PRINSIP-PRINSIP PENELITIAN KUALITATIF Materi Perkuliahan Rabu, 20 Februari PRINSIP-PRINSIP PENELITIAN KUALITATIF
PRINSIP UMUM 1 Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, tujuan utama penelitian kualitatif adalah keinginan peneliti untuk memahami realita dari sudut pandang subyek penelitian (informan), BUKAN kita sebagai peneliti. Manifestasinya, kita berupaya mengkonstruksikan dunia informan melalui sejumlah konsep (kata) asli yang diekspresikan informan. Dengan kata lain, kita berusaha masuk dalam kerangka kemasukalan (relevance structure) informan yang mungkin kontras dengan yang kita miliki. Bagi kita mungkin hal itu tidak masuk akal, namun baginya itu adalah dunia yang bermakna karena cara inilah ia melihat keteraturan dalam dunia (nomos); bukan kekacauan (anomi), atau keterasingan (alienasi).
Ilustrasi 1 Bagi peneliti Barat (termasuk kita yang umumnya sangat dipengaruhinya) kekuasaan adalah sesuatu yang muncul dari relasi sesama manusia; abstrak; memiliki sumber yang banyak, relatif kurang kompetitif. Orang Jawa melihat dengan cara yang berbeda: kekuasaan adalah hasil yang diperoleh manusia dari alam supranatural, kongkrit; dan hanya memiliki satu sumber, sangat kompetitif. Konsep itu tergambar, sebagian, dalam istilah Jawa yang disebut sebagai wangsit Bencana di Yogya berupa gempa dan meletusnya gunung berapi disebabkan karena sultan bukan lagi raja tetapi gubernur karena tidak memperoleh wangsit dan pangestu dari alam semesta. Dengan kata lain (dkl), ia bukan lagi Hamengku Buwono (Pemangku Semesta)
Ilustrasi 2: Diskusi Jawa: Sadulur papat, kalima pancer (bahwa setiap individu memiliki saudara kandung berupa air ketuban, buni, darah, ari-ari, serta diri- yang-sesungguhnya yang transendetal karena bertalian langsung dengan Gusti). Orang yang sukses adalah mereka yang menghargai keberadaan hal itu. Jawa: Banyak anak, banyak rejeki; setiap anak punya rejekinya sendiri Warga Gunung Kidul: Bunuh diri adalah karena yang bersangkutan melihat pulung gantung (sosok seperti komet) Budisme: Tuhan sebagai alam semesta (pratitya samutpada) yang terdiri dari keteraturan alam (dharma) Budhisme: Nirvana, kemampuan manusia untuk mengatasi cobaan hidup (samsara) Taoisme: Kesehatan adalah keseimbangan antara dua kekuatan semesta yang terdiri dar yin (kelembutan, kewanitaan) dan yang (kekuatan, kelelakian).
PRINSIP UMUM 2 Setelah kita memahami realitas, tugas peneliti adalah menerjemahkan dalam konsep (kata) yang berlaku dalam suatu disiplin ilmu tertentu (sosiologi). Perwujudan itu dapat dilihat dari judul studi: “Wangsit: Studi sosiologis tentang gagasan kekuasaan di kalangan orang Kejawen di Desa Wonorejo, Kecamatan Wonosari, Blitar.” “Pulung Gantung: Antara solidaritas sosial dan solidaritas spiritual,” atau “Pulung Gantung sebagai bunuh diri tipe altruistik: studi kasus di Gunung Kidul.”
PRINSIP UMUM 3 Penelitian kualitatif adalah penelitian induktif: berawal dari data (empirik), setelah melalui proses pengolahan, berakhir dengan kesimpulan (konsep atau teori). Dalam terminologi kuantitatif: Berawal dari realita, indikator, variabel, berakhir dengan konsep dan/atau teori. Dkl, ia adalah suatu upaya konseptualisasi, teoritisasi, abstraksi. Tetapi, perlu ditekankan bahwa ia juga tidak berusaha mengangkat konsep atau teori yang terlalu abstrak (jauh dari realita) sebagaimana digunakan oleh Parsons atau Giddens misalnya. Dengan cara inilah, ia tidak mengenal istilah sekaligus masalah validitas (kesesuaian konsep dengan indikator)
PRINSIP UMUM 4 Penelitian kualitatif adalah proses pengumpulan dan pengolahan data untuk menciptakan penjelasan yang telah teruji (tesis atau teori), bukan HIPOtesis. Peneliti kualitatif awalnya bekerja dengan hipotesis tertentu, namun setelah menguji hal itu di lapangan dan terbukti tidak dapat menjelaskannya, ia mengajukan hipotesis baru, mengujinya, demikian berkali-kali hingga ia menemukan satu penjelasan yang kokoh (TESIS). Singkatnya, ia adalah proses menanggalkan HIPO dari kata HIPOTESIS, sehingga tersisa hanya TESIS Dkl, ia adalah penghasil tesis (generating theory), bukan penguji hipotesis (testing hypotheses)
Ilustrasi Seorang peneliti mungkin awalnya berangkat dari hipotesis bahwa kemiskinan merupakan penyebab terjadinya prostitusi, namun ketika ia melihat bahwa beberapa PSK di suatu desa berasal dari keluarga yang memiliki tanah, ternak dan rumah yang besar, ia meninggalkan hipotesis itu, ia mungkin beralih ke norma- norma yang berlaku dalam komunitas itu. Bila hal itu pun tidak terbukti, ia berupaya menemukan hipotesis lainnya sehingga akhirnya ia memperoleh temuan (tesis) yang solid karena didukung data.
