Intervensi Dasar I Proses Konseling Kondang Budiyani
ASUMSI DASAR TTG MANUSIA Individu berhak utk diterima (acceptance) dan dipahami (understanding)karena ia seorang manusia Perlu dibedakan antara diri individu (seseorang) & perilakunya Konselor berusaha mengkomunikasikan bhw sbg manusia berhak untuk dihargai/bernilai sbg individu tdk berarti harus menerima/menyetujui perilakunya
ASUMSI DASAR TTG MANUSIA Individu mampu untuk berubah Individu dpt mengidentifikasi dan mengembangkan cara yg berbeda dlm merespon permasalahn & orang lain Ketika diberikan lingkungan yg suportif yg memberikan ide/perilaku baru dimana dlm lingkungan tersebut tidak ada penolakan/cemooh maka individu akan menemukan perilaku yg lebih memuaskan/”sehat”
ASUMSI DASAR TTG MANUSIA Individu menciptakan makna tersendiri (terhadap perilaku) Meskipun perilaku terlihat kacau/destruktif bagi orang lain tetapi bagi individu yg bersangkutan perilaku tersebut tetap memiliki makna Individu cenderung menginterpretasikan, bereaksi dan mencoba membuat makna terhadap suatu kejadian dan pengalamannya Individu cenderung menginterpretasikan pengalamannya agar cocok dengan pendangan terhadap dirinya dan dunianya
ASUMSI DASAR TTG MANUSIA Individu adalah paling tahu ttg dirinya Individu adalah orang yang paling tahu tentang perasaan mereka, apa yg mereka pikirkan dan yakini Tetapi kadang perlu bantuan untuk dapat memahami/mengetahui hal tersebut
ASUMSI DASAR TTG MANUSIA Setiap individu ada keinginan untuk merealisasikan (aktualisasi diri) Individu ingin lebih self directing dan self empowered Individu memiliki potensi utk menemukan apa yg menjadi haknya/dirinya jika diberikan kondisi yg konduksif utk menemukan hal tersebut Individu memiliki kapasitas utk berpikir ttg mereka dan memiliki sumber utk memecahkan masalah
ASUMSI DASAR TTG MANUSIA Perilaku individu adalah bertujuan Apapun perilaku setiap orang pada dasarnya terarah (diarahkan pada tujuan) Perilaku dpt dipahami sbg tujuan utk melayani dirinya
ASUMSI DASAR TTG MANUSIA Individu akan bekerja lebih keras utk mencapai tujuan apabila tujuan tersebut ditetapkan oleh dirinya sendiri Individu lebih mungkin utk menggunakan sumber2 (resources) yg dimiliki & mencapai hasil ketika tujuan tsb bernilai bagi dirinya dan ditetapkan oleh dirinya sendiri daripada ditentukan oleh pihak lain Membantu klien untuk mengidentifikasi hasil/tujuan yg bernilai atau diinginkan adalah bagian dari proses konseling
Tahap konseling Beginning phase Midle phase Ending phase
Beginning phase TUJUAN memantabkan hubungan - penerimaan, pemahaman, kepercayaan dll mengklarifikasi & mendefinisikan problem --bgmn klien melihat dirinya & permasalahannya : keyakinan/perasaan yg dialami membuat asesmen : kesimpulan permasalahan sementara/hipotesis menegosiasikan kontrak : penjelasan apa yg akan terjadi/apa yg ingin dicapai
Memantabkan Hubungan penting dan pokok/dasar (fundamental). Proses konseling akan sangat tergantung pada hal ini. perlu mengembangkan hubungan seperti ini agar klien terdorong untuk mau bekerja. Klien harus percaya dan menerima konselor agar klien mau bersekutu/bekerjasama sehingga memungkinkan konselor untuk lebih mengetahui klien secara mendalam.
Memantabkan Hubungan Hal-hal yg diperlukan Ada penerimaan (acceptance) -“unconditional positive regard” atau “respect” - melakukan penilaian dan asesment sekaligus hubungan yang bebas dari penilaian (sebagai individu yang berharga atau tidak berharga.) - Memanusiakan orang - Tidak ada penilaian - Membedakan : klien sbg manusia yang berharga & perilakunya Pemahaman/pengertian (understanding) Melihat dunia klien berdasarkan perspektifnya sehingga dapat melihat/terbuka terhadap pengalamannya
Memantabkan Hubungan Hal-hal yg diperlukan Dukungan & tantangan (support/challenge) - Support: sumber kekuatan, mendampingi - Tantangan: mengeksplorasi lebih dalam (memperoleh pemahaman yang lebih dalam – berubah perlu menghadapi aspek perilaku yang menghambat perubahan) Kepercayaan (trust/mistrust) - jika klien percaya maka mau berbagi dan mau terlibat - konselor perlu konsisten dan menunjukkan penerimaan dan pemahaman meskipun klien menyerang atau membenci konselor.
