RISK ANALYSIS Risk Analysis (analisis resiko) atau analisis profitabilitas dimaksudkan untuk membantu menjelaskan persoalan yang timbul akibat kondisi ketidakpastian (uncertainty). Ada dua hal penting pada aspek resiko yaitu resiko bisnis dan resiko keuangan. Resiko bisnis timbul sebagai akibat dari ketidakpastian realisasi keuntungan yang diharapkan. Ketidakpastian ini timbul sebagai akibat dari kemungkinan perubahan harga produk, faktor-faktor produksi, perubahan selera konsumen, perubahan metode produksi dan reaksi pesaing. Resiko keuangan timbul sebagai akibat penggunaan hutang bagi pembiayaan operasi perusahaan, seperti adanya penambahan hutang atau kebijakan mengurangi pendapatan bersih bagi pemilik modal sendiri.
UNCERTAINTY ANALYSIS Uncertainty Analysis (analisis ketidakpastian) merupakan metoda untuk menyatakan ketidakpastian pada suatu proyek. Pelaksanaan suatu proyek dalam perhitungannya (perhitungan biaya dan manfaat) banyak mengandung ketidakpastian sehingga membutuhkan peramalan (forecasting). Misalnya biaya konstruksi dapat dipengaruhi oleh : Keadaan cuaca Penemuan baru yang akan mempengaruhi umur ekonomis peralatan menjadi lebih pendek. Permintaan terhadap berbagai jenis jasa berubah karena perubahan pola pembangunan. Ramalan yang kurang cermat.
Pendekatan pengambilan keputusan pada situasi serba tidak pasti : Kriteria Bayes-Laplace Kriteria Maximin Kriteria Minimax Kriteria Maximax Kriteria Hurwicz Kriteria Minimax-regret (Minimax Opportunity-Loss)
Contoh Kasus Sebuah perusahaan yang menghasilkan produk ekspor sedang mempertimbangkan 4 strategi untuk memacu penjualan produknya di masa yang akan datang. Adapun 4 strategi tersebut adalah : Mengubah style of product Mengubah harga jual produk Menggalakkan kampanye periklanan Memperkenalkan produk baru Penjualan produk akan tergantung pada nilai dollar di pasar internasional dan tidak dapat di kontrol. Strategi mana yang dipilih, jika kondisi bisnis secara umum sebagaimana pada tabel di bahwa ini ?.
Penyelesaian Dengan kriteria : Bayes-Laplace Menurut kriteria Bayes-Laplace, apabila tidak diketahui probabilitas bagi masing-masing kemungkinan hasil, maka ditetapkan saja dengan probabilitas yang sama. Selanjutnya alternatif yang dipilih adalah alternatif yang memiliki nilai harapan yang tinggi. E(A) = (1/3)(120)+(1/3)(-60)+(1/3)(240) = Rp. 100 E(B) = (1/3)(360)+(1/3)(120)+(1/3)(480) = Rp. 320 E(C) = (1/3)(-30)+(1/3)(600)+(1/3)(300) = Rp. 290 E(D) = (1/3)(500)+(1/3)(100)+(1/3)(120) = Rp. 240 Dengan demikian yang dipilih adalah strategi B
Dengan kriteria : Maximin Pendekatan ini dianjurkan oleh Wald, bahwa pengambil keputusan bersifat pesimis. Di antara keempat strategi pada masing-masing kondisi bisnis umum, mempunyai nilai yang terendah. Nilai terendah yang paling besar dari kesemua strategi itulah yang disebut sebagai maximin. Dari data diketahui nilai minimum untuk masing-masing strategi, yaitu : Strategi A punya nilai minimum Rp -60 Strategi B punya nilai minimum Rp 120 Strategi C punya nilai minimum Rp -30 Strategi D punya nilai minimum Rp 100 Nilai minimum yang terbesar (nilai minimum yang maksimum) adalah strategi B yakni sebesar Rp 120 artinya yang dipilih adalah strategi mengubah harga-harga produknya.
Dengan kriteria : Maximax Kriteria ini memilih nilai terbesar yang tertinggi. Kriteria ini bersifat optimis karena masing-masing strategi diambil nilai maksimum, kemudian diambil nilai maksimum (terbesar). Strategi A punya nilai maksimum Rp 240 Strategi B punya nilai maksimum Rp 480 Strategi C punya nilai maksimum Rp 600 Strategi D punya nilai maksimum Rp 500 Atas dasar optimistik, strategi yang dipilih adalah strategi C, karena nilai maksimum Rp 600 adalah yang terbesar dari yang lainnya. Pilihan ini jatuh pada strategi meningkatkan kampanye periklanan.
