KITAB SUCI DAN TRANSFORMASI HIDUP

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Semuanya Indah Jangan Menangis Mama
Advertisements

KRISTUS, KEGENAPAN HUKUM TAURAT
Doa Keutuhan (Pemulihan dan Pemuridan) Sesi 3 ©2014, 2007, 2006 Freedom for the Captive Ministries.
Sabda Kehidupan Maret 2013 “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yoh 8:7)
KRISTUS DAN HUKUM DALAM KHOTBAH DI ATAS BUKIT
KRISTUS, HUKUM DAN INJIL
PERINGATAN-PERINGATAN ILAHI (al-Mawa'idz fil Ahadis al-Qudsiyyah)
Bab IX HUKUM.
Sabda Kehidupan Sabda Kehidupan Maret 2012 Maret 2012.
“Kuutus kau mengabdi bagi-Ku...” Yehezkiel 3 : 4-21
KASIH DAN HUKUM Lesson 5 for November 1, 2014.
Sabda Kehidupan Januari 2013 Dari tanggal 18 s/d 25 Januari di berbagai tempat di dunia dirayakan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristiani, sementara.
Oleh Triawan Wicaksono
BERTAHAN DALAM PENCOBAAN
SabdaKehidupan September 2010 “ Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali" (Mt 18,22)
Sabda Kehidupan Oktober 2010 "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Mt 22,39)
VERBUM DOMINI MANET IN AETERNUM
MENJADI DAN MELAKUKAN Lesson 4 for October 25, 2014.
BULAN KITAB SUCI NASIONAL 2011 “MENDENGARKAN TUHAN BERCERITA” "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi.
Akal Sehat Setiap manusia selalu menuntut kesempurnaan. Hanya saja, dalam hidupnya, terdapat berbagai macam perbedaan dalam memandang kesempurnaan itu.
Sabda Kehidupan Mei 2011 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mt 22,37).
KATEKESE UMAT PENGANTAR L. Atrik Wibawa
Apakah Allah sungguh-sungguh bisa dikenal?
HIDUP DALAM MASYARAKAT DENGAN PRINSIP KRISTIANI
HIDUP OLEH ROH Lesson 12 for September 16, 2017.
S’perti Rusa Rindu Sungai-Mu S’perti Rusa Rindu Sungai-Mu
ALLAH KASIH KARUNIA DAN PENGHAKIMAN
Banyak Jalan atau Satu Jalan?
Ch. 2. ADDITIONAL: AYAT ALKITAB UNTUK DIRENUNGKAN OLEH PEMIMPIN
Pendalaman Alkitab untuk KTB – CM UKSW : Minggu 3 Bulan Desember 2014
KEHIDUPAN JEMAAT (1 TES 5:12-28) Lesson 10 for September 8, 2012.
Jangan Mencuri!.
HUKUM DAN INJIL Lesson 10 for December 8, 2012.
BAGAIMANA SAYA MENGASIHI?
Kasih Kristus.
MELESTARIKAN HUBUNGAN
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
TINDAK LANJUT LANGSUNG
MEMBANGUN PERNIKAHAN ANTI PERSELINGKUHAN
RASUL PAULUS DI ROMA Lesson 1 for October 7, 2017.
KITAB SUCI DAN TRANSFORMASI HIDUP
MENGASIHI, YES! MENUNTUT, NO!
Kursus Pemandu Kitab Suci oleh Rm. Vitus Rubianto, s.x.
EVALUASI KESAKSIAN DAN PENGINJILAN
Membawa Kabar Baik.
BERSEMANGAT UNTUK MENGAMPUNI (YUNUS)
KEMENANGAN ATAS KUASA-KUASA JAHAT
Tergelincir Dalam Dosa (Kejadian 3 – 4)
DOA HARIAN RAMADHAN.
Doa Keutuhan (Pemulihan dan Pemuridan)
Lesson 8 for August 23, “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam.
MEMELIHARA JEMAAT AGAR SETIA
PENGINJILAN DAN KESAKSIAN YANG BERATURAN
S'GALA PUJI SYUKUR S'GALA PUJI SYUKUR HANYA BAGI - MU TUHAN SEBAB KAU YANG LAYAK DIPUJA KAMI MAU BERSORAK TINGGIKAN NAMA-MU HALELUYA # SORAKLAH HALELUYA.
Kerukunan Antar Umat Beragama
KEHIDUPAN KRISTEN Lesson 13 for December 30, 2017.
SAYA LIHAT, SAYA MAU, SAYA AMBIL
KEBIASAAN SEORANG PENATALAYAN
SAMBUTAN KASIH Lesson 10 for June 9, 2012.
KEHIDUPAN DALAM GEREJA MULA-MULA
Ayat Responsoria : Mzm 106:1-5
Hukum ALLAH. Hukum ALLAH Waktu ALLAH menyampaikan hukum di atas Bukit Sinai, Allah tidak hanya menyatakan diri-Nya sendiri sebagai penguasa tertinggi.
PERSATUAN DAN HUBUNGAN YANG RUSAK
PENATALAYANAN. PENATALAYANAN APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti “tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya,
Injil Dari Patmos Lesson 1 for January 5, 2019.
-Apakah hati yang jujur itu, dan bagaimana menyingkapkannya.. ? -Budaya modern sering melihat kejujuran sebagai sesuatu yang samar-samar. -Kebenaran dan.
KELUARGA - KELUARGA BERIMAN
Lesson 10 for June 8, 2019 MASA KESUSAHAN.
ALLAH MENCIPTAKAN… Lesson 1 for July 6, 2019.
MENGHIDUPKAN PENGHARAPAN ADVENT
Transcript presentasi:

KITAB SUCI DAN TRANSFORMASI HIDUP Latihan Membuat Pertanyaan Kursus Pemandu Kitab Suci oleh Rm. Vitus Rubianto, s.x.

Bukanlah “pertanyaan-pertanyaan informatif” yang paling penting! Pertanyaan-pertanyaan manakah yang kiranya “efektif” dan “bermanfaat” untuk ditanyakan? Bukanlah “pertanyaan-pertanyaan informatif” yang paling penting! “Pertanyaan-pertanyaan intuitif” sering lebih mengena dan melibatkan banyak orang.

“dengan menggunakan senjata-senjata keadilan…” (2Kor 6:7) di tangan kanan dan di tangan kiri 15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. 1Kor 14:15

MEMPERSIAPKAN PERTANYAAN KITA SENDIRI Intisari pendekatan ini adalah pertanyaan2 yang kita ajukan. Mutlak perlu menyusun daftar pertanyaan-pertanyaan sendiri. Bukan tidak ada manfaatnya pertanyaan2 yang membuat kita berpikir bahwa kita tidak mampu menjawabnya secara pasti dan definitif.

BEBERAPA PANDUAN KHUSUS Pertanyaannya harus sesederhana dan sejelas mungkin! Jangan menanyakan beberapa hal dalam satu pertanyaan! Perlu dihindari pertanyaan yang bertingkat, terdiri dari dua tiga bagian… Jangan pernah menanyakan pertanyaan yang jawabannya ya atau tidak! Perlu dirumuskan pertanyaan yang tidak membuat orang terpaksa hanya menjawab secara langsung, spesifik dan “to the point” saja. Perlu dicari cara-cara yang mampu lebih melibatkan orang secara pribadi ke dalam pencarian makna dan pesannya bagi diri sendiri.

KITAB SUCI SEBAGAI PUSATNYA Fokusnya adalah teks Kitab Suci, bukan pemandunya. Kitab Suci itu seperti pusat dari perputaran roda dinamika kelompok. Pertanyaan yang dipersiapkan dengan teliti oleh pemandu berangkat dari bahan bacaan Kitab Suci, tetapi sekaligus mampu membawa kembali masing-masing pribadi ke dalam teks Kitab Sucinya sendiri.

Kata-kata yang diulang-ulang, yang sama atau yang dikontraskan dalam perlawanan, kiranya dapat menjadi titik tolak pertanyaan-pertanyaan yang mampu menarik perhatian pembaca.

