Periode Dewasa Muda (Young Adulthood) Pertemuan 10

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BUDAYA PERUSAHAAN DAN ETIKA
Advertisements

Perkembangan Psikologi Bayi - Remaja
Perkembangan sosial pada anak-anak tengah
MASA DEWASA AWAL DAN MADYA
Isyu-isyu penting dalam teori Kepribadian.
Perbedaan Individu dan Prilaku Kerja
Vygotsky dan Erikson Pertemuan 3.
Perkembangan fisik dan kognitif masa dewasa awal
Kuliah KBK Blok Sosial Fpsi Untar Senin, 30 September 2013 Psikologi Sosial Terapan dalam Latar Klinis.
Pertemuan > Matakuliah: >/ > Tahun: 2007 Bina Nusantara Keluarga Jepang Dewasa Ini.
LINGKUP KEPERAWATAN DEWASA
DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN
TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA
PERKEMBANGAN PSYCHO-FISIK ANAK
Perkembangan Fisik dan Kognitif dalam Masa Dewasa Tengah
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DEWASA MUDA
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL
PACARAN SEHAT.
PERBEDAAN INDIVIDU DAN PERILAKU KERJA
LINGKUP KEPERAWATAN DEWASA
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Perkembangan psikososial anak-anak awal
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
Perkembangan Psikososial Dewasa Awal
Perkembangan Fisik dan Kognitif Usia Dewasa Muda
Perkembangan Moral, Nilai dan Agama PSIKOLOGI REMAJA
PRINSIP–PRINSIP Perkembangan
POKOK BAHASAN Pertemuan 3
Oleh : Hanafi & Tony Suryanto
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA
Penyesuaian Diri PTIK.
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Psikologi Perkembangan 2
Perkembangan Psikologi Bayi - Remaja
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
Perkembangan Manusia STIT NF, Cimanggis Kamis, 24 Desember 2009
Kesehatan Pranikah.
MASA DEWASA AWAL DAN MADYA
Perkembangan Fisik dan Kognitif Masa Dewasa Madya
Keluarga dengan Anak yang Baru lahir dan Anak Usia 0-3 tahun
DASAR-DASAR PERILAKU INDIVIDUAL
ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DALAM KONTEKS KESEHATAN MASYARAKAT
BAB II PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Masa Dewasa Madya Perkembangan Fisik, Kognitif, Karir dan Religiusitas
Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan berlangsung sepanjang hidup
Proses Pembentukan Keluarga Psikologi Pendidikan Keluarga
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Perkembangan Peserta Didik (Pertemuan 2)
PERKEMBANGAN REMAJA Mencapai hubungan dengan teman lawan jenisnya secara matang Mencapai perasaan seks dewasa yang diterima secara sosial Menerima keadaan.
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
PERKEMBANGAN PADA DEWASA DEWASA KEL. VII
Materi HAKIKAT POLA PENGASUHAN ANAK
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
Tahap-tahap dan tugas-tugas perkembangan
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
Perkembangan dewasa awal
TYPE KELUARGA DAN TRADISI DI AMERIKA MATA KULIAH CROSS CULTURE UNDERSTANDING     DISUSUN OLEH : MUH ROHWAN - NPM MAYA PERTIWI – NPM
KEPRIBADIAN.
ANAK – REMAJA
ANAK – REMAJA
Komunikasi dalam Keluarga
Transcript presentasi:

Periode Dewasa Muda (Young Adulthood) Pertemuan 10 Matakuliah : L0142/Psikologi Perkembangan Tahun : 2007 Periode Dewasa Muda (Young Adulthood) Pertemuan 10

Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat menghubungkan aspek perkembangan fisik, kognitif dan psikososial dengan issue yang terkait pada periode dewasa muda (young adulthood) 3 Bina Nusantara

Materi Pembelajaran Perkembangan fisik pada periode young adulthood Perkembangan kognitif pada periode young adulthood Perkembangan psikososial pada periode young adulthood 4 Bina Nusantara

