40 buah barang. 480 menit/hari adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua komponen. Waktu maksimal yang dibutuhkan untuk membuat 1unit barang adalah 12 menit/unit. Jumlah minimum stasiun kerja (work station) yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus sbb : N = K × T = T WO WS Dimana : N = jumlah minimum stasiun kerja (buah) T = jumlah waktu seluruh tugas (menit/unit) = ∑ t1 K = Kapasitas (output) WO= waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan barang WS = waktu maksimal untuk menyelesaikan 1 unit barang
6 2 3 A B C 10 5 4 G H I 7 3 2 D E F
Tetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia. Dengan menggunakan pendekatan ini, pengelompokan penugasan dilakukan dengan prosedur sbb. Tetapkan tugas yang dapat dipilih, yaitu tugas yang tidak ada tugas lain yang mendahuluinya atau tugas yang mendahuluinya sudah selesai dikerjakan. Tetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia. Tetapkan penugasan pada suatu stasiun sampai maksimal. Lanjutkan ke stasiun kerja berikutnya dengan mengulangi prosedur di atas sampai selesai semua penugasan.
Tujuan penyeimbangan lini Meningkatkan efisiensi dengan meminimalkan waktu kosong stasiun kerja.
Efisiensi dan waktu kosong (dalam menit) dapat dihitung dengan rumus : N × WS
Tugas yang dapat dipilih Perhitungan heuristik dalam Penyeimbangan Lini Stasiun kerja Waktu yang tersedia Tugas yang dapat dipilih Tugas yang cocok Penugasan (waktu) Waktu kosong I 12 6 4 1 A, B D, B D, C D A, D B C - A (6) B (2) C (3) II 5 2 E F D (7) E (3) F (2) III G H G (10) IV 7 3 H (5) I (4) Waktu kosong = N x WS – T Waktu kosong (%) = 100% - efisiensi (%)
METODE RUN OUT-TIME Merupakan teknik penjadwalan yang sering digunakan dalam satuan pemrosesan secara batch Run-out time (ROT) menunjukkan berapa lama suatu produk tertentu akan habis dari persediaan, atau dalam bentuk rumus : ROT = Tingkat Persediaan Rata – Rata Permintaan
Aturan penjadwalan dalam ROT Menjadwalkan yang memiliki ROT paling kecil lebih dulu. Setelah selesai satu tahap penjadwalan (lot) kemudian di evaluasi kembali untuk menentukan produk yang memiliki ROT terkecil lagi, demikian seterusnya.
Line Processes Faktor penting dan patut diperhatikan dalam waktu peralihan : bagaimana caranya mengurangi waktu peralihan agar mendekati nol.
Kepentingan pertama dari line proses Menemukan lot yang ekonomis dengan biaya terkecil Contoh produk yang dihasilkan melalui line process : penyejuk ruangan Kulkas Microwave Ban mass produk.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan metode Run Out Time adalah sebagai berikut : Melakukan pendataan terhadap masing-masing produk meliputi data permintaan (sediaan dalam unit-kolom 2, permintaan mingguan dalam unit-kolom 3) dan data produksi (ukuran lot dalam unit-kolom 5, kecepatan produksi dalam unit permingguan kolom 6 dan waktu produksi dalam minggu-kolom 7) lihat tabel 1. Menghitung Run Out Time (waktu habis) – kolom 4 – masing-masing produk dengan cara membagi sediaan dengan permintaan per unit (Ri = Ii / di), di mana Ri = Run Out Time (waktu habis) produk ke-i Ii = Inventory (sediaan) produk ke-i Di = Demand (permintaan) produk ke-i
Contoh kasus ROT (run out time) Akhir minggu 0,5 Akhir minggu 1,5 Akhir Minggu 3 Akhir Minggu 3,5 Produk Sediaan Permintaan Waktu Ukuran Kecepatan (1) Unit Mingguan Habis, Lot, Produksi Produksi, Habis (2) minggu Unit/minggu Minggu (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (3) (4) (5) (6) (7) A B C D E F Total 2,100.00 550.00 1,475.00 2,850.00 1,500.00 1,700.00 10,175.00 200.00 100.00 150.00 300.00 1,150.00 10.50 5.50 9.83 9.50 7.50 8.50 450.00 1,000.00 500.00 800.00 1,200.00 900.00 1.00 0.50 2.00 1.50 2,000.00 950.00 1,400.00 2,700.00 1.400.00 1,600.00 10,050.00 1,00 9.33 9.00 7.00 8.00 1,800.00 850.00 1,250.00 2,400.00 9,700.00 8.33 10.00 700.00 1,025.00 1,950.00 2,300.00 9,175.00 6.83 6.50 11.50 650.00 2,200.00 9,100.00 6.33 7.67 11.00
Intermitten Process Yaitu proses penjadwalan yang terputus-putus. Persoalan penjadwalan intermitten ini adalah bagaimana mengelola antrean-antrean pekerjaan. Penjadwalan proses intermitten dalam pabrik, mirip dengan sistem Material Requirement Planning (MRP).