Memantabkan Hubungan Hal-hal yg diperlukan Kedekatan emosional & menjaga jarak (emotional closeness/emotional distance) - Konselor berusaha untuk menciptakan kontak emosional dengan klien tetapi tetap menjaga jarak secara emosional untuk menghindari menjadi terlibat secara personal.
Mengklarifikasi & Mendefinisikan Problem Konselor diharapkan mendapatkan informasi cukup ttg bgmn klien melihat dirinya dan permasalahannya untuk mengarahkan pd asesmen lebih lanjut dan utk memfasilitasi kontrak Melihat: bagaimana klien melihat diri dan permasalahan (Misal apa yang diyakini, dirasakan sebagaimana ia alami) Pada tahap ini berarti konselor + klien bekerja menuju pemahaman yang lebih baik ttg masalah klien
Melakukan asesmen Penggunaan kerangka teoritis untuk : Menemukan & mengorganisasikan informasi (baik verbal atau non verbal) Merumuskan apa yang terjadi dan yang mungkin akan terjadi Membuat perencanaan sementara untuk memfasilitasi jalannya konseling
Hal yang perlu diketahui konselor Melakukan asesmen Hal yang perlu diketahui konselor bagaimana klien menggunakan waktu & energinya (work), dukungan/tantangan yang diberikan atau diperoleh dari orang lain (relationship) bagaimana klien melihat dirinya (identity) Masalah/hal-hal yang diabaikan atau terlalu menjadi perhatian? Adakah tema/pola tertentu Apa yang dipikirkan, dirasakan oleh klien dan bagaimana klien bertingkah laku dan apakah ada yang tidak/belum diketahui oleh konselor Apakah ada yang tidak konsisten Apa yang klien yakini tentang dirinya, orang lain dan kehidupan? Keterbatasan apa yang dimiliki klien? Dan sumber-sumber apa yang dimilikinya
Menegosiasikan kontrak Persetujuan secara eksplisit antara konselor dan klien Klien tahu bagaimana ia akan terlibat Apa yang akan terjadi dalam proses konseling Apa yang akan dicapai dan apa yang dapat ditawarkan
Sesi pertama Making contact Hope & expectation dapat melakukan kontak sebelum pertemuan pertama, telepon beberapa hal dapat diketahui sebelum pertemuan pertama siapa yang merujuk dan apa alasannya? Apa masalah yang ingin diselesaikan? Apakah klien dalam kondisi kritis? Siapa saja yang pernah diminta bantuannya dan dapat minta ijin untuk mendapatkan informasi
Introduction Menyatakan siapa klien Menyatakan kontak atau informasi sebelumnya Menyusun pola kerja : klien yang akan banyak bicara dan konselor banyak mendengarkan Memberitahu adanya keterbatasan waktu Memberitahukan informasi proses/cara kerja Menjawab pertanyaan klien sejujur mungkin dan sejelas mungki Mulai mengklarifikasi harapan klien Memberitahukan adanya tanggung jawab bersama antara klien dan konselor
Exploration Mengeksplorasi konteks yang lebih luas berarti memfokuskan aspek yang relevan dengan kehidupannya Hal-hal yang dapat membantu untuk eksplorasi - permasalahan apa yang ingin difokuskan klien? - Hal-hal penting yang boleh dan tidak boleh dieksplor? - Apa implikasi dari permasalahan? - Siapa yang terlibat? - Kapan permasalahan muncul? - Apa saja usaha yang pernah dicoba?
