PENALARAN GEOMETRI KELOMPOK V SAFARI (G2I )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
FILSAFAT IPTEK BAB 9 LOGIKA
Advertisements

Logika Bahasa Ilmiah - 6 -
PROGAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Menyusun Argumen.
Metode Berpikir Ilmiah
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
1.  Matematika, mempelajari keteraturan hubungan antar lambang/simbol/unsur yang mempunyai arti (mewakili obyek tertentu)
Deduktif - Aksiomatik Perkembangan Geometri
PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN MATEMATIKA
PENGANTAR RISET KEPERAWATAN
ILMU ALAMIAH DASAR (IAD)
Team Teaching Ketidakpastian.
Assalamu Alaikum Warahmatulahi Wabarakatu.
Topik 10 RELASI-RELASI SILOGISME
OLEH BETRI SIRAJUDDIN, SE., Ak. M.Si
MANZILUR ROCHMAH, APLIKASI TEOREMA PYTHAGORAS PADA LUKISAN RUAS GARIS.
Analisis Kurikulum Matematika
PENGANTAR DASAR MATEMATIKA
KEEFEKTIFAN INQUIRY BASED LEARNING
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN ( BAB II )
KELOMOPOK 1 : 1. Nurul Farida 2. Desi Gita 3. Zainal Arifin 4. Fatkur Rhohman.
Mengembangkan Penalaran Proporsional Siswa oleh: DR. FAHINU, M.Pd
Logika Deduksi-Induksi dalam Pola Berpikir Ilmiah
METODOLOGI PENELITIAN
SAINS DI SEKOLAH DASAR IMANUEL SAIRO AWANG PRODI PGSD
TUGAS PEMBELAJARAN IPA di SD
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
PENGERTIAN MATEMATIKA
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
EPISTEMOLOGI KEILMUAN DAN PENELITIAN ILMIAH
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
NALAR DEDUKSI.
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
SYARAT DAN TUJUAN PENELITIAN Dwiyati Pujimulyani 2015
PENALARAN DALAM GEOMETRI
FILSAFAT MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
TEORI BELAJAR DIENES DAN VAN HIELE
SALAH NALAR.
FILSAFAT ILMU.
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (1) Irawan Afrianto Referensi : Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer.
Hubungan Etika dan Ilmu
Teori Belajar Van Hiele
Di susun oleh : Azah Elvana ( )
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
DASAR-DASAR LOGIKA Drs. Muhammad YGG Seran, M.Si
Argumen dan penarikan kesimpulan
SALAH NALAR RINI ASTUTI S.I.Kom.
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Filsafat Pendidikan dan Pembelajaran
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Sarana Berfikir ilmiah
OLEH Ir. Indrawani Sinoem, MS
OLEH Ir. Indrawani Sinoem, MS
Sarana Ilmiah Dian Rahmawati F
Ilmu sebagai sarana Berpikir Ilmiah II
BATASAN DAN RUANG LINGKUP LOGIKA
Penalaran Matematika.
KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA
KOMPETENSI MATEMATIS Disusun oleh : Deanti Artika Ita Sapitri Nurfujiyanti Astuti Veni Aprilianti Vida Utami.
EPISTEMOLOGI Setelah mengkaji Ontologi, maka sampailah pada hakekat cara (teori) memperoleh pengetahuan (dan ilmu) atau pada Epistemologi. Bagaimana agar.
SALAH NALAR Karina Jayanti.
PROFIL TINGKAT BERPIKIR SISWA DALAM GEOMETRI
ASPEK PENALARAN DALAM KARANGAN
Matematika.
Reseach methode Julio Skom.,MMSi.
MAKALAH BANGUN DATAR “PERSEGI” D ISUSUN O LEH : A YUNI K HAIRIYYAH E LLA L ARAS S HANTI W AWAN M ISWANTO D OSEN P ENGAMPU : D R. KMS. M.A MIN F AUZI, M.S.
Transcript presentasi:

PENALARAN GEOMETRI KELOMPOK V SAFARI (G2I1 012 013) HAYANI HAMUDI (G2I1 012 014) RAHMAT (G2I1 012 015)

LANDASAN TEORETIS PENALARAN GEOMETRI Bernalar sebagai bagian dari berpikir merupakan kegiatan yang tak pernah berhenti, baik disadari maupun tidak disadari, sepanjang orang masih menjalani kehidupannya dengan normal sebab berpikir itu sendiri melekat pada kehidupan dan merupakan berkah yang hanya tercurah untuk manusia. Copi (1978) mengungkapkan bahwa “reasoning is a special kind of thinking in which inference takes place, in which conclusions are drawn from premisses (bernalar merupakan jenis khusus dari berpikir yang berkenaan dengan pengambilan kesimpulan yang ditarik dari premis-premis)”.

Gie (1991) menyatakan bahwa penalaran adalah proses pemikiran manusia yang berusaha tiba pada pernyataan baru yang merupakan kelanjutan runtut dari pernyataan lain yang diketahui. Pernyataan yang diketahui itu sering disebut dengan pangkal pikir (premis), sedangkan pernyataan baru yang ditemukan disebut kesimpulan. Bernalar matematika dapat juga dipandang sebagai aktivitas dinamis yang melibatkan suatu variasi cara berpikir dalam memahami ide, merumuskan ide, menemukan relasi antara ide-ide, menggambarkan konklusi tentang ide-ide dan relasi antara ide-ide. Karin Brodie (2010: 7) menyatakan bahwa, “Mathematical reasoning is reasoning about and with the object of mathematics.” Objek matematika dalam hal ini adalah cabang-cabang matematika yang dipelajari seperti statistika, aljabar, geometri dan sebagainya.

Penalaran geometri didasarkan pada teori van Hiele yang dikembangkan oleh Pierre Marie van Hiele dan Dina van Hiele-Geldof sekitar tahun 1950-an telah diakui secara internasional dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri sekolah. Berdasarkan teori van Hiele, siswa akan melalui lima tingkatan hirarkis pemahaman dalam belajar geometri., yakni sebagai berikut:

Tingkat 0 (Visualisasi) : Tahap ini juga dikenal dengan tahap dasar, tahap rekognisi, tahap holistik, dan tahap visual. Pada tahap ini siswa mengenal bentuk-bentuk geometri hanya sekedar berdasar karakteristik visual dan penampakannya. Tingkat 1 (Analisis) : Tahap ini juga dikenal dengan tahap deskriptif. Pada tahap ini sudah tampak adanya analisis terhadap konsep dan sifat-sifatnya. Siswa dapat menentukan sifat-sifat suatu bangun dengan melakukan pengamatan, pengukuran, eksperimen, menggambar dan membuat model. Tingkat 2 (Deduksi informal): Pada tahap ini, siswa sudah dapat melihat hubungan sifat-sifat pada suatu bangun geometri dan sifat-sifat antara beberapa bangun geometri. Siswa dapat membuat definisi abstrak, menemukan sifat-sifat dari berbagai bangun dengan menggunakan deduksi informal, dan dapat mengklasifikasikan bangun-bangun secara hirarki.

Tingkat 3 (Deduksi) : Tahap ini juga dikenal dengan tahap deduksi formal. Pada tahap ini siswa dapat menyusun bukti, tidak hanya sekedar menerima bukti. Siswa dapat menyusun teorema dalam sistem aksiomatik. Pada tahap ini siswa berpeluang untuk mengembangkan bukti lebih dari satu cara. Perbedaan antara pernyataan dan konversinya dapat dibuat dan siswa menyadari perlunya pembuktian melalui serangkaian penalaran deduktif. 5. Tingkat 4 (Rigor) : Pada tahap ini siswa bernalar secara formal dalam sistem matematika dan dapat menganalisis konsekuensi dari manipulasi aksioma dan definisi. Saling keterkaitan antara bentuk yang tidak didefinisikan, aksioma, definisi, teorema dan pembuktian formal dapat dipahami.