KOMUNIKASI
Klik di sini untuk melanjutkan KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian KOMUNIKASI EFEKTIF ahasiswa dapat menguraikan KOMUNIKASI FEKETIF Mahasiswa dapat mempraktikan teknik komunikasi efektif Klik di sini untuk melanjutkan
KOMUNIKASI ADALAH KUNCI KESUKSESAN TIM KERJA 70 % KERJA KOMUNIKASI
PROSES KOMUNIKASI MEDIA KOMUNIKATOR KOMUNIKAN PESAN FEED BACK
TULISKAN PENGALAMAN PRIBADI ANDA PERIHAL SALAH KOMUNIKASI DGN SIAPA BAGAIMANA AKIBATNYA
DAMPAK KOMUNIKASI YANG TIDAK EFEKTIF Salah pengertian sehingga salah bertindak Salah faham sehingga membawa ke konflik yg dapat berkepanjangan Timbulnya perasaan dianggap sepele/terhina Timbul kesan sok kuasa Merasa tidak dimengerti Tidak ada diskusi karena salah satu pihak terlalu dominan Persoalan yang ada tidak mendapat jalan untuk pemecahan Menimbulkan praduga untuk komunikasi di lain waktu Menghambat salah satu pihak atau keduanya bisa berpikir jernih
Faktor-faktor yang menyebabkan komunikasi tidak efektif MASALAH KOMUNIKASI HAMBATAN FISIK HAMBATAN SEMANTIK HAMBATAN PSIKOLOGIK HAMBATAN CARA KOMUNIKASI
HAMBATAN FISIK Kelelahan Sakit Alat komunikasi tidak berjalan baik Kondisi luar terlalu bising/ gaduh/ tidak nyaman Kelainan tubuh: tuli, gagap Jarak terlalu jauh, tak ada alat pengeras suara Sambil lalu (sambil mengerjakan hal lain: menyopir, mengetik, dsb)
HAMBATAN SEMANTIK Hambatan peristilahan Hambatan bahasa Hambatan kebiasaan penggunaan bahasa tubuh Hambatan kultural
HAMBATAN PSIKOLOGIK KENALILAH AUDIENCE ANDA KENALILAH KAWAN BICARA Hambatan values Hambatan karena praduga Hambatan karena kondisi emosionalitas Hambatan karena peran-peran yang digelar pada saat berkomunikasi Hambatan karena pengalaman sebelumnya Hambatan karena harapan/ expectation KENALILAH AUDIENCE ANDA KENALILAH KAWAN BICARA ANDA
HAMBATAN KARENA CARA KOMUNIKASI KETIDAK MAMPUAN MENJADI ACTIVE LISTENERS HEARING ISN’T LISTENING Listening perlu konsentrasi lebih besar, tatap mata, mencatat, bertanya Bahasa tubuh yang penuh perhatian, sopan dan etis Pembicara yang bicara terlalu cepat dan terlalu banyak LACK OF ASSERTIVENESS Biasa agresif atau sebaliknya, submisif. Tidak responsif, tidak atentif
Tidak bisa merasakan perasaan orang lain TIDAK BISA BEREMPATI Tidak bisa merasakan perasaan orang lain Tidak mampu menempatkan diri pada posisi orang lain GAYA KOMUNIKASI Terbiasa bicara, seperti boss, tukang kritik, tukang perintah, suka cari kesalahan, sinis, suka menyindir Terbiasa seperti tukang berontak, menantang, menjatuhkan, menghina Terbiasa diam, tidak merespon, tetapi tidak melakukan apa yg disepakati
TRANSACTIONAL ANALYSIS MENGAPA PENTING DALAM KOMUNIKASI ? GEJALA KETIDAK-NYAMANAN KOMUNIKASI Baru saja mulai sudah merasa tidak enak Awalnya bagus, di tengah-tengah pembicaraan terasa tidak enak, padahal materi komunikasinya OK Salah satu merasa disepelekan atau direndahkan Setiap diberitahu seperti tak mendengarkan Salah satu merasa tidak pas dengan gaya atau bahasa tubuh
PENGERTIAN DASAR Analisis 1. EGO-STATE: PARENT-ADULT-CHILD egostates 2. BEBERAPA EGO-STATE YANG LAIN Analisis 3. TRANSAKSI KOMPLEMENTER transaksi 4. TRANSAKSI CROSS 5. ULTERIOR TRANSACTION 1. NURTURING 2. CRITICAL ADULT 1. NATURAL 2. ADAPTIVE: A. REBELLIOUS B. COMPLIANT P A C
EGOSTATES Nurturing parent (NP) Memahami orang lain: “you’re ok message”, “do message” Menilai dari segi kebaikan, membesarkan hati, memberi perhatian, ijin, dukungan Nada suara khas:simpatik, hangat, memuji, peka terhadap need orang lain, mengarahkan Perilaku khas: menepuk punggung, senyum pujian, penuh pengertian, kebanggaan Misal: ‘pekerjaanmu bagus’, ‘hebat’; anak yg tampan’; ‘jangan kuatir’ nanti saya bantu.
