Penelusuran Anak Berbakat Pertemuan 2 Matakuliah : L0122 / Kreativitas Tahun : 2009 Penelusuran Anak Berbakat Pertemuan 2
HAKEKAT KEBERBAKATAN Menurut teori Nature dan Nurture, keberbakatan adalah suatu potensi bawaan (genetik) yg memerlukan pengasuhan yg sesuai dgn kebutuhan & personalitas yg dimiliki setiap anak Pada mulanya, ukuran anak berbakat hanya dilihat dari tingkat kecerdasan (IQ) saja (satu dimensi). Tapi kemudian diteliti bahwa ternyata keberbakatan seseorang harus ditinjau dari segi prestasi, kreativitas, karakteristik pribadi/sosial baik yang bersifat potensial maupun aktual/prestasi (dimensi ganda) Bina Nusantara
berbakat yang dikehendaki untuk memainkan peran-peran khusus Menurut Lucito (dalam Cartwright, 1984), definisi dari keberbakatan adalah: Ex post facto, yang didasarkan atas penampilan prestasi yang luar biasa dalam bidang tertentu Intelligence-test, yang didasarkan atas skor IQ setelah diukur oleh tes kecerdasan Social, yang didasarkan atas kecakapan-kecakapan yang secara sosial dapat disetujui (diterima) Precentage, yang didasarkan atas persyaratan masyarakat kan jumlah orang berbakat yang dikehendaki untuk memainkan peran-peran khusus Creativity, yang didasarkan atas perilaku dan/atau unjuk kerja sebagaimana diukur oleh pengukuran kreativitas Bina Nusantara
Pandangan mutakhir, keberbakatan tidak semata-mata merujuk pada fungsi otak, melainkan merujuk kepada totalitas dan keterpaduan dari perkembangan seluruh fungsi otak. Cattel (dalam Barbara Clark, 1998) mengartikan intelligence is a composite or combination of human traits, which includes a capacity for insight into complex relationships, all of the processes involved in abstract thinking, ‘adaptability in problem solving, and capacity to acquire new capacity’ Bina Nusantara
Disebut teori Triadik Renzulli-Mvnks, Renzulli, anak berbakat yaitu memiliki inteligensia diatas rata-rata (IQ lebih dari 130), kreativitas yg tinggi serta motivasi dan dan ketahanan kerja yg tinggi pula Mvnks, potensi itu harus disertai dukungan dari keluarga, sekolah dan lingkungan Disebut teori Triadik Renzulli-Mvnks, Bina Nusantara
KEBERBAKATAN Komitmen terhadap tugas Kemampuan diatas rata-rata Kreativitas Bina Nusantara
CIRI – CIRI INTELEKTUAL BELAJAR Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami hub sebab akibat), daya konsentrasi baik(perhatian tidak mudah teralihkan), menguasai banyak bahan tentang macam-macam topik, senang dan sering membaca, ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus/peta/ensiklopedi, cepat memecahkan soal, menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal Bina Nusantara
CIRI – CIRI KREATIVITAS Dorongan ingin tahu besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imaginasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dsb. Dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi), dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain Bina Nusantara
CIRI – CIRI MOTIVASI Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dlm waktu lama & tidak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan, tak memerlukan dorongan dari luar utk berprestasi, ingin mendalami bahan/pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi baik, menunjukkan minat thd berbagai macam ‘masalah orang dewasa’ (misalnya korupsi, keadilan, ekonomi, dsb), cepat bosan thd tugas-tugas rutin dapat mempertahankan pendapatnya (jika sesuatu sudah diyakini, tidak mudah utk melepaskannya), mengejar tujuan jangka panjang serta senang mencari dan memecahkan soal-soal. Bina Nusantara
Deteksi dini anak berbakat: Perkemb motoriknya lebih cepat dari anak biasa (mis: 9 bulan sdh bisa jalan), cepat dlm memegang sesuatu, membedakan bentuk dan warna Kemampuan membaca terkadang diperolehnya sendiri dgn cara mengamati dan menghubungkan (mis: memperhatikan lalu lintas, TV atau buku) Senang bereksplorasi atau menjajaki serta rasa ingin tahu yg tinggi Memiliki cara pengamatan yg sangat tajam, bicaranya serius dan tidak cepat puas dng jawaban yg diberikan Bina Nusantara