Dengan kriteria : Hurwicz Merupakan kriteria yang terletak antara kriteria ekstim maximin yang pesimistik dengan kriteria ekstrim maximax yang optimistik. Menurut kriteria Hurwicz, pengambilan keputusan menggunakan rata-rata dari nilai terkecil dan terbesar pada masing-masing alternatif strategi. Jika dianggap pengambil keputusan bersifat konservatif dan menetapkan pertimbangan 0,75 bagi hasil yang terendah dan 0,25 bagi hasil yang tertinggi, maka : Dengan kriteria Hurwicz, maka yang dipilih adalah strategi B, yakni mengubah harga produk.
Akan tetapi, apabila pengambil keputusan menetapkan pertimbangan 0,20 untuk yang terendah dan 0,8 untuk yang tertinggi, maka hasil penilaiannya menjadi : Dengan demikian strategi yang dipilih adalah strategi C, yakni menggalakkan kampanye periklanan. Seperti halnya kriteria Maximin dan Minimax, kriteria Hurwicz ini mengabaikan nilai ekstrim yang kurang pada masing-masing strategi.
Dengan kriteria : Minimax-Regret Kriteria ini didasarkan pada opportunity-loss bagi keputusan yang tidak tepat. Apabila mengambil keputusan yang keliru, maka akan kehilangan kesempatan menjalankan keputusan yang benar, dan akan menyesal dengan hilangnya kesempatan. Karena itu, yang menjadi tujuan disini adalah meminimumkan penyesalan dari keputusan yang keliru. Jadi yang perlu ditaksir adalah kerugian karena menyetujui suatu tindakan (melepaskan kesempatan untuk mengambil tindakan). Apabila hasil yang dipertimbangkan adalah profit, maka yang diinginkan adalah yang terbesar. Hasil pengurangan nilai yang terbesar dalam baris dengan masing-masing nilai dalam baris itu, dan disusun dalam bentuk tabel, disebut tabel opportunity-loss.
dari contoh terdahulu, dapat disusun tabel opportunity-loss sebagai berikut.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN
Kriteria Minimax-Regret (cont.) Interpretasinya adalah sbb. a. Jika nilai $ itu ternyata konstan (dlm kondisi bisnis umum yg pertama), maka keputusan yg tepat adl strategi D, yakni membuat produk baru. Apabila keputusan itu yg diambil maka tidak ada rugi kesempatan (opportunity-loss). Akan tetapi, apabila kita memilih B, padahal seharusnya kita memilih B, atau dengan kata lain kita telah memilih laba Rp 360,00 padahal dlm nilai $ yg konstan kita harus memilih Rp 500,00 maka opportunity-loss adalah seperti pada tabel di samping.
Demikian pula mengenai strategi C Demikian pula mengenai strategi C. Seharusnya kita memilih strategi D yang akan memperoleh keuntungan Rp 500,00 pada nilai dolar yg konstan, tapi ternyata kita memilih strategi C yg bahkan menje-rumuskan kedalam kerugian sebesar Rp 30,00 adl seperti tabel disamping.
ANALISIS KETIDAKPASTIAN Kriteria Minimax-Regret (cont.) b. Jika nilai dolar naik, maka keputusan yg tepat adl memilih strategi C, karena akan memperoleh keuntungan yg tertinggi dibandingkan yg lainnya, yakni Rp 600,00. Dgn demikian, strategi C ini pada nilai dolar naik tidak mempunyai opportunity-loss. Akan tetapi, apabila dlm keadaan nilai dolar naik ini kita memilih strategi B yang hanya memiliki keuntungan Rp 120,00, padahal seharusnya kita memilih C yang punya keuntungan Rp 600,00, maka opportunity-loss adalah: Opportunity-loss karena menyetujui strategi B dlm keadaan nilai dolar yg naik = Rp 600,00 - Rp 120,00 = Rp 480,00
Demikian pula perhitungan-perhitungan yg lainnya. Hasil perhitungan tersebut di atas, ternyata : opportunity-loss strategi B sebesar Rp480,00; opportunity-loss strategi C sebesar Rp530,00; opportunity-loss strategi D sebesar Rp500,00. Dengan demikian, melalui kriteria minimax-regret, yang dipilih adalah strategi B, karena memiliki opportunity-loss yang terendah.