LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd PERTEMUAN 3 Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd PGSD - FKIP
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1, Mahasiswa mampu mendefinisikan hakikat pengembangan kurikulum. 2. Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. 3. Menjelaskan landasan pengembangan kurikulum.
A. HAKIKAT PENGEMBANGAN KURIKULUM Adalah proses identifikasi, analisis, sintesa, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum secara efektif dan efisien. Produk dari proses pengembangan kurikulum diharapkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, perkembangan zaman serta iptek. Kurikulum sebagai suatu sistem yang dibangun oleh sub sistem atau komponen seperti tujuan, isi, proses dan evaluasi.
B. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM Tipe prinsip pengembangan kurikulum: Tingkat validitas dari prinsip yang digunakan: Tingkat reliabilitas * ada data, ada fakta, ada konsep, ada prinsip yang tingkat keper- cayaan tidak diragunakan dan sudah diuji secara riset Klasifikasi prinsip pengembangan kurikulum: Whole truth : anggapan kebenaran utuh dan menyeluruh. Partial truth : anggapan kebenaran parsial/sebagian. Hyphotesis : anggapan kebenaran yang masih membutuhkan pembuktian.
PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN KURIKULUM Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi Prinsip relevansi Prinsip Efisiensi Prinsip Keefektifian Prinsip Fleksibilitas Prinsip Integritas Prinsip Kontinuitas Prinsip Sinkronisasi Prinsip Objektifitas Prinsip Demokrasi
Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi: Prinsip berorientasi pada tujuan dan kompetensi: UU No 20 tahun 2003 bahwa kurikulum adalah..... Untuk mencapai tujuan pendidikan tertntu.... Maka prinsip umum kurikulum adalah prinsip berorietnasi pada tujuan. Tujuan ini memiliki tingkatan/hirarki: tujuan pendidikan nasional, institusional, kurikuler, pembelajaran umum dan pembelajaran khusus. Mencakup domain kognitif, afektif dan psikomotor. Kompetensi: perpaduan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai yang direfleksikan dalam pola berpikir dan bertindak. Ciri pemikiran yang sistematik dan sistemik (systematic and systemic thingking) Langkahnya : menetqapkan SKL
Prinsip Relevansi Prinsip relevansi eksternal: relevansi antra kurikulum dengan lingkungan hidup p. Didik dan amsyarakat, perkembangan kehidupan masa sekarang dan yang akan datang serta tuntutan kebutuhan dunia pekerjaan. Relevansi intrnal: relevansi di antara komponen kurikulum itu sendiri.
Prinsip Efisiensi Prinsip efisiensi adalah praktis, tidak mahal ttapi murah, tidak boros dan sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki. Implikasinya: mengusahakan agar kegiatan kurikuler mendayagunakan waktu, tenaga, biaya dan sumber-sumber lain.
Prinsip keefektifan Dimensi proses : efektifitas proses pembelajaran sebagai real kurikulum (efektifitas guru mengajar dan efektifitas peserta didik belajar). Dimensi produk : efektifitas pada hasil yang dicapai (kompetensi siswa) Implikasi: mengupayakan agar kegiatan kurikuler bersifat membuahkan hasil, yaitu menguasai kompetensi.
Prinsip fleksibilitas. Prinsip fleksibilitas. Pengembangan secara lentur/luwes, tidak kaku baik pada: Dimensi proses: fleksibilitas dalam program, strategi, pendekatan, metode, media, sumber belajar dan teknik penilaian. Dimensi hasil: fleksibel untuk penempatan dalam pekerjaan. Fleksibel bagi siswa untuk memiliki program. Implikasi: keluwesan kegiatan kurikuler sesuai situasi kondisi di lapangan serta ketersediaan waktu.
Prinsip integritas. Pengembangan sebagai suatu kesatuan yagn bermakna (memiliki arti, nilai, manfaat) dan terstruktur (bagian-bagiannya menjadi satu totalitas) Implikasi pendidikan dapat menghasilkan pribadi yang unggul dan manusia seutuhnya.
Prinsip kontinuitas Berkesinambungan antar mapel, antar kelas, antar jenjang pendidikan. Artinya: pendidikan pada kelas yang lebih rendah menjadi dasar untuk melanjutkan pada kelas dan jenjang di atasnya. Hal tersebut menghindari prerequisit (prasyarat kelas awal) dan pengulangan program, pemborosan waktu, tenaga, dana. Implikasi : kegiatan kokurikuler agar berkesinambungan dengan kegiatan kurikuler lain, baiak vertikal (bertahap, berjenjang) maupun horizontal.
