PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER Oleh: Drs Lugtyastyono Bn MPd Pengawas SMA Kab. Klaten 085878243399 lugtyastyonobd4@gmail.com
APA PENDIDIKAN KARAKTER? Pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. (Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter, 2010)
Arahan Khusus Presiden 1 Kartu Indonesia Pintar (KIP). 2 Revitalisasi Pendidikan Vokasi: SMK Maritim, Pariwisata, Pertanian/Pangan, Ekonomi Kreatif 3 Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Gerakan Nasional Revolusi Mental 1 Integritas 2 Kerja Keras (Etos Kerja) 3 Gotong Royong
URGENSI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG KECENDERUNGAN GLOBAL URGENSI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DEFINISI PPK PEMBANGUNAN SDM SEBAGAI FONDASI PEMBANGUNAN BANGSA GERAKAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER SISWA MELALUI HARMONISASI OLAH HATI (ETIK), OLAH RASA (ESTETIK), OLAH PIKIR (LITERASI), DAN OLAH RAGA (KINESTETIK) DENGAN DUKUNGAN PELIBATAN PUBLIK DAN KERJA SAMA ANTARA SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT YANG MERUPAKAN BAGIAN DARI GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL (GNRM) BERLANGSUNGNYA REVOLUSI DIGITAL PERUBAHAN PERADABAN MASYARAKAT GENERASI EMAS 2045 YANG DIBEKALI KETERAMPILAN ABAD 21 SEMAKIN TEGASNYA FENOMENA ABAD KREATIF MENGHADAPI KONDISI DEGRADASI MORAL, ETIKA, DAN BUDI PEKERTI
TUJUAN Mengembangkan platforma pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan, dengan memperhatikan kondisi keberagaman satuan pendidikan di seluruh wilayah Indonesia Membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21 Mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter Membangun jejaring pelibatan publik sebagai sumber-sumber belajar di dalam dan di luar sekolah Melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Tujuan Pendidikan Nasional (Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003) Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sikap Spiritual Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Sikap Sosial Berakhlak mulia, sehat, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab Pengetahuan Berilmu Keterampilan Cakap dan kreatif .... memanusiakan manusia ......
KRISIS KARAKTER Narkoba..!!!
Tawuran Remaja..!!!
Perilaku Seks Bebas…!!!
Geng Motor..!!!
Kanibal & Mutilasi…!!!
Pembobol Bank…!!! Melinda
Latar Belakang Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas SDM karena turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi pembentukan karakter seseorang. Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat membawa bangsa menuju jurang kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat; (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku; (3) pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat; (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba; alkohol dan seks bebas; (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; (6) menurunnya etos kerja; (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok; (9) membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
Pendidikan Komprehensif: Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif “…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro) PT Pendidikan AKADEMIK dsb integrasi & pembiasaan SMA Hal ini mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita yaitu Ki Hajar Dewantoro yang bermakna daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran dan jasmani para remaja. exploring – strengthening - empowering SMP Pendidikan KARAKTER PAUD /SD
Krisis karakter tidak hanya terjadi di kalangan masyarakat awam tetapi juga sudah merambah ke para profesional, tokoh masyarakat, para terpelajar, para pendidik, elit politik, bahkan hingga para pemimpin bangsa dan negara
Krisis karakter….!!! Sikap mental bahwa kemajuan bisa diperoleh secara mudah, tanpa kerja keras, menadahkan tangan dan dengan menuntut ke kiri dan ke kanan, kebiasaan menimpakan kesalahan kepada orang lain, merupakan salah satu karakter yang menghambat kemajuan. Gede Raka, 2007:2.
Krisis karakter….!!! Degeradasi karakter generasi muda; Lunturnya budaya nasional; Terpuruknya kehidupan berbangsa dan bernegara; Kurang terakomodasinya pendidikan karakter bangsa dalam pendidikan formal, nonformal, dan informal; Tantangan era globalisasi; dan Kurang efektifnya implementasi peraturan perundang-undangan.
Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan bahwa ada 10 tanda jaman yang kini terjadi dan dapat membawa bangsa menuju jurang kehancuran : Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat; Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku; Pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;
Meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba; alkohol dan seks bebas; Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk; Menurunnya etos kerja; Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok; Membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan Adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
Konsep Karakter Karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan (Simon Philips, 2008). Karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan (Doni Koesoema A, 2007) Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkan lagi.
