Selamat Datang dan Apa Kabar 1
Metode Bercerita dengan Menggunakan Alat Peraga Boneka Tangan oleh: L Hasti Sarahaswati
Menurut Stewigh (1980) anak senang pada cerita/dongeng karena terdapat sejumlah manfaat bagi anak dalam perkembangan dan pembentukan pribadi anak
Dongeng itu Sebenarnya…… Dimana Saja dan Kapan Saja Begitu penting dan praktisnya dongeng sehingga ia bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun! Hilangkan paradigma tentang dongeng yang harus selalu dalam suasana formal dengan audiens siap di depan kita. Pada kenyataannya anak-anak selalu siap didongengkan kapan saja. Bila kita setuju dengan pendapat ini, bayangkan bahwa sebuah dongeng juga bisa dilakukan untuk menghibur seorang anak yang sedang bersedih.
Story of life : Kisah Kehidupan Dalam diri kita terkumpul sejumlah kisah tentang kehidupan yang telah kita lalui selama puluhan tahun. Ingatlah, tidak ada kehidupan ini yang tidak berbentuk cerita. Sumber cerita itu ada dalam diri kita sendiri. Jadi mengapa ada orang yang masih merasa sulit untuk menemukan ide mendongeng? Short Term Story Tak perlu berpanjang-panjang waktu dalam mendongeng. Sedikit tetapi sering jauh lebih baik dan disukai anak dari pada panjang tetapi jarang dilakukan.
Memanfatkan lingkungan sekitar Practical Story Dongeng adalah kisah yang dipraktikkan. Kita bisa mendongeng tentang kupu-kupu sambil mencari kupu-kupu di taman. Anak dengan kecerdasan kinestetik tinggi pasti sangat menyukai dongeng seperti ini. Memanfatkan lingkungan sekitar Alat peraga untuk mendongeng ada di sekitar kita. Batu, Pensil, Daun, Sandal bisa digunakan sebagai alat untuk mendongeng. Di sini dongeng menunjukkan sisi kreativitas yang paling luar biasa. Bila Anda ragu apakah sebuah batu bisa jadi tokoh cerita, tanyakan kepada imajinasi anak-anak.
Interaktif : Komunikasi banyak arah Biarkan anak-anak berkomentar saat dongeng sedang berlangsung. Itu menunjukkan bahwa ia terlibat dalam dongeng kita. Kitapun bisa mengajak mereka berkomunikasi dengan lingkungan. Active Listener Di sisi ini, dongeng sebenarnya beririsan dengan kegiatan bermain. Bila mungkin mengapa tidak anak ikut melompat, berenang, berlari seperti tokoh dongeng yang sedang dihadirkan di depan mereka.
Kebiasaan bercerita pada anak dapat : Menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua-anak, guru-murid Mangasah perasaan & membentuk kepribadian anak Menambah perbendaharaan bahasa dan kosa kata anak Meningkatkan kepekaan rasa estetika Melatih kreativitas imajinasi anak Mengenalkan sebab akibat Melatih memecahkan masalah (problem solving) Memperkenalkan budaya dan prilaku manusia
Cerita dapat membentuk sikap positif pada anak, seperti: Kesadaran akan harga diri Toleransi terhadap orang lain Keingin tahuan tentang kehidupan Menyadari hubungan yang manusiawi
Pengembangan kemampuan berbahasa yang berkaitan dengan cerita adalah: Mengurutkan dan menceritakan isi gambar-gambar Melanjutkan cerita sederhana yang dimulai oleh guru Menceritakan gambar yang telah disediakan Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri
Cerita sesuai dengan tema Tema adalah makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Tema dapat juga diartikan sebagai gagasan, ide atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra.
Tema yang sesuai dengan anak TK Tema moral dan kemanusiaan (menolong si lemah, menengok teman, berkata jujur, menghindari kesombongan, berterima kasih, membina persahabatan). Tema binatang (kera dan kura-kura, kancil dan harimau) Tema tradisional (pertentangan baik buruk, kebenaran dan kejahatan)
Tujuan metode bercerita: Melatih daya tangkap anak Melatih daya konsentrasi Membantu perkembangan fantasi/ imajinasi anak Menciptakan suasana menyenangkan dan akrab di dalam kelas
Bercerita dapat dibedakan menjadi dua yaitu: Bercerita tanpa alat peraga Bercerita dengan alat peraga
Bercerita dengan Alat Peraga Alat peraga yang digunakan yaitu: Alat peraga langsung (binatang atau benda yang sebenarnya) Alat peraga tidak langsung (benda-benda tiruan, gambar-gambar, guntingan-guntingan gambar yang ditempel pada flanel, membacakan cerita dan sandiwara boneka
Berbagai Boneka Peraga Paling mudah memang menggunakan alat peraga yang sudah siap pakai. Biasanya alat peraga yang populer dalam mendongeng berbentuk boneka. Bentuk yang jelas: kelinci, harimau, manusia,dsb. Warna dan bahan yang sesuai, membuat daya tarik boneka buatan industri ini semakin tinggi. Berikut ini adalah berbagai macam jenis boneka peraga dongeng:
Boneka Jari Boneka ini diselipkan di jari dan tinggal digerakkan. Kelemahannya bentuk boneka jari biasanya kecil dan sulit dilihat oleh anak yang duduk paling belakang bila pendengar dongeng jumlahnya banyak. Boneka Tangan Inilah boneka yang ideal digunakan sebagai alat peraga. Selain bentuknya cukup besar untuk dilihat, juga enak dan praktis untuk digunakan. Kelemahannya adalah kita tidak bisa menggunakan lebih dari dua tokoh sekaligus, karena...tangan kita kan cuma dua.