I. Perkembangan Fisik Beragam indikator yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan dewasa. Mulai dari kematangan seksual, kognitif, definisi sosiologis, hingga menurut hukum. Beberapa psikolog menyatakan bahwa seseorang menjadi dewasa ditandai oleh indikator internal yaitu kemandirian, kendali diri, dan tanggung jawab pribadi. Dari sudut pandang, seseorang bisa saja tidak pernah dewasa tidak perduli dengan usia yang bertambah. Bina Nusantara

Kondisi Fisik dan Kesehatan Kesehatan bisa jadi dipengaruhi oleh faktor gen, namun faktor perilaku juga harus diperhitungkan. Kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh faktor gen atau keturunan seperti atherosclerosis atau menyempitnya pembuluh darah, serta kolesterol. Kebanyakan penyakit disebabkan oleh kombinasi antara faktor keturunan dan perilaku. Beberapa gaya hidup yang sangat kuat mempengaruhi kesehatan, yaitu : diet dan kontrol berat badan, aktifitas fisik, tidur, penggunaan alkohol dan obat terlarang. Stress dapat mengaktifkan reaksi sistem saraf dan hormon, sehingga menyebabkan perilaku yang merusak seperti kurang tidur, merokok, minum minuman keras, dan ppenggunaan obat terlarang. Bina Nusantara

B. Seksual dan Reproduksi Premenstrual Syndrome (PMS) gangguan yang menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan ketegangan emosi selama 2 minggu sebelum menstruasi. Beragam simptom yang mungkin dialami seperti letih, sakit kepala, mual, keram, bertambahya berat badan, cemas, dll. Penyebab PMS ini tidak diketahui dengan pasti. Cara untuk mengatasi PMS ini bisa dengan latihan aerobic, edukasi, lebih sering mengemil, diet tinggi karbohidrat dan rendah garam juga kafein, serta tidur yang teratur. Orang dewasa yang memiliki resiko tinggi mengalami STDs adalah mereka yang sering melakukan hubungan seksual yang beresiko. Bina Nusantara

Infertility atau tidak subur adalah ketidakmampuan untuk menghasilkan anak setelah 12-18 bulan berusaha. Pada pria, umumnya infertility disebabkan oleh produksi sperma pria yang terlalu sedikit. Pada wanita disebabkan oleh kegagalan untuk menghasilkan sel telur atau sel telur yang normal, adanya lendir di leher rahim yang menghalangi sperma untuk penetrasi, atau endometriosis – penyakit dalam kandungan yang menyebabkan terhalangnya implantasi sel telur. Bina Nusantara

II. Perkembangan Kognitif Neo-Piagetian Meskipun Piaget menyatakan bahwa tahap berpikir formal operations sebagai tahapan yang terakhir, namun beberapa ilmuwan menyatakan bahwa perkembangan kognitif terus berlanjut diluar tahapan tersebut. Beberapa teori yang menyempurnakan pandangan Piaget ini adalah : Reflective Thinking, merupakan jenis berpikir logis yang terjadi pada masa dewasa, dimana terjadi proses informasi dan keyakinan yang berkelanjutan, evaluasi aktif berdasarkan bukti dan implikasi. Pertama kali dikemukakan oleh John Dewey. Bina Nusantara

Problem definition  mampu mendefinisikan masalah. Postformal thought, tahap kognisi orang dewasa yang tertinggi. Ditandai dengan kemampuan untuk menghadapi ketidakpstian, tidak konsistensi, kontradiksi, ketidaksempurnaan, dan kompromi. Beberapa kriteria dari postformal thought ini, yaitu : Shifting gears  mampu mengalihkan antara penalaran abstrak dan praktis. Problem definition  mampu mendefinisikan masalah. Process-product shift  mampu menyelesaikan masalah baik melalui proses umum lewat permasalahan yang hampir sama maupun melalui solusi kongkrit Pragmatism  mampu memilih yang terbaik dari antara solusi logis Bina Nusantara