Konsep Karakter Peterson dan Seligman mengaitkan secara langsung ’character strength’ dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang membangun kebajikan (virtues). Salah satu kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan bangsanya (Gedhe Raka, 2007:5)
DISAIN INDUK PENDIDIKAN KARAKTER INTERVENSI PEMBIASAAN Perilaku Berkarakter MASYARAKAT PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN Agama, Pancasila, UUD 1945, UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Teori Pendidikan, Psikologi, Nilai, Sosial Budaya Pengalaman terbaik (best practices) dan praktik nyata Nilai-nilai Luhur PERANGKAT PENDUKUNG Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya, Lingkungan, Sarana dan Prasarana, Kebersamaan, Komitmen Pemangku Kepentingan KELUARGA SATUAN PENDIDIKAN 24
Tujuan, Fungsi, Media Pendidikan Karakter Mengembangkan potensi dasar, agar “berhati baik, berpikiran baik & berperilaku baik” Mengembangkan karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila “Pendidikan karakter sebagai pilar kebangkitan bangsa, raih prestasi junjung tinggi budi pekerti” (Hardiknas, 20 Mei 2011) Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur (memperkuat perilaku yang sudah baik) Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia (Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila) Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga kita mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik, dan perilaku yang baik sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup kita. MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER Keluarga; satuan pendidikan; masyarakat sipil; masyarakat politik; pemerintah; dunia usaha; media massa
KONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURAL-PSIKOLOGIS) beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif OLAH PIKIR OLAH HATI ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit , mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja OLAH RAGA OLAH RASA/ KARSA bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih
LINGKUNGAN (BERSIH, RAPIH, NYAMAN), DISIPLIN, SOPAN-SANTUN Pertimbangan: dimulai dari sedikit, yang esensial, yang sederhana, yang mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah. OLAH HATI OLAH PIKIR OLAH RASA/-KARSA OLAH RAGA LINGKUNGAN (BERSIH, RAPIH, NYAMAN), DISIPLIN, SOPAN-SANTUN CERDAS, PEDULI, TANGGUH, JUJUR,
Nilai-nilai NILAI DESKRIPSI 1. Religius 2. Jujur 3. Toleransi Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain 2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya 4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan
Lanjutan… NILAI DESKRIPSI 5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai habatan belajar dan tugas serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya 6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki 7. Mandiri Sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas 8. Demokratis cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain 9. Rasa Ingin Tahu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar
Lanjutan… NILAI DESKRIPSI 10. Semangat Kebangsaan cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya 11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya 12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain 13. Bersahabat/ KomunikAtif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
Lanjutan… NILAI DESKRIPSI 14. Cinta Damai 15. Gemar Membaca 16. Peduli Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya 15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya 16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi 17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan 18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan YME
TIGA PENDEKATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER 1. MELALUI KEBIJAKAN NASIONAL YANG DITERUSKAN SAMPAI KE TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (TOP DOWN) SOSIALISASI PENGEMBANGAN REGULASI PENGEMBANGAN KAPASITAS IMPLEMENTASI & KERJASAMA MONITORING & EVALUASI 2. MENEMUKENALI PRAKTEK/CONTOH TERBAIK PENDIDIKAN KARAKTER (Bottom-Up) A) PENEMUAN DAN BERBAGI PENGALAMAN PRAKTEK TERBAIK PENDIDIKAN KARAKTER TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI KAB/KOTA, DI PROPINSI SAMPAI TINGKAT NASIONAL. B) PENDOKUMENTASIAN PRAKTEK TERBAIK TERSEBUT DALAM BUKU, CD DSB. 3. REVITALISASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA; KANTIN KEJUJURAN;UKS; PMR; PERLOMBAAN/ OLIMPIADE SAINS & OR; SEKOLAH HIJAU; PENDIDIKAN ANTI KORUPSI; PENDIDIKAN TERTIB LALU LINTAS
INDIKATOR AWAL SEKOLAH BERKARAKTER BERSIH, RAPI DAN NYAMAN Tersedia toilet yang selalu bersih dan tersedia air dan fasilitasnya Bak sampah tersedia di tempat-tempat yang semestinya Tanaman di halaman terpelihara dan menimbulkan rasa sejuk Halaman dan ruang kelas yang bersih dan rapih DISIPLIN Pendidik, tenaga pendidik dan peserta didik datang tepat waktu dan pembelajaran berlangsung dengan baik Aturan yang sudah disetujui oleh warga sekolah harus dilaksanakan dengan baik SOPAN Guru dan tenaga kependidikan serta peserta didik saling memberi salam jika bertemu Berpakaian rapi dan sopan
Tahapan Pembentukan Karakter Tahap Penanaman : Dikenalkan contoh-contoh konkrit yang baik dan buruk. Jelaskan konsekuensi positif dan negatifnya. Dipantau orang tua, guru, masyarakat. Yang salah dibetulkan dengan cara baik. 2. Tahap Penumbuhan : Hasil “penanaman” selalu diingatkan, dibimbing, pantau. Jangan dicela/dihina agar tumbuh dgn baik dalam hati sanubari.