PERKEMBANGAN FISIK ANAK BERBAKAT Ada kecenderungan bhw secara fisik anak berbakat lebih kuat, lebih besar & lebih sehat dari anak normal. Masalah yg mungkin timbul adalah sangat rawan terhadap karakteristik ‘Cartesian Split’ antara pikiran dan keadaan; kekurangpaduan antara ‘mind and body’ Sensitivitas intelektual yg cukup tinggi menyebabkan anak berbakat cenderung menunjukkan karakteristik (sensasi) fisik seperti: menerima masukan (stimulus) yg luar biasa dari lingkungan melalui kesadaran sensoris yg amat tinggi, kurang toleran terhadap kesenjangan antara standar dan ketrampilan fisik Bina Nusantara
PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK BERBAKAT Hasil penelitian (Thompson, Berger, Berry, 1980; Kroch, 1969 dan MacLEan, 1979) menunjukkan secara biologis ada perbedaan struktur otak antara anak berbakat dgn anak normal. Menurut penelitian Hewit (dlm Yelon & Weinsterin, 1997) dan Kitano (1986) ditemukan bhw secara intelektual menunjukkan kemampuan berpikir analitis, integratif, dan evaluatif, berorientasi pemecahan masalah, kemampuan verbal yg tinggi, serba ingin sempurna, punya cara lain dlm memahami & mengolah informasi, fleksibilitas berpikir, motivasi tinggi utk berprestasi, berperilaku terarah pada tujuan, kemampuan melahirkan gagasan dan pemecahan orisinal. Bina Nusantara
‘penunggu’ dan masalah-masalah yang berkaitan dgn penyesuaian diri Apabila karakteristik ini tidak tersalurkan, maka akan ada kemungkinan timbul masalah-masalah perkembangan berupa: kebosanan terhadap pelajaran reguler, kesulitan hubungan sosial dlm kelompok seusia, dipandang sombong oleh kawan sebayanya, sulit berkonformitas pada kelompok, frustasi karena harus menjadi ‘penunggu’ dan masalah-masalah yang berkaitan dgn penyesuaian diri Menurut Munandar (1982) dikatakan bahwa perspektif dan kecermatan pengamatan anak berbakat acapkali menimbulkan kebimbangan diri, sehingga seringkali mereka tidak mampu bekerja rapi dan teratur serta menunjukkan kecerobohan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah Bina Nusantara
PERKEMBANGAN EMOSI ANAK BERBAKAT Cenderung menunjukkan kekukuhan dlm pendirian, yg bearti adanya kepercayaan diri yg kuat dlm upaya mencapai hasil, peka terhadap keadaan sekitar dan senang terhadap hal-hal baru. Tapi terkadang terdapat pula kecenderungan negatif seperti mudah tersinggung, sikap egois dan kesulitan dalam penyesuaian diri Seringkali mereka memiliki harapan yg tinggi thd dirinya maupun orang lain tapi tidak disertai dgn kesadaran diri, sehingga membawa mereka menjadi frustasi thd dirinya, orang lain dan sulit menyesuaikan diri (rawan thd kritik org lain, kebutuhan utk diakui, sinis, memiliki nilai-nilai yg mungkin bertentangan dgn norma umum, tidak toleransi, menarik dan mengisolasi diri serta tujuan-tujuan yg tidak realistik Bina Nusantara
PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK BERBAKAT Clark (1988), menyimpulkan bahwa perkembangan sosial dan emosional anak Berbakat sebagai berikut : Merasa lebih puas dan senang akan dirinya Cenderung lebih mandiri & kurang konformitas thd teman sebaya, lebih dominan, lebih mampu mengendalikan lingkungan & lebih kompetitif Menunjukkan kecakapan dlm kepemimpinan & terlibat dlm kegiatan sosial. Rasa kepedulian thd masalah-masalah umum dan kesejahteraan orang lain tumbuh lebih awal daripada teman sebaya Bina Nusantara
anak yg usianya lebih muda Lebih cenderung memilih teman yg memiliki kesebayaan usia intelektual daripada secara kronologis berada dlm usia yg sama. Jadi mereka cenderung berteman dgn anak yang usianya lebih tua, tidak senang bermain dgn kawan sebaya apalagi dgn anak yg usianya lebih muda Menunjukkan penyesuaian emosional yg lebih baik dari teman sebaya, tapi sangat tergantung dgn latar belakang sosial ekonomi daripada kecerdasan anak Bina Nusantara
Identifikasi Anak Berbakat: Tes Inteligensi, dapat berupa tes inteligensi kelompok atau tes inteligensi perorangan (mis: WISC; dapat terdiri hanya satu jenis tugas (mis: SPM) atau sejumlah subtes yang masing-masing mengukur aspek inteligensi yg berbeda Tes Kreativitas, dapat bersifat verbal (jika tugas yg dituntut diungkapkan dlm kata-kata) atau yg bersifat figural (jika tugas yg dituntut diungkapkan dlm bentuk gambar) Bina Nusantara
Tes prestasi belajar, dapat dinilai dari angka rapor atau dari tes prestasi belajar baku Studi kasus. Perilaku-perilaku nonakademik juga dpt dijadikan indikator dari keberbakatan seseorang. Dengan mengobservasi, dokumentasi & mencari berbagai informasi dari orangtua, guru, teman sebaya atau pihak lain yg mengenal anak secara mendalam Bina Nusantara