Multiple solutions  kesadaran bahwa masalah memiliki lebih dari 1 penyebab Awareness of paradox  mengenali bahwa masalah atau solusi merupakan konflik yang tidak tuntas Self-referential thought  kesadaran untuk melakukan penilaian terhadap solusi mana yang logis. Dapat dikatakan orang tersebut menggunakan postformal thought. Bina Nusantara

7 tahapan perkembangan kognitif menurutnya : B. Schaie K. Warner Schaie memperhatikan perkembangan intelektual dalam konteks sosial. Terjadi peralihan dari pendalaman informasi dan keterampilan (Apa yang perlu saya tahu) ke integrasi praktis pengetahuan dan keterampilan (Bagaimana menerapkan apa yang saya tahu), hingga pencarian makna dan tujuan (Mengapa saya harus tahu). 7 tahapan perkembangan kognitif menurutnya : Acquisitive stage (kanak-kanak dan remaja) Achieving stage (remaja akhir atau awal 20 tahun – awal 30 tahun ) Responsible stage (akhir 30 tahun – awal 60 tahun) Bina Nusantara

Executive stage (30-40 tahun – paruh baya) Reorganizational stage (akhir paruh baya – awal lansia) Reintegrative stage (lansia) Legacy-creating stage (di atas lansia) C. Sternberg Menurutnya ada 2 aspek dalam kecerdasan yang luput dari pengujian psikometri, yaitu : Experiential element atau insight yang kreatif. Contextual element atau kecerdasan praktis. Salah satu aspek penting dari elemen ini adalah tacit knowledge – informasi yang tidak diajarkan secara formal atau terbuka namun diperlukan untuk berfungsi. Bina Nusantara

D. Emotional Intelligence (EI) Merupakan kemampuan untuk memahami dan mengatur emosi. Pelopor pertama : Peter Salovey & John Meyer. Kemudian dipopulerkan oleh Daniel Goleman Kompetensi EI menurut Goleman, yaitu : Self-awareness  emotional self-awareness, penilaian diri yang akurat, dan percaya diri Self-management  kontrol diri, kepercayaan, kesungguhan, adaptasi, dorongan mencapai hasil, dan inisiatif Social awareness  empati, orientasi pelayanan, dan kesadaran organisasi. Bina Nusantara

Relationship management  membangun orang lain, menggunakan pengaruh, komunikasi, manajemen konflik, kepemimpinan, menjadi katalisator perubahan, membangun ikatan dan kerja sama, serta kolaborasi Kritik terhadap konsep EI : sulit untuk diukur, kebanyakan kompenen EI terkait dengan trait kepribadian. Bina Nusantara

Penalaran Moral Berdasarkan teori Kohlberg, tercapainya level ketiga dari penalaran moral hanyalah lewat pengalaman. Banyak orang yang baru mencapainya ketika berusia awal 20 tahun. Pengalaman membuat orang dewasa melakukan evaluasi ulang terhadap apa yang benar dan adil. Karena penelitian Kohlberg dilakukan terhadap anak laki-laki dan pria dewasa, maka Carol Gilligan berargumen bahwa sistem moral yang disusun Kohlberg itu hanya memberikan tempat tertinggi pada nilai maskulin dan tidak adil terhyadap nilai feminin. Kemudian Gilligan mengemukakan 3 level perkembangan moral pada wanita. (Table 13-1 hlm. 498) Bina Nusantara

Selain perkembangan moral, ada pendapat lain yang mengemukakan mengenai perkembangan iman. James Fowler memusatkan pada bentuk iman, bukan isi atau obyek iman. Menurutnya iman berkembang melalui hasil interaksi antara kedewasaan seseorang dan lingkungan. Ia menyusun 6 tahap perkembangan iman (Box 13-2 hlm. 496-497, buku Human Development). Bina Nusantara

