Peran Media terkait Program Sejuta Rumah Oleh: Dedi Muhtadi, Wartawan Senior Harian KOMPAS
Latar belakang Data BPS 2010 menunjukkan, terdapat kekurangan 13,5 juta rumah. Sebanyak 60 persennya merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang keterjangkauannya terhadap perumahan sangat rendah.
Pemerintah lalu meluncurkan program sejuta rumah April 2015 Pemerintah lalu meluncurkan program sejuta rumah April 2015. Namun dalam perjalanannya beragam persoalan menghadang program ini. Yang paling mendasar adalah persoalan lahan.
Ketika pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas dengan anggaran ratusan bahkan ribuan triliun rupiah, belum tampak upaya pemerintah untuk mengamankan lahan atau kawasan strategis di sekitar infrastruktur itu sebagai bank tanah.
Rencana konsolidasi lahan milik negara hingga saat ini belum menampakkan hasil. Yang terjadi justru pengembang besar lebih cepat memanfaatkan jaringan infrastruktur untuk kepentingan bisnis.
Alih fungsi lahan berlangsung cepat, tetapi yang menguasai hanya segelintir orang. Tidak hanya lahan-lahan landai, tapi merangsek hingga kawasan konservasi di daerah penangkap air.
Contohnya, Kawasan Bandung utara seluas 38 Contohnya, Kawasan Bandung utara seluas 38.500 hektar yang berfungsi sebagai penyangga Cekungan Bandung. Kawasan berketinggian 750 meter di atas permukaan laut itu kini dikuasai oleh 350 izin pembangunan perumahan, hotel, restoran, dan lain-lain.
Hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah pun menjadi semakin terpinggirkan, jauh dari pusat kota.
Fungsi Media-Pers Fungsi media yang utama adalah memberikan informasi kepada masyarakat melalui cara yang teratur. Pers juga bisa mengingatkan orang banyak dan melakukan fungsi control di balik peristiwa untuk menyelidiki tugas-tugas penentu kebijakan (pemerintah) atau perusahaan (pengembang).
Setiap hari Kompas menyediakan ruang untuk membahas persoalan ekonomi, termasuk masalah perumahan. Secara berkala, Harian Kompas juga melakukan liputan khusus tentang properti dan memberikan informasi baik kepada pemerintah, pengembang maupun konsumen. Sumber : Harian Kompas, Jurnalistik Teori & praktek (hikmat K, Purnama K), Walhi jabar.
Hatur Nuhun