Critical parent (CP) Menggurui; “you’re not ok message”; “don’t message” Menilai dari segi buruk, moralistik, menghakimi, otoriter Nada suara khas: mencemooh, marah, merendahkan, kritis, muak Perilaku khas: mengerenyitkan dahi, menunjuk-nunjuk, wajah tegang marah Misal: ‘sungguh memalukan’; ‘kamu harus bisa…’; jangan tanya-tanya terus
Adult (A): Menunjukkan pengolahan data, memproses, logis, rasional mengajukan fakta, suka menganalisis, ingin tahu, tidak menghakimi Pikiran terbuka, penuh minat, percaya diri Nada suara khas: jelas, tenang, bertanya Perilaku khas: santai, perhatian, kontak mata Misal: bagaimana, bisa, kapan, mari kita lihat lagi, sekarang jam 11.45
Natural child (NC): Spontan, emosi, ingin tahu, enerjik Nada suara khas: keras, cepat, banyak kata seru Perilaku khas: tertawa berderai, menjerit, menunjukkan perasaan apa adanya Misal: “saya mau’; ‘wouw’; ‘asyik’
ADAPTIVE CHILD: C Compliant Child (CC) Menunjukkan I’m not ok, mengalah, menunda, pasif, mengeluh Nada suara khas: merengek, merajuk, menggumam Perilaku khas: memandang ke bawah, berulang mengangguk, gigit jari, dendam Misal: ‘saya berusaha keras’; ‘tolong dong’; bolehkan?’
REBELLIOUS CHILD (RC) Menunjukkan I’m not ok, tetapi dengan sarkastik, berontak, menantang Nada khas: nada tinggi, suara keras, banyak kata seru Perilaku khas: menantang, mengajak bertanding, menyepelekan
Egostate yang tidak efektif 1. Critical parent 2. Rebellious child 3. Compliant child Rebellious child dan compliant child biasanya merangsang terjadinya sikap critical parent Sebaliknya, critical parent biasanya merangsang rebellious dan compliant child
TRANSAKSI SETIAP TRANSAKSI DIMULAI DARI PENEMPATAN PERAN SI PEMBICARA parent: meminta orang lain mengikuti keinginannya/pendapatnya dengan mengatasnamakan suatu alasan luhur, kebiasaan, keharusan. parent berharap lawan bicara menggunakan ego ‘child’ yang menuruti adult: mengajak,meminta orang lain menganalisis, diskusi, mencari fakta, bicara faktual, mengolah, mempridiksi. adult berharap agar lawan bicara juga menggunakan ego ‘adult’. mengajak logis. child: meminta atas nama kebutuhan sendiri (kadang logis), mengajak lawan bicara menuruti kemauannya, dengan ego child juga. child juga mengajak suasana relaks, guyon