PRINSIP UMUM 5 Penelitian kualitatif adalah proses pengumpulan dan pengolahan data yang menggunakan istilah atau kata yang berlaku dalam suatu komunitas, bukan konsep abstrak yang dioperasionalisasi kan di satu pihak, dan di pihak lain cenderung berfokus pada suatu kelompok yang spesifikasinya sudah dirumuskan secara teliti dan terfokus. Karena itulah, ia pada hakikatnya tidak mengenal istilah atau masalah reliabilitas (kesesuaian hasil pengukuran)
PRINSIP UMUM 6 Penelitian kualitatif adalah proses pengumpulan dan pengolahan data yang memusatkan perhatian kepada individu atau kelompok khusus dalam ruang dan waktu tertentu. Ditambah fakta bahwa tidak berambisi untuk menemukan temuan umum (generalisasi), maka ia condong tidak mengenal istilah atau masalah representativitas (sampling)
PRINSIP UMUM 7 Penelitian kualitatif adalah suatu proses siklis, tanpa tahapan prosedural yang kaku. Siklis merujuk kepada suatu rangkaian kegiatan yang terus- menerus berjalan tanpa memperhatikan titik awal, tengah dan akhir. Peneliti bisa mulai dari berkunjung ke lapangan, melakukan wawancara dan observasi, merumuskan permasalahan, membuat disain, mengolah data, kembali ke pengumpulan data, menganalisis, mengubah proposal, menulis laporan, mengolah data baru, dan seterusnya. Walau demikian, sangat dianjurkan agar peneliti sejak awal memiliki kedekatan (baik secara kognitif mau pun afektif) dengan subyek studi.
PRINSIP UMUM 8 Penelitian kualitatif adalah proses pengumpulan dan pengolahan data yang memusatkan perhatian pada informan (orang yang pengetahuan dapat mewakili dirinya sendiri dan/atau orang lain). Fokusnya pada intensitas (kualitas) data, bukan pada jumlah (kuantitas) data. Karena itu, jumlah atau representativitas (sampling) bukan isu atau masalah dalam penelitian kualitatif.
PRINSIP UMUM 9 Penelitian kualitatif adalah proses pengumpulan dan pengolahan data yang sejak awal peneliti kurang-lebih telah mengetahui: Siapa yang menjadi subyek studi (aktor) Bagaimana tindakan-tindakan aktor yang menjadi fokus pemahaman studi (aksi) Bagaimana hubungan aktor yang menjadi subyek studi dengan aktor-aktor lain (relasi) Dimana semua itu dilakukan (ruang) Sejak kapan semua itu dilakukan (waktu)
MANIFESTASINYA DALAM PENULISAN LAPORAN Berbeda dengan kuantitatif, peneliti relatif memiliki kebebasan untuk menampilkan format tulisannya. Prinsip yang berlaku adalah subtansi (isi) data yang menentukan format (bentuk). Laporan biasanya memberi penjelasan yang memadai tentang dinamika (proses), sejarah (waktu), dan lokasi atau geografi (ruang) yang urainnya bersentuhan langsung dengan tema yang dikaji.
MANIFESTASINYA DALAM DISAIN RISET 1 Latar Belakang Peneliti mengemukakan beberapa alasan (baik obyektif mau pun subyektif, akademik atau praksis) mengapa ia memilih satu topik atau tema tertentu. Hindarkan kebiasaan hanya terpaku pada aspek signifikansi praksis bagi kepentingan kebijakan pembangunan. Dianjurkan untuk memasukan unsur akademik, pengetahuan lokasi, aktor, pengalaman pribadi, dan sebagainya. Permasalahan Peneliti mengemukakan permasalahan (bagaimana, mengapa), bukan pertanyaan (siapa, dimana, kapan, berapa banyak). Ini bertumpu pada asumsi bahwa peneliti sudah harus mengetahui semua elemen dasar tentang subyek penelitiannya.
MANIFESTASINYA DALAM DISAIN RISET 2 Kajian Pustaka Peneliti mengemukakan pemetaan studi-studi sebelumnya (persamaan dan perbedaannya), evaluasi umum yang menunjukkan kekuatan dan kelemahan studi, serta titik fokus yang ingin diberi perhatian awal. Perhatikan: hindarkan kebiasaan membuat semacam resensi untuk setiap literatur. Beri pula perhatian kritis pada berbagai istilah yang digunakan para peneliti tersebut, dan ingat peneliti kualitatif bukan ingin mengunakan istilah atau konsep mereka, dan sekedar menguji benar atau salahnya. Metodologi Peneliti memerikan secara lengkap bagaimana prosedur pengumpulan dan pengolahan datanya. Perhatikan: berikan penjelasan tentang apa yang sebenarnya dilakukan peneliti, apa adanya, bukan apa yang seharusnya dilakukan (seperti memberikan definisi tentang arti wawancara misalnya). Hindarkan pula istilah-istilah kuantitatif sperti populasi, sampel, validitas, reliabilitas, dan sebagainya. Perhatikan: Tidak ada asumsi absolut bahwa “kesimpulan yang benar hanya bisa dicapai melalui metode yang benar menurut standar tertentu.”