3. Tahap Pengembangan : Melalui kegiatan konkrit, berikan kepercayaan melalui diskusi, permainan peran, simulasi, dan lain-lain. Dengan memerankan – mudah internalisasi sesuai potensinya. 4. Tahap Pemantapan : Diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan diri dalam bentuk kegiatan nyata. Bersama teman / masyarakat. Didorong untuk partisipasi aktif, bertanggung jawab dalam sikap, tindakan, dan tutur kata.
Implementasi Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
Membaca Ayat-Ayat Pendek Beberapa Contoh 1. TK N Pembina Kota Mataram di Jl. Pemuda No. 61, Kota Mataram Nilai Keberhasilan Kendala Kemandirian, kebersihan, religius, dan sopan-santun. Terjadi perubahan dan mulai terlihat seperti mengucapkan salam, membuang sampah dalam kegiataan sehari-hari. Peran serta orangtua di rumah belum satu kesepahaman dan satu tindakan. Kemandirian Membaca Ayat-Ayat Pendek Sopan Santun dan Salam
2. SD Negeri 04 Birugo di Jl. Jenderal Sudirman, Kota Bukit Tinggi Nilai Keberhasilan Kendala Religius, jujur, bersih dan nyaman, disipilin serta senyum, sapa salam, sopan, santun (5S) . Penerapan nilai-nilai mulai berkembang . Kesulitan air bersih, terutama pada waktu siang hari . Kotak Kejujuran Semboyan yang Bernilai Karakter
3. SMPN 36 beralamat di Jl. Caringin, Bandung Selatan, Kota Bandung Nilai Keberhasilan Kendala Peduli lingkungan/bersih, kesehatan, religius, disiplin, sopan santun. Penerapan nilai-nilai mulai berkembang . Dekat dengan lingkungan pasar Caringin, Bandung . Buang Sampah pada Tempatnya Salaman Setiap Hari
Lingkungan Bersih dan Asri 4. SMA N 4 Balikpapan di Jl. Sepinggan Baru III RT.48 No. 36 Kel. Sepinggan, Kec Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan Nilai Keberhasilan Kendala Religius, disiplin, peduli sosial, peduli lingkungan/bersih, jujur, dan cinta tanah air. Penerapan nilai-nilai mulai terlihat. Peran serta orangtua di rumah belum satu kesepahaman dan satu tindakan. Pergantian Ketua OSIS Menjaga kebersihan WC Lingkungan Bersih dan Asri
5. SMK N 1 Bantul, Jl. Parangtritis Km. 11, Sabdodadi, Bantul Nilai Keberhasilan Kendala Religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, komunikatif, kerja sama,bersih dan nyaman. Guru telah menyusun silabus dan RPP. Sebanyak 98% guru telah mengintegrasikan nilai-nilai karakter budaya bangsa ke dalam materi pembelajaran. Dalam rangka pengembangan nilai jujur, di kantin kejujuran masih ada kendala pada prosentase jumlah uang yang masuk belum sesuai dengan jumlah uang yang seharusnya. Sholat Berjamaah Mengembangkan Nilai Religius Kantin Kejujuran Kreativitas Siswa
Sekolah yang Relatif Bersih 6. SLBN Singkawang, Jl. Semai, Bukit Batu, Kec. Singkawang Tengah, Kota Singkawang Nilai Keberhasilan Kendala Toleransi, mandiri, dan bersahabat/komunikatif, kerja sama. Penerapan nilai-nilai mulai terlihat. Tansportasi umum belum ada, belum punya taman bermain, kualifikasi guru belum memadai . Melatih Kemandirian Sekolah yang Relatif Bersih
7. PKBM Sandyka Kab. Gowa, Jl. Balla Lompo No. 25, Kec 7. PKBM Sandyka Kab. Gowa, Jl. Balla Lompo No. 25, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa Nilai Keberhasilan Kendala Kreatif, disiplin, peduli lingkungan, jujur, mandiri. Penerapan nilai-nilai mulai terlihat. Peran orangtua peserta didik yang belum padu dalam penerapan nilai-nilai di rumah, dan tingkat kehadiran peserta didik yang kurang ajeg. Ruang Belajar Ruang Bermain Kreativitas Anak
TERIMA KASIH