ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PSORIASIS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
Advertisements

ASKEP WAHAM.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
Askep Keganasan Kulit Melani Kartika Sari.
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PENYAKIT KRONIS
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Dermatitis Atopi Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A IKA UWKS.
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
STRESS DALAM PEKERJAAN
Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep SpKom
ASKEP URTICARIA Luky dwiantoro.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
DIACONT.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GLAUKOMA
ASKEP JIWA ANSIETAS BY SLAMETININGSIH.
Irma Nur Amalia, S.kep.,Ners., M.Kep
Menyampaikan Berita Duka
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
DIABETES MELLITUS.
ASUHAN POSTNATAL DI KOMUNITAS
Bagaimana Menghadapi MENOPAUSE?
Klimakterium dan menapause
KESEHATAN REPRODUKSI USIA LANJUT
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
PRISKILA APRILIA HAMBER
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
HIPERTIROID By Ninis Indriani.
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
PSYCHOSOCIAL PROBLEMS RELATED TO DISASTER AND MANAGEMENT
PENERAPAN PROSES PERAWATAN USILA
GANGGUAN ALAM PERASAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
Miliaria.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Pada Dermatitis Seboroik
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
ASKEP KLIEN DENGAN ANSIETAS
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
ASKEP PADA KLIEN GSP : HALUSINASI PERTEMUAN :
ASKEP COLITIS ULSERATIF
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ECXZEMA (Dermatitis Atopik)
DEMENSIA.
Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah
Dr. Yusmardiati Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya.
 Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.  Bercak ini dapat berupa.
Manajemen Stres TUJUAN PEMBELAJARAN  Peserta pelatihan dapat Mengetahui gambaran umum mengenai Definisi Stress  Peserta dapat Mengetahui Penyebab dan.
TRAUMA ABDOMEN.
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
Transcript presentasi:

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN PSORIASIS LUKYDWIANTORO

I. DEFINISI Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis lain, misalnya psoriasis pustulosa

II. ETIOLOGI Etiologi belum diketahui, yang jelas ialah waktu pulih (turn over time) epidermis dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Berbagai penyelidikan yang lebih mendalam untuk mengetahui penyebabnya yang pasti masih banyak dilakukan. Beberapa faktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya Psoriasis adalah : a. Genetik b. Imunologik c. Stres Psikik

d. Infeksi fokal. Umumnya infeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus e. Faktor Endokrin. Puncak insidens pada waktu pubertas dan menopause, pada waktu kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa pascapartus. f. Gangguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis. g. Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan penghentian mendadak korikosteroid sistemik. h. Alkohol dan merokok.

III. PATOFISIOLOGI Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat.

Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal ( sisik yang berwarna seperti perak ). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal , terutama adenosin monofosfat(AMP)siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik.

IV. GEJALA KLINIK Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi, yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral. Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata.

Skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika, serta transparan. Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti lilin digores.

Pada fenomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan karena papilomatosis. Trauma pada kulit , misalnya garukan , dapat menyebabkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner. Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.

V. DIAGNOSIS Jika gambaran klinisnya khas, tidaklah sukar membuat diagnosis. Kalau tidak khas, maka harus dibedakan dengan beberapa penyakit lain yang tergolong dermatitis eritroskuamosa. Pada diagnosis banding hendaknya perlu diingat , bahwa pada psoriasis terdapat tanda-tanda yang khas, yakni skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis , fenomena tetesan lilin,dan fenomena auspitz serta kobner.

Diagnostik banding : Dermatofitosis dengan keluhan gatal sekali dan ditemukan ada jamur. Sifilis Psoriasiformis (sifilis stadium II) Dermatitis seboroik

VI. PENATALAKSANAAN MEDIK Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesifik karena penyebabnya belum jelas dan banyak faktor yang berpengaruh. Psoriasis sebaiknya diobati secara topikal. Jika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik karena efek samping pengobatan sistemik lebih banyak.

