PENYAKIT JANTUNG KORONER
BUKU REFERENCE 1. Food, Nutrition, & Diet Therapy, Krause’s,Kathleen Mahan, Sylvia Escoot Stump, edisi ke 11, Sauders, 2000 2. Quick Refference to Therapeutic Nutrition, Morrissey, Barbara G. Lippincott’s Comp, 1999 3. Buku Ajar Kardiologi Balai Penerbit FKUI 1996 4. “Penuntun Diet” edisi baru, Dr. Sunita Almatsier, Instalasi Gizi RSCM & ASDI, Gramedia, 2006
PENDAHULUAN Sejak th 1900 penyakit Pembuluh darah ( CVD ) merupakan penyebab kematian di USA Dari 61.000 orang yang terserang penyakit kardiovaskuler, 13.000 orang (20 % ) PJK SKRT Indonesia th 1992 penyebab kematian no 1 PJK merupakan penyakit multifaktor. Penyebab PJK : hipertensi, hiperlipidemia, DM obesitas, merokok, dsb
PENDAHULUAN PJK disebabkan oleh tidak mencukupinya suplai darah yang mengaliri otot jantung / myocard, akibat adanya penyempitan pembuluh darah atherosklerosis. Atherosklerosis adalah penyempitan pembuluh darah arteri akibat dari penebalan atau pengerasan dinding arteri yang disebabkan oleh adanya penumpukan lemak & cholesterol yang disebut plak
ANATOMI JANTUNG
PROSES ATHEROSKLEROSIS
CONTOH PENEBALAN PEMBULUH DARAH
Type PJK : * Angina Pectoris “Jeritan otot” Jantung yang merupakan sakit dada yang terjadi disebabkan oleh kurangnya oksigen ( dari suplai darah ) di otot jantung adanya ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen & kemampuan menyediakan oksigen * Myocardial Infarction Necrosis yang terjadi pada otot jantung karena tidak mendapat suplai darah akibat dari tersumbatnya pembuluh darah arteri * Coronary Insufficiency = Unstable Angina Adanya perubahan pola Sakit dada menjadi lebih sering / berulang, lebih berat, lebih lama yang disebabkan oleh proses terbentuknya sumbatan baru pada pembuluh darah utama * Congestive Heart Failure Merupakan manifestasi lanjut dari MI. Pada CHF otot jantung tidak mampu melaksanakan fungsinya untuk memompa darah.
KRITERIA DIAGNOSA TERJADINYA PJK Sakit dada lebih dari 20 menit bukan karena aktifitas fisik Adanya perubahan gambaran pada EKG / elektrokardiogram Adanya peningkatan serum ensim yang abnormal ( s/d 1,5 kali ) * Serum kreatin Fosfokinase ( CK ); terdapat di jantung, meningkat dalam 6 jam setelah infark & mencapai puncak dalam 18 – 24 jam dan kembali normal setelah 72 jam * Peningkatan LDH; ensim yang terdapat dalam jantung. meningkat lambat setelah infark & mencapai puncak dalam 24 – 48 jam Peningkatan ensim pada hati ( SGOT ); * Terjadi dalam waktu 12 jam & mencapai puncak dalam 24 – 36 jam. Leukosit & LED meningkat merupakan reaksi terjadinya nekrosis di otot jantung
Faktor Resiko terjadinya PJK 1. Personal Caracteristik faktor resiko yang tidak dapat diubah, * Jenis Kelamin : Laki-laki > wanita * Usia Lanjut * Aterosklerosis * Competitive Personality ( Type A ) 2. Faktor Lingkungan faktor resiko yang dapat diubah / dimodifikasi * Stres * Rokok * Hyperlipidemi * Hypertensi * Diabetes mellitus * Pola Makan salah Tinggi Kalori, KH sederhana, Lemak ( lemak jenuh), Cholesterol, Garam & alkohol
IDENTIFIKASI KLINIS METABOLIK SINDROM FAKTOR RESIKO BATASAN Obesitas abdomen Rasio lingkar perut/pinggang MEN > 102 CM ( > 40) WOMEN > 88 CM ( >35 ) TRIGLYSERIDA > 50 mg/dl HDL cholesterol Men <40 mg/dl Women <5o mg/dl Tekanan Darah > 130 /> 85 mm Hg Gula darah puasa > 110 mg/dl
