URGENSI PATUH PADA PRINSIP SYARIAH
Akibat Melanggar Prinsip Syariah 1 Akan Rusak Hartanya يَمۡحَقُ ٱللَّهُ ٱلرِّبَوٰاْ وَيُرۡبِي ٱلصَّدَقَٰتِۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa (QS Al-Baqarah/2: 276) 2 Akan Diberikan Keuntungan Yang Semu وَمَآ ءَاتَيۡتُم مِّن رِّبٗا لِّيَرۡبُوَاْ فِيٓ أَمۡوَٰلِ ٱلنَّاسِ فَلَا يَرۡبُواْ عِندَ ٱللَّهِۖ وَمَآ ءَاتَيۡتُم مِّن زَكَوٰةٖ تُرِيدُونَ وَجۡهَ ٱللَّهِ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُضۡعِفُونَ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya) (QS Ar-Ruum/30:39). 3 Akan Melahirkan Kehidupan Yang Sulit وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (QS Thaha/20:124)
Akibat Melanggar Prinsip Syariah -Ibadahnya Tidak Akan Diterima Allah SWT قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى يَأَيـــُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحًا. وَقَالَ يَأَيــُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتٍ مَا رَزَقْنَاكُمْ، ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلُ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَارَبِّ يَارَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُدِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ. {رواه مسلم}. “Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat Yang Suci, Dia tidak menerima kecuali sesuatu yang suci. Sesungguhnya Allah menyuruh orang-orang yang beriman dengan sesuatu yang disuruh- Nya. Allah SWT berfirman: “Wahai para Rasul, makanlah dengan makanan yang baik dan beramal shalehlah”. Dia berfirman pula: “Wahai sekalain orang-orang yang beriman, makanlah dari sebaik-baik rizki yang Kami berikan.” Kemudian Rasulullah Saw. mengisahkan tentang seseorang yang jauh perjalanannya, kusut rambutnya, dan kotor wajahnya (karena lelah dalam perjalanan) lalu menengadahkan kedua tangannya ke langit sambil berdo’a, Wahai Tuhan, Wahai Tuhan ..., dan ia dikenyangkan dengan barang haram, maka bagaimana mungkin do’anya dikabulkan.” (HR. Muslim).
Akibat Melanggar Prinsip Syariah -Ibadah Hajinya Tidak Akan Diterima Allah SWT إِذَا خَرَجَ الْحَاجُّ حَاجًّا بِنَفَقَةٍ طَيِّـبَةٍ وَوَضَعَ رِجْلَهُ في الْغَرْزِ فَنَادَى: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ زَادُكَ حَلاَلٌ، وَرَاحِلَتُكَ حَلاَلٌ وَحَجُّكَ مَبْرُوْرٌ غَيْرُ مَأْزُوْر ، وَإِذَا خَرَجَ بِالنَّفَقَةٍ الْخَبِيْثَةِ فَوَضَعَ رِجْلَهُ في الْغَرْزِ فَنَادَى: لَبَّيْكَ، نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ:لاَ لَبَّيْكَ وَلاَ سَعْدَيْكَ زَادُكَ حَرَامٌ، وَنَفَقَتُكَ حَرَامٌ، وَحَجُّكَ مَأْزُوْر غَيْر مَأْجُوْرٌ. {رواه أحمد}. “Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila seorang jamaah haji berhaji dengan hartanya yang baik, ketika mengucapkan kalimat talbiyah, langsung ada yang menyahutnya dari langit, ‘Kebahagiaan dan keselamatan bagi anda, bekal anda halal, perjalanan anda halal, haji anda haji mabrur tanpa dosa’. Sebaliknya, jika berangkat hajinya dengan harta yang haram, maka ketika mengucapkan kalimat talbiyah, langsung ada yang menyahutnya dari langit, ‘Bekal anda haram, perjalanan anda haram, dan haji anda mardud dan berdosa.” (HR. Ahmad).
Akibat Taat Terhadap Prinsip Syariah 1 Akan Diberikan Rizki/Keuntungan Yang Tidak Diduga وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا ٣ Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (QS At-Thalaq/65:3). 2 Akan Diberikan Kehidupan Yang Baik (Hayatan Thayyibah) مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An-Nahl/16:97)
Akan Ditolong Allah SWT Akibat Taat Terhadap Prinsip Syariah 3 Akan Ditolong Allah SWT يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ ٧ Hai orang-orang Mukmin, jika kamu menolong (Agama Allah), niscaya Allah akanmenolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS Muhammad/47;7)
وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا LANDASAN SYARIAH BAGI HASIL إِنَّ اللهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَافِي اْلأَرْحَامِ وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَاتَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nyalah pengetahuan tentang (1) hari kiamat dan Dialah yang (2) menurunkan hujan, dan mengetahui (3) apa yang di dalam rahim , dan (4) Tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa (berapa) hasil usahanya besok dan (5) tiada seorangpun mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi maha Mengenal.(QS Luqman:34)
KONDISI DARURAT إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحۡمَ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ بِهِۦ لِغَيۡرِ ٱللَّهِۖ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ غَيۡرَ بَاغٖ وَلَا عَادٖ فَلَآ إِثۡمَ عَلَيۡهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٌ ١٧٣ Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al-Baqarah/2: 173)