Pertanyaan-pertanyaan kunci bukan sekedar rindu akan pengetahuan Kitab Suci, tetapi oleh kekuatan Sabda yang memecah kebisuan, yang memberi keberanian, yang mengusir ketakutan, yang membuat orang mampu bicara! Pertanyaan-pertanyaan yang tepat melibatkan orang secara perlahan-lahan, membuat pribadi tersentuh oleh teks yang sedang dibaca, digugah oleh kerinduannya yang terdalam…

PERTANYAAN ATAU JAWABANNYA? Karena ini adalah “pendekatan dengan pertanyaan”, menggeluti pertanyaannya itu lebih penting dari pada menemukan jawaban yang “benar”. Kebanyakan dari kita dididik dalam sistem pendidikan yang terlalu menekankan adanya satu jawaban yang benar untuk setiap pertanyaan. Tidaklah demikian untuk pembacaan Kitab Suci semacam ini. Pertanyaan yang sungguh menarik bisa mempunyai tiga, tujuh, sampai sepuluh jawaban yang baik, yang semuanya penting untuk dapat memahami teksnya.

MANA YANG BENAR? Hal ini tidak berarti bahwa “segala sesuatu sama baik, semua boleh dan semua benar”. Kebenaran itu layaknya batu permata dengan berbagai segi, terlalu menyilaukan kalau hanya dilihat dengan satu sumber cahaya saja. Pemandu kiranya tidak akan menilai benar salah satu jawaban, kecuali bila secara faktual memang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Debat tidak mendapat tempatnya karena hanya membawa kepada adu kekuatan di antara ego pribadi-pribadi, dan bukan satu sharing kebenaran yang dialami.

KERENDAHAN HATI PEMANDU Harus tetap disadari bahwa teks Kitab Suci lebih sering merupakan satu “daerah tak dikenal”. Pemandunya sendiri harus sadar bahwa biasanya tidak tahu atau menguasai bahannya. Oleh karena itu memang perlu komitmen dan usaha bersama dari seluruh kelompok untuk menggali kekayaannya. Itu usaha bersama yang terus menerus dan konsisten, tidak langsung merasa puas hanya dengan merumuskan kebenaran umum, tetapi menemukan satu cara pandang baru.

MENCARI MAKNA YANG LEBIH DALAM Pemandu sendiri harus waspada akan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul dalam kelompok sehingga mampu mengikuti arus diskusinya sambil dengan setia tetap menjaga alur bacaan teks Kitab Sucinya. Diskusinya bukan berupa “ingatan atau kenangan” subyektif akan apa yang kita alami, melainkan lebih dahulu usaha untuk menemukan makna yang mau ditekankan oleh Sabda Tuhan itu sendiri bagi hidup kita.

INTUISI ATAU INSIGHT “Insight” (pencerahan, pemahaman) itulah yang kita cari, bukan hanya informasi (pengetahuan), perlulah semua orang dilibatkan dalam diskusi. Insight sendiri memang baru matang bila diungkapkan dalam sharing. Memang kita menghadapi orang dari berbagai macam latar belakang pendidikan, tetapi di hadapan Kitab Suci, semua sama, lebih-lebih kalau bicara tentang pengalaman pribadi, masing-masing adalah ahlinya.

LATIHAN DALAM KELOMPOK Pilihlah salah satu tema yang ditawarkan: tentang mengasihi musuh, tentang menghakimi, atau tentang kemarahan! Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang kiranya efektif untuk membangkitkan keingintahuan umat! Dalam diskusi kelompok, tentukan apakah “persoalan utama” dari tema yang disodorkan dan manakah pertanyaan kunci yang dapat membawa kelompok pada diskusi persoalan utamanya itu!

TENTANG MENGASIHI MUSUH Di manakah tertulis “Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu” (Mat 5:43)? Coba bacalah Kitab Imamat 19:18.33-34. “Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah Tuhan”. “Apabila seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas dia. Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, kasihilah dia seperti dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah Tuhan, Allahmu”. Lihat juga Keluaran 23:4-5! Apakah Yesus memang mencanangkan hukum yang baru? Atau apakah yang sebenarnya dilakukan Yesus dengan ajaran tradisional?

