FALSAFAH DAN TUJUAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Di sampaikan oleh : Drs. H. ANDI M DARLIS, M. Pd.I Sosialisasi Pelaksanaan Teknis Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Buddha Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin, 06 april 2015
Latar belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di era modern saat ini telah membawa dampak dan pengaruh yang sangat besar terhadap peradaban dunia dan manusia. Kemajuan ini yang pada awalnya bertujuan untuk membantu dan memudahkan kepentingan mansuia, tetapi pada kenyataannya bisa menyebabkan ketakutan, kekhawatiran, ketidaktentraman masa depan bagi peradaban dunia dan perkembangan manusia itu sendiri (yang lemah). Jika manusia amoral menyalahgunakan ilmu pengetahuan tersebut bisa menghancurkan peradaban manusia itu sendiri.
Falsafah pendidikan agama budDha Hyang Buddha dalam Avatamsaka Sutra bersabda : “Bila manusia ingin mengetahui kesempurnaan para Buddha di Tribhuana (dulu, sekarang dan yang akan datang), amatilah kondisi Dharma dhatu/alam semesta), semuanya terbentuk dari jiwa dan perbuatan. (Avatamsaka Sutra). Dari sabda di atas kita bisa mengetahui bahwa konsep pendidikan Mahayana harus dimulai dari jiwa dan perbuatannya. Dari jiwa tersebut, bisa menentukan segala sikap dan pola pikir seseorang baik atau buruk.
Faktor keberhasilan suatu pembelajaran Menurut Arahat Sariputta, Keberhasilan dalam suatu pembelajaran harus memiliki faktor-faktor sebagai berikut : Selalu ingin belajar dan mengetahui sesuai sampai mengerti (sata) Tahu cara memberikan pelajaran yang baik (Saveta) Selalu ingin belajar (Uggahita) Mempunyai Daya ingat yang kuat (Dhareta) Bisa mengerti sesuatu dengan jelas (Vinnota) Mengetahui topik yang diberikan dapat dimengerti atau tidak oleh pendengar (Vinnapita) Terampil memanfaatkan kesempatan (Kusalo Sahitassa) Tidak bermasalah dengan yang diajak bicara (Nakohola Karako)
Semangat pendidikan agama budDha Dari sabda-sabda Hyang Buddha yang kita ketahui, dapat diambil kesimpulan bahwa semangat Pendidikan Agama Buddha haruslah dilandasi oleh adanya jiwa Bodhisattva yang dengan kesungguhan dan kerelaan hati memberitahukan berita kebenaran untuk kesejahteraan orang banyak, kebahagiaan dan keselamatan semua makhluk.
4 (empat) prinsip jalan bodhisattva Berkorban, berdana, memberi, membawa keberuntungan bagi orang lain Sikap dan ucapan sopan santun, manis budi bahasanya, tidak kasar Berguna bagi orang lain Teman sekerja, teman se – Dharma, tidak sombong, mengajak kepada yang lain untuk bisa bersama-sama bekerja. Keempat hal ini diperkuat dengan sabda Hyang Buddha dalam Avatamsaka Sutra, yaitu : “Apakah itu dewa, yaksha atau kumbhanda, sampai dengan manusia, bukan manusia, dan lainnya, dengan setiap suara aku membabarkan Dharma”.
tujuan hyang buddha (pendidikan) Tujuan menyebarkan ajaran Hyang Buddha (Pendidikan) adalah demi kebahagiaan dan cinta kasih-kasih sayang kepada dewa dan manusia dan semua makhluk. Sehingga Hyang Buddhamenganjurkan kepada pengikutnya untuk mencari kebenaran Dharma dan menyebarkan 3 (Tiga) Dharma, yaitu : Dharma yang indah pada awalnya Dharma yang indah pada pertengahannya Dharma yang indah pada akhirnya.
