MODUL XIV REGRESI DAN KORELASI (2) 8. KORELASI LINEAR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MODUL 8 KORELASI 1 PENGERTIAN KORELASI
Advertisements

Analisis Korelasi dan Regresi Linier Sederhana
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINEAR SEDERHANA
Analisis Korelasi dan Regresi Linier Sederhana
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER
Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda
Hubungan Antar Sifat.
BAB 15 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
ANALISIS EKSPLORASI DATA
Regresi linier berganda dan Non linier Tugas Mandiri 01 J0682
Regresi Linier Berganda
PRESENTASI STATISTIKA DESKRIPTIF Nama : Elfira Suryani NIM : Kelas : 11.2A.04 Kelompok : 7 press.com.
Kelompok 7 Marselina Mettasari Devi Jayanti
REGRESI LINEAR SEDERHANA
BAB 15 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
ANALISIS REGRESI.
ANALISA REGRESI & KORELASI SEDERHANA
Dosen pengasuh: Moraida hasanah, S.Si.,M.Si
REGRESI LINEAR.
Regresi Berganda Statistika Ekonomi II Pertemuan Ke 10
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER
REGRESI DAN KORELASI.
Analisis Korelasi dan Regresi linier
Analisis Korelasi & Regresi
Analisis Korelasi & Regresi
MODUL XIII REGRESI DAN KORELASI 1. Regresi Linear
Regresi dan Korelasi Linier
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER
Regresi Linier Berganda
STATISTIK II Pertemuan 14: Analisis Regresi dan Korelasi
Analisis Korelasi dan Regresi
STATISTIKA ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
Korelasi dan Regresi Aria Gusti.
D0124 Statistika Industri Pertemuan 19 dan 20
Pertemuan ke 14.
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012
STATISTIK II Pertemuan 14: Analisis Regresi dan Korelasi
Pertemuan ke 14.
REGRESI LINEAR SEDERHANA
Regresi Linier Berganda
Matakuliah : I0014 / Biostatistika Tahun : 2005 Versi : V1 / R1
Uji Konstanta (a) Regresi Linear Sederhana
PERAMALAN DENGAN GARIS REGRESI
REGRESI LINIER DAN KORELASI
Regresi Linier Sederhana
Program Studi Statistika Semester Ganjil 2012
PENDAHULUAN Dalam kehidupan sering ditemukan adanya sekelompok peubah yang diantaranya terdapat hubungan alamiah, misalnya panjang dan berat bayi yang.
Analisis Korelasi & Regresi
MUHAMMAD HAJARUL ASWAD
Disampaikan Pada Kuliah : Ekonometrika Terapan Jurusan Ekonomi Syariah
Agribusiness Study of Programme Wiraraja University
Analisis korelasi Nama Kelompok : - Rahmad Arifan HR ( )
Pencocokan Kurva / Curve Fitting
REGRESI 1 1.OBSERVASI 2.PENGAMATAN 3.PENGUKURAN (Xi, Yi)
Regresi Linier Berganda
REGRESI LINEAR.
Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi dan Korelasi Linear
05 Praktikum Total Quality Management
ANALISIS REGRESI & KORELASI
REGRESI LINEAR SEDERHANA
Bab 4 ANALISIS KORELASI.
Korelasi dan Regresi Linier Sederhana & Berganda
BAB VIII REGRESI &KORELASI BERGANDA
REGRESI LINEAR.
Korelasi dan Regresi Aria Gusti.
Korelasi dan Regresi Aria Gusti.
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI
1 ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA Bentuk persamaan regresi dengan dua variabel indenpenden adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 Bentuk persaman regresi.
Transcript presentasi:

