BAB 7 PENILAIAN SAHAM Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan: Arus kas yang berkaitan dengan saham Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham Kareteristik saham biasa dan saham istimewa Pasar saham dan mekanisme transaksi saham di bursa
Pendekatan Penilaian Saham Biasa Penilaian saham biasa lebih sulit dibandingkan dengan penilaian obligasi,karena: Arus kas yang dihasilkan saham biasa tidak pernah dapat diketahui terlebih dahulu. Saham biasa tidak punya jangka waktu jatuh tempo. Tidak ada cara yang mudah untuk menentukan barapa tingkat keuntungan yang disayaratkan pasar.
Arus Kas Investasi Saham Contoh: Anda mempertimbangkan membeli satu lembar saham pada hari ini dan merencanakan untuk menjual kembali saham tersebut satu tahun kemudian dengan harga Rp7.000,- Anda memprediksi saham tersebut akan membayarkan dividen pada akhir tahun sebesar Rp1.000,- per saham. Jika Anda mensyaratkan tingkat keuntungan sebesar 25% atas investasai saham tersebut, berapa harga saham yang bersedia Anda bayar ? Nilai sekarang = (Rp 1.000,- + Rp 7.000)/(1 + 0,25) = Rp6.400,- Dengan demikian Rp6.400,- adalah merupakan nilai saham tersebut pada hari ini. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: P0 = (D1 + P1) / (1 + r )
Pendekatan Dividen Tetap (zero growth dividend) Pendekatan ini menganggap bahwa besar dividen kas yang dibayarkan perusahaan tetap setiap tahunnya. Berdasarkan pendekatan ini, maka nilai atau harga saham dapat dihitung dengan rumus : P0 = D/r Sebagai contoh, perusahaan Global mempunyai kebijakan pembayaran dividen yang tetap setiap tahun sebesar Rp1.000,- per saham. Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar 20%, berapa nilai saham tersebut ? P0 = Rp1.000/0,20 = Rp5.000,- per saham.
Pendekatan Dividen Dengan Pertumbuhan Tetap (constant growth dividend) Pendekatan ini beranggapan bahwa, suatu perusahaan membayarkan dividen kas setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang tetap (g). Jika misalnya D0 merupakan besarnya dividen yang baru dibayarkan perusahaan, maka dividen pada tahun yang akan datang D1, adalah: D1 = D0 x ( 1 + g ) Dividen dua tahun yang akan datang D2 adalah : D2 = D1 x ( 1 + g ) = [ D0 x ( 1 + g ) ] x ( 1 + g ) = D0 ( 1 + g )2 Dengan demikian secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut: Dt = D0 ( 1 + g )t
Jika D0 adalah dividen yang baru dibayar, dan g adalah tingkat pertumbuhan dividen yang tetap, maka nilai saham dapat dihitung dengan cara: D1 D2 Dn Po = ------------ + ------------- + + ------------ ( 1 + r )1 ( 1 + r )2 (1 + r)n Do (1 + g)1 Do (1 + g)2 Do(1+g)n Po = ---------------- + -------------- + + ------------- (1 + r )1 (1 + r )2 (1 + r)n
Selama tingkat pertumbuhan (g) lebih kecil dari tingkat diskonto (r), maka nilai sekarang dari serangkaian arus kas dapat ditulis lebih sederhana sebagai berikut: D0 x (1 + g ) D1 P0 = ------------------- = ----------- ( r – g ) (r – g)
Contoh Anggap dividen kas yang baru dibayarkan, D0 = Rp 230, tingkat keuntungan yang disyaratkan r = 13 % dan tingkat pertumbuhan dividen yang tetap sebesar g = 5%. Berdasarkan informasi tersebut, maka nilai atau harga saham adalah: P0 = D0 x (1 + g)/(r – g) = Rp 230 x (1 + 0,05)/(0,13 – 0,05) = Rp 230 x 1,05/0,08 = Rp 3.019
Dengan menggunakan dividend grorwth model, dapat pula digunakan untuk menghitung harga saham pada suatu saat tertentu. Dt x (1 + g) Dt +1 Pt = ------------------ = ----------- r – g r – g Contoh, jika ingin mengetahui harga saham pada tahun kelima, (P5). Pertama, dihitung dividen pada tahun kelima (D5). Karena dividen kas yang dibayarkan sekarang Rp230,- dengan tingkat pertumbuhan tetap 5% per tahun, maka dividen pada tahun kelima adalah: D5 = Rp 230 x (1 + 0,05)5 = Rp 230 x 1,2763 = Rp 293,5 Dengan demikian harga saham pada tahun kelima adalah : P5 = D5 x (1 + 0,05)/(0,13 – 0,05) = Rp 293,5 x 1,05 / 0,08 = Rp 3.852
