KONSEP DIRI & PENYESUAIAN DIRI Oleh : Sirajuddin, ST., MT.
Self (Diri) Dalam buku Principles of Psychology, William james, dalam sarwono, 1997), mengartikan Self sebagai segala sesuatu yang dapat dikatakan orang tentang dirinya sendiri, bukan hanya tentang tubuh, dan keadaan psikisnya, melainkan juga tentang anak-istri, rumah, pekerjaan, nenek moyang, teman-teman, milik, dan uangnya. Kalau semua bagus ia merasa senang, kalau ada yang kurang baik ia akan menjadi sedih dan bahkan menjadi kecewa dan putus asa. Diri meliputi juga tentang kesadaran diri dan pengungkapan diri
Self Concept (Konsep Diri) Menurut Calhoun dan Acocella, diri adalah “a hypothetical contruct referring to the complex set of physical, behavioral, and psychological processes characteristic of the individual”. Jadi, diri ialah suatu susunan konsep hipotetis yang merujuk pada perangkat kompleks dari karakteristik proses fisik, perilaku, dan kejiwaan dari seseorang.
Self Concept (Konsep Diri) Aspek dari diri antara lain: Tentang fisik diri, tubuh dan semua aktivitas biologis yang berlangsung didalamnya. Diri sebagai proses : suatu aliran akal pikiran, emosi, dan perilaku kita yang konstan. Misalnya apabila mendapat suatu masalah, kita memberikan respon secara emosional, membuat suatu rencana pemecahannya, kemudian melakukan tindakan. Diri social : akal pikiran dan perilaku yang kita ambil sebagai respons secara umum terhadap orang lain dan masyarakat.Dalam masyarakat, kita mengambil peran tertentu, seperti ayah, anak, dokter, pasien, buruh, majikan, dll dan kita mengidentifikasi diri dengan peran tersebut secara kuat. Konsep diri anda : apa yang terlintas dalam pikiran anda saat Anda berpikir tentang “saya” atau suatu pandangan pribadi yang dimiliki seseorang tentang dirinya masing-masing. Cita diri : apa yang Anda inginkan. Cita diri anda akan menentukan konsep diri anda dengan mengukur prestasi anda yang sebenarnya dibandingkan dengan cita-cita diri yang membentuk konsep diri anda
HAKIKAT KONSEP DIRI Dalam bukunya Communicate, Rudolph F. Verderber mendefinisikan konsep diri sebagai “A collection of perception of every aspect of your being: your appearance, physical and mental capabilities, vocational potencial, size, strength, and so fort” (1984:25). Sedangkan william D.Brooks dalam bukunya Speech Communicatioan mengatakan bahwa “Self- concept then, can be defined as those physical, social, and pshycological, perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others”.
Hakikat Konsep Diri Siapakah saya? Apakah saya?. Jawaban yang saya berikan terhadap kedua pertanyaan ini mengandung konsep diri saya sendiri, yang terdiri atas : Citra Diri (self-image). Misalnya, saya seorang pelajar, saya seorang kakak, saya seorang petinju, saya seorang pesilat, tinggi badan saya 170 cm, dsb. Penghargaan diri (self-esteem) suatu penilaian, perkiraan, mengenai kepantasan diri (self worth). Misalnya, saya peramah, saya sangat pandai, dsb.
Tanggapa Terhadap Diri Cara menanggapi diri sendiri secara keseluruhan dapat dibagi tiga hal, sebagai berikut : Konsep diri yang disadari, yakni pandangan individu mengenai kemapuannya, statusnya, dan perannya. Aku sosial atau aku menurut orang lain, yaitu pandangan individu mengenai cara orang lain memandang atau menilai dirinya Aku ideal, yaitu harapan individu tentang dirinya atau akan menjadi apa dirinya kelak. Jadi ,ideal merupakan aspirasi setiap individu.
Pembentukan Konsep Diri Konsep diri terbentuk dari dua komponen yaitu : Komponen Kognitif. Yaitu pengetahuan individu tentang keadaan dirinya. Misalnya, saya anka bodoh, saya anak pintar.jadi, komponen kognitif akan menjelaskan siapa saya yang akan memberi gambaran tentang diri saya. Gambaran diri )self- picture) tersebut akan membentuk citra diri. Komponen afektif. Penilaian individu terhadap diri. Penilaian tersebut akan membentuk penerimaan terhadap diri (self-acceptable), serta penghargaan diri (self-esteem) individu. Komponen kognitif merupakan data yang bersifat objektif, sedangkan komponen afektif merupakan data yang bersifat subjektif
“The fact is that we can understand ourselves by starting from the others, and only by starting from them” ,Jalaluddin Rakhmat (1994)
William Brooks menyebutkan 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri : Self Appraisal-Viewing Self an Object.suatu pandangan yang menjadikan diri sendiri sebagai objek dalam komunikasi, atau dengan kata lain, adalah kesan kita terhadap diri kita sendiri. Reaction and Response of others. Konsep diri dipengaruhi oleh reaksi dan respon orang lain terhadap diri kita. Roles You Play-Role Taking. Peran merupakan seperangkat patokan, yang membatasi perilaku yang mesti dilakukan oleh individu yang menduduki suatu posisi. Refences Group. Sikap yang menunjukkan rasa tidak senang atau tidak setuju terhadap kehadiran seseorang, biasanya dijadikan sebagai bahan komunikasi dalam penilaian kelompok terhadap prilaku seseorang. Semakin banyak kelompok rujukan yang menganggap diri kita positif, semakin positif konsep diri kita.
Penyesuaian Diri “ Hidup manusia sejak lahir tidak lain adalah penyesuaian diri”. Seseorang yang tidak bisa menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan disebut sebagai “maladjustment” (tidak punya kemampuan menyesuaikan diri).
Alasan penyesuaian diri Pemuasan kebutuhan pokok dan kebutuhan pribadi Hendaknya ada kebiasaan-kebiasaan dan keterampilan yang dapat membantu dalam pemenuhan kebutuhan yang mendesak. Hendaknya dapat menerima dirinya. Kelincahan. Penyesuaian dan persesuaian
Eight Habits of Effective People Oleh Steven Covey Bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana dimana kamu sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu, dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar. Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya. Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu, jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penting. Kerjakan dulu mana yang penting. Kerjakan dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.
Anggap dirimu berada dalam situasi “co- opetition” (bukan situasi win-win lagi).”Coopetition adalah gabungan dari kata cooperation dan competition. Jadi selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukan/ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best). Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu. Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah dengan suatu masalah tentang pekerjaan dengan pimpinanmu. Misalnya mempertanyakan pekerjaan dan meminta dispensasi, permohonan izin tempatkan dirimu sebagai pimpinan tersebut. Nah, tanyakan kepada dirimu kira-kira argument apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi pimpinan.
Cari solusi yang lebih baik Cari solusi yang lebih baik. Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan hari ini. Jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Cona cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen, teman , kelompok belajar, atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Tantang dirimu secara berkesinambungan. Dengan cara ini, belajar akan terasa berkesinambungan dan mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang. Temukan suaramu dan inspirasikan yang lain untuk menemukannya ( find your voice and inspire others to find theirs). Suara itu merupakan inti talenta (bakat alami dan kekuatan), kecintaan (sesuatu yang memberikan kekuatan tenaga, menghibur, memotivasi dan menginspirasi kita secara alami), serta kebutuhan dan kesadaran (suara kecil dalam diri yang memastikan apa yang benar dan mempercepat kita melakukannya).