TUGAS PANCASILA Oleh Nurita Armiddina (A1D515024) Administrasi Pendidikan Universitas Jambi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kuliah ke 4 Kwn Identitas Nasional.
Advertisements

Meningkatkan Rasa Nasionalisme di Era Globalisasi
DADANG SUNDAWA JL. GEGERASIH
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN
PENYUSUN REFERENSI COVER e MATERI SK KD TP INDIKATOR.
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
4 PILLAR BERBANGSA DAN BERNEGARA
WAWASAN NUSANTARA Oleh : Aditya Hendra Moh. Khoirul Anwar
Kelompok 4 Adi Jadmiko (03) Doni Pradana (08) Gilang Pratama (13)
Pancasila sebagai Ideologi Terbuka 12
PENGERTIAN DAN TUJUAN PKN
PENTINGNYA KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
WAWASAN NUSANTARA.
SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL “BELA NEGARA” “GRAND DESIGN KURIKULUM BELA NEGARA DAN RANCANGAN IMPLEMENTASINYA” TEGUH SOEDARTO Surabaya, 1 Oktober 2016.
Revolusi mental pemerintahan dalam negeri: Desa sbg bagian dari daerah otonom Dr.soni Sumarsono,mdm RAKORNAS PROGRAM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN.
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN PANCASILA
Pendidikan Pancasila Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Pengertian Negara Etimologi
CITA-CITA, TUJUAN DAN VISI NEGARA INDONESIA
Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
NILAI-NILAI KEJUANGAN,PEMBANGUNAN KARAKTER, DAN KETAHANAN NASIONAL
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Gimana Jadinya Negara Indonesia tanpa Ideologi Pancasila ?????
PENDAHULUAN KEWARGANEGARAAN (LECTURE I)
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
PERTEMUAN 14 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA.
PENDAHULUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDAHULUAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN (LECTURE I)
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
dalam konteks ketatanegaraan Negara RI
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian/Karakter
PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI TERBUKA
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian Dr
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pembentuk Karakter Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
Ideologi dan Nilai-nilai Pancasila
Pancasila sebagai Ideologi terbuka
Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian dan Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi Dr. Dewi Kurniasih, S.IP.,M.Si.
PANCASILA IDEOLOGI TERBUKA
Pancasila sebagai PARADIGMA KEHIDUPAN BERBANGSA & BERNEGARA
Oleh : Yesi Marince, S.IP., M.Si
Oleh : Yesi Marince, S.IP., M.Si
KEWARGANEGARAAN DR.Suharto,SH,M.Hum Kewarganegaraan_AKC.
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Pengertian Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan.
Pengaruh Ideologi Pancasila terhadap Ketahanan Nasional
CITA CITA PENDIRI NEGARA
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Kepribadian
DISUSUN OLEH : RAHAYU SETIYANINGSIH
PENDIDIKAN PANCASILA BAB. X. Petumbuhan Faham Kebangsaan
Visi dan Misi PKN.
Bela Negara: KONSEP dan praktek
Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Matakuliah Pengembangan Karakter
PENDAHULUAN PANCASILA & KEWARGANEGARAAN (LECTURE I)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN – TM KE-11
Nilai persatuan dalam bermasyarakat dan bernegara
KELOMPOK 2 Resita Sri Wahyuni Hardillah Nurrahmahdini Yulia Kurniasih
FILOSOFI PEMBELAJARAN
Pendidikan Kewarganegaraan
WAWASAN KEBANGSAAN DAN BELA NEGARA
pancasila PANCASILA SEBAGAI KERANGKA BERPIKIR
PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP
WAWASAN NUSANTARA Latar Belakang, Konsep, Implementasi dan Tantangan.
RIA KURNIASARI. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menganalisis hakikat, fungsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 1 SEMINAR, MK LOCAL GOVERNMENT OTODA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN/BUDAYA LOKAL Tri Yudi Siswantoro.
KEWARGANEGARAAN Ary Handayani 1. Menggali sumber sosiologis & politis tentang pendidikan kewarganegaraan di Indonesia Membangun argumen tentang dinamika.
Wawasan Nusantara  Latar belakang timbulnya Wawasan Nusantara  Konsep Wawasan Nusantara A) Hakikat, Asas dan Arah WN B) Unsur dasar WN C) Kedudukan,
Transcript presentasi:

TUGAS PANCASILA Oleh Nurita Armiddina (A1D515024) Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Tidak ada ideologi yang dapat terwujud tanpa perjuangan Tidak ada ideologi yang dapat terwujud tanpa perjuangan. Pancasila tidak akan dapat menjadi realitet, tanpa ada perjuangan, demikian ungkap Soekarno. Jadi perjuangan mengamalkan Pancasila secara kritis, kreatif dan cerdas merupakan bagian yang tidak terelakkan untuk menggelorakan jiwa dan semangat generasi muda dan mahasiswa dalam membangun bangsa ke depan........

