Beban lajur Beban kenderaan yang berupa beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife Edge.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STAF PENGAJAR FISIKA DEPT. FISIKA, FMIPA, IPB
Advertisements

Cara Perencanaan Langsung (Direct Design Method)
TKS 4008 Analisis Struktur I
MANUAL PERENCANAAN BETON BERTULANG UNTUK JEMBATAN
SNI A Dapat dimengerti, bahwa komponen vertikal gerakan tanah akibat gempa akan relatif semakin besar, semakin dekat letak pusat gempa.
Energi Potensial Kemampuan melakukan kerja karena posisi atau letak disebut energi potensial. Sebagai contoh, benda yang terletak pada ketinggian tertentu.
Tegangan – Regangan dan Kekuatan Struktur
PEMBEBANAN PADA STRUKTUR JALAN REL
Struktur bangunan tingkat tinggi
Bab – V SAMBUNGAN.
GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR
ARSITEKTUR & KEKOKOHAN
GERAK LURUS Hukum-hukum Newton tentang gerak menjelaskan mekanisme yang menyebabkan benda bergerak. Di sini diuraikan perubahan gerak benda dengan konsep.
PENULANGAN GESER TEKNIK SIPIL UNSOED 2010 Pertemuan X 1.
Pertemuan ke 8 Learning outcome
ARSITEKTUR & KEKOKOHAN
SISTEM GAYA 2 DIMENSI.
Bab IV Balok dan Portal.
HUKUM NEWTON TENTANG GERAK
Aspek rekayasa gempa sangat perlu diterapkan pada rekayasa struktur, agar bangunan mempunyai ketahanan yang baik terhadap pengaruh gempa Penggunaan standar.
Pondasi Pertemuan – 12,13,14 Mata Kuliah : Perancangan Struktur Beton
Konsep Aliran Zat Cair Melalui (Dalam) Pipa
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
Kombinasi Gaya Tekan dan Lentur
LENTUR PADA BALOK PERSEGI (Tulangan Tunggal)
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Lentur Pada Balok Persegi
EKO NURSULISTIYO USAHA DAN ENERGI.
Pengantar MEKANIKA REKAYASA I.
PERTEMUAN 2 PLAT DAN RANGKA BETON.
Konsep Dasar Tumpuan Akamigas-Balongan.
Kuliah III KONSEP KESEIMBANGAN.
Gambar Jarak Pergeseran Step
Pembebanan Pada Struktur Beton Bertulang
pedoman : 1. American Concrete Institute (ACI).
. Lebar efektif b bf b.
TUMPUAN Pertemuan 5-6 Matakuliah : R0474/Konstruksi Bangunan I
Mekanika Fluida Statika Fluida.
Pertemuan 01 Dasar-Dasar Mekanika Teknik
Metoda Irisan Mengakomodir tanah yang mempunyai tahanan geser yang berbeda sepanjang bidang geser Fellenius, Bishop.
SK dan KD kelas XI semester 2 SMA Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar Fluida Teori kinetik gas Termodinamika Eko Nursulistiyo.
Metode Kekuatan Batas/Ultimit
PEMBEBANAN dan PRINSIP MEKANIKA
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER
MENGHITUNG LENTURAN DENGAN METODE BALOK-BALOK KECIL
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
PERENCANAAN KEKUATAN BATAS Pertemuan 04
ANALISIS GEMPA DENGAN SAP
LENTURAN (DEFLECTION)
Beban Pada Bangunan Pertemuan 9-12
Teknologi Dan Rekayasa
USAHA.
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
HUKUM NEWTON BAB Pendahuluan 5.2 Hukum Newton 5.1
Pertemuan 12 Energi Regangan
BALOK SUSUN DENGAN PASAK KAYU DAN KOKOT Seringkali dimensi yang ada untuk balok tidak cukup tinggi seperti yang dibutuhkan, sehingga beberapa balok harus.
JONI RIYANTO M. IQBAL PAMBUDI M. NURUL HUDA RIAN PRASETIO
HUKUM NEWTON Pendahuluan Hukum Newton
Metoda Irisan Mengakomodir tanah yang mempunyai tahanan geser yang berbeda sepanjang bidang geser Fellenius, Bishop.
KENDALI KETINGGIAN BANGUNAN DAN PEMUNDURAN BANGUNAN
MEKANIKA BANGUNAN MINGGU KE-3 BEBAN, GAYA, DAN MOMEN
Matakuliah : D0164/ PERANCANGAN ELEMEN MESIN Tahun : 2006
SEMINAR REKAYASA II BANGUNAN LEPAS PANTAI & METODE ELEMEN HINGGA
II. ANALISIS DAN DISAIN SISTEM PELAT LANTAI
Dosen pembimbing Nanang R, Ir.MT SUWARNO ( ) JOKO.J( ) YOSUA ARYA SYAPUTRA ( ) ANDRIAN DWI ULIANTO.
MODUL 4.1 KARAKTERISTIK DAN PEMBEBANAN JEMBATAN BETON
PROPOSAL TESIS TEMA : PERMODELAN SAMBUNGAN BAUT PADA JEMBATAN BALOK GIRDER GUSTI MUHAMMAD RASYID H2A REKAYASA STRUKTURAL PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK.
Kementerian ESDM Republik Indonesia 1 Bandung, November 2018 Oleh : Giva H. Zahara ( ) Kurnia Dewi Mulyani ( ) TUGAS GEOTEK TANAH.
Dapat Menghitung Penulangan Geser Pada Balok IKHSAN PANGALITAN SIREGAR, ST. MT.
Transcript presentasi:

