ISU-ISU ABK DI SISWA INDONESIA & IMPLIKASINYA. 2017 ABK
APA YG ANDA KETAHUI ???
ISTILAH YANG KERAP DIKAITKAN denGAn Abk?? ……
BERIKUT BEBERAPA ISTILAH NYA: NORMALISASI TUJUAN: agar ABK setara kemampuannya dg anak normal umumnya Misal: sama setting pendidikannya, pendekatan yg sama (tidak menjauhkan ABK dari lingk alaminya) Banyak KONTROVERSI(deins & self detrm) DEINSTITUSIONALISASI ABK harus diasuh dekat dengan masy sekitar/keluarganya. Tidak diasingkan SELF DETERMINATION ABK memiliki hak untuk kehidupannya sendiri, mengatur segala ttg diri. = segala fasilitas, dukungan, pelayanan, harus berdasar keinginaan, ketertarikan, kekuatan, dan kemamp ABK INKLUSIF PENUH INKLUSIF: Filosfi pendidkn & social. Ada keprcayaan bahwa semua orang adl bagian yang berharga dlm kebersamaan di masy. ABK ditempatkan di sekolah dekat rumah & ikut dg anak2 normal secara penuh (tidak ada pemisahan/perpindahan kelas sewaktu2) TDK MSLH anak mampu/tidak ikut pelajaran, yg PENTING GURU MAU & MAMPU ADAPTASI /modif program pendidikan sesuai kebutuhan anak
ISTILAH PENTING LAINNYA… Exceptional Rentang hambatan yang dapat pendidikan khusus di sekolah Disability Aspek2 yg terbatas Misal: belajar membaca, berbicara, mendengar. Handicap Sumber/hal2 yg mnyebabkan keterbatasan dlm diri sso. Muncl krn Lingk. Kurang memberi kesempatan, banyak dibatasi, banyak penolakan Difable Different able people Perb,kemampuan Masih dapat melakukan aktivitas dg cukup baik. Bkan pada hambatannya.
DEFINISI anak/siswa KEBUTUHAN KHUSUS Adalah Mereka yang mengalami gangguan/hambatan dalam proses perkembangannya (aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor). gangguan/hambatan : retardasi/keterbelakangan mental Kesulitan belajar Gangguan fisik/ketunaan/cacat Keberbakatan Memiliki kekhususan butuh : Dukungan social, bantuan fasilitas, layanan, pendidikan, menjalani kehidupan seperti orang normal
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS REFORMASI KEBIJAKAN PENDIDIKAN LUAR BIASA, 2006: FUNGSI : pendidikan nasional : mengembangkan kemampuan & meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia TUJUAN : mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yg beriman, berbudi luhur, memiliki Ip dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap, mandiri, bertggjwb
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (2) UU No.2 TAHUN 1989 PASAL 5 :bahwa setiap WN mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan Pasal 8 ayat 1, UU no.4 tahun 1997 ttg penyandang cacat: WN yang memiliki kelainan fisik &/mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa (PLB) UU SISDIKNAS no.20 tahun 2003: berhak dapat pendidikan bermutu, yang kelainan dapat PLB Pendidikan berbeda : untuk mempersiapkan menghadapi kehidupan nyata setelah lepas dari lingk sekolah (Hunt & Marshall, 2005) PENEKANAN PROSES: upaya pembimbingan kemandirian, optimalisasi kemampuan indera/bagian lain yg masih dapat difungsikan
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (3) PROSES IKUT PRINSIP TERTENTU (Delphie, 2006): Tuna netra : prinsip kekongkretan. Belajar sambal melakukan Tuna rungu : prinsip keter-arahan wajah Tuna laras : prinsip kebutuhan & keaktifan, kekebasan terarah, pemanfaatan waktu luang-kompensasi, kekeluargaan, kepatuhan, setia kawan Tuna grahita: prinsip atensi, kuatkanmemori, ketrampilan, pemberian pengalaman