Kegiatan tergolong dalam operasi intermitten Pabrik Rumah sakit Kantor Sekolah
Karakteristik Intermitten Process Setiap titik yang mengalir, mempunyai banyak titik awal dan akhir, tidak bersambungan. Aliran tak teratur disebabkan oleh tata letak proses menurut kelompok mesin atau keahlian dalam pusat kerja.
Jenis Penjadwalan Operasi dalam Intermitten Process Ada 3 bagian besar jenis penjadwalan operasi, yaitu: Input-Output Control Loading Sequencing
Input-output Control Input terlalu sedikit menyebabkan pemanfaaatan mesin rendah, tenaga kerja menganggur, dan biaya per unit yang tinggi. Proses input-output control ini dengan mudah digambarkan seperti analogi hidraulika. Input Input control output Beban
Loading Penjadwalan total jam atau banyaknya pekerjaan yang digunakan untuk mendapatkan gambaran kasar kapan pesanan dapat dikirim atau apa sajakah kapasitas telah terlewati.
Pendekatan yang sering dipakai dalam loading Gantt chart (bagan Gantt) Metode penugasan (assignment method)
Bagan gantt Merupakan alat bantu yang berguna dalam pembebanan pada produksi dengan volume rendah.
Guna Loading Menentukan kapasitas yang dibutuhkan Tanggal jatuh tempo pengiriman Aliran kerja yang lancar.
Waktu kosong yang direncanakan untuk perbaikan mesin atau ruang kerja Kasus Suatu perusahaan pembuat kipas angin menerima pesanan untuk membuat empat jenis kipas angin, misalnya model A,B,C, dan D, untuk keperluan tertentu. Proses produksi dari setiap jenis kipas angin berbeda urutan dan waktunya. Jadwal proses produksi dan pembebanan kerja untuk setiap pusat kerja dapat digambarkan dalam suatu bagan Gantt sbb: Pusat Kerja Hari senin selasa rabu Kamis jumat sabtu Bengkel logam A B D C Bengkel mesin Bengkel listrik Bengkel cat Waktu kosong yang direncanakan untuk perbaikan mesin atau ruang kerja
Loading atau pembebanan terbagi 2: Pembebanan maju (forward loading) Pembebanan mundur (backward loading)
Forward Loading Asumsi yang digunakan pada forward loading adalah Kapasitas berhingga (Definite Capacity). Asumsi Definite Capacity digunakn untuk menentukan kapasitas yang dibutuhkan pada setiap periode waktu untuk mencapai penyelesaian paling cepat.
Backward loading Asumsi yang digunakan pada backward loading adalah tanggal jatuh tempo dari pekerjaan yang selalu diberikan. Backward loading dimaksudkan untuk menghitung kapasitas yang dibutuhkan pada tiap pusat kerja untuk setiap perode waktu.
Kasus : Suatu perusahaan mendapat pesanan 2 pekerjaan, A dan B, yang keduanaya diproses dengan menggunakan fasilitas mesin yang sama. Perusahaan ini menggunakan aturan first come first serve, sehingga pekerjaan A yang datang lebih dulu mendapat prioritas untuk diselesaikan lebih dulu. Kedua pekerjaan dijadwalkan harus selesai dalam waktu 10 hari. Saat ini tidak ada pekerjaan dalam proses sehingga semua fasilitas dapat digunakan untuk mengerjakan kedua pekerjaan itu. Tabel berikut menunjukkan uruta proses yang diperlukan untuk mengerjakan poekerjaan A dan B, serta waktu proses yang diperlukan pada tiap musim Urutan proses Pekerjaan A Pekerjaan B Mesin Waktu (jam) 1 A 2 3 B C
Keterangan: : Pekerjaan A Penjadwalan maju dan penjadwalan mundur dari pekerjaan A dan B digambarkan sebagai berikut. a). Penjadwalan maju Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 b). Penjadwalan mundur Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Keterangan: : Pekerjaan A : Pekerjaan B
Sequencing (pengurutan) Sequencing mencakup penentuan urutan pekerjaan yang diproses. Pengurutan menentukan urutan pekerjaan yang harus dikerjakan pada suatu pusat kerja.
Beberapa aturan prioritas yang umum dalam sequencing: FCFS (First Come First Serve), pekerjaan yang datang lebih awal pada suatu pusat kerja akan dikerjakan lebih dulu. Aturan ini banyak digunakan pada bank, supermarket, kantor pos, dan sebagainya. SPT (Shortest Processing Time), pekerjaan yang paling cepat selesainya mendapat prioritas pertama untuk dikerjakan lebih dulu. Cara ini seringkali diterapkan bagi perusahaan perakitan atau jasa. EDD (Earliest Due Date), pekerjaan yang harus selesai paling awal dikerjakan lebih dahulu.
