PSIKOLOGI EKSPERIMEN Pertemuan ke-2

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 Oleh : LUGTYASTYONO BN Tugas.
Advertisements

MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD
APA PERBEDAAN METODE EKSPERIMEN vs SURVEY
HUBUNGAN KAUSALITAS [CAUSAL RELATIONSHIP]
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Materi Pengenalan Peserta Didik
Materi 14 Penelitian Ilmiah dan Non Ilmiah
Di Sampaikan Pada Perkuliahan
2. RAGAM PENELITIAN DAN CARA MENGADAKAN PENELITIAN
SEJARAH, KEBUDAYAAN, IPTEK DAN MASALAH SOSIAL
Perspektif Konflik 1. Pendahuluan : Asumsi dasar perspektif konflik :
Teori Behavioristik Thorndike Skinner Ciri Penerapan Aplikasi.
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1
PRINSIP PENDEKATAN PENELITIAN EKSPERIMEN
PROBABILITAS (PELUANG)
DISTRIBUSI DARI FUNGSI VARIABEL RANDOM
SRIJATI, REWARD DAN PUNISHMENT YANG MENDIDIK UNTUK ANAK USIA TK
Great Erick Kaumbur.  Menentukan kebenaran teori dalam praktiknya.  Memahami keunikan sebuah perilaku, perasaan dan individu klien serta tidak untuk.
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
HUBUNGAN TIK DENGAN KOMPUTER
Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2013
YENI WIDYASTUTI, S.Sos., M.Si PERTEMUAN I
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
RANCANGAN DASAR EKSPERIMEN Pertemuan 7 PSIKOLOGI EKSPERIMEN.
Metode Penelitian Perkembangan Manusia
KESUKARAN BELAJAR PART III
Pertemuan II Psikologi Perkembangan Anak
PSIKOLOGI EKSPERIMEN T. Dicky Hastjarjo FAKULTAS PSIKOLOGI
VARIABEL DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN
UJIAN TENGAH SEMESTER Mata Kuliah : Sistem Kepartaian dan Pemilu
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Pertemuan I.
Kondisi Belajar dan Masalah Belajar
ORGANIZATIONAL BEHAVIOR
POLA ASUH ANAK KEMBAR Disusun oleh : Ayu Fitria ( )
Aplikasi, Perspektif & Metode Penelitian Dalam Psikologi
DESAIN EKSPERIMEN MURNI DAN QUASI
WINNY PUSPASARI THAMRIN
Persetujuan Aturan Perkuliahan RMG
TAHAP PENELITIAN EKSPERIMEN
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme Oleh : Iswadi, M. Pd.
MATERI KULIAH PSIKOLOGI KLINIS
PERUMUSAN HIPOTESIS DAN PERANCANGAN PENELITIAN
Materi Tutorial Tatap Muka
Mata Kuliah Komunikasi Organisasi
UJIAN TENGAH SEMESTER Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara
Penulisan Makalah dan Penyusunan Presentasi untuk Pameran KAB
PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN
Muchdie, Ir, MS, Ph.D. FE-Uhamka
PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA
Proses Penelitian, Variabel dan Paradigma Penelitian
Angky Febriansyah, SE.,MM.
Metode Penelitian Perkembangan Manusia PERTEMUAN 3
METODE ILMIAH & EKSPERIMEN Pertemuan ke-2
Seminar Topik Skripsi – kuliah 06 Aries Yulianto Fakultas Psikologi
PSIKOLOGI REMAJA Oleh : Citra Dewi, M.Psi., Psikolog
PRAKTIKUM INTERVENSI ORGANISASI
Pengantar Psikologi Pendidikan Keluarga PERTEMUAN 1
GAYA HIDUP.
MANUSIA KOMUNIKAN.
Metode Penelitian, Aplikasi & Perspektif dalam Psikologi PERTEMUAN 2
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
teori belajar Teori Psikologi Klasik Teori Mental State
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran
Materi. Terima Kasih !!!
WIDYAISWARA AHLI MUDA BANDIKLATDA PROVINSI JAMBI DOSEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BATANGHARI TEMPAT / TANGGAL LAHIR : JAMBI,22 SEPTEMBER 1976 PENDIDIKAN.
PERMASALAHAN MAHASISWA
TEORI Belajar BEHAVIORISME. Teori Pembelajaran  merupakan penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pembelajaran.
Jeni-jenis Penelitian
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran Teori belajar behavioristik.ppkm1.
Transcript presentasi:

PSIKOLOGI EKSPERIMEN Pertemuan ke-2 HUBUNGAN KAUSALITAS PSIKOLOGI EKSPERIMEN Pertemuan ke-2

HUBUNGAN KAUSALITAS HUBUNGAN KAUSALITAS Hubungan kausalitas: mengetahui hubungan satu variabel (gejala) dengan variabel (gejala) yang lain. POLA HUBUNGAN ANTAR GEJALA Necessity Condition Sufficient Condition Sufficient and Necessity Condition Causative Condition

Necessity Condition Yaitu kondisi yang harus ada (necessity) sekalipun tidak cukup untuk menimbulkan suatu akibat tertentu. Munculnya suatu gejala (Y) jika terdapat X1 yang hadir secara bersama-sama dengan gejala lainnya (X2, X3, Xn). Faktor X1 saja tidak cukup untuk menimbulkan Y. Ex: Seorang anak dapat berjalan (Y) jika mencapai kematangan motorik (X), namun X saja tidak cukup tetapi ada variabel yang lain kesehatan, pelatihan.

Sufficient Condition Yaitu kondisi yang cukup memadai untuk timbulnya kejadian tertentu. X merupakan satu dari beberapa sebab yang secara independen menghasilkan Y X1, X2, X3, atau Xn secara mandiri dapat menghasilkan munculnya variabel Y Hubungan variabel bebas dan tergantung pada eksperimen mencerminkan pola sufficient condition. Penelitian Piffner & McBurnett (1997): Pelatihan ketrampilan (X) cukup memadai pada perubahan perilaku destruktif (Y) pada anak hiperaktif.

Sufficient and Necessity Condition Yaitu kondisi yang cukup memadai dan harus ada untuk menghasilkan kejadian tertentu. Kejadian X merupakan penyebab timbulnya Y, dan Y terjadi jika ada kejadian X. Ex: Behaviorisme beranggapan bahwa Reward dan Punishment adalah kondisi yang sufficient dan necessity untuk membentuk perilaku tertentu Pola hubungan ini di bidang psikologi jarang dijumpai

Materi kuliah lebih lanjut,…………… Materi kuliah lebih lanjut,……………. silahkan download di internal link di Gedung Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya atau hubungi email : cammomile18@yahoo.com