ISU-ISU ABK…
PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (4) Secara umum ada 2 jenis program pendidikan: Program pddkn Lembaga /SLB. (terpisah dari sekolah normal) SLB A: Tuna netra SLB B : tuna rungu SLB C : tuna grahita SLB D: tuna daksa/cacat fisik SLB E : tuna laras/perilaku/emosional Program pddkn inklusi : menggabungkan dg anak2 normal kegiatan belajar bersama
LABELLING & KLASIFIKASI Label : diberikan melekat pada indiv, meliputi stigma penghinaan. Karena kekhususan,mempengaruhi cara org menilai/berpikir ttg indv serta potensi ABK Klasifikasi : menjelaskan sist terstruktur yg mengidentifikasi, mengorganisasi karakteristik ciptakan suatu keteraturan yang dilabel = mjd kunci u/ dapat layanan pendidikan khusus, dibawah klasifikasi - bantu professional u/mengidentifikasi kebutuhan2 tertentu, merancang intervensi yg sesuai
LABELLING & KLASIFIKASI MANFAAT KLASIFIKASI Memberi nama kecacatan bedakan, komunikasikan ttg pemaknaan atas kebutuhannya u/riset , spesialisasi pada kategori tertentu cari pemahaman mendalam ttg kategori tsb Memudahkan diagnose tritmen
FASILITAS / LAYANAN UMUM KEBUTUHAN ABK FASILITAS / LAYANAN UMUM PENDIDIKAN SOSIAL
1. Aspek Sosial Keterbatasan yang dimiliki ABK (secara kognitif / afektif / psikomotor) dapat berimplikasi pada kurangnya aspek sosial dengan individu lain (baik dengan orang tua, keluarga, teman, guru dll). Selain itu, adanya stigma2 negatif atas ketidakmampuan ABK dalam menjalani fungsi sehari-hari. Sementara, sama halnya dengan individu lain, ABK juga memiliki kebutuhan yang sama : mendapatkan rasa kasih sayang, perhatian, interaksi dengan orang lain.
2. Aspek Pendidikan T U J A N UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 5 setiap WN mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan Pasal 8 ayat 1, UU no.4 tahun 1997 WN yang memiliki kelainan fisik &/mental berhak memperoleh pendidikan luar biasa (PLB) UU SISDIKNAS no.20 tahun 2003 berhak dapat pendidikan bermutu, yang kelainan dapat PLB T U J A N Mempersiapkan menghadapi kehidupan nyata setelah lepas dari lingk sekolah (Hunt & Marshall, 2005) Upaya pembimbingan kemandirian, optimalisasi kemampuan indera/bagian lain yg masih dapat difungsikan Pendidikan berbeda : untuk mempersiapkan menghadapi kehidupan nyata setelah lepas dari lingk sekolah (Hunt & Marshall, 2005) PENEKANAN PROSES: upaya pembimbingan kemandirian, optimalisasi kemampuan indera/bagian lain yg masih dapat difungsikan
Prinsip kekongkretan. Belajar sambil melakukan Layanan Pendidikan Program Pendidikan Lembaga / SLB SLB A : Tunanetra Prinsip kekongkretan. Belajar sambil melakukan SLB B : Tunarungu Prinsip keter-arahan wajah Tunagrahita SLB C : Prinsip atensi, kuatkanmemori, ketrampilan, pemberian pengalaman SLB D : Tunadaksa Prinsip Latih otot dan gerak SLB E : Tunalaras prinsip kebutuhan kekeluargaan, kepatuhan, setia kawan Program Pendidikan Inklusi Sekolah Inklusi Kegiatan bersama dengan anak normal Terpisah dari sekolah normal Menggabungkan dengan anak2 normal : kegiatan bersama Dirancang khusus sesuai kebutuhan anak (materi, teknik, fasilitas). Misal: anak tuna netra butuh buku braille; anak tuna rungu butuh alat bantu dengar/Bahasa isyarat, anak gg emosi butuh kelas kecil & sangat terstruktur; cerdas istimewa butuh kesempatan kerja profresional, dll Terdapat SLB-F sampai O Pendidik ?? 2 factor penentu: 1. juml ABK & fasilitas di sekolah.?? Intervensi terpadu : guru umum yg sadar kebutuhan indiv lengkapi bahan, alat, metode yg tepat