Pendidikan & Bekerja Pada periode ini terjadi pemilihan terhadap pendidikan lanjut dan pekerjaan. Ini melibatkan fungsi kognitif. Mereka harus beradaptasi terhadap sistem pendidikan tinggi atau bangku kuliah. Sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga. Masa kuliah membuat dewasa muda mengalami perubahan pola pikir yang pesat, dari pola pikir yang kaku ke fleksibel, dan pemilihan komitmen yang bebas. Pada akhirnya mereka mencapai commitment within relativism. Bina Nusantara

Setelah menyelesaikan kuliah, dewasa muda memasuki dunia kerja Setelah menyelesaikan kuliah, dewasa muda memasuki dunia kerja . Meeka akan mengalami perubahan sebagai hasil dari pekerjaan yang dilakukannya. Terjadi relasi yang timbal balik antara substantive complexity kerja – derajat berpikir dan penilaian mandiri yang dibutuhkan – dengan fleksibilitas seseorang untuk mengatasi tuntutan kognitif. Bina Nusantara

III. Perkembangan Psikososial 4 pendekatan klasik yang menjelaskan perkembangan psikososial pada dewasa muda, yaitu : normative-stage models, timing of events model, trait model, dan typological models. Normative-Stage Models Orang dewasa mengikuti mengikuti dasar rangkain yang sama dengan perubahan psikososial berdasarkan usia. Perubahan merupakan hal yang normatif, yang umum terjadi pada semua orang. Tahap keenam perkembangan psikososial Erikson : intimacy vs isolation. Jika orang dewasa tidak dapat membuat komitmen yang dalam dengan orang lain, maka ia terisolasi dan asyik dengan diri sendiri. Bina Nusantara

Resolusi dari tahap ini menghasilkan virtue : love. Levinson membentuk teori perkembangan kepribadian yang berdasar pada life structure – pola kehidupan seseorang pada waktu tertentu, dibangun diatas aspek apapun dalam hidup yang dianggap paling penting  setiap fase punya tugasnya sendiri yang pencapaiannya akan menjadi dasar untuk struktur kehidupan mendatang. Developmental taks (tugas perkembangan)  tantangan yang perlu dicapai agar dapat beradaptasi pada setiap tahap kehidupan. Bina Nusantara

B. Timing of Events Models Perkembangan tergantung pada peristiwa tertentu yang dialami seseorang. Orang biasanya sadar dengan waktunya masing-masing dan social clock – seperangkat norma budaya atau harapan terhadap peristiwa penting tertentu yang seharusnya terjadi, mis : menikah, bekerja, pensiun, dl. Bila peristiwa kehidupan muncul tepat waktu maka perkembangan berjalan lancar. Namun jika tidak, maka akan mengalami stress. Stress dapat muncul akibat peristiwa yang tidak diharapkan seperti dipecat atau menjadi janda saat berusia 35 tahun. Bina Nusantara

C. Trait Models : 5 Faktor Costa & McCrae Menekankan pada stabilitas atau perubahan trait kepribadian. Neuroticism : cemas, kasar, depresi, impulsif, kesadaran diri, mudah diserang Extraversion : mencari kesenangan,asertif, aktif, hangat,emosi positif, senang berkumpul Openness to experience : fantasi, estetika, perasaan, tindakan, ide, nilai Agreeableness : mementingkan orang lain, kerelaan, sabar, percaya, sederhana, berterus terang Conscientiousness : pencapaian prestasi,pertimbangan, kompeten, disiplin diri, perintah, memenuhi tugas Bina Nusantara

