KLASIFIKASI DAN PEMATAHAN DORMANSI Di susun oleh : 1. Aris Trihantoro H 0106002 2. Dewi Ma’rufah H 0106006 3. Endah Sulistyo N H 0106008 4. Leny Mulyani H 0106016 5. Muji Widyarso H 0106020 6. Ratsio Wibisono H 0106022 7. Triana Rahmanti H 0106028 8. Achmad Afandi H 0106032
PENDAHULUAN Benih alat perkembangbiakan tanaman yang utama Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu dan vigor benih adalah dalam penyimpanan benih Selama penyimpanan benih-benih dalam keadaan dormansi (tidur) dan perlu dilakukan perlakuan sebelum di kecambahkan
Dormansi adalah proses beristirahatnya suatu tanaman, bagian tanaman, atau jaringan walupun berada dalam kondisi pertumbuhan yang optimum untuk menunjukkan pertumbuhan sewajarnya. Dormansi benih dapat disebabkan antara lain oleh adanya impermeabilitas kulit benih terhadap air dan gas (oksigen), embrio yang belum tumbuh secara sempurna, hambatan mekanis kulit benih terhadap pertumbuhan embrio, belum terbentuknya zat pengatur tumbuh atau karena ketidakseimbangan antara zat penghambat dengan zat pengatur tumbuh di dalam embrio
KLASIFIKASI DAN PEMATAHAN DORMANSI Berdasarkan faktor penyebab dormansi Imposed dormancy (quiscence): terhalangnya pertumbuhan aktif karena keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan Imnate dormancy (rest): dormansi yang disebabkan oleh keadaan atau kondisi di dalam organ-organ biji itu sendiri
B Berdasarkan mekanisme dormansi di dalam biji Mekanisme fisik b. Mekanisme fisiologis Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio Impermeabilitas kulit biji terhadap air photodormancy immature embryo thermodormancy:
c. Berdasarkan bentuk dormansi Kulit biji impermeabel terhadap air/O2 Embrio belum masak (immature embryo)
Pematahan Dormansi Benih Cara-cara untuk memecahkan dormansi antara lain dengan : Dengan Perlakuan Mekanis Diantaranya yaitu dengan skarifikasi dengan tujuan adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. Dengan Perlakuan Kimia Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi (Gibberelin, asam sulfat pekat, asam nitrat pekat, Cytokinin, IAA )
3. Perlakuan Perendaman Dengan Air Tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. 4. Perlakuan Dengan Suhu Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan.
Perlakuan dengan cahaya perlakuan cahaya dilakukan untuk benih yang mengalami fotodormansi
Penutup Bebagai macam metode telah dikembangkan untuk mengatasi tipe dormansi, semua metode menggunakan perinsip yang sama yakni bagaimana caranya agar air dapat masuk dan penyerapan dapat berlangsung pada benih. Cara-cara untuk memecahkan dormansi antara lain dengan perlakuan mekanis, perlakuan kimia, perendaman dengan air, perlakuan dengan suhu, dan perlakuan dengan cahaya.
Cekap semanten bilih wonten kalepatan nyuwun agunging pangaksami Surakarta, 25 Maret 2009 Created by : third group