Prinsip sinkronisasi. Kurikulum mengusahakan agar semua kegiatan kurikuler, ekskur dan kokurikuler serta pengalaman belajar lainnya dapat serasi, selaras, seimbang , searah dan setujuan. Prinsip Objektivitas: Program intra, ekstra dan ko dilakukan dengan tatanan kebenaran, ilmiah serta mengesampingkan pengaruh subjektifitas, irasional. Prinsip Demokrasi : * Suatu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan dan memperhatikan keragaman peserta didik.
PRINSIP-PRINSIP KHUSUS PENGEMBANGAN KURIKULUM Prinsip Tujuan Kurikulum 3 sumber tujuan : Kebudayaan masyarakat, individu dan mapel, disiplin ilmu Sumber data tujuan: Kebijakan pemerintah Survei kebutuhan Survei persepsi org tua/masy ttg kebutuhan Survei tentang pandangan ahli Survei ttg pengalaman orang lain Penelitian lain
2. Prinsip isi kurikulum Isi kurikulum mencerminkan falsafah dasar suatu negara. Isi kurikulum terintegrasi nation dan karktr building Isi kurikulum mementingkan cipta, rasa, karsa, karya sehingga bermental, bermoral, berbudi pekerti luhur, berkeyakinan agama, cerdas, trampil, fisik sehat dan kuat. Isi kurikulum mempersiapkan sikap dan mental kemandirian dan tanggung jawab dalam mayarakat. Isi kurikulum memadukan pengetahuan , ketrampilan, sikap dan nilai-nilai. Isi kurikulum menselaraskan perkembangan iptek dan teknologi modern. Isi kurikulum sesuai dengan minat, kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Isi kurikulum mengintegrasikan kegiatan intra, ekstra dan kokurikuler, Isi Kurikulum memungkinkan kontinuitas antara satu lembaga dengan lembaga lain. Isi Kurikulum harus dapat disesuaikan dengna kondisi-kondisi setempat.
3. Prinsip didaktik-metodik 3. Prinsip didaktik-metodik Semua pengetahuan dan kegiatan harus fungsional dan praktis. Pengetahuan dan kegiatan selaras dengan pemahaman dan perkembangan peserta didik. Guru membangkitkan dan memupuk minat, perhatian dan kemampuan peserta didik. Penyajian bahan pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan praktek. Guru membentuk pengakuan belajar individual dan kelompok. Guru mengemb angkan sikap dan nilai. Penyajian bahan pelajaran membangkitkan keimanan dan ketakwaan. Penyajian menggunakan multimedia, sumber belajar dan variasi teknik penilaian. Guru memberikan bimbingan dan konseling terhadap p.didik.
Prinisp-prinsip proses pembelajaran. Prinisp-prinsip proses pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, teknik sesuai dengan: Tujuan (kognitif, afektif, psikomotor) & materi pelajaran Bervariasi, melayani perbedaan individual peserta didik. Urutan kegiatan logis, sistematis dan berjenjang Mengaktifkan peserta didik untuk belajar dan mengajar Merangsang berkembangnya kemampuan baru. Terjalin pembelajaran di sekolah dan di rumah. Penggunaan berbagai sumber belajar. Belajar dengan learning by doing, learning by seeing and knowing,
4. Prinsip Media dan Sumber Belajar 4. Prinsip Media dan Sumber Belajar Kesesuaian media dan sumber belajar dengan SK, KD, Materi pelajaran, karaktristik media pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktis ekonomi. 5. Prinsip evaluasi Prinsip mendidik Prinsip keseluruhan Prinsip kontinuitas Prinsip objektivitas Priusip kooperatif Prinsip praktis Prinsip akuntabilitas
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Landasan Filosofis Yunani Kuno LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM Landasan Filosofis Yunani Kuno Philosofia (philore = cinta, senang, suka Sophia (kebaikan atau kebenaran) Filsafat = cinta akan kebenaran Penjiwaan terhadap Pancasila. 2. Landasan Psikologis Kondisi psikologis individu berperanan dalam interaksi pembelajaran Terdiri dari 2 psikologi sebagai landasan, yaitu psikologi belajar dan psikolog perkembangan.
