Lengkung Peralihan (Lengkung Transisi, Lengkung Spiral)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Alinemen Horizontal Jalan Rel
Advertisements

GERAK MELINGKAR.
Karakteristik Transportasi Jalan Raya
MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA’97
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya
Klasifikasi Jalan Jalan umum dikelompokan berdasarkan (ada 5)
Klasifikasi Jalan Menurut Wewenang Pembinaan
BAB II PENAMPANG MELINTANG JALAN
Bab 8 Turunan 7 April 2017.
Lalu lintas harian rata – rata
DINAMIKA HUKUM NEWTON II HUKUM NEWTON III MACAM-MACAM GAYA
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
ALINEMENT HORISONTAL.
PERANCANGAN GEOMETRI JALAN ALTERNATIF JALAN NASIONAL GITGIT, BALI
PENERAPAN DIFFERENSIASI PERSAMAAN GARIS SINGGUNG
PENERAPAN DIFFERENSIASI
BIAYA PRODUKSI.
KINEMATIKA PARTIKEL Pertemuan 3-4
Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
PERSIMPANGAN BERSINYAL
Perbandingan trigonometri sudut-sudut berelasi
BAB. 5 (Gerak Melingkar) 4/13/2017.
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
PEMILIHAN JENIS LENGKUNG GEOMETRIK JALAN
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
Sartika Nisumanti, ST.,MT
ALINEMEN VERTIKAL.
HUKUM NEWTON Tentang gerak
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
BENTUK LENGKUNG FULL CIRCLE (FC) SPIRAL CIRCLE SPIRAL (SCS)
REKAYASA JALAN RAYA I TKS 232 (2 SKS) Dosen : Weka Indra Dharmawan, ST
Belok - 1.
BAB 8 TRIGONOMETRI Sumber gambar : peusar.blogspot.com.
TRIGONOMETRI.
PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
SOAL-SOAL UN 2001 Bagian ke-3.
PRINSIP DASAR ANALISIS SIMPANG BERSINYAL Pertemuan 9
Ir. I PUTU BUDIARNAYA., MT Dosen Teknik Sipil-FTI UNDIKNAS
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Alinemen Vertikal Jalan Rel.
KOMPONEN TEKNIK LALU LINTAS Pertemuan 2
DINAMIKA PARTIKEL Pertemuan 6-8
Kinematika Partikel Pengertian Kecepatan dan Percepatan
PRINSIP DASAR ANALISIS SIMPANG BERSINYAL Pertemuan 8
KINEMATIKA PARTIKEL.
MEKANIKA KINEMATIKA DINAMIKA KERJA DAN ENERGI IMPULS DAN MOMENTUM
PARAMETER PERENCANAAN
Dinamika.
ASPEK HIDRAULIKA Kuliah ke-3 Drainase.
TUGAS PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Lima kunci menjadi pengemudi yang selamat
Persamaan Dan Identitas Trigonometri
PENGANTAR PERENCANAAN JALAN RAYA
DISAIN TRASE JALAN BARU DIATAS PERMUKAAN TANAH
Peta Konsep. Peta Konsep A. Ukuran Sudut Disamping itu, ada ukuran-ukuran sudut yang lebih kecil dari satu derajat, yaitu menit dan detik.
Peta Konsep. Peta Konsep A. Ukuran Sudut Disamping itu, ada ukuran-ukuran sudut yang lebih kecil dari satu derajat, yaitu menit dan detik.
Desain dan Pengendalian Persimpangan
Peta Konsep. Peta Konsep B. Transformasi pada Garis dan Kurva.
PENGGUNAAN DIFERENSIAL
DASAR – DASAR PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Vektor Proyeksi dari
Konsep Dasar dan Parameter Geometrik Jalan Raya Perencanaan geometrik merupakan bagian dari suatu perencanaan konstruksi jalan, yang meliputi rancangan.
Kelompok 3 : Ranugrah Pamula Priyoga Resty Rika Primeswari Rizky Rendyana Firmansyah Ronny Hendratmoko Saktya Dewanta
DRAINASE PERMUKIMAN DAN JALAN RAYA
 Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah memikul tekanan atau melawan penurunan akibat pembebanan,yaitu tahanan geser yang disebarkan oleh tanah disepanjang.
KINEMATIKA PARTIKEL.
ATURAN SINUS & COSINUS Oleh
PENERANGAN JALAN UMUM. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.Siswa dapat menjelaskan konsep dasar penerangan jalan umum. 2.Setelah melihat bahan tayang ini, siswa dapat.
Transcript presentasi:

Lengkung Peralihan (Lengkung Transisi, Lengkung Spiral) Menurut Tata Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (Departemen PU, Ditjen Bina Marga 1997) Lengkung Peralihan adalah lengkung yang disiapkan di antara bagian lurus dan bagian lengkung yang berjari-jari tetap (Rc). Lengkung ini sebagai antisipasi perubahan alinyemen jalan dari bentuk lurus (R tak berhingga) sampai bagian lengkung jalan dengan jari-jari tetap (Rc). Gaya Sentrifugal yang terjadi pada kendaraan saat melewati tikungan berubah secara berangsur-angsur, baik saat masuk tikungan maupun saat keluar tikungan. Bentuk tikungan dapat berupa lengkung parabola atau lengkung spiral, tetapi umumnya yang digunakan adalah lengkung sepiral.