Melihat kepribadian sebagai suatu keseluruhan fungsi. D. Typological Models Melihat kepribadian sebagai suatu keseluruhan fungsi. Tipe kepribadian dasar : Ego resiliency  mampu beradaptasi terhadap stress : percaya diri, mandiri, mampu mengutaraka pikiran, penuh perhatian, penolong, bekerja sama, fokus pada tugas Ego control  kontrol diri. Bedakan dengan overcontrolled dan undercontrolled Bina Nusantara

E. Pendekatan Integrasi Costa & McCrae 6 elemen yang saling berelasi : Basic tendencies External influences Characteristics adaptations Self-concept Objective biography Dynamic processes Bina Nusantara

Relasi Intim Persahabatan Persahabatan pada periode ini lebih berpusat pada persahabatan di tempat kerja dan aktivitas sebagai orang tua untuk saling berbagi dan memberi saran Pada periode ini juga terjadi hubungan cinta dengan orang lain. Teori triangular subtheory of love dari Sternberg : 3 elemen cinta – intimacy, passion, commitment. Ada 3 kategori utama mengenai pandangan terhadap aktivitas seksual, berdasdarkan survey nasional terhadap sikap dan perilaku seksual di Amerika Serikat. Ketiga kategori tersebut adalah : Bina Nusantara

a. tradisional atau sikap reproduktif terhadap seks  seks hanya boleh dilakukan dalam pernikahan (30% responden). b. pandangan recreational terhadap seks  melakukan seks boleh saja asalkan menyenangkan orang lain dan tidak menyakiti orang lain (25% responden, kebanyakan pria). c. pandangan relational terhadap seks  seks seharusnya disertai dengan rasa cinta atau kasih sayang, tidak harus dalam pernikahan (45 % responden). Orang dewasa muda semakin permisif terhadap sikap melakukan hubungan seks diluar pernikahan. Bina Nusantara

Gaya Hidup Menikah & Tidak Menikah Gaya hidup untuk tidak menikah dan hidup menikah tanpa memiliki anak semakin banyak diterima. Kebanyakan dewasa muda memilih untuk tetap single karena mereka tidak menemukan pasangan yang tepat dan sudah menjadi pilihan. Selain gaya hidup single, masyarakat juga semakin menerima gaya hidup gay dan lesbian (homoseksual). Gay dan lesbian semakin umum di kota-kota besar. Cohabitation atau tinggal bersama juga merupakan gaya hidup yang semakin meningkat belakangan ini. Bina Nusantara

Beberapa bentuk dalam pernikahan, yaitu : monogamy  yang paling banyak diterima oleh masyarakat; polygyny  seorang pria menikahi lebih dari 1 wanita; polyandrous  seorang wanita menikahi lebih dari 1 pria. Keuntungan pernikahan : intimacy, komitmen, persahabatan, afeksi, pemuasan kebutuhan seksual, pertemanan, pertumbuhan emosi, pemenuhan kebutuhan spiritual, dan keamanan secara finansial. Berdasarkan penelitian, kepuasan perkawinan disebabkan oleh meningkatnya kondisi ekonomi, pengambilan keputusan yang seimbang, tidak ada sikap pembedaan gender, dan dukungan untuk mendapatkan perkawinan yang langgeng. Bina Nusantara

Faktor penentu keberhasilan perkawinan terletak pada pemberian penghargaan seperti cinta, respek, kepercayaan, komunikasi, dan komitmen terhadap pasangan. Sementara faktor penentu kegagalan perkawinan terletak pada perbedaan harapan antar pasangan. Tingginya angka perceraian menunjukkan sulitnya orng yang menikah memantapkan tujuan perkawinan. Sementara tingginya angka pernikahan kembali menunjukkan bahwa mereka berusaha untuk mempertahankan perkawinan. Perceraian bukanlah suatu peristiwa tunggal, melainkan suatu proses. Faktor penting penyesuaian akibat perceraian adalah emosi yang berjarak dengan mantan pasangan. Bina Nusantara

