KONSEP REHABILITASI GANGGUAN MATA DAN TELINGA By : Irma Nur Amalia, S.Kep.,Ners
REHABILITASI Menurut Peraturan Pemerintah No. 36/1980, tentang usaha kesejahteraan Sosial rehabilitasi didefinisikan sebagai suatu proses fungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan penderita cacat mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Cont…. Rehabilitassi medik : pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intervensi medik, keterampilan fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal
Jenis rehabilitasi Pelayananan Fisioterapi Adalah bentuk pelayanan kesehatan untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi organ tubuh dengan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapiutik dan mekanis), pelatihan. Pelayanan Okupasi Terapi Adalah Pelayanan kesehatan untuk mengembangkan, memelihara, memulihkan fungsi dan atau mengupayakan kompensasi/adaptasi untuk aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living), produktivitas, dan waktu luang melalui remediasi dan fasilitasi.
Pelayanan Terapi Wicara Adalah bentuk pelayanan kesehatan untuk memulihkan dan mengupayakan kompensasi/adaptasi fungsi komunikasi, bicara dan menelan dengan melalui pelatihan remediasi, stimulasi dan fasilitasi (fisik, elektroterapiutis dan mekanis) Pelayanan Ortotis-Prostetis: Adalah salah satu bentuk pelayanan keteknisian medik yang ditujukan kepada individu untuk merancang, membuat dan mengepas alat bantu guna pemeliharaan dan pemulihan fungsi, atau pengganti anggota gerak.
Pelayanan Psikologi Adalah bentuk pelayanan untuk pengembangan, pemeliharaan mental emosianal serta pemecahan problem yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi sakit, penyakit dan cedera. Pelayanan Sosial Medik Adalah bentuk pelayanan pemecahan masalah sosial akibat dari suatu keadaan/kondisi sakit, penyakit atau cedera untuk bisa kembali ke masyarakat.
UNSUR REHABILITASI Dalam rehabilitasi, ada 4 unsur yang saling berhubungan dan mempengaruhi kehidupan (performance model ) : Kardiorespirasi Sensorimotor (aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, bergerak) Kognitif (bekerja dan belajar) Psikososial (bermain, hubungan interpersonal).
Rehabilitasi pada Persepsi Sensori Aspek sensorimotor (penginderaan) sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, berkontribusi daam : Orientasi dan Mobilisasi Aksesibilitas Komunikai Korespondensi
Sensory Training Merupakan suatu metode untuk bagaimana mengintegrasikan semua sensori-sensori yang masih ada pada seseorang. Latihan-latihan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan secara maksimal dengan fungsi yang minimal. Sensory integration dan neuro developmental therapy : semua unsur-unsur yang sangat berhubungan dengan sistem saraf pusat harus diaktifkan melalui latihan stimulasi yang dilakukan terus-menerus.
Sensory training terdiri dari berbagai macam langkah seperti latihan menggunakan dan menajamkan sensori lain yang masih berfungsi (auditory perceptual, visual perceptual, dan kinestetik), meningkatkan sensitivitas rangsang taktil, memaksimalkan stimulasi vestibular dan proprioseptif. pengembangan konsep (spasial dan struktur bangunan) dan kemampuan motorik.
Rehabilitasi Sistem Pendengaran Rehabilitasi pendengaran adalah suatu prosedur yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan komunikasi bagi orang yang mengalami gangguan pendengaran 3 prinsip yang digunakan : amplifikasi, auditory training, dan oral communication methods.
Auditory Training Implikasi Gangguan : gangguan motorik, sensorik, kognitif, intepersonal dan intrapersonal Identifikasi gangguan dan prevensi awal kerusakan Identifikasi kemampuan pendengaran yang tersisa
Pendekatan yang digunakan ada 2 jenis : Pendekatan oral untuk membantu dan mengembangkan kemampuan oral Pendekatan manual yaitu untuk membantu dan mengembangkan kemampuan bahasa dengan menggunakan sensori yang masih ada (biasa diajarkan dengan menggunakan bahasa isyarat)
Pendekatan Carhart dalam auditory training : mampu menyadari adanya suara (membuat pasien dapat menyadari adanya suara, memahami bahwa suara itu mempunyai arti) diskriminasi suara yang umum/general (mengajari bahwa sumber bunyi berbeda menghasilkan suara yang berbeda, membedakan suara intensitas tinggi dan rendah, nada tinggi, nada rendah, durasi suara) diskriminasi yang lebih spesifik pada suara yang simpel (kalimat-kalimat simpel sapaan seperti ‘selamat pagi’, ‘apa kabar’)