Pengobatan Sistemik 1. Kortikosteroid ( Prednison ) 2. Obat sitostatik ( Metroteksat ) 3. Levodopa 4. DDS(diaminodifenilsulfon) 5. Etretinat dan Asitretein 6. Siklosporin

Pengobatan Topikal 1. Preparat Ter ( fosil, kayu, batubara ) 2. Kortikosteroid ( senyawa fluor ) 3. Ditranol ( antralin ) 4. Pengobatan dengan peyinaran 5. Calcipotrio

Pengkajian Keperawatan Pola Persepsi Kesehatan Adanya riwayat infeksi sebelumya. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu. Adakah konsultasi rutin ke Dokter. Hygiene personal yang kurang. Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.

b. Pola Nutrisi Metabolik Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan. Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas. Jenis makanan yang disukai. Napsu makan menurun. Muntah-muntah. Penurunan berat badan. Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan. Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.

c. Pola Eliminasi - Sering berkeringat c. Pola Eliminasi - Sering berkeringat. - Tanyakan pola berkemih dan bowel. d. Pola Aktivitas dan Latihan - Pemenuhan sehari-hari terganggu. - Kelemahan umum, malaise. - Toleransi terhadap aktivitas rendah. - Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan. - Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.

e. Pola Tidur dan Istirahat - Kesulitan tidur pada malam hari karena stres. - Mimpi buruk. f. Pola Persepsi Kognitif - Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat. - Pengetahuan akan penyakitnya. g. Pola Persepsi dan Konsep Diri - Perasaan tidak percaya diri atau minder. - Perasaan terisolasi.

h. Pola Hubungan dengan Sesama - Hidup sendiri atau berkeluarga - Frekuensi interaksi berkurang - Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran i. Pola Reproduksi Seksualitas - Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan. - Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.

j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress - Emosi tidak stabil - Ansietas, takut akan penyakitnya - Disorientasi, gelisah k. Pola Sistem Kepercayaan - Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah - Agama yang dianut

Diagnosa dan Rencana Keperawatan DP1 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal-epidermal sekunder akibat psoriasis Intervensi : 1. Kaji keadaan kulit R/ : Mengetahui dan mengidetifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang tepat. 2. Kaji keadaan umum dan observasi TTV. R/ : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien. 3. Kaji perubahan warna kulit. R/ : Megetahui keefektifan sirkulasi dan mengidentifikasi terjadinya komplikasi. 4. Pertahankan agar daerah yang terinfeksi tetap bersih dan kering. R/ : Membantu mempercepat proses penyembuhan. 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan. R/ : Untuk mempercepat penyembuhan

DP2 Ketakutan berhubungan dengan perubahan penampilan Intervensi : 1. Kaji ulang perubahan biologis dan fisiologis. R/ : Reaksi fisik kronis terhadap stresor-stresor menunjukkan adanya penyakit kronis dan ketahanan rendah. 2. Gunakan sentuhan sebagai toleransi. R/ : Kadang-kadang dengan memegang secara hangat akan menolongnya mempertahankan kontrol. 3. Dukung jenis koping yang disukai ketika mekanisme adaftif digunakan. R/ : Marah merupakan respon yang adaptif yang menyertai rasa takut. 4. Anjurkan untuk mengekspresikan perasaannya. R/ : Dapat mengurangi stres pada pasien. 5. Anjurkan untuk menggunakan mekanisme koping yang normal. R/ : Ketepatan dalam menggunakan koping merupakan salah satu cara mengurangi ketakutan. 6. Anjurkan klien untuk mencari stresor dan menghadapi rasa takutnya. R/ : Kesadaran akan faktor penyebabkan ketakutan akan memperkuat kontrol dan mencegah perasaan takut yang makin memuncak.

DP3 : Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder akibat penyakit psoriasis Intervensi : 1. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin R/ : Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya dengan lebih realistis 2. Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya 3. Berikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu R/ : Agar pasien merasa diterima 4. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan R/ : Ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman dapat menyebabkan timbulnya ansietas 5. Diskusikan perilaku koping alternatif dan tehnik pemecahan masalah R/ : Mengurangi kecemasan pasien

DP4 Gangguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri Intervensi : 1. Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan orang lain. R/ : Mengetahui tingkat ketidakpercayaan diri pasien dalam menentukan intervensi selanjutnya. 2. Bersikap realistis dan positif selama pengobatan, pada penyuluhan pasien. R/ : Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara perawat-pasien. 3. Beri harapan dalam parameter situasi individu. R/ : Meningkatkan perilaku positif 4. Berikan penguatan positif terhadap kemajuan. R/ : Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif. 5. Dorong interaksi keluarga. R/ : Mempertahankan garis komunikasi dan memberikan dukungan terus-menerus pada pasien.