Menjadi Orang Tua Keluarga di masa ini tidak seperti keluarga di masa lampau, ukuran keluarga cenderung lebih kecil. Namun dalam masyarakat pertanian, keluarga yang besar masih dibutuhkan dimana anak membantu orang tua bekerja dan merawat orang tua nantinya. Saat ini, suami juga ikut terlibat dalam pengasuhan anak dan mengurus rumah, dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Berdasarkan survey yang dilakukan di Amerika Serikat, hampir separuh orangtua merasakan bahwa mereka hanya memiliki terlalu sedikit waktu dengan anak-anak mereka. Saat ini semakin marak keluarga yang kedua orang tua bekerja mencari nafkah. Bina Nusantara

Rangkuman Banyak indikator yang menyatakan seseorang dianggap dewasa. Namun beberapa psikolog lebih memperhatikan indikator internal daripada eksternal. Kesehatan dikalangan orang dewasa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor gen atau keturunan tapi juga perilaku sehat. 3 hal utama yang menjadi perhatian kondisi seksual orang dewasa : PMS, STDs, dan tidak subur/infertility. Neo-Piagetian menyangkal pandangan Piaget bahwa perkembangan kognitif terus berlanjut meskipun sudah masuk tahap formal operations. 2 pendapat neo-Piagetian, yaitu reflective thinking dan postformal thought Bina Nusantara

Schaie memperhatikan perkembangan intelektual dalam konteks sosial Schaie memperhatikan perkembangan intelektual dalam konteks sosial. Ia merumuskan 7 tahap perkembangan kognitif. Sternberg mengemukakan 2 apek kecerdasan yang luput dari pengujian psikometri yaitu experiential dan contextual element. Peter Salovey & John Mayer pertama kali mengemukakan konsep EI dan dipopulerkan oleh Daniel Goleman. EI merupakan kemampuan untuk memahami dan mengatur emosi. Berdasarkan teori moral Kohlberg, orang dewasa sudah mencapai tahap tertinggi dari tahapan perkembangan moralnya, yang dapat terjadi karena adanya pengalaman. Bina Nusantara

Teori perkembangan moral Kohlberg disanggah oleh Carol Gilligan dan menyusun 3 tahap perkembangan moral wanita karena penelitian Kohlberg hanya dilakukan terhadap anak laki-laki dan pria dewasa Sementara itu, James Fowler menyusun 6 tahap perkembangan iman, dimana fokusnya pada bentuk iman. Pada periode ini, dewasa muda membuat keputusan mengenai pendidikan lanjutnya dan pekerjaan. Dimana membutuhkan fungsi kognitif dan mengalami perubahan kognitif yang pesat. Normative stage models  perubahan merupakan hal yang normatif, yang umum terjadi pada semua orang. Bina Nusantara

Timing of events models  perkembangan tergantung pada peristiwa tertentu yang dialami seseorang. Trait models  menekankan pada stabilitas atau perubahan trait kepribadian : O-C-E-A-N Dewasa muda memprioritaskan persahabatan dengan rekan kerja, keluarga (sebagai orang tua), dan relasi seksualnya. 3 pandangan utama terhadap aktivitas seksual : reproductive, recreational, dan relational. Gaya hidup tidak menikah (single) semakin diterima. Selain itu juga ada cohabitation/tingga bersama, hubungan homoseksual yang juga semakin banyak diterima masyarakat saat ini. Bina Nusantara

Beberapa bentuk perkawinan : monogamy, polygyny, dan polyandrous. Perkawinan, perceraian, dan pernikahan kerap terjadi. Banyak faktor yang membuat perkawinan berhasil demikian juga banyak faktor yang membuat pernikahan gagal. Beberapa bentuk perkawinan : monogamy, polygyny, dan polyandrous. Saat ini fungsi mengasuh anak dan mengurus rumah tangga tidak hanya dilakukan oleh istri tetapi juga suami. Dan sekarang semakin banyak istri yang bekerja mencari nafkah. Bina Nusantara