HIFA DAN MISELIUM Email : nick.astuti@yahoo.co.id Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium (tunggal = mycelium, jamak = mycelia).
Pertumbuhan Hifa dan miselium Hifa tumbuh dari spora yang melakukan germinasi membentuk suatu tuba germ, dimana tuba ini akan tumbuh terus membentuk filamen yang panjang dan bercabang yang disebut hifa, kemudian seterusnya akan membentuk suatu massa hifa yang disebut miselium (Gambar 4.1). Pertumbuhan atau perpanjangan hifa dimulai dengan pembelahan inti, yaitu dapat dimulai dari bagian tengah yang disebut pertumbuhan interkalar, atau dari bagian ujung hifa yang disebut pertumbuhan apikal.
Gambar. 4.1. Germinasi spora kapang dan perpanjangan sel dalam pembentukan hifa
Kapang dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan struktur hifanya, yaitu: (1) hifa tidak bersekat atau nonseptat, pada kelas Phycomycetes (Zygomycetes dan Oomycetes). (2) hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam ruangan-nrangan, dimana setiap ruangan mempunyai satu atas lebih inti sel (nukleus) (Gambar 4.2), pada Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Dinding penyekat yang disebut septum (jamak = septa) tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih bebas bergerak dari satu ruangan ke ruangan lainnya.
Gambar 4.2. Bentuk hifa nonseptat dan septat.
SIFAT-SIFAT BEBERAPA JENIS KAPANG Mucor Ciri-ciri spesifik Mucor (Gambar 4.9a) adalah sebagai berikut: 1. Hifa nonseptat 2. Sporangiofora tumbuh pada seluruh bagian miselium, bentuknya sederhana atau bercabang 3. Kolumela berbentuk bulat, silinder atau seperti buah advokat 4. Spora halus dan teratur 5. Suspensor zigospora sama besar (Gambar 4.9b) 6. Tidak membentuk stolon, rhizoid atau sporangiola (sporangia kecil yang mengandung beberapa spora).
Gambar 4.9. (a) struktur mucor, (b) pembentukan zigospora pada mucor (frazier dan westhoff)
Rhizopus Zygorrhynchus Zygorchynchus banyak ditemukan pada tanah dan mempunyai sifat-sifat dan ciri seperti Mucor, hanya bedanya suspensor zigospora tidak sama besar dan muncul dari cabang yang berdekatan pada hifa yang sama (homothallik). Rhizopus Rhizopus sering disebut juga kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Spesies Rhizopus yang umum ditemukan pada roti adalah R. stolonifer dan.R. nigricans. Selain merusak makanan, beberapa spesies Rhizopus juga digunakan dalam pembuatan beberapa makanan fermentasi tradisional, misalnya R. oligosporus dan R. oryzae yang digunakan dalam fermentasi berbagai macam tempe dan oncom hitam.
Ciri-ciri spesifik Rhizopus (Gambar 4.11) adalah sebagai berikut: 1. Hifa nonseptat 2. Mempunyai stolon dan rhizoid yang warnanya gelap jika sudah tua 3. Sporangiofora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid 4. Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam 5. Kolumela agak bulat dan apofisis berbentuk seperti cangkir 6. Tidak mempunyai sporangiola 7. Membentuk hifa vegetatif yang melakukan penetrasi pada substrat, dan hifa fertil yang memproduksi sporangia pada ujung sporangiofora 8. Pertumbuhannya cepat, membentuk miselium seperti kapas.
Gambar 4. 11. Rhizopus: (A) Pelczar Et Al Gambar 4.11. Rhizopus: (A) Pelczar Et Al. (1997), (B) Frazier Dan Westhoff (1978)
Pertumbuhan seksual, yaitu dengan membentuk zigospora, dan pertumbuhan aseksual pada Rhizopus diperlihatkan pada Gambar 4.12. Kapang ini bersifat heterothallik, dimana reproduksi seksualnya membutuhkan dua thallus yang berbeda matingnya (thallus positif dan negatif).
Gambar 4.12. Siklus Kehidupan Seksual Dan Aseksual Pada Kapang Roti Rhizopus Stolonifer (Pelczar Et Al., 1977)
Ciri-ciri spesifik Thamnidium (Gambar 4.13) adalah sebagai berikut: Kapang jenis Thamnidium, misalnya T. elegans, sering tumbuh pada daging yang disimpan pada ruangan pendingin. Ciri-ciri spesifik Thamnidium (Gambar 4.13) adalah sebagai berikut: 1. Hifa nonseptat 2. Sporangiofora membawa sporangium besar pada ujungnya dan sekumpulan sporangiola di bagian bawah, dekat dengan dasar. Sporangiola adalah sporangium kecil yang mengandung dua sampai duabelas atau lebih spora, dan tumbuh dari percabangan sporangiofora.