Penggunaan Lengkung Peralihan di Tikungan (1/2) Keuntungan Penggunaan Lengkung Transisi (Lengkung Spiral) Lengkung Transisi yang baik memberikan jejak yang mudah diikuti, gaya sentrifugal bertambah atau berkurang secara teratur ketika kendaraan memasuki atau meninggalkan lengkungan, sehingga memperkecil kemungkinan pengambilan jalur di sebelahnya. Panjang Lengkung Peralihan memberikan kemungkinan mengatur pencapaian kemiringan, sebagai transisi dari lereng normal atau normal cross slope ke super elevasi penuh di lengkung lingkaran (perubahan e normal (normal cross slope = NC) ke superelevasi penuh di lengkung lingkaran dapat dilakukan sepanjang lengkung transisi).

Penggunaan Lengkung Peralihan di Tikungan (2/3) Keuntungan Penggunaan Lengkung Transisi (Lengkung Spiral) Memungkinkan mengadakan peralihan pelebaran perkerasan yang diperlukan dari jalan lurus ke kebutuhan lebar perkerasan pada tikungan-tikungan yang tajam. Menambah keamanan dan kenyamanan bagi pengemudi, karena sedikit sekali kemungkinan pengemudi ke luar dari lajur. Menambah keindahan bentuk dari jalan tersebut, menghindari kesan patahnya jalan pada batasan bagian lurus dan lengkung busur lingkaran.

Penjang Lengkung Peralihan menurut Bina Marga

Jenis Tikungan Jalan Lurus – Lengkung Lingkaran – Jalan Lurus. Lengkung lingkaran menghubungkan dua jalan lurus, Jenis tikungan seperti ini disebut sebagai tikungan lingkaran (Full Circle (FC)). Jalan Lurus – Lengkung Peralihan _ Lengkung Lingkaran – Lengkung Peralihan – Jalan Lurus. Lengkung yang menguhubungkan dua jalan lurus berupa lengkung transisi dan lengkung lingkaran. Jenis tikungan ini disebut sebagai tikungan transisi dengan lingkaran (Spiral – Circle – Spiral (SCS)). Jalan Lurus – Lengkung Peralihan – Lengkung Peralihan – Jalan Lurus. Lengkung yang menghubungkan dua jalan lurus berupa lengkungan-lengkungan transisi. Jenis tikungan ini desebut sebagai tikungan dengan lengkung transisi (Full Spiral (SS)).

Tikungan Lingkaran Penuh (Full Circle (FC))

Tc = Rc. Tan. (½ β) Lc = (β /360°). π Tc = Rc . Tan . (½ β) Lc = (β /360°) . π . Rc Ec = (Rc/Cos (β /2)) – Rc Ec = Tc . Tan (¼ β)

Tikungan Spiral – Lingkaran – Spiral (SCS)

θs = (Ls/(2R)). (360°/2π) Xs = Ls. (1 – Ls2/(40. Rc2)) Ys = Ls2/(6 θs = (Ls/(2R)) . (360°/2π) Xs = Ls . (1 – Ls2/(40. Rc2)) Ys = Ls2/(6 . Rc) p = Ys – Rc . (1 - Cos θs) k = Xs – Rc . (Sin θs) θc = β – 2 . θs Lc = (θc/360°) . 2π . Rc Ts = (R + p) . Tan (Δ/2) + k Es = ((R + p)/Cos (Δ/2)) – Rc Ltotal = Lc + 2 . Ls

Tikungan Spiral (Spiral – Spiral (SS))

Formula Full Spiral θs = ½ Δ Xs = Ls . (1 – Ls2/(40. Rc2)) Ys = Ls2/(6 . Rc) p = Ys – Rc . (1 - Cos θs) k = Xs – Rc . (Sin θs) Ts = (R + p) . Tan (Δ/2) + k Es = ((R + p)/Cos (Δ/2)) – Rc Ltotal = 2 . Ls

Contoh Soal (Full Spiral) Diketahui : Kecepatan rencana = 60 km/jam, emax =10% dan sudut β = 20°. Lebar jalan 2x3,75 m tanpa median dengan kemiringan melintang normal jalan (en) = 2%. Jalan berbelok ke kanan direncanangan berbentuk lengkung Full Spiral dengan RC = 318 m. Tentukan : Perhitungan kurva Full Spiral (metode Bina Marga). - Diagram superelevasi.

Penyelesaian : Menentukan θs = ½. β = ½. 20° = 10° Menentukan Ls = (θs Penyelesaian : Menentukan θs = ½.β = ½.20° = 10° Menentukan Ls = (θs.π. RC)/(90) = 110,95 m Ls  111 m Menentukan Ls minimum berdasarkan landai relatif menurut Bina Marga Ls = m.b.(epenuh+enormal) m = 125 (lihat Tabel 4.5) Lsmin = 125.3,75.(5,9% + 2,0%) = 37,03 m

Ls > Ls minimum (111 > 37,03) akan tetapi terlalu besar (tidak efisien), dicoba RC baru = 159 m kemudaian menentukan e = 9,1% (Tabel 4.7) sehingga Ls baru didapat : Ls = (θs.π. RC)/(90) = 55,50 m Kontrol persyaratan Ls : - Ls (baru) > Ls minimum (baru) 55,50 > 125.3,75.(2% + 9,1%) = 52,03 m (ok) - Panjang perjalanan selama 3 detik. 55,50 > 3.60.(1000/3600) =50,00 m (ok)

Menentukan p = p. Ls = 0,82 m Menentukan k = k Menentukan p = p*Ls = 0,82 m Menentukan k = k*Ls = 27,72 m Menentukan L = 2.Ls = 2.55,50 = 111,00 m Menentukan Ts = (Rc+p) Tg (½β) + k = 55,90 m Menentukan Es = (Rc+p) Sec (½β) - Rc = 3,29 m