4 (empat) sikap simpati pendidik Berdasarkan sabda Hyang Buddha dapat disimpulkan bahwa seorang pendidik dalam menyebarkan dan membabarkan Dharma harus mempunyai 4 (empat) macam sikap simpati, yaitu : Murah hati Berbicara Ramah Berbuat Kebajikan Perbuatan Yang Baik Keempat sikap simpatik ini hendaknya di miliki oleh seorang pendidik agar penerima ilmu (murid atau pendengar) mampu menyerap apa yang disampaikan dan menanamkannya di dalam sanubari.
Metode dan kurikulum pendidikan Metode Pendidikan Metode pengajaran yang telah di ajarkan oleh Hyang Buddha yaitu : a. Pendiksaan Bhiksu b. Pendiksaan Shramanera c. Pendiksaan Bhidisattva Sila d. Pendidikan Shakyamona e. Pendidikan Pabbajja Shramanera Dan agar dapat memasuki metode pendidikan tersebut, setiap pendidik harus memiliki keyakinan, pemahaman, praktik dan pelaksanaan, bersedia mengevaluasi diri dan bertekad untuk terus melangkah maju.
B. Kurikulum Pendidikan Materi pembeljaran yang diberikan oleh Hyang Buddha bukanlah wahyu. Namun Hyang Buddha mengajak siswanya untuk langsung menjalankan Dharma dalam kehidupannya. Berikut kurikulum pendidikan yang di ajarkan Hyang Buddha. Dharma dan Vinaya Merupakan pembelajaran agar setiap siswa mampu menjadi manusia yang mempunyai mental, watak dan moral yang baik dalam kehidupan sehari-hari. 2. Sutra Pitaka Sabda-sabda yang di ajarkan oleh Hyang Buddha merupakan suatu materi pembelajaran yang sangat sempurna. Bukan hanya teori saja, tapi juga mengajarkan cara, metode praktik untuk mencapai pencerahan abadi. 3. Kutipan-kutipan Sutra.
Unsur pendidikan agama budha Adanya Guru Adanya Murid Adanya Tujuan Yang Jelas Adanya Materi atau Bahan Pengajarnya Adanya Metode atau Alat Perlengkapan Dan, Adanya Evaluasi
Tujuan pendidikan agama budDha Tujuan dari pendidikan Agama Buddha adalah : Bagaimana agar setiap siswa/siswi bisa memiliki jiwa besar. Termasuk diantaranya pencerahan batin juga merupakan tujuan setiap umat Buddha untuk terlepas dari segala penderitaan duniawi. Selain itu diharapkan setiap siswa-siswi Buddha yang berbudi (Kula Putra dan Kula Putri) bisa menjalankan sikap keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.
Harapan pencapaian pendidikan Dalam Mahayana Sradotpada Sastra dijabarkan bahwa tujuan akhir dari pendidikan Buddhist adalah, siswa dalam kehidupan sehari-harinya harus bisa menjalankan dan mempraktikkan 5 (lim) pintu dalam menghayati Dharma, sehingga dapat menimbulkan akar kebajikan yang mengakar dan memiliki moral yang indah. adapun 5 (lima) pintu itu adalah : Hormat, bersembahyang, Namaskara Memuliakan, memuja, menyebarluaskan jasa dan pahala Hyang Buddha Berbuat dan bertekad Mengamati dan Intropeksi (Samadhi) Penyaluran Jasa, pelimpahan Jasa (Parinimana)
PENUTUP Metode pendidikan Agama Buddha adalah untuk mencapai kebenaran tertinggi yaitu terbebas dari segala kebodohan batin untuk mencari pengetahuan sempurna, menjadi manusia seutuhnya yang memiliki MENTAL, MORAL dan WATAK BUDDHIS, yang berguna bagi makhluk lainnya, sehingga menjadi cendikiawan yang ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, yang memudahkan manusia dan tidak hanya didasarkan pada kemajuan intelek akademis saja. Melainkan menuntun para pengikutnya kepada tercapainya penerangan sempurna dan tujuan akhir.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH