Jenis Subjek, Urutan Sitasi & Rangkuman Spesifik
Jenis konsep Disiplin ilmu Fenomena Faset & fokus Bentuk Jenis subjek Disiplin fundamental Subdisiplin Fenomena Faset & fokus Bentuk Fisik Penyajian Intelektual Jenis subjek Urutan sitasi Rangkuman spesifik
Jenis Subjek Subjek dokumen dpt dibagi atas 4 jenis: Subjek dasar (basic subject) Subjek sederhana (simple subject) Subjek majemuk (compound subject) Subjek kompleks (complex subject)
Subjek Dasar Dokumen membahas satu disiplin atau subdisiplin atau bidang spesialisasi secara umum Judul : Pengantar Ilmu Pendidikan Rangkuman : Pendidikan (Subjek dasar) (370) Judul : Pengantar Ekonomi Rangkuman : Ekonomi (Subjek dasar) (330)
Subjek Sederhana Dokumen tentang 1 subyek dasar + 1 fokus dari satu faset (Subyek yang hanya terdiri dari satu faset yang berasal dari satu subyek dasar) Faset ialah sub kelompok klas yang terjadi disebabkan oleh satu ciri pembagian. Tiap bidang ilmu mempunyai faset yang khas sedangkan fokus ialah anggota dari satu faset
Subjek Sederhana Contoh Judul : Pendidikan Taman Kanak-kanak Rangkuman : 370 Pendidikan = education (Subjek dasar) 372 Elementary education 372.2 specific levels of elementary education 372.218 Taman Kanak-kanak = kindergarten (Faset) Judul : Perpustakaan Sekolah Rangkuman : 020 Ilmu Perpustakaan (Subjek dasar) 027 general libraries, archives,information center 027.8 Perpustakaan Sekolah (Faset)
Subjek Majemuk Dokumen tentang 1 subjek dasar + foci dari dua atau lebih faset Contoh Judul : 340.575 98 Hukum adat di indonesia Rangkuman: 340 Hukum (Subyek dasar) 340.57 Hukum Adat (faset jenis) 598 Indonesia (faset tempat) Judul : Kurikulum Sekolah Dasar Rangkuman: Pendidikan / Sekolah dasar : Kurikulum / Judul : Kurikulum Sekolah Dasar di Jepang tahun 70-an Rangkuman: Pendidikan / SD : Kurikulum : Jepang : tahun 70-an Judul : Ekonomi pembangunan: Proses, masalah dan dasar kebijakan Rangkuman:
Subjek Kompleks Dokumen tentang interaksi antara dua subjek dasar (subyek yang terdiri dari dua atau lebih subyek dasar dan saling berinteraksi antara satu sama lain) Contoh Judul : Pengaruh pendudukan Jepang pd novel indonesia Subjek dasar : Sejarah & Kesusasteraan Rangkuman: Kesusasteraan / Indonesia : Novel / Judul : Pengaruh agama Hindu terhadap agama Islam Subyek dasar : “Agama Hindu” dan “Agama Islam”.
Subjek kompleks & masalahnya Subjek yg menunjukkan adanya interaksi antara dua subjek dasar Hubungan fase : utk menentukan pd subjek dasar mana dokumen hrs ditempatkan 4 hubungan fase (Ranganathan) Fase pengaruh Fase bias Fase alat Fase perbandingan
Subjek kompleks & masalahnya Fase pengaruh Yg diutamakan adalah subjek dasar yg dipengaruhi Contoh Judul : Pengaruh pendudukan Jepang pada Novel Indonesia Rangkuman : KESUSASTERAAN / INDONESIA : NOVEL Judul : Pengaruh Abu Merapi terhadap Pertanian di D.I Yogyakarta. Rangkuman : Disini subyek yang diutamakan ialah “Pertanian” bukan “Abu Merapi”.
Subjek kompleks & masalahnya Fase bias Subjek dibahas utk kelompok tertentu Disesuaikan dgn kebutuhan/tingkat pemahaman Contoh Judul : Multivariate statistics for biologist Rangkuman : STATISTIK / STATISTIK MULTIVARIAT Judul : Statistik untuk wartawan Rangkuman : subyek yang diutamakan ialah “Statistik” bukan “wartawan”.
Subjek kompleks & masalahnya Fase alat Ada subjek dasar yg menjadi alat utk mengkaji subjek dasar lain Yg diutamakan adalah subjek dasar yg dikaji Contoh Judul : Analisa statistik peminjaman novel Indonesia Rangkuman : ILMU PERPUSTAKAAN / NOVEL INDONESIA : PEMINJAMAN / ANALISA STATISTIK Judul : Penggunaan alat kimia dalam analisis darah Rangkuman : Disini yang diutamakan adalah “Darah” bukan “Kimia”.
Subjek kompleks & masalahnya Fase perbandingan Ada pengaruh atau hubungan timbal balik antara dua subjek dasar Yg diutamakan ad sama pentingnya, tiap perpustakaan harus menentukan kebijakan yg akan diterapkan Contoh Judul : Economic and politic
Subjek kompleks & masalahnya Fase perbandingan; ketentuannya: Pada subyek yang dibahas lebih banyak, misalnya: “Islam dan Ilmu Pengetahuan”. Jika Islam lebih banyak dibahas, utamakan subyek “Islam” dan sebaliknya. Pada subyek yang disebut pertama kali. Misalnya “Perpustakaan dan Masyarakat” ditetapkan pada subyek “Perpustakaan” Pada subyek yang erat kaitannya dengan jenis perpustakaan atau pemakai perpustakaan. Misalnya “Hukum dan Kedokteran”. Di Fakultas Hukum akan ditetapkan subyek “Hukum” dan bila di perpustakaan kedokteran akan ditempatkan dalam subyek “Kedokteran”.
Urutan Sitasi (citation order) Menentukan urutan faset sgt penting krn faset yg pertama (faset primer) akan menjadi titik temu bagi dokumen. Faset kedua (faset sekunder) dst akan tersembunyi Perlu peraturan yg menetapkan urutan prioritas bila ada lebih dari satu faset Subjek dasar & subjek sederhana tdk menimbulkan masalah penentuan urutan
Citation Order Literature: language: English, Ukrainian, Chinese, Cree, etc. genre: poetry, drama, fiction, essays, etc. period: 15th century, 16th century, 17th century, 18th century, 19th century, 20th century
Literature
Facets, Arrays, Citation Order Flowers: colour of bloom: blue, red, purple, white, yellow season of bloom: spring, summer, winter height: tall, medium, short light requirements: shade, partial shade, sun moisture requirements: wet, dry
Urutan Sitasi (citation order) Subjek majemuk terdiri dari 1 subjek dasar + fokus dari dua atau lebih faset Masalah : Bagaimana fokus-fokus harus di urut ? Faset mana harus didahulukan ? (faset primer, sekunder, dst) Memilih urutan sitasi akan berpengaruh pd menentukan susunan/tempat dokumen Tanpa urutan sitasi akan terjadi klasifikasi silang, tersebarnya dokumen dgn subjek yg sama di pelbagai kelas
Pedoman penentuan urutan sitasi Agar diperoleh suatu urutan yang baku dan taat azas/konsistensi dalam penentuan subyek dan (nomor kelas) maka oleh Ranganathan menggunakan konsep yang dikenal “Urutan Sitasi”. Menurutnya ada 5 (lima) faset yang mendasar yang dikenal dengan akronim P-M-E-S-T, yakni:
Pedoman penentuan urutan sitasi Standar Ranganathan dgn : P – M – E – S - T Menurutnya fenomena dpt dikelompokkan menjadi beberapa kategori dasar, yaitu: Personality (Wujud atau hasil akhir) Matter (Materi atau sifat) Energy (Aktivitas atau kegiatan) Space (Ruang) Time (Waktu) Classification Research Group (CRG) dgn urutan Entity (Wujud) – Property (Sifat) – Activity (Kegiatan)
Pedoman penentuan urutan sitasi Standar Ranganathan dgn : P – M – E – S - T Contoh: Judul : Konstruksi Jembatan Beton Tahun 20-an di Indonesia”. Rangkuman: Jembatan - Personality (P) Beton - Matter (M) Konstruksi - Energy (E) Indonesia - Space (S) Tahun 20-an - Time (T)
Pedoman penentuan urutan sitasi Standar Ranganathan dgn : P – M – E – S - T Contoh: Judul : The design of wooden furniture in 18th century America Rangkuman: Furniture - Personality (P) Wood - Matter (M) Design - Energy (E) America - Space (S) 18th Century - Time (T)
Pedoman penentuan urutan sitasi Standar Classification Research Group (CRG) dgn urutan Entity (Wujud) – Property (Sifat) – Activity (Kegiatan)
Pedoman penentuan urutan sitasi Standar Contoh Bidang pertanian : HASIL pertanian mendahului KEGIATAN (PADI – PENYIMPANAN) Bidang linguistik : jenis bahasa mendahului masalah (BAHASA INDONESIA – TATA BAHASA)
Pedoman penentuan urutan sitasi Konsensus kajian & pengajaran Urutan disesuaikan dgn kebiasaan / kesepakatan yg berlaku dlm disiplin ilmu tertentu. Misalnya dalam kesusasteraan jenis bahasa mendahului bentuk sastra Contohnya : KESUSASTERAAN / BAHASA INGGRIS : PUISI