MODEL-MODEL MANAJEMEN KAS Pertemuan 26 Matakuliah : Manajemen Keuangan 1 Tahun : 2009 MODEL-MODEL MANAJEMEN KAS Pertemuan 26
Model Persediaan Model Boumall Model Miller-Orr MODEL MANAJEMEN KAS Model Persediaan Model Boumall Model Miller-Orr Bina Nusantara University
Model Persediaan Rata-rat kebutuhan kas adalah seperti konsep Economic Order Quantity (EOQ). Tujuan model ini adalah untuk menyeimbangkan pendapatan yang hilang yang dialami perusahaan karena memegang kas, bukannya sekuritas yang dapat diperjual belikan dibandingkan dengan biaya transaksi dalam mengubah sekuritas menjadi kas. Jika tingkat saldo kas mempunyai pola sebagaimana gambar 26.a., maka arus kas masuk dari surat berharga sebesar C terjadi pada tingkat saldo kas minimum dan arus kas keluar terjadi terus-menerus pada tingkat yang seragam. Bina Nusantara University
Dengan pola persediaan seperti disebutkan di atas, saldo kas rata-rata adalah: (C + 0) : 2 = C : 2 Bina Nusantara University
TBK = Total biaya kas. Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
Contoh: Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
Model Baumol Penentuan kas optimal menurut model Baumal adalah menyerupai dengan model persediaan. Jika biaya penyimpanan kas dapat dianalogikan sebagai pendapatan bunga yang hilang karena menyimpan uang kas daripada menyimpan surat berharga. Maka model kas sebagai persediaan barang dapat dimodifikasi sebagai model Baumol. Dengan demikian model baumol adalah identik dengan model persediaan kecuali untuk biaya penyimpanan kasnya diganti dengan tingkat suku bunga. Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
Model Miller-Orr Model ini, berasumsi jika penerimaan dan pengeluaran kas berfluktuasi secara random, seperti pada gambar 24.c. Apabila saldo kas bertambah sampai pada Batas Atas (BA) maka perusahaan perlu melakukan investasi dengan mengkonversikannya ke dalam surat berharga sampai saldo kas pada batas Titik Kembali (TK). Sedangkan jika saldo kas terus menerus berkurang sampai pada Batas Bawah (BB), maka perusahaan perlu menjual surat berharga untuk mengisi kas kembali sampai saldo kas ke tingkat titik kembali. Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
Perusahaan harus melakukan investasi dalam surat berharga sebesar Rp 14.737 – Rp 5.579 = Rp 9.158,- Jika saldo kas berkurang sampai ke batas bawah, yaitu Rp 1.000 perusahaan harus menjual surat berharga sebesar Rp 4.579 agar saldo kas kembali ke tingkat titik kembali, yaitu Rp 5.579. Jika saldo kas berfluktuasi di antara Batas Atas dan Batas Bawah, perusahaan tidak perlu melakukan transaksi jual-beli surat berharga. Bina Nusantara University
Bina Nusantara University
SELAMAT, SEMOGA DAPAT BERTEMU DI MANAJEMEN KEUANGAN II Bina Nusantara University