PSIKOLOGI BELAJAR Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana peserta didik melakukan perbuatan belajar. Belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan itu berbentuk pengetahuan, ketrampilan, sikap/nilai-nilai. Teori belajar yang memberikan kontribusi adalah: Teori disiplin mental/teori daya. Yaitu manusia memiliki daya melihat, meraba, mengingat, berpikir yang dapat dilatih/dikembangkan sehingga dapat berfungsi/digunakan untuk berbagai bidang pengetahuan dan hal ini memerlukan transfer. Belajar bukan untuk menguasai bahan/matri melainkan pengaruh aau nilai latihan daya.
Teori Behaviroisme (S-R Conditioning/Teori Asosiasi) Teori Behaviroisme (S-R Conditioning/Teori Asosiasi) a. Teori S-R Bond dari psikologi koneksionisme – Edward : Thorndike Bahwa belajar sebagai hubungan S-R dengan 3 hukum belajar yaitu Law of Readiness, Law of Exercise or Repetition and Low of Effect. b. Teori Conditioning (S-R with conditioning) : Watson Hubungan S-R perlu dibantu dengan kondisi tertentu, mis: pagi hari masuk kelas dikondisikan dengan bunyi bel. c. Teori Reinforcement oleh C.L. Hull Kondisi diberikan pada Respon (R) misal: memberi pujian. Teori Gestalt / Teori Lapnagan (Field Theory) : Kurt Lewin ^ Keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagiannya ^ Belajar adalah pengmbangan insight ^ Belajar bertujuan eskplortif, imanjinatif, kreatif
Maka implikasi teori Gestalt: Maka implikasi teori Gestalt: Bahan pelajaran disajikan dalam bentuk masalah yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Mengutamakan proses untuk pemecahan masalah. Belajar dimulai dengan keseluruhan baru bagian-bagian. Belajar perlu insight/pemahaman. Belajar perlu mengorganisasi pengalaman yang kontinu. 2. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Setiap pesertqa didik dapat dibimbing, dilatih dan dididik (educable) Jean Piaget: tahapan perkembangan kognitif anak berkembang dan berlangsung secara tratur dan berurutan.
Anak berkembang matang dan dapat berpikir dewasa melalui : Anak berkembang matang dan dapat berpikir dewasa melalui : a. Tahapan perkembagan : - Tahap sensori motor (0,0 – 2.0)/tahap discriminating/dan labeling. - Kemampuan terbatas pada gerakan refleksi, bahasa awal, waktu sekarang dan ruang yang dekat saja melalui indra. - Tahap praoperasional (2,0 – 7,0) tahap prakonseptual atau masa intuitif. Kemampuan anak dalam menerima rangwsang masih trbtas, perkembangan bahasa sangat pesat, pemikiran masih statis, belum dapat berpikir abstrak, keputusan berdasarkan intuisi, bukan analisis rasional.
Tahap operasi konkret (7,0 – 11,0) tahun/tahap performing operation Tahap operasi konkret (7,0 – 11,0) tahun/tahap performing operation Mulai berpikir logis sistematis dalam pemecahan masalah, permasalahan konkrit, suka soal yang belum ada jawabannya. Tahap operasional formal (11,0 - 15.00) tahap proporsional thinking. Mulai berpikir dengan pola orang dewasa, mampu berpikir tingkat tinggi, deduktif, induktif, analisis, sintesis, berpikir abstrak, reflektif, memecahkan berbagai masalah, cara berpikir logis pada masalah konkret dan abstrak, mengemukakan ide/gagasan, berpikir masa depan secara realistis.
3. Landasan Sosiologis Mempersiapkan peserta didik hidup dalam masyarakat karena peserta didik berasal dari masyarakat, didik oleh masyarakat dan harus kembali pada masyarakat. Memerlukan kompetensi dalam hidup bermasayarakat. Pengembangan kurikulum berorientasi pada kebutuhan masyarkaat dan memperhatikan kebutuhan masyarakat. 4. Landasan IPTEK Teori mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi dan mendukung sehingga dapat melihat hubungan yang fundamental antar berbagai aspek dunia secara nyata. Teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang berpengaruh untuk menciptakan kondisi yang efektif, efisien dan sinergis dalam pola perilaku manusia.
Selesai