Pertumbuhan Dividen Yang Tidak Tetap (Nonconstant growth dividend) Contoh, pertimbangkan suatu perusahaan yang sekarang tidak membayar dividen. Diperkirakan perusahaan baru membayar dividen pertama kali pada tahun kelima, sebesar Rp500,- per saham. Diharapkan dividen kemudian tumbuh sebesar 10% dalam waktu yang tidak terbatas. Tingkat keuntungan yang disyaratkan atas saham perusahaan tersebut sebesar 20%. Berapa harga saham perusahaan tersebut sekarang ?. P4 = D4 x (1 + g)/(r – g) = D5/(r – g) = Rp500/(0,20 – 0,10) = Rp5.000,-
Jika saham bernilai Rp5.000 pada tahun keempat, maka dapat dihitung nilai sekarang saham perusahaan tersebut dengan mendiskontokan harga saham pada tahun keempat dengan 20% P0 = Rp5.000/(1 + 0,20)4 = Rp5.000/2,0736 = Rp2.411 Persoalan perhitungan nilai saham berdasarkan pendekatan pertumbuhan dividen yang tidak tetap adalah, jika dividen pada beberapa tahun pertama tidak nol.
Contoh, misalkan suatu saham diperkirakan akan membayarkan dividen kas sebagai berikut: Tahun Dividen yang diharapkan 1 Rp100,- 2 Rp200,- 3 Rp250,- Setelah tahun ketiga dividen yang dibayarkan dianggap mengalami tingkat pertumbuhan yang tetap sebesar 5% per tahun. Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan 10%, berapa nilai saham tersebut hari ini ?. P3 = D3 x (1 + g)/(r – g) = Rp250 x (1 + 0,05)/(0,10 – 0,05) = Rp250 x 1,05/0,05 = Rp5.250
Selanjutnya dapat dihitung nilai total saham sebagai nilai sekarang dari dividen pada tiga tahun pertama ditambah dengan nilai sekarang harga saham pada tahun ketiga (P3 ) , sebagai berikut: D1 D2 D3 P3 P0 = -------------- + -------------- + ------------- + ------------- (1 + r)1 (1 + r)2 (1 + r )3 (1 + r)3 Rp 100,- Rp 200,- Rp 250,- Rp 5.250,- = ------------ + -------------- + ----------- + ------------- (1 + 0,10)1 (1 + 0,10)2 (1 + 0,10)3 (1 + 0,10)3 = Rp 4.388,-
Komponenen Tingkat Keuntungan yang Disyaratkan ( Required rate of return ) Perlu kiranya sedikit dijelaskan implikasi dari dividend growth model terhadap tingkat keuntungan yang disyaratkan. P0 = D1/(r – g) Jika ditulis kembali, untuk menghitung r, akan diperoleh : r – g = D1/P0 r = D1/P0 + g Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan, r, mempunyai dua komponen, yaitu: Pertama, D1/P0, merupakan besarnya dividend yield. Kedua, komponen tingkat pertumbuhan dividen, g,yang dapat diartikan sebagai capital gains yield.
Contoh, anggap saham suatu perusahaan dijual hari ini dengan harga Rp 2.000 per saham. Dividen tahun pertama sebesar Rp100 per saham dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 10% per tahun. Berapa tingkat keuntungan saham perusahaan tersebut ? Berdasarkan dividend growth model, total tingkat pendapatan adalah : r = Dividend yield + Capital gains yield r = D1/P0 + g r = Rp100/Rp2.000 + 10% = 5% + 10% = 15% Hal ini berarti saham tersebut mempunyai tingkat pendapatan yang diharapkan sebesar 15%. Dengan menggunakan tingakat pendapatan yang disyaratkan sebesar 15%, dapat dihitung harga saham tersebut pada tahun pertama, P1, sebagai berikut: P1 = D1 x (1 + g)/(r – g) = Rp100 x (1 + 0,10)/(0,15 – 0,10) = Rp110/0,05 = Rp2.200
Ciri-ciri Saham Biasa dan Saham Istimewa Hak pemegang saham Pada umumnya hanya pemegang saham biasa yang memiliki hak untuk memilih direksi. Direksi biasanya dipilih pada rapat umum pemegang saham, Secara idial biasanya satu saham, satu suara, (one share one vote) bukan satu pemegang saham satu, suara (one shareholder, one vote). Mekanisme pemilihan dapat berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perbedaan yang penting adalah apakah hak suara diberikan secara komulatif (comulative voting) atau secara langsung (straight voting). Comulative voting, memungkinkan partisipasi pemegang saham minoritas, yaitu pemegang saham yang memiliki jumlah saham sedikit. Comulative voting, merupakan prosedur yang mana pemegang saham dapat memberikan semua hak suaranya untuk satu anggota dewan direksi. Sementara straight voting, merupakan prosedur yang mana pemegang saham dapat memberikan semua hak suaranya bagi masing-masing anggota dewan direksi.