TENTANG MENGASIHI MUSUH Apakah yang membuat orang menjadi musuh kita? Apakah ada aspek-aspek dalam diri kita yang bisa membuat kita dianggap sebagai musuh? Apa yang terjadi jika kita mengasihi musuh kita? Apakah ia akan berhenti menjadi musuh kita? Mengapa menurut Yesus kita harus mengasihi musuh kita? Manakah gambaran Allah yang diajarkan Yesus? Apakah itu juga caranya orang biasa memandang Allah? Apa jadinya jika Allah tidak menerbitkan matahari bagi orang-orang jahat? Apakah hal baru yang hendak dikatakan Yesus di sini, yang melampaui cara kita memandang Allah? Mengapa Yesus memakai sifat Allah sebagai dasar cara kita memperlakukan musuh?

TENTANG MENGASIHI MUSUH Kalau dibandingkan teks Mat 5:48 dan Luk 6:36, manakah yang lebih merangkum persoalannya? Apa akibatnya bagi kita “menjadi sempurna”? Apakah bisa diterjemahkan “menjadi terbuka pada semua”? Adakah perbedaannya? Apakah yang dimaksudkan bila Allah sempurna itu terbuka pada semua? Bila kita berusaha menjadi sempurna, apakah yang akan kita buat dengan ketidaksempurnaan kita? Apakah sebenarnya ketidaksempurnaan kitalah yang mempengaruhi kemampuan kita untuk mengasihi sesama? Ciri-ciri pribadi manakah yang paling sulit Anda terima dalam diri Anda sendiri? Siapakah “musuh” dalam diri Anda sendiri? Dengan demikian apa artinya menerima diri sendiri apa adanya? Jadi apakah ada kaitannya dengan keterbukaan kita untuk menerima dan mengasihi musuh?

TENTANG MENGHAKIMI Apakah Yesus sedang berbicara di sini tentang “menghakimi”? Apakah Dia mengatakan bahwa kita tidak boleh menilai dan menghakimi? Apakah yang sebenarnya Dia peringatkan? Apakah hubungan antara “balok” dan “selumbar”? Mengapa kita harus berurusan lebih dahulu dengan “balok” (Mat 7:4)?

TENTANG MENGHAKIMI Buat daftar tentang yang aku tidak sukai dari orang lain, kemudian taruhlah nama di samping nama orang lain itu dan periksalah manakah hal-hal yang di daftar itu ada juga pada diri Anda. Apakah yang biasa kita lakukan bila kita melihat aspek negatif dari diri kita di dalam diri orang lain? Mengapa kita membuat “proyeksi” diri? Apakah hal ini buruk? Apakah manfaat atau nilainya? Dalam konteks ini, apa yang dimaksud Yesus dengan “orang munafik”? (Mat 7:5). Apakah yang dapat kita lakukan bagi orang lain sesudah kita menyadari “balok”nya dalam diri kita sendiri? Jadi, mengapa kita membutuhkan musuh-musuh kita? Apakah yang dapat dibuat mereka yang kita anggap musuh bagi kita, yang tidak dapat dibuat orang lain?

TENTANG KEMARAHAN Bagaimanakah bunyinya hukum lama? Apakah hal baru yang dikatakan Yesus, yang berlawanan dengan hukum lama? Apakah konsekwensi bagi umat Kristen, atau Anda sendiri, dengan perintah untuk “tidak boleh marah” ini?

TENTANG KEMARAHAN Jika dibandingkan dengan Kisah Kain dan Habel, apakah yang bisa kita katakan mengenai “marah”, sesuatu yang meledak sekali saja, ataukah sesuatu yang terus menerus berlangsung? Bandingkan dengan Efesus 4:26-27, apakah yang dikatakan mengenai kemarahan di sana? Apakah yang dibicarakan tentang “menjadi marah” sama dengan “berbuat dosa”? Jadi manakah kemarahan yang menjadi dosa?

TENTANG KEMARAHAN Kembali ke teks Matius, menurut Anda, siapakah yang “tersinggung” dalam kasus “persembahan di atas mezbah” itu (Mat 5:23). Jadi siapakah yang harus berinisiatif untuk berdamai? Apakah hubungan antara altar dan perdamaian di sini? Mengapa justru di atas altar persembahan, kesadaran bahwa perlu berdamai dulu itu baru muncul? Apakah pernah hal itu terjadi/Anda lakukan secara konkret, “meninggalkan altar dan pergi berdamai”?