PERBEDAAN INTEGRASI -- INKLUSIF Dibedakan berdasr tk. Keberfungsiannya & pengetahuannya ABK dididik dlm setting bbda siap ikut kelas Reg Klrg, sekolah, semua anak adalah anggota kelompok yg sama: berinteraksi, saling bantu, tenggrasa, menerima bhwa sebgn mempu kbthn bbda dr mayoritas, bkrjasama. Pertemuan sesekali & jarang menjadi angg penuh dr kelas reguler Satu hukum untuk semua. ABK dri awal ikut secara penuh bersama anak reg. Contoh: Integrasi dlm acara2 kebud. Integrasi fisik ABK terlihat Ada dlm 1 kompleks dg siswa reg Waktu istirahat =anak reg. bertemu tapi tdk kerjasama Siswa penyandang cacat di kelas reg tapi tanpa perhatian ekstra thd kebutuhan akademis/social buruk bagi morilnya
Diperlukan fleksibilitas, kreativitas, sensitivitas PRINSIP: mengubah & menyesuaikan system, lingkungan & aktivitasnya menyesuaikan oranglain dan mempertimbangkan semua orang. Diperlukan fleksibilitas, kreativitas, sensitivitas Hal yang perlu dihindari: Melabel ABK Pendidikan terpisah Memandang Abk sebagai minoritas
3. Aspek Fasilitas / Layanan Umum Keterbatasan yang dimiliki ABK juga berimplikasi pada perlunya kebutuhan fasilitas yang sesuai. Misalnya : toilet khusus penyandang disabilitas, sarana dan prasana / akses ke tempat umum. UU No. 28 Th 2002 tentang bangunan, diatur bahwa “setiap bangunan harus menyediakan fasilitas / infrastuktur untuk penyandang disabilitas, kecuali perumahan pribadi”. PP No. 43 th 1998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas “setiap penyelenggaraan fasilitas umum dan infrastuktur harus menyediakan aksesibilitas yang setara”.
IMPLIKASI
1. Aspek Sosial Munculnya program-program disabilitas di bawah Kemensos RI bagi penyandang disabilitas, keluarga dan masyarakat, antara lain : Rehabilitasi sosial berbasis non-institusi (Unit Pelayanan Sosial Keliling; Loka Bina Karya) Rehabilitasi Sosial berbasis institusi (Panti sosial bina netra, bina rungu wicara, bina daksa, bina grahita, bina laras dll) Rehabilitasi Sosial Berbasis keluarga / masyarakat Bantuan Sosial bagi organisasi sosial yang bergerak di bidang disabilitas & Bantuan Gawat Darurat
a. Rehabilitasi sosial berbasis non-institusi UPSK Sarana pelayanan bergerak yang kegiatannya diarahkan untuk menjangkau lokasi penyandang disabilitas agar dapat memperoleh kesejahteraan sosial. LBK Agar mendapatkan akses layanan dan rehabilitasi sosial dengan menitikberatkan pada bimbingan ketrampilan.
b. Rehabilitasi sosial berbasis institusi
c. Rehabilitasi sosial berbasis keluarga / masyarakat Ditujukan untuk memobilisasi masyarakat dalam memberikan bantuan dan dukungan bagi penyandang disabilitas dan keluarganya dengan memanfaatkan potensi sumber kesejahteraan sosial setempat. Kegiatan utama : deteksi dini terhadap kondisi disabilitas Pelaksanaan rujukan pada sumber potensial sesuai kebutuhan penyandang disabilitas
2. Aspek Pendidikan Permasalahan pendidikan bagi penyandang disabilitas: Pendidikan konvensional memandang adanya hambatan ABK untuk memperoleh pencapaian seperti halnya anak pada umumnya, namun jika ABK lulus dari SLB mendapatkan diskriminasi karena pencapaian pendidikannya dibedakan, dan berimplikasi saat mencari kerja. Menghadapi permasalahan tsb, muncul pendidikan inklusi.