Gambar 4.13. Thamnidium (Frazier Dan Westhoff, 1978).
Aspergillus Aspergillus tersebar luas di alam, dan kebanyakan spesies sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies bahkan digunakan dalam fermentasi makanan. Grup A. niger mempunyai kepala pembawa konidia yang besar yang dipak secara padat, bulat dan berwarna hitam, coklat-hitam atau ungu-coklat.konidianya kasar dan mengandung pigmen. Grup A. flavus-oryzae termasuk spesies yang penting dalam fermentasi beberapa makanan tradisional dan untuk memproduksi enzim, tetapi kapang dalam grup ini juga sering menyebabkan kerusakan makanan. A. oryzae digunakan dalam fermentasi tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia dalam grup ini berwama kuning sampai hijau, dan mungkin membentuk sklerotia.
Ciri-ciri spesifik Aspergillus (Gambar 4.14) adalah sebagai berikut: 1. Hifa septat dan miselium bercabang, biasanya tidak berwarna, yang terdapat di bawah permukaan merupakan hifa vegetatif, sedangkan yang muncul di atas permukaan umumnya merupakan hifa fertil. 2. Koloni kompak. 3. Konidiofora septat atau nonseptat, muncul dari "foot cell" (yaitu sel miselium yang membengkak dan berdinding tebal). 4. Konidiofora membengkak menjadi vesikel pada ujungnya, membawa sterigmata dimana tumbuh konidia. 5. Sterigmata atau fialida biasanya sederhana, berwarna atau tidak berwarna. 6. Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam. 7. Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37oC atau lebih.
Gambar 4.14. Aspergillus (Frazier dan Westhoff, 1978).
Penicillium Kapang Penicillium banyak tersebar di alam dan penting dalam mikrobiologi pangan. Kapang ini sering menyebabkan kerusakan pada sayuran, buah-buahan dan serealia. Penicillium juga digunakan dalam industri untuk memproduksi antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi oleh P. notatum dan P. chrysogenum. Dalam pematangan keju digunakan, misalnya keju Camembert oleh P. camemberti yang konidianya berwarna abu-abu, dan keju biru (Roqueforb) oleh P. requeforti yang konidianya berwarna hijau kebiruan.
Penicillium dibedakan atas beberapa grup dan subgrup, dan terdiri dari banyak spesies. Jenis ini dibedakan atas beberapa grup besar berdasarkan percabangan dari kepala yang membawa spora yang disebut penisili (yang berarti sikat kecil), dengan bentuk-bentuk sebagai berikut (Gambar 4.15b): 1. Penisilus tunggal dan sederhana, disebut monovertisilata 2. Penisili ganda dan simetris, disebut bivertisilata 3. Penisili kompleks (polivertisilata) dan simetris 4. Polivertisilata tidak simetris.
Ciri-ciri spesifik Penicillium (Gambar 4.15a) : 1. Hifa septat, miselium bercabang, biasanya tidak berwarna. 2. Konidiofora septat dan muncul di atas permukaan, berasal dari hifa di bawah permukaan, bercabang atau tidak bercabang. 3. Kepala yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigmata atau fialida muncul dalam kelompok. 4. Konidia membentuk rantai karena muncul satu per satu dari sterigmata. 5. Konidia pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiruan atau kecoklatan.
Gambar 4.15. (A) Struktur Penicillium, (B) Bentuk Kepala Spora (Frazier Dan Westhoff, 1978)
Trichothecium Salah satu spesies Trichothecium, yaitu T. roseum, berwarna merah muda dan sering tumbuh pada kayu, kertas, buah-buahan seperti apel, peach dan kantalop, serta pada sayur-sayuran, misalnya pada ketimun. Kapang ini mudah dikenali karena kumpulan konidianya yang terdiri dari dua sel yang terdapat pada ujung konidiofora yang pendek. Pada tempat perlekatan dengan konidiofora (Gambar 4.16).
Gambar 4.16. Trichothecium (Frazier Dan Westhoff, 1978)