Nilai saham biasa suatu perusahaan secara langsung berhubungan dengan hak-hak umum pemegang saham. Selain hak suara dalam pemilihan direksi, pemegang saham biasanya juga mempunyai hak-hak berikut: Hak untuk memperoleh secara proporsional dividen yang dibayarkan Hak untuk memperoleh secara proporsional sisa aktiva setelah dikurangi dengan utang jika perusahaan dilikuidasi Hak untuk memberikan suara pada rapat pemegang saham yang membahas masalah-masalah yang sangat penting, seperti merjer. Di samping itu, kadang-kadang pemegang saham mempunyai hak untuk memperoleh secara proporsional saham baru yang dijual perusahaan. Hak ini disebut dengan preemtive rights.
Preemtive Right Preemtive right merupakan hak istimewa pemegang saham untuk mempertahankan proporsi kepemilikan perusahaan dengan membeli secara proporsional saham biasa baru atau sekuritas yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa dengan porsi kepemilikan saham yang telah ada. Subscription right, merupakan hak jangka pendek untuk membeli sejumlah tertentu atau bagian dari sekuritas yang diterbitkan perusahaan. Dalam penawaran saham biasa subscription right memberikan opsi kepada pemegang saham untuk membeli tambahan saham sesuai dengan syarat penawaran (terms of offering).
Value of Rights Harga pasar teoritis satu hak setelah penawaran hak diumumkan tetapi ketika saham masih dijual dengan hak (rights-on) : R0 = P0 - [(R0) (N) + S ] Keterangan: R0 = harga pasar satu hak ketika saham diperjulabelikan dengan hak P0 = harga pasar per saham yang diperjulabelikan dengan hak S = harga per saham dengan hak (subscription price) N = jumlah hak yang diperlukan untuk membeli satu lembar saham. Dengan menyusun kembali persamaan di atas, sehingga menjadi: P0 – S R0 = --------------- N + 1
Contoh Rp1.000 – Rp900 R0 = ----------------------- = Rp20 4 + 1 jika harga pasar saham “right-on” adalah Rp1.000 per saham, dan harga subscription Rp900 per saham, dan dibutuhkan empat hak untuk membeli perlembar tambahan saham , maka harga pasar teoritis hak adalah: Rp1.000 – Rp900 R0 = ----------------------- = Rp20 4 + 1 Catatan bahwa harga pasar per lembar saham dengan right-on terdiri atas nilai satu hak. Jika sampai dengan tanggal ex-right, maka harga pasar saham teoritis akan mengalami penurunan, Nilai teoritis dari satu saham ketika sampai dengan tanggal ex-right (Px) adalah: (P0)(N) + S Px = ---------------- N + 1 Berdasarkan contoh yang telah dikemukakan, besarnya harga pasar teoritis ketika sampai dengan tanggal ex-right adalah: (Rp1.000)(4) + Rp900 Px = ---------------------------- = Rp980
Berdasarkan contoh tersebut dapat diketahui bahwa, secara teoritis right tidak memberikan tambahan nilai bagi pemegang saham, baik bagi pemegang saham yang menggunakan haknya atau pun bagi yang menjual haknya. Perhatikan, nilai saham sebelum tanggal ex-right Rp1.000. Setelah tanggal ex-right nilai sahamnya Rp980 per lembar. Penurunan harga pasar saham ini persis sama dengan nilai dari right , yaitu Rp20. Dengan demikian, secara teoritis pemegang saham tidak memperoleh tambahan manfaat dari penawaran right. Right hanya mencerminkan tingkat pengembalian dari modal.
