Oleh: Ani P.Wijaksono DCN M.Kes

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

Darwis Dosen Jurusan Gizi
Situasi HIV di Indonesia 2010
GIZI PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi hiv – aids
KEBUTUHAN & KECUKUPAN ENERGI
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
Penatalaksanaan diet PENDERITA CHF fc II ec HHD dd/CAD, AKI dd ACUTE CKD, dan DM TIPE II di Rs. UMUM TANGERANG Oleh: Siti Fatimah
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
Tugas Prakerin (32-34) “HIV & AIDS” Disusun oleh Nama
PEKERJA SOSIAL DENGAN HIV/AIDS
HIV/AIDS.
STATUS GIZI LANJUT USIA
Gizi untuk lansia Oleh: Yeti Herliza.
CITRA USADHA INDONESIA HIV life cycle……..
MATERI PROMOSI KESEHATAN “HIV/AIDS”
GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN
PENYAKIT JANTUNG KORONER
GIZI PADA USIA LANJUT NADIA AULIYA PUTRI.
Apa itu HIV? HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh Dimana sel darah putih dalam tubuh berfungsi sebagai tameng untuk melawan bibit.
DIETETIK PADA PENYAKIT KANKER
A. Cara menghitung kebutuhan energi dan zat gizi sehari
ALUR ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
TERAPI DIET dalam upaya PENYEMBUHAN & PEMULIHAN
STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
DIETETIK PADA PRE& POST OPERASI
HIV (Human imunodeficiency virus)
Heрatitis Yeni imelda 2005 –
Oleh: Ani P.Wijaksono DCN M.Kes
HIV AIDS.
DIETETIK PADA PENYAKIT KANKER
GIZI PADA KEHAMILAN UTARY DWI L, SST, M.Kes.
Gizi untuk lansia Oleh: Dzakirah.
HYPERLIPIDEMIA.
HIV/AIDS, Penyebab dan Penyebaran di Indonesia
HIV AIDS.
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI BAGI TUBUH IDEAL DAN SEHAT
HUBUNGAN GIZI DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI
KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO PEKERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
By : JULIAS PINEM Nim :
Informasi Dasar mengenai HIV/AIDS
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
HIV/AIDS Pengenalan HIV/AIDS.
PENYAKIT JANTUNG KORONER
ALUR ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP
Atika Yasmine Wulandari Herlinda Puspitasari
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
HIV/AIDS DAN SISTEM IMUN TUBUH
KONSEP DAN TATALAKSANA GIZI HIV
Tim PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Puskesmas Bangunsari
Informasi Dasar mengenai HIV/AIDS Apakah HIV itu ?
HIV AIDS
PROSES PENUAAN Saptawati Bardosono 9/17/2018.
Apa itu HIV? HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh Dimana sel darah putih dalam tubuh berfungsi sebagai tameng untuk melawan bibit.
Dr. Nur Ainun Rani, M.Kes, Sp.GK DIET SEIMBANG. Diet seimbang Pola makan yang seimbang antara zat gizi yang diperoleh dari aneka ragam makanan dalam memenuhi.
Mencegah Pengo batan Gejala HIV &AIDSHIVAIDS Hubungan seks Orang Terinfeksi HIV Menulari Orang Sehat Jarum Suntik Persalinan Transfusi Darah Absen Setia.
Oleh: I Wayan ajun Prianata 11E10564
Asuhan gizi pada tb-hiv
Informasi Dasar mengenai HIV/AIDS Apakah HIV itu ?
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
STANDAR MAKANAN RUMAH SAKIT
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
PENYAKIT TIDAK MENULAR | MALNUTRISI
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

Oleh: Ani P.Wijaksono DCN M.Kes Bahan kuliah HIV/AIDS (HUMAN IMMUNO DEFICIENSY VIRUS) (THE ACQUIRED IMMUNO DEFICIENCY SYNDROME) Oleh: Ani P.Wijaksono DCN M.Kes

REFERENCY Food, Nutrition, & Diet Therapy, Krause’s,Kathleen Mahan, Sylvia Escoot Stump, edisi ke 11, Sauders, 2000 Penuntun Diet edisi baru,Dr. Sunita Almatsier, Instalasi Gizi RSCM & ASDI, Gramedia, 2006 Pedoman penatalaksanaan , perawatan dan pengobatan dalam rangka penanggulagan penyakit AIDS, Dep Kes RI, 1997

PENDAHULUAN Penyakit AIDS didefinisikan sebagai merupakan suatu keadaan dimana tingkat progresif virus HIV sudah cukup serius dalam menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyakit AIDS pertama kali disebutkan sebagai penyakit oleh CDC tahun 1981 ( Gottlieb ,1981 ) Pertama ditemukan pada remaja laki-laki dengan gejala infeksi yang berbeda-beda- Pneumonia, cytomegalovirus, candidiasis, Kaposi’s sarcoma yang dengan depresi berat.