MODUL XIV REGRESI DAN KORELASI (2) 8. KORELASI LINEAR Kita akan membicarakan masalah pengukuran hubungan antara dua peubah X dan Y dan bukan meramalkan nilai Y dari pengetahuan mengenai peubah bebas X seperti dalam regresi linear. Sebagai misal, bila X menyatakan besarnya biaya iklan dan Y besarnya penjualan tahunan total, maka mungkin akan timbul pertanyaan dalam diri kita apakah penurunan biaya iklan juga kemungkinan besar diikuti dengan penurunan nilai penjualan tahunan. Dalam kasus lain, bila X adalah umur suatu mobil bekas dan Y nilai jual mobil tersebut, maka kita membayangkan nilai-nilai X yang besar berpadanan dengan nilai-nilai Y, yang kecil. Dan sebaliknya nilai-nilai X yang kecil berpadanan dengan nilai-nilai Y yang besar. Analisis Korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah, demikian melalui sebuah bilangan yang disebut Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi Linear, sebagai ukuran hubungan linear antara dua peubah acak X dan Y dan dilambangkan dengan r. Jadi r mengukur sejauh mana titik-titik menggerombol sekitar sebuah garis lurus. Oleh karena itu dengan membuat diagram pencar bagi n pengamatan { (xi, yi) I = 1,2,…,n} dalam contoh acak kita, dapat ditarik kesimpulan tertentu mengenai r. Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan positif, maka ada korelasi positif yang tinggi antara kedua peubah. Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan negative, maka antara kedua peubah itu terdapat korelasi negative yang tinggi. Korelasi antara kedua peubah semakin menurun secara numeric dengan semakin memencarnya atau menjauhnya titik-titik dari suatu garis lurus. Bila titik-titiknya mengikuti suatu pola yang acak, dengan kata lain tidak ada pola, maka kita memperolah korelasi nol dan disimpulkan tidak ada hubungan linear antara X dan Y http://www.mercubuana.ac.id

6 6 6 6 6 (6)(1292) (68)(112)  i1  i1    Maka kita mempunyai bilangan yang menyatakan proporsi keragaman total nilai-nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai-nilaipeubahX melalui hubungan linear tersebut. Jadi suatu korelasi sebesar r = 0,6 bermakna bahwa 0,36 atau 36% di antara keragaman total nilai-nilai Y dalam contoh kita dapat dijelaskan oleh hubungan linearnya dengan nilai-nilai X. Contoh 12 Hitung dan tafsirkan koefisien korelasi bagi data berikut ini : Jawab : X (tinggi) 12 10 14 11 12 9 Y (bobot) 18 17 23 19 20 15 6  i1 6  i1 6  i1 xi = 68 yi = 112 xiyi = 1292  6 i1  6 i1 xi2 = 786 yi2 = 2128 Dengan demikian (6)(1292) (68)(112) [(6)(786) (68)][(6)(2128) (112)] r= = 0,947 Koefisien korelasi sebesar 0,947 menunujkkan adanya hubungan linear yang sangat baik antara X dan Y. Karena r2 = 0,90 maka kita dapat mengatakan bahwa 90% di antara keragaman dalam nilai-nilai Y dapat dijelaskan ole hubungan linear dengan X Koefisien korelasi contoh r merupakan sebuah nilai yang dihitung dari n pengamatan contoh. Contoh acak berukuran n yang lain tetapi diambil dari populasi yang sama biasanya akan menghasilkan nilai r yang berbeda pula. Dengan demikian kita dapat http://www.mercubuana.ac.id

n n n n n JKG =  i1     3 1,947 0,053 2 R2Y 12, = 1 - Z= ln = 3,12 2 6. Keputusan ;; Tolak H0 bahwa antara keduapeubah tidak ada hubungan linear 9.KORELASI GANDA DAN PARSIAL Konsep korelasi linear dan koefisien determinasi, memberikan ukuran dan kebaikan-suai terhadap garis regresi kuadrat terkecil bagi segugus data yang bepasangan. Konsep tersebut juga dapat diperluas pada kasus peubah ganda. Misalkan hubungan antara nilai-nilai peubah takbebas Y dengan peubah bebas X1 dan X2 dapat diperjelas melalui persamaan regresi berganda µY|X1,X2, = β0 + β1x1 + β2 x2 yang diduga dari contoh acak { (x1i , x2i , yi) ; i = 1,2,…,n } melalui persamaan regresi contoh kuadrat terkecil Ý = b0 + b1 x1 + b2 x2 Koefisien determinasi berganda contoh yang dilambangkan dengan R2Y menunjukkan proporsi keragaman total nilai-nilai peubah Y yang dapat diterangkan 12 , oleh model yang digunakan. Kita mendefinisikan R2Y mendefinisikan r2, Jadi JKG R2Y 12, = 1 - (n 1)Sy2 12 , tepat seperti ketika kita n  i1 JKG = (yi – ý )2 Tetapi sekarang ý merupakan nilai ramalan bagi Y yang diperoleh dengan cara memasukkan ( x1i , x2i ) untuk i = 1,2,…,n ke dalam persamaan regresi berganda. JKG diganti, dengan rumus  n i1 n i1 n i1 n i1 JKG = http://www.mercubuana.ac.id yi2 – b0    yi - bi xi yi - b2 x2i yi