Nilai teoritis dari right ketika saham dijual ex-right (Rx) adalah: Px – S Rx = ------------- N Berdasarkan contoh yang telah dikemukakan, jika harga pasar saham per lembar Rp980 ketika ex-right, maka nilai teoritis right adalah: Rp980 – Rp900 Rx = ---------------------- = Rp20 4
Dividend Beberapa karakteristik yang penting dari dividen meliputi : Dividen yang diumumkan oleh dewan direksi perusahaan, bukan merupakan kewajiban perusahaan. Besar kecilnya dividen tergantung pada pertimbangan bisnis dari dewan direksi. Dividen yang dibayarkan perusahaan, bukan merupakan biaya bagi perusahaan. Dividen tidak bisa dikurangkan untuk maksud pajak perusahaan, karena dividen dibayarkan dari laba setelah pajak. Dividen yang diterima masing-masing pemegang saham, merupakan pendapatan yang bagi pemegang saham dan sepenuhnya dikenakan pajak pendapatan pribadi. Dividen yang diterima oleh perusahaan atas kepemilikan saham pada perusahaan lain, sebesar 70% dibebaskan pajak, sedangkan sisanya 30% dikenakan pajak.
Ciri-ciri saham Istimewa Saham istimewa memiliki hak istimewa di atas saham biasa dalam pembagian dividen dan pembagian sisa hasil penjualan aktiva jika perusahaan dilikuidasi. Dividen saham istimewa dibayarkan lebih dahulu sebelum dividen saham biasa. Dividen saham istimewa jumlahnya tetap dan bersifat komulatif. Saham istimewa merupakan ekuitas ditinjau dari sudut hukum dan pajak. Pemegang saham istimewa biasanya tidak mempunyai hak suara. Saham istimewa memiliki ciri yang berada antara utang dan ekuitas. Saham istimewa memiliki ciri seperti utang karena saham istimewa memiliki dividen yang tetap, sedangkan memiliki ciri seperti ekuitas karena dividen saham istimewa tidak bisa dipakai untuk menurangi pendapatan kena pajak.
Pasar Saham (Bursa Efek) Perusahaan yang membutuhkan dana dalam bentuk ekuitas atau modal sendiri dapat diperoleh melalui penerbitan saham. Saham yang diterbitkan perusahaan dapat dijual secara langsung kepada pemilik dana, seperti teman, anggota keluaraga (private placemen), atau dijual kepada masyarakat luas melalui pasar saham (go public). Pasar saham juga disebut bursa efek atau pasar modal, terdiri dari pasar primer atau pasar perdana (primary market) dan pasar skunder (scondary market). Di dalam pasar primer atau pasar untuk saham yang baru pertama kali diterbitkan oleh emiten, dijual kepada investor melalui penjamin emisi. Proses penawaran saham di pasar perdana juga dikenal dengan istilah initial public overing (IPO). Harga jual saham yang ditawarkan di pasar perdana disebut dengan harga perdana. Penetapan harga perdana didasarkan pada hasil analisis berbagai faktor, salah satunya adalah informasi yang diperoleh ketika dilakukan penjajagan pasar (road show) oleh emiten bersama penjamin emisi.
Dealers dan Brokers Dealer adalah agen yang membeli atau menjual saham dari persediaan atau portofolio sahamnya sendiri Broker, merupakan agen yang mengatur transaksi antara para investor. Broker melakukan pembelian dan penjualan secara bersamaan untuk kepentingan pihak investor, dan tidak memiliki persediaan saham.
Mekanisme Perdagangan Saham di Bursa
Satuan Perubahan Harga (Fraksi) Besar kecilnya perubahan harga saham tergantung pada fraksi harga masing-masing saham. Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga berlaku
Auto Rejection Adapun batasan auto rejection yang berlaku saat ini: Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp50,- (lima puluh rupiah); Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (duapuluh perseratus) di atas acuan harga atau 10% (sepuluh perseratus) di bawah acuan harga.
Acuan harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah yang dimasukkan ke JATS ditentukan sebagai berikut: Menggunakan harga pembukaan (opening price) yang terbentuk pada sesi pra-pembukaan atau Menggunakan harga penutupan (closing price) di pasar reguler pada hari bursa sebelumnya (previous price) apabila opening price tidak terbentuk. Dalam hal perusahaan tercatat melakukan tindakan korporasi, maka selama 3 (tiga) hari bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periode cum) di pasar reguler, acuan harga di atas menggunakan previous price dari masing-masing pasar (reguler atau tunai).
Pasar Reguler Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses oleh JATS dengan memperhatikan: Prioritas harga (price priority) Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi. Prioritas waktu (timepriority) Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.
Pasar Negosiasi Perdagangan efek di pasar negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antar: anggota bursa atau nasabah melalui satu anggota bursa atau nasabah dengan anggota bursa atau anggota bursa dengan KPEI