Disamping ketiga aturan tersebut dikenal juga beberapa cara, antara lain: Critical ratio (CR) pekerjaan yang ratio antara Due Date terhadap lama waktu kerja paling kecil mendapat prioritas lebih dulu Dalam least slack (LS) pekerjaan yang memiliki slack time terkecil mendapat prioritas untuk dikerjakan terlebih dahulu.
beberapa terminologi yang dipakai : Lama proses menunjukan waktu yang diperlukan untuk memproses pekerjaan itu sampai selesai. Waktu selesai menunjukkan total waktu suatu pekerjaan berada pada sistem. Waktu selesai ini mencakup lama proses ditambah dengan waktu menunggu sampai pekerjaan yang bersangkutan mendapat giliran diproses. Jadwal selesai (Due Date) merupakan batas waktu yang diharapkan pekerjaan yang bersangkutan telah selesai diproses (jatuh tempo), yaitu beberapa hari sejak pekerjaan masuk kedalam sistem. Keterlambatan menunjukkan jumlah hari keterlambatan dari batas yang diharapkan selesai, yaitu perbedaan antara waktu sampai selesai dan jadwal selesai. Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan (Average Completion Time), dihitung dari jumlah waktu selesai semua pekerjaan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata waktu penyelesaian yang renggang dapat memperkecil jumlah persediaan dalam proses yang pada akhirnya dapat mempercepat pelayanan. Rata-rata waktu keterlambatan (Average Job Lateness), dihitung dari jumlah keterlambatan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata keterlambatan yang rendah menunjukkan waktu pengiriman (Delivery Time) yang lebih cepat. Rata-rata jumlah pekerjaan pada sistem (pusat kerja) adalah rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem (baik yang sedang menunggu maupun yang sedang diproses) dari awal sampai pekerjaan terakhir selesai diproses. Rata-rata jumlah pekerjaan yang sedikit menunjukkan sistem dalam keadaan longgar (tidak penuh).
Kasus CV Maart memiliki lima pekerjaan yang akan diproses dengan menggunakan suatu pusat kerja yang sama. Data waktu proses dan kapan pekerjaan yang bersangkutan harus selesai ditunjukkan dalam table berikut ini. Diasumsikan kedatangan pekerjaan secara berturut-turut adalah A, B,C, D, dan E. Pekerjaan Lama Proses Jadwal Selesai A 10 15 B 6 C 11 21 D 12 18 E 9 16
Tabel Pengurutan Berdasarkan Metode FCFS Urutan Pekerjaan (kedatangan) Lama Proses Waktu Selesai Jadwal Selesai Keterlambatan A 10 15 B 6 16 C 11 27 21 D 12 39 18 E 9 48 32 140 65 Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan = Jumlah Waktu Selesai = 140/5 = 28 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata waktu keterlambatan = Jumlah Keterlambatan = 65/5 = 13 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata jumlah pekerjaan dalam system = Jumlah Waktu Selesai = 140/48 = 2,91 Lama Proses
Tabel Pengurutan Berdasarkan Metode SPT Urutan Pekerjaan Lama Proses Waktu Selesai Jadwal Selesai Keterlambatan B 6 10 E 9 15 16 A 25 C 11 36 21 D 12 48 18 30 130 55 Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan = Jumlah Waktu Selesai = 130/5 = 30 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata waktu keterlambatan = Jumlah Keterlambatan = 55/5 = 11 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata jumlah pekerjaan dalam system = Jumlah Waktu Selesai = 130/48 = 2,7 Lama Proses
Tabel Pengurutan Berdasarkan Metode EDD Urutan Pekerjaan Lama Proses Waktu Selesai Jadwal Selesai Keterlambatan B 6 10 A 16 15 1 E 9 25 D 12 37 18 19 C 11 48 21 27 132 56 Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan = Jumlah Waktu Selesai = 132/5 = 26,4 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata waktu keterlambatan = Jumlah Keterlambatan = 56/5 = 11,2 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata jumlah pekerjaan dalam system = Jumlah Waktu Selesai = 132/48 = 2,75 Lama Proses
Kasus Terdapat 6 pekerjaan yang akan diurutkan melalui operasi dua tahap, yaitu melalui Pusat I lebih dulu kemudian dilanjutkan di Pusat II. Data waktu proses dari masing-masing pekerjaan itu sebagai berikut. Pekerjaan Waktu Pusat I Pusat II A 5 B 4 3 C 14 9 D 2 6 E 8 11 F 12
penyelesaian pengurutan pekerjaannya sebagai berikut. Pekerjaan dengan waktu terpendek adalah D selama 2 jam pada Pusat I, maka D ditempatkan di urutan pertama. Pekerjaan dengan waktu terpendek berikutnya adalah B selama 3 jam pada Pusat II, maka B ditempatkan di urutan terakhir, diperoleh : Pekerjaan dengan waktu terpendek berikutnya adalah A selama 5 jam, baik pada Pusat I maupun Pusat II. Secara sembarang, pilih mengurutkannya ke belakang sebelum B, diperoleh : Pekerjaan dengan waktu terpendek berikutnya adalah E selama 8 jam pada Pusat I, urutkan ke depan setelah D, diperoleh : Pekerjaan C mempunyai waktu terpendek berikutnya, yaitu 9 jam di Pusat II. Oleh karena itu, C ditempatkan di urutan sebelum A. Tinggal satu pekerjaan yang tersisa, yaitu F, tempatnya ada di urutan ketiga setelah E, sehingga diperoleh : D B D A B D E A B D E F C A B
Thank’s For Your Attention Kelompok 7