PENCEGAHAN PJK Pencegahan terhadap PJK membutuhkan pengkajian & pengaturan terhadap adanya faktor resiko. Menghindari faktor resiko dapat mencegah terjadinya PJK. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mencegah terjadinya PJK adalah dengan mengontrol kadar : Lemak darah ( serum cholesterol ) Lipoprotein ( Kilomikron,VLDL, LDL, IDL,& HDL ) Total cholesterol Total Trigliserida
Kadar Total Cholesterol, LDL & HDL Kategori Total Chol LDL Chol HDL mg / dl mg / dl mg / dl Dianjurkan < 170 < 110 35 - 55 Ambang batas 170 – 199 110 – 120 35 Tinggi / rendah ≥ 200 ≥ 130 < 35
TERAPI DIIT PJK Fase Akut di Ruang Intensive ( 6 jam pertama puasa ) Tujuan : a. Tidak memberatkan kerja jantung b. Mempertahankan keseimbngani cairan & elektrolit ( Na & K ) untuk mencegah terjadinya edema Syarat diit : a. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan tubuh & penyakitnya b. Makanan mudah dicerna & tidak menimbulkan gas c. Porsi kecil & sering Fase Rehabilitasi / Pemulihan b. Pemberian diit disesuaikan dengan faktor pencetusnya a. Energi disesuaikan untuk mencapai BB normal b. Protein diberikan 1 gr / kg BB / hari c. Lemak sedang, 25 – 30 % dari total kebutuhan energi
PENENTUAN STATUS GIZI Rumus Broca : BB RBW = ------------------ X 100 % TB -100 Perhitungan kebutuhan energi berdasarkan status gizi diatas < 90 % = Berat Badan kurang Kebutuhan energi = BB Aktual x 40 - 60 kal/kg BB/hari 90 – 110 % = Berat Badan normal Kebutuhan energi = BB Aktual x 30 - 35 kal/kg/BB/hari 110 – 120 % = Berat Badan Lebih Kebutuhan energi = BB Aktual x 20 - 30 kal/kg/BB/hari > 120 % = Obesitas Kebutuhan energi = BB Aktual x 20 kal/kg/BB/hari
PENENTUAN STATUS GIZI Penentuan status gizi dengan menggunakan IMT (Cara II ) BB IMT = ------------- (TB)2 Klasifikasi IMT ( Klasifikasi Asia Pasific ): BB kurang = IMT < 18,5 BB Normal = IMT 18,5 - 22,9 BB Lebih = IMT > 23 BB dengan resiko = IMT 23,0 - 24,9 BB Obesitas I = IMT 25,0 - 29,9 BB Obesitas II = IMT > 30
PERHITUNGAN KEBUTUHAN GIZI PADA PASIEN PJK Perhitungan Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan : BB Idaman : ( TB – 100 )- 10 % BMR : BBI x Faktor jenis kelamin Laki-laki : 30 kkal/kg BB/hari Wanita : 25 kkal/kg BB/hari Pengaruh umur : a. 40 – 60 tahun dikurangi 5 % b. Diatas 60 tahun dikurangi 10 % Aktifitas pasien : a. Bed rest kebutuhan energi ditambah 5 – 10 % b. Pasien mampu berjalan energi ditambah 10 – 20 % c. Aktifitas ringan energi ditambah 30 % d. Aktifitas sedang energi ditambah 40 % e. Aktifitas berat energi ditambah 50 % Berat badan kurang kebutuhan energi ditambah 20 – 30 % sedangkan untuk berat badan lebih energi dikurangi 20 – 30 %
Yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan PJK Penatalaksanaan diet yang meliputi 25 – 35 % total lemak, < 7 % dari saturated/trans fat, < 200 mg colesterol. Gunakan lemak jeis MUFA & PUFA Konsumsi tinggi serat dari sayuran & buah-buahan 7 -13 gr/ hari Konsumsi protein nabati khususnya kacang-kacangam ( 5 ons per minggu) Cukup vitamin & mineral - suplemen
Yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan PJK Lakukan aktifitas sesuai kemampuan Perubahan Life style Diet seimbang Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit Meringankan kerja jantung melalui pemberian makanan yang sesuai kemampuan pasien.
TERIMA KASIH