Ditempat kerja, terdapat beberapa faktor yang memperngaruhi lingkungan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ERGONOMIKA TEMPAT DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA
Advertisements

IX. PENGARUH CUACA/IKLIM TERHADAP TERNAK
Oleh : Baju Widjasena Bagian K3 FKM UNDIP
Pengantar Sistem Tata Udara:
By : Lisna Annisa Fitriana, S.Kep.,Ners, M.Kes
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
DELLA AMBAR KISTIA FEBRIANA PUSPASARI
Sanitasi dan Keamanan.
SAINS ARSITEKTUR & TEKNOLOGI 2 [AKB SKS]
FAKTOR FISIKA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NO. :KEP.-51/MEN/1999 IKLIM KERJA.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
LINGKUNGAN FISIK DAN ANALISIS RESIKO
 adalah suatu kondisi fisik sekeliling dimana kita melakukan suatu aktifitas tertentu yang meliputi hal-hal seperti temperatur udara temperatur permukaan.
ASPEK ERGONOMIK.
HIGIENE, SANITASI dan KESELAMATAN KERJA dalam dunia PERHOTELAN
Human Faktor dan Ergonomi (D0482)
PERANCANGAN LINGKUNGAN FISIK
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Sanitasi dan Keamanan Industri Pangan
Prinsip kerja aliran udara dan sistem ventilasi pengenceran udara
Istilah kelelahan biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari
Higiene Industri dan Identifikasi Faktor Berbahaya
MENERAPKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN
PROGRAM K 3 “KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA”
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertemuan II
MODUL 10. Analisa & Perancangan Kerja II
HIGIENE, SANITASI dan KESELAMATAN KERJA dalam dunia PERHOTELAN
4. NUTRIEN UNTUK TERNAK (UDARA DAN AIR)
Kenyamanan Termal.
EXERCISE PADA SUHU PANAS
KESEHATAN KERJA.
Pengaturan Suhu Imran Tumenggung.
Higiene Industri dan Identifikasi Faktor Berbahaya
TEMPERATUR TEKANAN PANAS
FAKTOR-FAKTOR FISIKA LINGKUNGAN KERJA
Manajemen Sumber Daya Manusia
KESEHATAN KERJA SYAFRIANI, M.Kes.
BAHAYA DAN RESIKO KESEHATAN
KONSEP PENGENDALIAN LINGKUNGAN Pertemuan 23 – 24
PENGATURAN SUHU TUBUH & HIDRODINAMIKA.
Suhu tubuh.
PENGARUH LINGKUNGAN PADA FISIOLOGI KERJA
Urgensi dan Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja
STRESS DALAM PEKERJAAN / Meiza86
. STANDAR K3.
2014 YUSRON ALMAS HUDA JARINGAN KOMPUTER DAN LAN (LOCAL AREA NETWORK)
PENGOLAHAN DENGAN PENGERINGAN
CV CARBA JARINGAN KOMPUTER DAN LAN (LOCAL AREA NETWORK)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3).
KEBUTUHAN ZAT GIZI MAKRO PEKERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
PERUNDANG-UNDANGAN SANITASI PERMUKIMAN DAN TEMPAT-TEMPAT UMUM
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN Rahilla Apria Fatma, S.Kom., MT.
HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
12 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Pemeliharaan Karyawan
UPAYA KESEHATAN KERJA.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN IMPLIKASINYA
HALIMA TUSSAKDIYAH, S. Pd KESELAMATAN dan KESEHATAN KERJA (K3)
PENGERTIAN Menurut Mardiana (2005) “Lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari”. Lingkungan kerja yang kondusif.
LINGKUNGAN KERJA TEKANAN PANAS/HEAT STRESS
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertemuan
dr. Endah Wiranty, SpKP Mayor Kes NRP
Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
IDENTIFIKASI POTENSI DAN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK DI LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MIPA UNS Anang Kuncoro Rachmad S., S.Si.,
Dr dr Purwanto AP SpPK(K) Studi kasus rumah sakit.
Transcript presentasi:

Ditempat kerja, terdapat beberapa faktor yang memperngaruhi lingkungan MODUL 8. Analisa & Perancangan Kerja 1. Tujuan Instruksional Khusus Diharapkan mahasiswa dapat memahami yang berkaitan dengan pengertian lingkungan kerja fisik, mikroklimat , kebisingan dan penerangan tempat kerja. 2. Daftar Materi Pembahasan 2.1. Pengertian Linkungan kerja fisik 2.2. Pengertian Mikroklimat 2.3. Kebisingan Tempat kerja 2.4. Penerangan di Tempat Kerja 3. Pembahasan 2.1. Pengertian Linkungan Kerja Fisik Industralisasi akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi, penggunaan bahan dan perlatan yang semakin kompleks dan rumit, Namun demikian, penerapan teknologi harus diikti dengan kesiapan SDM . Keterbatasan manusia sering menjadi faktor penentu terjadinya musibah, seperti kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan timbulnya penyakit akibat kerja. Ditempat kerja, terdapat beberapa faktor yang memperngaruhi lingkungan kerja seperti ; faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis. Semua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Menurut Manuaba (1992) bahwa lingkungan kerja yang nyaman sangat dibutuhkan oleh pekerja untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif. Oleh karena itu lingkungan kerja harus ditangani atay didesain sedemikian rupa sehingga menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman. Yang termasuk faktor fisik lingkungan kerja seperti mikroklimat, kebisingan dan penerangan. Evaluasi lingkungan dilakukan dengan cara pengukuran kondisi tempat kerja dan mengetahui respon pekerja terhadap paparan lingkungan kerja. http://www.mercubuana.ac.id

Selama beraktivitas pada lingkungan panas , tubuh secara otomatis akan memberikan reaksi memelihara suatu kisaran panas lingkungan panas yang konstan dengan menyeimbangkan antara panas yang diterima dari luar tubuh dengan kehilangan panas dari dalam tubuh. Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap oleh suatu pengaturan suhu. Suhu menetap ini dapat dipertahankan akibat keseimbangan antara panas yang dihasilkan dari metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Sedangkan produksi panas di dalam tubuh tergantung dari kegiatan fisik tubuh, makanan, gangguan sistem pengaturan panas seperti dalam kondisi demam dll. Selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitarnya adalah panas konduksi, panas konveksi , panas radiasi dan panas penguapan. Pekerja dilingkungan panas juga dapat beraklimatisasi untuk mengurangi reaksi tubuh terhadap panas. Pada proses aklimatisasi menyebabkan denyut jantung lebih rendah dan laju pengeluaran keringan meningkat. Aklimatisasi tubuh terhadap panas memerlukan sedikit liquit tetapi sering minum. Metode terbaik untuk menentukan apakah tekanan panas ditempat kerja menyebabkan gangguan kesehatan adalah dengan mengukur suhu inti tubuh pekerja yang bersangkutan. Normal suhu inti tubuh adalah 37 ° C, mungkin mudah dilampaui dengan akumulasi panas dari konduksi, konveksi, radiasi dan panas metabolisme. Apabila rerata suhu inti tubuh pekerja > 38 ° C, diduga terdapat pemaparan suhu lingkungan panas yang dapat meningkatkan suhu tubuh tersebut. Selanjutnya harus dilakukan pengukuran suhu lingkungan kerja. Salah satu parameter pengukuran suhu lingkungan panas adalah dengan menilai Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) yang terdiri dari parameter suhu udara kering, suhu udara basah dan suhu panas radiasi. Secara manual ISBB dapat dihitung dengan menggunakan rumus sbb; a) Pekerjaan dilakukan dibawah paparan sinar matahari (outdoor) ; ISBB = (0,7x suhu basah) + (0,2 x suhu radiasi) + (0,1 x suhu kering) b) Pekerjaan dilakukan didalam ruangan (indoor) ; ISBB = (0,7x suhu basah) + (0,3 x suhu radiasi) Untuk mengendalikan pengaruh paparan tekanan panas terhadap tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas lingkungan dan aktivitas kerja yang dilakukan. Koreksi tersebut dimaksudkan untuk menilai secara cermat faktor- faktor tekanan panas pada masing-masing pekerjaan sehingga dapat dilakukan langkah pengendalian secara benar. Dengan demikian jelas bahwa mikroklimat yang tidak dikendalikan dengan baik akan berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan pekerja dan gangguan kesehatan, http://www.mercubuana.ac.id

http://www.mercubuana.ac.id