PUISI/PBIN4213 Sarana retorika Sarana Retorika: Sarana kepuitisan yang menuntut pembaca/pendengar untuk memikirkan efek yang ditimbulkannya (hal: 9.4). Fungsi Sarana Retorika: alat untuk mengajar pembaca berpikir tentang hal-hal yang ada dalam puisi dan dapat menarik manfaat dari puisi bagi kehidupan pembaca (hal: 9.5).
Jenis-jenis Sarana retorika 1. Pleonasme: sarana retorika dengan mengulang keterangan. Contoh: Kami mengalun/di samudra-Mu, Bersorak gembira/tinggi membukit, Sedih mengadu/jatuh ke bawah, Silih berganti/tiada henti.
2. Tautologi Sarana retorika berupa ulangan kata dengan kata yang berbeda. Contoh: Kami mengalun/di samudra-Mu, Bersorak gembira/tinggi membukit, Sedih mengadu/jatuh ke bawah, Silih berganti/tiada henti.
3. Enumerasi Sarana retorika yang menggambarkan satu peristiwa atau satu keadaan yang dipecah menjadi beberapa bagian agar efeknya lebih meresap. Contoh: Di dalam suka di dalam duka Waktu bahagia waktu merana Masa tertawa masa kecewa Kami berbuai dalam napasmu, Tiada kuasa tiada berdaya Turun naik dalam rama-Mu.
4. Hiperbola Sarana retorika yang menyatakan sesuatu secara berlebih-lebihan dengan membesar-besarkan fakta atau emosi dari kenyataan sesungguhnya Contoh Baik, baik, aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. Jangan lagi kau bercerita Sudah tercacar semua di muka Nanah meleleh di muka Sambil berjalan kau usap juga
5. Litotes (Understatemen) Sarana retorika yang menyatakan sesuatu lebih kecil (mengecilkan) sesuatu dari kenyataan yang sesungguhnya. Contoh Ingin selalu kupersembahkan kepada-Mu Sajak-sajak yang sederhana Pikiran-pikiran yang sederhana Sebab hidup inipun sederhana saja Aku dilahirkan secara sederhana
6. Ambiguitas Sarana retorika yang mengandung makna ganda yang dimiliki oleh kata, frase, klausa, ataupun kalimat sebagai akibat sifat puisi yang berupa pemadatan. (hal: 9.17) Contoh POT pot apa pot itu potkaukah pot aku pot pot pot yang jawab pot pot pot pot kaukah pot itu potapa potitupotkaukah potaku pot
7. Paradoks Sarana retorika berupa pernyataan yang seolah-olah bertentangan padahal itu menunjukkan yang sebenarnya (hal: 9.19). Contoh Aku bangun dengan pengharapan, sedang di hati hilang ketetapan? Aku berharap datangnya suka, sedang di hati memendam duka? Kutunjuk muka yang riang manis, sedang hati mengalir tangis? Ku sempat gelak, kudapat nyanyi, sedang di hati lengang dan sunyi?
8. Kiasmus Sarana retorika berupa pengulangan kalimat dengan susunan dibalik. (hal: 9.20) Contoh Gerak dalam diam Diam dalam gerak Menangis dalam gelak Gelak dalam muram. Demikian sukma menerima alam, bercinta, meratap, merindu dendam.
9. Silepsis Kujelajahi bumi dan alis kekasih. Sarana retorika berupa konstruksi rapatan. (hal: 9.20) Contoh Kujelajahi bumi dan alis kekasih. Bila tidak dirapatkan, Kujelajahi bumi dan kujelajahi alis kekasih.
9. Repetisi Jadi Sarana retorika berupa pengulangan. (hal: 9.22) tidak setiap derita jadi luka tidak setiap sepi jadi duri tidak setiap tanda jadi makna tidak setiap tanya jadi ragu tidak setiap jawab jadi sebab tidak setiap seru jadi mau tidak setiap tangan jadi pegang tidak setiap kabar jadi tahu tidak setiap luka jadi kaca
penutup Refleksi Pengukuhan terhadap materi tutorial: - pengertian puisi - hakikat puisi - fungsi puisi Tindak lanjut : membaca materi modul 2
Terima kasih