PENDAHULUAN Pancasila dan Nasionalisme Menghadapi Tantangan Memahami Realitas Kekinian Peranan Generasi Muda Tantangan Bangsa

A. Pancasila dan Nasionalisme dalam Menghadapi Tantangan Beberapa konflik horizontal yang terjadi dapat dihindari kalau Pancasila benar-benar telah menjadi dasar pembuatan kebijakan pemerintah, pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Memang kita sadar bahwa kondisi budaya, politik, sosial, dan ekonomi pasca reformasi jauh berbeda dengan era para pendiri bangsa sedang berjuang mendirikan NKRI. Untuk itulah memahami realitas yang kini sedang berkembang juga menjadi keniscayaan bagi bangsa Indonesia. Pancasila dan Nasionalisme bukan sekedar berada dalam “cita-cita keshalehan”. Nasionalisme dan Pancasila tidak dapat direalisasi tanpa perjuangan, kerja keras, disiplin dan kreativitas dari bangsa Indonesia.  

B. Memahami Realitas Kekinian Generasi mudah membutuhkan keteladanan. Retorika dan tebar pesona sebagai politik pencitraan itu wajar dalam sistem politik yang demokratis. Tetapi retorika, pidato yang baik tidak bermakna kalau tidak dapat mengejawantah dalam realitas. Kepemimpinan yang tegas dan konsisten lebih dibutuhkan dibanding sekedar retorika. Anak-anak mudah memang tidak dapat hidup dalam generasi sebelumnya. Mereka hidup dalam suasana dunia yang berbeda. Namun, nilai-nilai fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tetap perlu menjadi referensi bagi mereka dalam menapaki masa depan. Dalam konteks itulah pendidikan kewarganegaraan menjadi esensial.

C. Peranan Generasi Muda Melalui kejujuran yang disosialisasikan pada anak muda ada peluang munculnya pribadi yang tulus dan bersahaja. Ketulusan mereka dalam bekerja akan mendorong peningkatan kualitas diri yang maksimal. Dan kelak pada saat yang bersangkutan berkiprah dalam masyarakat akan memberikan pelayanan yang maksimal. Sikap bersahaja akan mendorong generasi muda untuk tidak muda terjebak pada gaya hidup hedonis dan konsumtif. Sebagaimana kita ketahui bahwa sikap hedonis dan konsumtif dapat mendorong berkembangnya sikap “rakus” dan “serakah”. Sebuah sikap yang memudahkan seseorang melakukan tindak korupsi.

D. Tantangan Bangsa Perubahan mindset anak didik yang tidak sesuai dengan empat pilar kehidupan negara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dapat membahayakan kehidupan kebangsaan kedepan. Bukankah para pendiri bangsa telah mengingatkan bahwa demokrasi dan hak asasi manusia yang diadopsi dari warisan dunia harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi bangsa dan negara Indonesia. Mental inlander yang merasa lebih rendah dari bangsa lain memang harus terus diperjuangkan. Tanpa kepercayaan diri dan usaha yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas kita memang tidak dapat bersaing dengan dunia luar. Namun terlalu kagum dengan bangsa asing dan sekedar meniru kebudayaan dan pendidikan asing dapat mengancam jati diri sekaligus karakter bangsa.

Dalam bab II dibahas kelahiran nasionalisme di Barat dan di Indonesia Dalam bab II dibahas kelahiran nasionalisme di Barat dan di Indonesia. Konsep nasionalisme Barat serta prakteknya perlu diketahui agar kita sadar bahwa nasionalisme yang berkembnag di Indonesia bukan sekedar peniruan nasionalisme di Barat. Setelah itu dibahas tentang perkembangan nasionalisme sejak zaman pergerakan hingga era reformasi. Dinamika zaman yang cukup kompleks memerlukan keberanian kita, khususnya di era globaisasi ini untuk melakukan kajian kritis dan kreatif tentang nasionalisme.

