SEDIMENTASI I Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingkungan FTSP – ITS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PAM pengolahan air minum dengan cara sedimentasi
Advertisements

DASAR-DASAR PERHITUNGAN PENYALURAN AIR BUANGAN
4. RERATING KAPASITAS SEDIMENTASI
Pengendalian Pencemaran Udara CYCLONE
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
KELOMPOK II OPERASI UNIT + KONTROL PROSES
RIZKI ARRAHMAN KELAS C. ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA  Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang banyak digunakan untuk memindahkan fluida, baik.
EFISIENSI PEMISAHAN DALAM KOLAM SEDIMENTASI
SEDIMENTASI Mekanisme Proses
Kuliah Mekanika Fluida
Mekanika Fluida II Week #4.
Hitungan Angkutan Sedimen
Kuliah MEKANIKA FLUIDA
LANDASAN TEORI.
Kehilangan Energi pada
3.3 SIFAT-SIFAT ZAT CAIR 3.4 HEAD
Pertemuan 5 AGREGAT KASAR
III. SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Semua ingin ikut dalam perubahan
Menghitung Potensi Daya Potensi daya : Pt = ρ.g.Q.H n.η o Pt= daya terbangkit (W), ρ= rapat massa air (kg/m 3 ), g= gravitasi (m 2 /detik), Q= debit aliran.
Mempelajari gerak partikel zat cair pada setiap titik medan aliran di setiap saat, tanpa meninjau gaya yang menyebabkan gerak aliran di setiap saat, tanpa.
PENCEMARAN AIR TANAH “BAR SCREEN DAN GRIT REMOVAL UNIT” OLEH: KELOMPOK 1 NAMA-NAMA ANGGOTA: 1.MUH. ARIF RAHMAN 2.IKHLASUL IHSAN HADINI 3.MUH. ALAM NASYRAH.
Ir. Mochamad Dady Ma‘mun M.Eng, Phd
Ir. Mochamad Dady Ma‘mun M.Eng, Phd
Ir. Mochamad Dady Ma‘mun M.Eng, Phd
ALIRAN INVISCID DAN INCOMPRESSIBLE, PERSAMAAN MOMENTUM, PERSAMAAN EULER DAN PERSAMAAN BERNOULLI Dosen: Novi Indah Riani, S.Pd., MT.
MODUL- 2 Lajutan………..
Pertemuan 6a BANGUNAN SILANG DAN BANGUNAN TERJUN
SOAL-SOAL FLUIDA UNTUK TUGAS
MEKANIKA ZAT PADAT DAN FLUIDA
ASPEK HIDROLOGI Kuliah ke-2 Drainase.
Pertemuan Ke-1 SEDIMENTASI
MM FENOMENA TRANSPORT Kredit: 3 SKS Semester: 5
Saluran Terbuka dan Sifat-sifatnya
Kuliah Hidraulika Wahyu Widiyanto
Sedimentasi Praktis.
ZUHERNA MIZWAR METFLU - UBH ZUHERNA MIZWAR
Kuliah ke-6 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER
Kuliah ke-3 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
Minggu ke 2 PROSES TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Tahapan Pengolahan dapat diklasifikasikan :
PROSES PENGOLAHAN SECARA FISIK - KIMIA
Penampung enersi benda – benda putar
BANGUNAN PEMBAWA – I: Bangunan Siku dan Tikungan Gorong-gorong
Proses pengolahan air.
SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH SAKIT
Penyaringan awal Pengendapan
UNIT SEDIMENTASI Nieke Karnaningroem
GRIT CHAMBER GRIT CHAMBER Nieke Karnaningroem
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP – ITS Kampus Sukolilo, Surabaya – 60111
ASPEK HIDROLOGI Kuliah ke-2 Drainase.
Kuliah MEKANIKA FLUIDA
HIDROLIKA Konsep-konsep Dasar.
MODUL 2: ALIRAN BAHAN CAIR Dr. A. Ridwan M.,ST.,M.Si,M.Sc.
PERTEMUAN 1.
Bangunan Persilangan Jalur saluran irigasi mulai dari intake hingga bangunan sadap terakhir seringkali harus berpotongan atau bersilangan dengan.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT KEBON AGUNG MALANG
Bentuk-bentuk Kolam Pengendapan Pertama
Konsep Penglahan Limbah Cair PERTEMUAN 5 Nayla Kamilia Fithri
Overview of Wastewater Treatment Processes
Pengolahan Limbah Fisik-Kimia PERTEMUAN 6 Nayla Kamilia Fithri
Pengolahan Limbah secara Biologi (Aerob) PERTEMUAN 7
Zat Padat dan Fluida Tim TPB Fisika.
DRAINASE PERMUKIMAN DAN JALAN RAYA
PENENTUAN DEBIT BANJIR RANCANGAN METODE RASIONAL MODIFIKASI
UNIT AIR BAKU DAN UNIT PRODUKSI ADRIAN HAFIZ FAJAR RAMADHAN DINI NURHIDAYAH MUHAMMAD DANIAL HADI RATIH DEWI RODIAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN
FLUIDA. PENDAHULUAN Berdasarkan wujudnya materi di bedakan menjadi 3 : padat, cair dan gas. Benda padat : memiliki sifat mempertahankan bentuk dan ukuran.
Transcript presentasi:

SEDIMENTASI I Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingkungan FTSP – ITS Kampus Sukolilo, Surabaya – 60111 Email: hermana@its.ac.id

SEDIMENTASI I TUJUAN : EFISIENSI REMOVAL : Meremoval partikel yang mudah mengendap dan benda yang terapung serta mengurangi kandungan suspended solid (Eddy& Metcalf, 2003) EFISIENSI REMOVAL : 50% - 70% untuk TSS & 30% - 40% untuk BOD5 Padatan terendapdikumpulkan o/scrapper mekanis hoppersistem pengolahan lumpur

PEMBAGIAN ZONA SEDIMENTASI I Zona sedimentasi I dibagi atas : ZONA INLET  tempat memperhalus transisi aliran dari aliran influent ke aliran steady uniform di zona pengendapan ZONA OUTLET  tempat memperhalus transisi dari settling zone ke aliran effluent. ZONA LUMPUR tempat menampung material yang diendapkan berupa lumpur endapan d. ZONA PENGENDAPAN  tempat berlangsungnya proses pengendapan (pemisahan) partikel dari air baku, sehingga harus bebas terlepas dari 3 zona lainnya.

b d c a a : zone inlet b : zone outlet c : ruang lumpur d : zone pengendapan BAK SEDIMENTASI I

BENTUK : FAKTOR DESAIN : Waktu Detensi (td) Over Flow Rate (So) RECTANGULAR CIRCULAR Bak sedimentasi (circular&rectangular) terdiri atas: Horizontal flow Solids contact Inclined surface FAKTOR DESAIN : Waktu Detensi (td) Over Flow Rate (So) td = V / Q So = Q / As

3. Efisiensi removal (Xr) Xr = Vs / ( Q /A ) KETERANGAN : As = luas permukaan (m2) So = over flow rate (m/s) V = Volume bak (m3) Q = debit(m3/s) Xr = efisiensi removal Vs = Kecepatan pengendapan (m/s)

KRITERIA DESAIN 1. Bentuk segi empat dengan panjang: lebar = 1:2 2. Kedalaman bak = 1-3 m 3.Jumlah bak = minimum 2 bak 4.Waktu detensi = 1-3 jam 5.Slope dasar saluran = 1-2% 6.Nre aliran < 2000 agar aliran laminer 7.NFr > 10-5 agar tidak terjadi aliran pendek 8.Nre partikel < 0,5 untuk pengendapan partikel 9.Vh < Vsc agar tidak terjadi penggerusan 10.Freeboard = 30-50 cm 11.Weir Loading = 9-13 m3/m.dt (Sumber: Al-Layla “ Water Supply Engineering”)

KRITERIA DESAIN BP I RECTANGULER Kriteria Disain Rectangular Range (m) Tipikal Kedalaman 3.05 – 4.6 m 3.66 m Panjang 15.24 – 91.44 m 24.4 – 39.6 m Lebar 3.05 – 24.4 m 4.88 – 9.75 m Flight speed 0.61 – 1.22 m/mnt 0.91 m (Sumber : Metcalf dan Eddy, 1991)