Boneka Biasa Sisi keunggulan boneka ini adalah karena ia mudah didapat dan memang menjadi teman bermain keseharian anak. Kelemahannya banyak yang agak sulit dipegang oleh satu tangan. Wayang Selain wayang kulit dan golek, kita juga bisa membuat wayang kertas sendiri. Kelebihan wayang adalah gerakan tangan dan kakinya lebih luwes. Kelemahan wayang kertas adalah mudah rusak dan perlu usaha lumayan teliti untuk membuatnya.
Sandiwara Boneka Sandiwara boneka suatu jenis kegiatan pendidikan bahasa yang tidak begitu mudah pelaksanaannya, karena memerlukan keterampilan tertentu dari guru. Akan tetapi, jika dilakukan dengan baik dapat menyenangkan hati anak-anak.
Teknik bercerita dengan boneka tangan: Jarak boneka tidak terlalu dekat dengan mulut pencerita Kedua tangan harus lentur memainkan boneka Antara gerakan boneka dengan tangan suara tokoh harus sinkron Sedapat mungkin, selipkan nyanyian dalam cerita melalui perilaku tokoh Selipkan beberapa pernyataan non-cerita sebagai pengisi cerita, sekaligus pelibatan anak
Lakukan improvisasi melalui tokoh dengan melakukan interaksi langsung dengan anak Tutup cerita dengan membuat simpulan dan ajukan pertanyaan cerita yang berfungsi sebagai latihan bagi siswa. Sesekali, apabila cerita tidak dilakukan di panggung boneka, dekatkan boneka tangan pada anak yang tampak terpesona atau sebaliknya Untuk meningkatkan kualitas cerita dan performansi cerita, guru dapat menyiapkan panggung boneka.
Tujuan Sandiwara Boneka Antara lain melatih daya tangkap, daya pikir, daya konsentrasi, membuat kesimpulan, membantu perkembangan intelegensi dan fantasi anak serta menciptakan suasana yang menyenangkan di kelas.
Menggerakkan Boneka Menggunakan boneka tangan sangat mudah. Semua orang yang memiliki tangan pasti bisa memainkannya. Hanya saja ada beberapa hal kecil yang perlu diperhatikan agar dongeng kita jadi lebih menarik.
Angkat Tanganmu Usahakan mengangkat tangan boneka tangan lebih tinggi dari dada. Posisi di bawah dada tidak terlalu ideal untuk gerakan tangan. Interaksi Kedua Tangan Tentu saja harus diupayakan kedua tangan yang memegang boneka saling berinteraksi. Bila tangan yang satu sedang bicara, yang lain dalam posisi mendengarkan. Atur juga jarak, jangan terlalu rapat.
Gerakan Sesuai Karakter Karakter yang lebih besar digerakkan dengan gerakan lebih lambat dan posisi lebih tinggi dibanding karakter yang lebih kecil. Beruang misalnya, diangkat sedikit lebih tinggi dibanding kelinci, walaupun kedua boneka itu besarnya sama. Sembunyikan Kepala Ini cara yang diterapkan oleh para dalang. Tujuannya tentu agar perhatian audiens tidak terpecah oleh mimik pendongeng.
Ekspresi Boneka Tangan Kelemahan boneka tangan dalam berekspresi adalah karena ia menutup ekspresi asli pendongeng. Sementara kebanyakan boneka tidak mampu berekspresi secara memadai. Maka kelemahan ini harus ditutupi dengan suara dan gerakan.
Berikut ini sekedar panduan sederhana namun kuat: Boneka Panik, gerakkan boneka dengan gerakan getar yang agak kuat dan cepat. Boneka Sedih, tundukkan sedikit wajah boneka, gerakkan dengan lambat. Boneka Marah, gerakkan dengan tegang, patah dan cepat. Dalam keadaan diam, getarkan sedikit. Boneka Gembira, gerakkan melambung-lambung dengan posisi tangan membuka dari gerakan munutup. Boneka Bingung, gerakkan tangannya untuk menggaruk kepala. Kepala menoleh lambat ke kiri dan kanan. Oke, temukan sendiri gerakkan boneka untuk ekspresi emosi yang lain.
Improvisasi Boneka Tangan Improvisasi adalah hal yang kita lakukan untuk mengisi cerita. Improvisasi ini akan membuat kita unik, dikenali anak karena berbeda dari pendongeng yang lain. Agar kita bisa menguatkan teknik improvisasi, silahkan lihat tips berikut: Jangan Menghapal Detil Terlalu detil menghapal cerita sampai ke titik-koma dialog, akan membuat cerita kita kaku dan menghilangkan kemampuan berimprovisasi. Bila kita melupakan sesuatu, kita akan cenderung gugup.
Bersemangatlah Tak ada modal yang lebih baik dibanding semangat dalam pekerjaan apapun. Semangat mendongeng yang tinggi akan membuat pikiran bawah sadar kita merespon cepat bila harus berimprovisasi. Tambah Jam Terbang Semakin sering Anda mendongeng semakin terbiasa pula kita mengatasi hambatan psikis. Kalau sudah terbiasa, improvisasi akan keluar dengan sendirinya. Evaluasi dan Ulangi Setiap selesai mendongeng cobalah untuk memikirkan sejenak hal-hal yang kurang maksimal. Setelah itu ulangi dongeng yang sama untuk audiens yang berbeda Gunakan Boneka yang Sama Improvisasi banyak berhubungan dengan penguasaan karakter. Bila kita sering menggunakan sebuah boneka, semakin mudah kita melakukan improvisasi.
M e n t a l Fungsi utama seorang pendongeng adalah edukator, bukan entertainer. Karena itu kita perlu memiliki mental yang sesuai pula dengan misi itu: Jangan Terlalu Berharap Sambutan Disinilah bedanya edukator dan entertainer. Edukator mendongeng bukan untuk dielu-elukan. Dengan demikian mental seorang edukator lebih siap bila menghadapi sambutan yang tidak bergairah. Lakukan Persiapan Matang Persiapan yang matang tentu mempengaruhi kesiapan mental kita.
Tidak Terlalu Menggurui Menggurui sebenarnya bertolak belakang dengan keunggulan dongeng. Mental untuk selalu menyimpulkan isi cerita sebaiknya dihindari. Banyak Membaca Buku Semakin banyak stok cerita, semakin siap kita bila diminta mendongeng di setiap saat dan situasi. Batasi Jumlah Audiens Semakin banyak audiens, semakin sulit perhatian kita dapatkan. Ini mempengaruhi langsung penampilan kita di atas panggung dongeng. Sadari Pentingnya Dongeng Bila dongeng sudah diyakini sebagai metode unggulan dalam pendidikan, mental kita akan lebih siap untuk menggunakannya setiap saat dibutuhkan.
Bermain Suara Banyak pendongeng pemula yang mempermasalahkan soal suara ini. Seolah-olah tidak mungkin mendongeng kalau tidak bisa membuat suara kita kaya akan warna. Bagi saya suara hanya sebagai pelengkap. Semakin kaya suara kita, tentu semakin bagus pula dongeng yang kita bawakan. Tetapi tidak semua orang berbakat lingual dan tidak semua orang berbakat berteater. Jadi suara tidak boleh menjadi penghalang untuk mendongeng. Jadilah diri sendiri. Kalau tidak yakin, cobalah tips berikut ini.
Panggung Boneka Memainkan boneka peraga memang tidak harus memerlukan panggung boneka. Apalagi dalam situasi outdoor. Lagi pula panggung boneka kurang praktis untuk dibawa. Panggung boneka juga memerlukan usaha yang cukup waktu untuk membuatnya. Tetapi hanya itu saja, selebihnya adalah keunggulan yang terlihat nyata. Karena mendongeng dengan panggung boneka memang memiliki daya tarik visual yang kuat buat anak.
Beberapa jenis panggung boneka praktis untuk dibuat sendiri Kain yang Dibentangkan Bentangkan kain polos. Buat gambar setting cerita kita dengan cat sablon. Pasang kain di atas kepala kita. Pastikan dari tempat penonton, posisinya sudah tepat dengan posisi boneka yang akan kita mainkan. Kardus Kardus mudah didapat dan praktis. Selain bisa menggunakan cat dan crayon, kita juga bisa mencetak gambar dari komputer dan menempelkannya di atas kardus, jadi tak perlulah menggambar sendiri. Meja atau Kursi Bersembunyi di balik meja atau kursi yang ditutup kain pun cukup untuk membuat sebuah panggung boneka.
Bayangkan tokoh cerita kita hanya tiga karakter: Cobalah 3 suara : kecil, sedang, besar Cobalah 3 emosi: senang, sedih, marah Cobalah 3 tempo: cepat, sedang, lambat Cobalah 3 usia : anak, dewasa, tua Cobalah 3 suara hewan Cobalah 3 jenis suara : putri yang cantik, pangeran yang tampan, kakek yang gagap.
Boneka Jari Ketrampilan kognitif/berpikir Bersandiwara/imajinasi Tujuan sandiwara boneka dengan menggunakan jari antara lain: Ketrampilan kognitif/berpikir Bersandiwara/imajinasi Pengembangan motorik halus Pengembangan bahasa dan kosa kata Interaksi sosial