Beban lajur Beban kenderaan yang berupa beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata (Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife Edge Load), KEL seperti gambar UDL mempunyai intensitas (kPa) yang besarnya tergantung dari panjang total dibebani lalu lintas atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : Q = 8 kPa untuk L ≤ 30 m Q = 8 x (0,5 + 1/5L) untuk L > 30 m

Gaya rem (TB) Pengaruh pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada jarak 1,80 m dari permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :

KEL mempunyai intensitas p = 44,00 kN/m Faktor beban dinamis (dynamic Load Alloance) untuk KEL diambil sebagai berikut : DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m DLA = 0,4 – 0,0025 x (L-50) untuk 50 < L < 90 m DLA = 0,3 untuk L ≥ 90 m

Pembebanan beban lajur D

Momen dan gaya geser maksimum akibat beban lajur “D” adalah : MTD = 1/8 x QTD x L2 + ¼ x PTD x L VTD = ½ x QTD x L + ½ x PTD

Gaya rem (TB) Pengaruh pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada jarak 1,80 m dari permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut :

Gaya rem TTB = 500 kN untuk Lt ≥ 180 m TTB = 250 + 2,5 x (Lt – 80) kN untuk 80 < Lt < 180 m Gaya rem TTB = 500 kN untuk Lt ≥ 180 m

Panjang lengan terhadap pusat penampang girder y = ytc + ta + 1,80

Momen dan gaya geser maksimum akibat gaya rem adalah : MTB = ½ x TTB x y VTB = TTb x (y/L)

Beban Angin (EW) Beban garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin yang meniup kenderaan diatas jembatan dihitung dengan rumus :

TEW + 0,0012 x Cw x (Vw2) dimana, Cw = Koefisien seret (1,25) Vw = Kecepatan angin rencana (35 m/det) Untuk menentukan nilai koefisien seret (Cw) dan kecepatan angin rencana (Vw) dapat dilihat pada tabel

Bangunan Atas Masif (1).(2) B/d = 1,0 b/d = 2,0 b/d  6,0 2,1 (3) Koefisien Seret “CW” Sumber:Pembebanan RSNI 2005 Tipe Jembatan CW Bangunan Atas Masif (1).(2) B/d = 1,0 b/d = 2,0 b/d  6,0   2,1 (3) 1,5 (3) 1,25 (3)

Kecepatan Angin Rencana ”VW” Sumber : Pembebanan RSNI 2005 Keadaan Batas Lokasi   Sampai 5 km dari pantai > 5 km dari pantai Daya layan 30 m/d 25 m/det Ultimit 35 m/d 30 m/det

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kenderaan dengan tinggi 2m diatas lantai jembatan. Untul lebih jelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar Beban angin terhadap lantai kenderaan

Transfer beban angin kelantai jembatan adalah : QEW = 1/2h/x x TEW Momen dan gaya geser maksimum akibat gaya rem adalah : MEW = 1/8 x QEW x L2 VEW = ½ x QEW x L

Beban Gempa (EQ) Gaya gempa vertikal pada balok dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal kebawah sebesar 0,1 x g dengan g = percepatan grafitasi Gaya gempa vertikal rencana TEW = 0,1 x Wt dimana Wt = Berat Total Struktur yang berupa berat sendiri dan beban merata tambahan

QEQ = 0.1 x (QMS + QMA) Momen dan gaya geser maksimum akibat beban gempa adalah : MEQ = 1/8 x QEQ x L2 VEQ = ½ x QEQ x L