SUPLEMEN MODUL 2 JUDUL : ILMU MENGENAL DIRI MENGENAL DIRI PENGENALAN Kebanyakkan manusia pada hari ini menganggap bahawa "Hidup" itu hanyalah makan, bergerak, mencari kemewahan, bekerja dan lain lain lagi, mereka mengangap bahwa jasad kasar mereka itu hidup dengan sendiri nya yang membolehkan mereka melakukan kerja kerja harian mereka itu, tapi pernah kah mereka terfikir bahwa jasad mereka itu sebenar nya ialah benda mati yang tidak dapat hidup dan bergerak dengan sendirinya tanpa ada sesuatu yang menghidupkan nya? Ketahuilah tanpa yang hidup itu jasad tidak ada artinya. Tetapi benda mati ini lah yang dijaga dan diutamakan orang di dunia ini. Sedangkan semua tahu bila mati kelak, jasad akan busuk dan di tanam atau di bakar. Ini menunjukkan mati ialah bila hidup yang menghidupkan jasad tadi meninggalakan jasad. Dimanakah letaknya yang di panggil hidup itu? Yang mana dengan adanya yang hidup itu lah jasad kita ini hidup dan sebenarnya ia diam di dalam jasad kita sendiri, dan dia lah yang di panggil "DIRI" sebenar "DIRI" dan menghidupkan jasad kita ini. Tapi pernah kah kita terfikir tentang "DIRI" itu atau cuba mencari dan mengenal nya. Tentu nya soal yang akan timbul ialah dari mana "DIRI" itu, dimana letaknya "DIRI" itu, terdiri dari apakah "DIRI" itu, dan kemanakah perginya "DIRI" itu apabila jasad mati atau dengan lain perkataan "DIRI" meninggalkan jasad??? dan yang penting sekali bolehkah kita mengenal "DIRI" sebenar "DIRI" kita itu. BARANG SIAPA MENGENAL "DIRI" NESCAYA KENAL LAH IA AKAN TUHAN NYA ‘12 Etika Ir. Suprapto M.Si. 1 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
MATI IALAH APABILA ROH MENINGGALKAN JASAD Jadi siapakan yang berkepentingan disini, tentunya jasad kerana tanpa roh maka jasad tidak bermaana langsung. Jasad perlukan roh untuk hidup tapi kenapa roh tidak dipedulikan semasa hidup nya. Perlukah roh di kenali?. Sebelum mengenal Roh haruslah kita mengenal "DIRI". "BARANG SIAPA MENGENAL "DIRI" MAKA KENALLAH DIA AKAN TUHAN NYA" APAKAH "DIRI" ITU" Untuk pengetahuan semua bahawa "DIRI" itu mendatang kemudian setelah roh memasukki jasad, bagaimana ini berlaku? Apabila Roh berada di dalam Jasad maka perkembangan cahaya Roh itu yang memenuhi dalaman Jasad keseluruhan nya, ini telah menyebabkan ujudnya "Diri" yang berupa saperti jasad nya memenuhi ruang dalaman jasad nya. Maka ujudlah "Diri" sebenar "Diri" dan "DIRI" ini lah yang harus di kenal. (Kenalah diri maka kenal Tuhan) BAGAIMANA MENGENAL "DIRI" SEBENAR "DIRI" Ada berbagai cara dan kaedah digunakan untuk mengenal "DIRI" ini, bergantung kepada perguruan dan kaedah guru guru mengajar kepada murid murid nya. Semua perguruan ini betul dan cara apa sekali pun di gunakan, tujuan nya satu ya itu untuk mengenal "DIRI" sebenar "DIRI" . Untuk mengenal "DIRI" ini ada 3 cara: 1. Terbuka dengan sendiri nya 2. Ushakan sendiri untuk membukanya 3. Dibukan oleh guru. (guru guru yang berpengalaman) Apakah yang di maksudkan “dibuka” Di buka maksudnya ialah membukakan jalan jalan pancaran cahaya "DIRI" itu hingga keluar dari jasad dan terpancarlah cahaya "DIRI" itu keluar dari ‘12 Etika Ir. Suprapto M.Si. 3 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
JUDUL : MENJADI PRIBADI YANG PROAKTIF 1. Seandainya ….. Pak Kipli, seorang pasien di RS Jantung Harapan Kota, mengeluh karena akibat dari kinerja jantungnya yang makin melemah, terasa menyiksa seluruh tubuhnya, "Ya, seandainya saya rajin berolahraga, seandainya saya tidak merokok, seandainya saya mengurangi makanan berlemak, mungkin sore hari begini sedang bercengkrama beserta anak dan istri, atau sedang menikmati secangkir teh panas diteras rumah sambil membaca koran sore". Di sela-sela nafasnya yang berat dan tersengal, kata seandainya terus meluncur dari benak Pak Kipli. Isinya adalah penyesalan, kenapa dirinya membiarkan "monster" sakit jantung datang menghampirinya. Kenapa dirinya tidak proaktif. Di sebuah ruang kerja yang cukup representatif, Pak Saprol, seorang direktur PT Angin Ribut, seperti dihinggapi depresi berat. Ekspresi wajahnya menggambarkan hal itu, "Seandainya saya mengubah strategi pemasaran, tentu perusahaan tidak akan pailit seperti sekarang. Seandainya saya lebih memperhatikan keinginan konsumen, tentu angka penjualan tidak semelorot sekarang……". Hampir senada dengan kisah Pak Kipli, kondisi yang dihadapi Pak Saprol tak lain akibat kurang sigap dalam mengambil tindakan, akibat tidak proatif. Contoh kisah lainnya, Mulan Kwek, seorang mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Cing Gobang Gocir, sedang termenung dikamar pribadi yang merangkap ruang belajarnya, matanya berkaca-kaca, mukanya memerah, "Seandainya saya rajin belajar, tentu surat peringatan DO tidak akan diterima. Seandainya saya mengerjakan tugas dari dosen dengan baik, tentu tidak akan membuat orangtua kecewa………." Kata seandainya sering meluncur dari mulut orang yang menyesali sesuatu, baik penyesalan yang ringan atau yang berat. Salah satu ciri orang yang termasuk kelompok pasivasionis atau propasif ialah banyaknya kata seandainya yang diucapkannya. Kelompok orang yang demikian selalu dalam kondisi akan berbuat, tetapi tidak pernah berbuat. Penuh rencana dan gagasan, kebiasaannya sebelum mengambil tindakan selalu menunggu hingga segalanya 100 persen menguntungkan atau serba kondusif, sehingga tindakannya pun tidak pernah terwujud. Untuk mengilustrasikan hal itu, simaklah cerita berikut: Ada sepuluh anak yang sedang belajar berenang, berdiri di ‘12 Etika Ir. Suprapto M.Si. 5 Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id