Hambatan Pendidikan inklusi Belum memahami karakteristik dan gaya belajar setiap siswa termasuk siswa ABK sehingga kurang mengakomodasi kebutuhan belajar. Sikap guru : terlalu melindungi / mengabaikan siswa dengan disabilitas Kurikulum, aturan sekolah dan lingkungan kurang akomodatif. Fasilitas pendidikan yang kurang memadai (ruang kelas, meja, buku broiler dll)
3. Aspek Fasilitas / Layanan Umum Tujuan : menciptakan kondisi dan lingkungan yang lebih mendukung bagi penyandang disabilitas untuk bersosialisasi di dalam masyarakat. Kurangnya implementasi atas aksesibilitas pada sektor bangunan dan transportasi : Sarana transportasi umum yang tidak bersahabat Tidak adanya trotoar yg mendukung Elevator yang terlalu sempit Sarana sanitasi yang tidak mendukung Kondisi jalanan yang licin / tidak rata Implikasi : Perlu peningkatan kondisi fasilitas / layanan yang lebih baik sesuai kebutuhan ABK.
AWAL PERUBAHAN DALAM PENDIDIKAN ANAK KEBUTUHAN KHUSUS/KETERBATASAN FISIK, MENTAL, KOGNITIF, EKONOMI, AKSES FASILITAS, DLL PERUBAHAN PENDIDIKAN, SIKAP, METODE PENDEKATAN, SIGNF OTHERS PENGAKUAN KERAGAMAN PENGAKUAN , PENGHARGAAN, KEMBALI KE MASY. MELL PENDIDIKAN
SEJARAH PENDIDIKAN INKLUSIF 1980 Program pendidikan terpadu, hanya diikuti oleh tuna netra dan tuna rungu 2000 ABK punya hak & kewajiban sama untuk bicara, bpendapat, dpt pendidikan, kesejahteraan & kesehatan (UUD 45) Macam2 dokumen yg menjamin 2004 KONFERENSI NAS di Bandung kerjasama DepSDikNas + Braillo Norway + UNESCO Jakarta Deklarasi: tujuan: pembangunan kpsitas & kesadaran thd inklusi, DeklNas menuju pendidikan Inklusif, Pengembangan rencana aksi dr 9 prov ttg kebijakan kongkrit & memperkuat impelemntasinya 2005 Simposium Internasional di Bukit tinggi rekomendasi Bukittinggi: perlunya terus mengembangkan progr pendidikan inklusif, pemeliharaan yg berkualitas & layak
PELAYANAN PENDIDIKAN SISWA ABK Dirancang khusus sesuai kebutuhan anak (materi, teknik, fasilitas). Misal: anak tuna netra butuh buku braille; anak tuna rungu butuh alat bantu dengar/Bahasa isyarat, anak gg emosi butuh kelas kecil & sangat terstruktur; cerdas istimewa butuh kesempatan kerja profresional, dll Pendidik ?? 2 factor penentu: 1. juml ABK & fasilitas di sekolah.?? Intervensi terpadu : guru umum yg sadar kebutuhan indiv lengkapi bahan, alat, metode yg tepat
PELAYANAN TERPADU (2) GURU KELAS REG YG SADAR KEBUTUHN ABK GURU UMUM KONSUL KE GURU KHUSUS/PROFESI LAIN GURU KHUSUS KUNJUNG TERATUR KE GURU KELAS UMUM GURU KHUSUS SBG NARA SUMBER 1 SEKOLAH
PELAYANAN TERPADU (3) PROGRAM RUMAH SAKIT ABK DILATIH GURU TERLATIH SEKOLAH KHUSUS ABK SEKOLAH BERASRAMA
DAPUS Hallahan, D.P., Kauffman, J.M. (1988). Exceptional children. Introduction to special edition. Fourth edition. Prentice hall. Indrijati, Herdina,dkk. (2015). Psikologi perkembangan dan pendidikan anak usia dini. Jakarta: Prenadamedia Goup. Mangunsong, Frieda. (2009). Psikologi dan pendidikan anak kebutuhan khusus. Jilid kesatu. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran Dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI. Ormrod, J.E. (2008). Psikologi pendidikan. Membantu siswa tumbuh dan berkembang. Edisi ke-enam. Jakarta: Penerbit Erlangga.