PENDAHULUAN Tahun 1983 - ditemukannya virus baru pada gejala yang sama dan diberi nama Human Immunodefisiency Virus ( HIV ) Tahun 1998 -- ditemukan pada orang dewasa yang terjangkiti virus HIV setelah menggunakan sampel darah dari The Belgian Congo ( Zhu et. Al. , 1998 ) HIV adalah virus yang menyebar melalui kontak dengan darah maupun cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Virus HIV menyerang lymphocytes T helper di dalam darah, bahkan menyamar menjadi CD4 atau T cell.

PENDAHULUAN CDC ( The Centres of Disease Control dan Prevention ) -- HIV dengan gejala yang menyerupai AIDS adalah 37 %. Dalam penelitian lanjutan didapatkan 63 % dari pasien HIV mengalami malnutrisi berat Gejala --- Penurunan berat badan dengan cepat lebih dari 10 % batas yang ditolerir, diare kronis lebih dari 30 hari, Demam dan lemah lebih dari 30 hari. Penyebabnya --- Kompleks dan multifaktorial

PATHOFISIOLOGY Saat tubuh terinfeksi HIV,partikel virus akan bergabung denga DNA sel penderita - sekali terinfeksi seumur hidup akan tetap terinfeksi. 3 – 10 tahun - Pengindap HIV akan berkembang menjadi AIDS Dalam perjalanan 3 – 10 tahun penderita akan menunjukan gambaran penyakit yang kronis sesuai dengan pengrusakan sistem kekebalan tubuhnya. Sel yang terserang adalah salah satu jenis sel darah putih ( Lymphosit jenis T Helper ) Lymphosit jenis T Helper memegang peranan dalam sistem kekebalan tubuh manusia Penderita HIV/AIDS akan mengalami pengurangan jumlah Lymphosit jenis T Helper ini

TRANSMISI Penyebaran HIV/AID dapat terjadi melalui kontak darah , dan ciaran tubuh ( semen, vagina, ASI, dan cairan lain) dari tubuh penderita HIV/AID. Penyebaran juga dapat terjadi melalui sharing jarum suntik yang digunakan oleh penderita HIV/AIDS. Penyebaran juga dapat terjadi pada anak yang baru dilahirkan/disusui ASI oleh ibu yang menderita penyakit HIV/AIDS. Penyebaran tidak dapat terjadi melalui kontak langsung, udara, sentuhan, pelukan/ciuman, alat makan dan minum.

Gejala yang tampak Pada fase awal tidak menunjukkan keluhan / gejala ringan kadang-kadang disertai pembengkakan kelenjar getah bening ( penderita merasa sehat tetapi berpotensi untuk menyebarkan ) Pada penderita HIV /AIDS terkadang disertai infeksi oportunis seperti PPK, TBC, renitis CMW, Kandidiasis, sarkoma kopsi, lipmphoma malignum, toksoplasmosis, kriptospodiasis

Gejala yang tampak Gangguan yang tampak pada penderita HIV/AIDS adalah penurunan BB ( lambat / cepat ) Penurunan BB yang cepat umumnya sering dihubungkan dengan infeksi oportunistik ( ↓BB yang cepat dan > 20 % sering menunjukkan prognosa yang buruk )- ↓ status gizi ↓ status gizi terutama disebabkan asupan makan yang kurang, gangguan absorbsi, gangguan metabolisme zat gizi, infeksi oportunistik dan kurangnya aktifitas. Asupan yang kurang - anoreksia, depresi, rasa lelah, mual, muntah , sesak nafas, diare, infeksi, penyakit syaraf yang menyertainya.