KRITERIA DESAIN BP I CIRCULAR Kriteria Disain Rectangular Range (m) Tipikal Kedalaman 3.05 – 4.6 m 3.66 m Diameter 3,05 – 60,96 m 12,2–45,72 m Slope Dasar 0,75 - 2,0 in/ft 1 in/ft Flight Travel speed 0.02 – 0.05 m/mnt 0. 03 m/mnt (Sumber : Metcalf dan Eddy, 1991)

Sludge Collection

TEST KOLOM KETENTUAN : 1. Diameter kolom = 20 cm TUJUAN Mengetahui efisiensi removal pengendapan KETENTUAN : 1. Diameter kolom = 20 cm 2. Tinggi kolom = 2 – 4 m 3. waktu detensi = 2 – 3 jam 4. Titik sampling berada pada dasar kolom diameter Tinggi

Tabel Contoh Test Kolom Prasedimentasi Lama Sampling (jam) Kec. Pengendapan (mm/dt) Fraksi tersisa (%) 0.5 1 1.5 2 0.35 0.6 0.8 1.2 40 50 59 65 2.5 3 3.5 4 0.12 0.24 0.3 0.4 18 30 35 43 4.5 5 5.5 6 0.2 0.15 0.18 0.23 21 22 25 37 (Sumber: Percobaan Laboratorium)

Kurva 3.1 Kurva Test Kolom 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70 72 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 Kec. Mengendap (mm/dt)

Contoh : Dari kurva sebelumnya, diambil contoh dengan fraksi tersisa ; 40%, 50% dan 60 % Tabel Perhitungan luas Area Fraksi berat (dxi) Kecepatan (Vxi) Luas Area (dxi x Vxi) Total Area 0,1 0,035 0,0035 0,125 0,0125 0,016 0,18 0,018 0,034 0,29 0,029 0,063 0,47 0,047 0,11 0,74 0,074 0,184 (Sumber: Hasil Perhitungan)

XT = 1- Xo + Rumus Efisiensi pengendapan : Tabel Perhitungan Efisiensi Pengendapan Fraksi tersisa Vo XT 40 0,35 0,063 78 50 0,57 0,11 69 60 0,92 0,184 (Sumber: Hasil Perhitungan)

Data pada tabel 3.9 di pindahkan dalam bentuk kurva 3.2 yang mrpk perpaduan antara kecepatan pengendapan (mm/dt) dengan efisiensi pengendapan(%).

Dari kurva tersebut dipilih efisiensi design sebesar 75% sehingga diperoleh kecepatan pengendapan pada bangunan pengendap yang diharapkan adalah 0,42 mm/dt Perencanaan Sedimentasi Tahap I Berdasarkan efisiensi pengendapan yang diinginkan yaitu 75% dengan kecepatan pengendapan sebesar 0.42 mm/dt maka berdasarkan “Performance curves for settling basin of varying effectiveness “ - Fair dan Geyer, 1998 - diperoleh nilai sebesar 1.8

ZONA INLET a. saluran Pembawa Direncanakan : jumlah bak = 2 bak Q total= 180 L/dt = 0. 18 m3/dt Q per-bak = 0. 18/2 = 9. 10-2 m3/dt ZONA INLET a. saluran Pembawa Q = 0.18 m3/dt V = 0,6 m/dt Lebar(b):Tinggi(h) = 2: Tinggi saluran = 0,6 m A =  A = b . H = 2h.h 0,3 = 2h2 h = 0,4 m b = 0,8 m

SALURAN PEMBAWA Dimensi Bak Q per-bak = 9. 10-2 m3/dt A = Q = 9. 10-2 m3/dt = 386 m2 2,33 . 10-4 2,33 . 10-4 t/td = 1,8  t = S / V td = t / 1,8 = 4000 / 0,42 = 2,6 jam / 1,8 = 9526 detik ≈ 2,6 jam = 1,44 jam….Ok!

