PENYELENGGARAAN MAKANAN DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-3 PENYELENGGARAAN MAKANAN DI TEMPAT KERJA Vilda Ana VS
Sub pokok bahasan Dasar hukum penyelenggaraan makan di tempat kerja Maksud & tujuan penyelenggaraan makanan di tempat kerja Karakter penyelenggaraan makanan di tempat kerja Sub pokok bahasan Vilda Ana VS
DASAR HUKUM UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Karyawan yg bekerja memiliki kewajiban memenuhi waktu kerja kurang lebih 8-10 jam per hari Depkes RI, 2000 Perusahaan harus senantiasa berupaya u/ meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja secara optimal, yi dg cara menyediakan asupan makanan 40% dari kebutuhan energi tenaga kerjanya per hari Vilda Ana VS
Mukrie, 1990 sekitar 800-1100 Kalori per hari () melalui penyediaan fasilitas penyelenggaraan makanan yg sesuai dg ketentuan KEPMENKES No.715/Menkes/SK/V/2003 800-1100 kkal Vilda Ana VS
sosial budaya masyarakat, kamajuan teknologi Perkembangan penyelenggaraan makan di Lembaga banyak dipengaruhi oleh aspek-aspek tradisi, sosial budaya masyarakat, kamajuan teknologi kemajuan di bidang sosial ekonomi Vilda Ana VS
Kebutuhan akan diselenggarakannya makan dalam jumlah banyak di Lembaga didasarkan atas adanya kebutuhan segolongan masyarakat akan makanan yg tidak dapat terpenuhi karena terbatasnya waktu istirahat, padatnya waktu kegiatan yg tidak memungkinkan u/ menyiapkan kebutuhan makan maupun keinginan yg serba praktis/cepat dan lain-lain Vilda Ana VS
Tujuan umum penyelenggaraan makanan dlm jumlah banyak : tersedianya makanan yg dapat memuaskan klien manfaat yg setinggi-tingginya bagi lembaga. Vilda Ana VS
Penyelenggraan makanan/ pelayanan gizi Pelayanan gizi lembaga industri (tenaga kerja) Pelayanan gizi lembaga sosial (panti sosial) Pelayanan gizi lembaga asrama Pelayanan gizi lembaga sekolah Pelayanan gizi lembaga rumah sakit Pelayanan gizi lembaga komersial Pelayanan gizi lembaga khusus Pelayanan gizi untuk keadaan darurat Vilda Ana VS
Pel gizi industri sasarannya di pabrik, perusahaan ataupun perkantoran Tujuan penyediaan makanan bagi tenaga kerja ini u/ mencapai tingkat kesehatan dan stamina tenaga kerja yg sebaikbaiknya, agar dapat diciptakan suasana kerja yg memungkinkan tercapainya produktivitas kerja yg maksimal Vilda Ana VS
Pengelolaan pel gizi industri o/ pemilik sendiri secara penuh o/ serikat buruh bersama perusahaan dikontrakan dg pemborong makanan Vilda Ana VS
Karakter Pel gizi industri Standar makanan yg disediakan diperhitungkan sesuai dg beban kerja dan lama pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja Frekuensi makanan berkisar 1-6 kali yaitu 1-3 kali makanan lengkap dan selebihnya makanan atau minuman selingan Waktu makan pd umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan siang atau makan sore Pada saat pabrik tidak berproduksi, yi pada hari libur, maka pemberian makanan ditiadakan/diganti bahan lain Vilda Ana VS
Diperlukan tenaga khusus yg mengelola makanan serta melayani makanan di ruang makan Jumlah yg harus dilayani harusnya tetap, atau sedikit sekali perubahan u/ tamu terpisah Macam hidangan sederhana tidak banyak variasi dan disajikan menurut kemampuan perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan klien Pelayanan dapat dilakukan dg berbagai cara, dan paling banyak dilakukan adalah menggunakan tiket makanan yg bertangga Vilda Ana VS
Daftar referensi Saksono, lukman. Pengantar Sanitasi makanan. Penebit Alumni. Bandung. 1986 Purnawijayanti, Hiasinta A. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Kanisius. 2001 Widyati, Retno dan Yuliarsih. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. Gramedia. Jakarta. Vilda Ana VS
Vilda Ana VS