TUJUAN DIET PADA PENDERITA HIV/AIDS Memberikan intervensi gizi dengan cepat dan tepat Mencapai dan mempertahankan BB normal & ideal serta komposisi tubuh sesuai yang diharapkan terutama jaringan otot ( lean Body Mass). Memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya Mengatasi masalah yang timbul akibat gejala sekunder (anoreksia, depresi, rasa lelah, mual, muntah , sesak nafas, diare, infeksi, penyakit syaraf yang menyertainya) Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga, dan relaksasi

Syarat-syarat Diet Energi tinggi ( memperhitungkan faktor stress, aktifitas fisik, kenaikan suhu tubuh 13 % setiap kenaikkan 1 oC) Protein tinggi 1,1 – 1,3 gr / kg BB (Hati2 pada kasus gangguan fungsi ginjal dan hati ) Lemak cukup 10 – 25 % dari total kebutuhan energi ( bila ada malabsorbsi lemak - MCT/ Medium Chain Triglyserida ) Asam lemak omega 3 diberikan dengan lemak MCT ---- memperbaiki fungsi kekebalan Vitamin dan mineral diberikan tinggi --- 1,5 x AKG ( khususnya A,B12,C, E, folat, kalsium, magnesium, seng dan selenium ) Cukup serat khususnya yang mudah dicerna

Syarat-syarat Diet Cairan cukup sesuai dengan kondisi pasien ( terutama pada kasus kesulitan menelan ) konsistensi berupa cairan kental, semi kental dan cair. Keseimbangan cairan elektrolit harus dijaga ( khususnya kehilangan elektrolit akibat muntah dan diare ) Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien Pemberian makan disarankan dalam bentuk porsi kecil tapi sering. Hindari makanan yang terlalu merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik maupun kimia Pemberian makanan dapat melalui 3 cara : secara oral,enteral dan parenteral

PENATALAKSANAAN DIET PERHITUNGAN KALORI ( Cara 1 ) RUMUS HARRIS BENEDICT : 1. ♂  66,47 + ( 13,75 x BB + 5 x TB - 6,76 U ) 2. ♀  655,1 + ( 9,56 x BB + 1,85 x TB – 4,68 U ) Perhitungan kalori perorang : - Dikalikan Aktifitas : Ringan ( 1-1,2), Sedang (1,3-1,5), Berat (1,5-1,8) - Dtambahkan Faktor stress ( Kondisi penyakit --- bila ada Komplikasi tertentu ) Ringan (+10 %), Sedang ( +25%), Berat (+50 – 80 %)

LANJUTAN Penentuan status gizi dengan menggunakan IMT ( Cara II ) BB (TB)2 Klasifikasi IMT ( Klasifikasi Asia Pasific ): BB kurang = IMT < 18,5 BB Normal = IMT 18,5 - 22,9 BB Lebih = IMT > 23 BB Lebih dengan resiko = IMT 23,0 - 24,9 BB Obesitas I = IMT 25,0 - 29,9 BB Obesitas II = IMT > 30

LANJUTAN Perhitungan Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan : BB Idaman : ( TB – 100 )- 10 % BMR : BBI x Faktor jenis kelamin Laki-laki : 30 kkal/kg BB/hari Wanita : 25 kkal/kg BB/hari Aktifitas pasien : a. Bed rest kebutuhan energi ditambah 5 – 10 % b. Pasien mampu berjalan energi ditambah 10 – 20 % c. Aktifitas ringan energi ditambah 30 % d. Aktifitas sedang energi ditambah 40 % e. Aktifitas berat energi ditambah 50 % Berat badan kurang kebutuhan energi ditambah 20 – 30 % sedangkan untuk berat badan lebih energi dikurangi 20 – 30 % Kenaikan suhu badan 1 0C kebuthan energi ditambah 13 %

TAHAPAN PEMBERIAN MAKANAN BAGI PASIEN HIV/AIDS Tahap I  HIV positif tanpa gejala Tahap II  HIV dengan gejala ( demam lama, batuk, diare, sulit menelan, sariawan, pembesaran kelenjar betah bening dll ) Tahap III  HIV dengan gangguan syaraf Tahap IV  HIV dengan TBC Tahap V  HIV dengan kanker dan wasting syndrome

DIET DAN BENTUK MAKANAN Dalam pemberian diet HIV/AIDS dibedakan dalam 3 tahap diet : a. Diet AIDS I  Infeksi akut b. Diet AIDS II  Setelah masa akut teratasi. c. Diet AIDS III  Infeksi HIV tanpa gejala

Masalah yang sering dihadapi dalam penatalaksanaan Diet Anoreksia/nafsu makan hilang Status Gizi buruk Sulit menelan HATI-HATI DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PORSI KECIL TAPI LEBIH SERING KOMBINASI MAKANAN ORAL DAN ENTERAL

TERIMA KASIH