BAB II NASIONALISME Dalam bab II dibahas kelahiran nasionalisme di Barat dan di Indonesia. Konsep nasionalisme Barat serta prakteknya perlu diketahui agar kita sadar bahwa nasionalisme yang berkembnag di Indonesia bukan sekedar peniruan nasionalisme di Barat. Setelah itu dibahas tentang perkembangan nasionalisme sejak zaman pergerakan hingga era reformasi. Dinamika zaman yang cukup kompleks memerlukan keberanian kita, khususnya di era globaisasi ini untuk melakukan kajian kritis dan kreatif tentang nasionalisme.

NASIONALISME Perkembangan Nasionalisme di Barat Nasionalisme di Indonesia Realitas Nasionalisme setelah Merdeka Keprihatinan dan Perumusan Identitas Kembali Diperlukan Rumusan Baru Wawasan Kebangsaan

Eksistensi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup dibahas dalam bab III. Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara mencerminkan dominasinya sikap yang progresif dan revolusioner pada pendiri bangsa. Nilai-nilai Pancasila memang sudah ada dalam kehidupan masyarakat Nusantara sejak dulu. Namun sebagai suatu konsep ideologi dan dasar negara sekaligus pandangan hidup yang sistematis Pancasila baru ada pada tahun 1945. Pancasila sebagai hasil kreatif pendiri bangsa ternyata selain menggali nilai-nilai luhur yang sudah ada di Nusantara juga diperkaya dengan nilai-nilai yang ada di luar Nusantara, termasuk Barat. Perpaduan antara nilai luhur di Masyarakat Nusantara dan nilai luhur yang universal menghasilkan suatu konsep dasar Pancasila yang visioner dan tetap relevan untuk masa depan.

BAB III PANCASILA Pemikiran Radikal dan Revolusioner Kelahiran Pancasila Pancasila sebagai Pandangan Hidup Pancasila sebagai Dasar Negara

Dalam bab IV dibahas tentang Eksistensi Generasi Muda sebagai pemegang estafet bangsa. Kita tidak mungkin dapat menanamkan nasionalisme dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara baik tanpa terbangunya suatu ethos bangsa yang unggul, khususnya dikalangan generasi muda. Generasi muda dalam sejarah Indonesia telah menjadi peopor perubahan. Dan generasi mudalah yang akan menentukan nasib bangsa dan negara ke depan. Demokrasi, hak asasi manusia serta masyarakat sipil memang dapat mengantarkan pemahaman bagi generasi muda tentang hak dan kewajiban warganegara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Topik tersebut perlu disesuaikan dengan wawasan kebangsaan dan Pancasila agar tidak menimbulkan distorsi pemahaman sebagai warga negara jingoism atau chauvinism. Namun hal tersebut tidak berarti kita harus lebih mengutamakan kepentingan warga dunia dibanding warga Indonesia. Keyakinan dan kebanggaan terhadap kepentingan nasional perlu diutamakan.

BAB IV GENERASI MUDA Generasi Pelopor Perubahan Mindset Keutamaan Hidup Membangun Generasi Pembelajar

Kesimpulan dari uraian nasionalisme, Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan dibahas dalam bab V. kita sebagai bangsa perlu kembali pada jati diri bangsa. Untuk merealisasi pengalaman Pancasila yang radikal dan progresif diperlukan kepeloporan generasi muda yang berani, idealis, dan cerdas. Benang merah antara nasionalisme, Pancasila dan generasi muda hanya dapat dirajut secara sistematis dan holistic kalau ketiganya tidak dipahami secara terpisah. Beberapa usulan dan saran yang belum sempat diulas dalam buku ini akan dijadikan sebagai suatu bahan perbaikan ke depan.            

BAB V PENUTUP Kembali ke Jati Diri Bangsa Eksistensi Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara sangat tergantung pada komitmen dan kecerdasan para pendukungnya. Upaya yang menjabarkan dan merealisasi nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari menjadi suatu tuntutan. Hal ini dibutuhkan agar nasionalisme dan Pancasila tidak berhenti dalam tataran wacana namun juga berpengaruh dalam kehidupan nyata.

Pewaris Cita-Cita Besar Kaum muda selalu memberikan harapan Pewaris Cita-Cita Besar Kaum muda selalu memberikan harapan. Dari harapan itulah mereka berjuang. Pengharapan tidak hanya menjadi landasan berjuang, melainkan juga menjadi arah perjuangan hidup yang lebih bermakna. Mereka sadar bahwa sebagai kaum muda dirinya “tidak hanya hidup” melainkan juga menyadari dirinya “sedang hidup”. hidup dijalani dengan pikiran positif dan optimisme untuk menggapai kehidupan luhur yang mencerahkan diri sekaligus kebanggaan anak negeri. Semoga.