Assesment Mulai membentuk/membangun asesmen terhadap klien dan permasalahannya Misal: - apakah konseling akan dapat membantu? - mencocokan dengan kemampuan konselor (perlu supervisi/perlu dirujuk)
Contract jumlah sesi- perlu direview frequency of session (berapa kali dalam seminggu) timing – when (waktu pertemuan : jam berapa dan kapan pertemuan dilakukan : hari apa) length – 50 mins to 1 hour (lama pertemuan : 50 menit-1 jam) payment- when, how much (pembayaran : bagaimana pembayaran dan kapan akan dilakukan pembayaran) confidentiality (kerahasiaan) goal of counseling (tujuan konseling)
Closure Mengingatkan waktu akan habis Memberikan klien pengalaman positif Mengkonfirmasikan komitmen terhadap klien : mengulang point kontrak Mengakhiri dengan suatu catatan yang positif : menghargai keberanian/kemauan berbicara Meringkas point-point pokok selama pertemuan untuk mengecek pemahaman kita
KASUS GERY SESI 1 Tujuan utama sesi mulai membangun hubungan konseling dengan Gery Konselor memfokuskan pada medengarkan dan merespon utk memahami bagaimana konselor melihat dan permasalahannya Utk tujuan tsb konselor menggunakan paraphrasing (mengulangi kembali apa yg disampaikan klien) & statement Melalui hal tsb, konselor mendengarkan utk mendapatkan pola dan tema agar mendapatkan hipotesis sementara
KASUS GERY SESI 1 Gery bingung akan berbicara apa shg meminta konselor utk bertanya saja kepadanya tetapi konselor menolak permintaan Gery krn hal tsb akan membuat kontrol pd sesi ini berada pd konselor bukan pada klien. Konselor menggunakan statement “saya ingin tahu apa yang ada dalam pikiranmu saat ini” Pada sesi ini konselor juga ingin tahu siapa yg menyebut klien “moddy”tetapi memutuskan utk bertanya pd sesi ini krn akan mengalihkan pembicaraan ke orang lain
KASUS GERY SESI 1 klien terlihat msh menjaga jarak dg permasalahan (“it”/”you”) tetapi konselor blm ingin menggali ini lebih lanjut . Konselor lebih memfokuskan pada Gery dengan menggunakan kata “you” belum mengekspresikan kesedihan/frustrasinya justru mengganti dg humor ketika mengungkap kesedihan dan hal ini pd dasarnya mrpk defence/pertahanan diri) Ketika sesi I akan berakhir, konselor memberikan tanda bhw konseling akan berakhir dan mengarah utk menuju ke kontrak
KASUS GERY SESI 1 sebelum waktu berakhir : mengungkap apa yang dirasakan (perasaan setelah menceritakan permasalahan), menetapkan tujuan konseling atau menanyakan perubahan apa yang diinginkan dalam proses konseling (harus konkret), persetujuan melakukan konseling/menetapkan jumlah sesi, membicarakan tentang pembiayaan
KASUS GERY SESI 1 setelah selesai sesi 1, konselor menetapkan beberapa hal (asesmen) : Identitas : klien tdk menghargai dirinya sendiri, percaya bhw ia adlh orang yg tdk berguna, self esteem rendah menghambat dlm pekerjaan, kurang perhatian ke diri Hubungan dg orang lain : merasa rendah shg tdk dpt menyampaikan apa yg diinginkan, tdk aman dlm hubungan/takut ditolak Hubungan dg konselor : menyembunyikan kesedihan dg humor, hubungan kepercayaan hrs dijaga utk menanamkan ada orang yg perhatian shg lebih menghargai diri sendiri pekerjaan : tidak puas dg pekerjaan
Strategi Exploration Prioritizing and focusing Communicating core value (nilai inti: acceptance & understanding)
Strategi Exploration membantu klien mengemukakan permasalahan atau perhatiannya menemukan apa yang penting bagi klien, melihat/menguji perilakunya dan menemukan arti terhadap perasaanya membantu klien untuk melewati proses yang menyakitkan dalam menceriterakan pengalaman, harapan and perasaannya membantu untuk membicarakan tentang diri klien dan permasalahannya dalam cara yang spesifik dan focus sehingga mereka mengakui kekuatan dan kelemahan, prestasinya, nilai-nilainya dan minatnya, melihat sumber-sumber hubungan & kekurangan-kekurangan, dukungan dari komunitas, factor budaya & ekonomi
Prioritizing and focusing Strategi Prioritizing and focusing memutuskan bersama klien apa yang lebih diutamakan/dipilih agar memberikan focus bagi kerja konseling hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan - permasalahan yang paling penting - permasalahan yang paling menyebabkan tekanan - apabila permasalahan tersebut diambil akan memberikan hasil yang paling positif - permasalahan yang paling mudah dipecahkan dan dapat dikontrol dan berhasil ditangani - permasalahan yang pas/tepat ditangani melalui konseling
Communicating core value (nilai inti: acceptance & understanding) Strategi Communicating core value (nilai inti: acceptance & understanding) Tujuan memfasilitasi hubungan teraupetik yang mendorong keterlibatan pasien Perlu ditunjukkan dan dikomunikasikan secara verbal maupun non verbal
Strategi Exploration Prioritizing and focusing Communicating core value (nilai inti: acceptance & understanding)
Strategi Exploration Prioritizing and focusing Communicating core value (nilai inti: acceptance & understanding)