Volume : V = Q x td = 9. 10-2 m3/dt X 1,44 jam X 3600 detik/jam = 466 m3/detik L : B = 2 : 1  A = panjang X lebar = L X B = 2B X B = 2B2 386 = 2B2  B = 13,89 ≈ 14 m  L = 2B = 2 X 14 m = 28 m H air Volume = 466 = 1,2…........Ok! Luas 386  freeboard = 0,3 m  Sehingga, h air = 1,2 + 0,3 = 1,5 m Sehingga, dimensi Bak Sedimentasi I  Panjang = 28 m  Lebar = 14 m  Tinggi = 1,5 m

Kecepatan horizontal (VH) VH = L / td = 28 m / 1,44 jam = 19,44 m/jam ≈ 0,0054 m/s Kontrol Nre aliran : Asumsi :T air = 30°C  = 0,803 . 10-6 m2/dt g = 9,81 m/dt Nre aliran = Vh= kecepatan horisontal (m/s) R = jari-jari hidrolis (m) = Luas basah / keliling basah = ( b.h ) / ( b + 2h) = ( 14 X 1,2 ) / ( 14 + 2 (1,2)) R = 1,02 m NRe = 0,0054 X 1,02 = 6859,3 ........> 2000  tdk Ok! 0,803 . 10-6

Agar Nre dan NFr sesuai kriteria & agar aliran dapat bersifat LAMINER Kontrol NFr : = NFr = = 2,914. 10-6 < 10-5 (Tidak Memenuhi Kriteria) Agar Nre dan NFr sesuai kriteria & agar aliran dapat bersifat LAMINER bak pra sedimentasi dilengkapi dengan perforated wall yang terbuat dari pelat baja”

Panjang perforated Wall = Lebar Bak Sedimentasi I = 14 m Lebar perforated Wall = 1,2 m Diameter lubang perforated (d) = 0.2 m  Luas @ lubang(A1) = ¼ = 0.0314m2 Luas perforated wall = B x H = 14 x 1,2 = 16,8 m2 A lubang total (A2) = 40% A perforated wall40% X 16,8 = 6,72 m2 (0,2)2

Panjang perforated Wall = Lebar Bak Sedimentasi I = 14 m Lebar perforated Wall = 1,2 m Diameter lubang perforated (d) = 0.2 m  Luas @ lubang(A1) = ¼ π D2 = 0.0314m2 Luas perforated wall = B x H = 14 x 1,2 = 16,8 m2 A lubang total (A2) = 40% A perforated wall40% X 16,8 = 6,72 m2 Jumlah lubang (n)= = = 214 lubang Rencana perforated wall : 27 baris (tiap baris berisi 5 lubang) Jarak horizontal = = 0,5 m Jarak vertikal = = 0,24 m Jarak horizontal Jarak vertikal

Kontrol NRe aliran  NRe = = = 832,86<2000=Ok! Jarak horizontal Jarak vertikal Jarak Antar Lubang Q per-lubang = = 4,2.10-4 m3/dt Kecepatan lubang = = 4,2 . 10-4 m3/dt = 0,013 m/s 0,0314 m2 Kontrol NRe aliran  NRe = = = 832,86<2000=Ok! Kontrol NRe partikel Vs =  = = 1,95.10-5

Nre partikel = = = 0,01  < 0,5…Ok! NRe partikel Ok Vs = 0,42 m/s dapat digunakan untuk mengecek efisiensi pengendapan Kontrol Kec.Penggerusan (Vsc) : = 64,8.10-3  > 0,42.10-3 m/s…Ok, tidak terjadi penggerusan = 0,05 , λ = 0,03 , ρs = 2,65, ρw = 1

2. ZONA PENGENDAPAN Kontrol apabila 1 bak dicuci Q per bak = 0,18 m3/s Q per lubang perforated wall = 0,18 m3/s = 8,41 .10-4 214 NRe aliran = Q per lubang = 8,41.10-4 = 1667 < 2000..Ok! π.d.ν π.0,2.0,803.10-6 NRe partikel = tetap, Vsc = tetap 2. ZONA PENGENDAPAN Direncanakan: Efisiensi removal = 75,5% Konsentrasi Suspended Solid = 200 mg/l Diskret dan grit = 90% x Konsentrasi Suspended Solid = 180 mg/l Berat jenis sludge = 1,02 kg/l Partikel terendapkan = 75,5% x 180 mg/l = 135,9 mg/l = 0,1359 kg/m3

Berat solid (Ms) per-bak = Q per-bak x partikel terendapkan = 0,09 m3/dt x 0,1359 kg/m3 = 0,0122 kg/dt = 1056,76 kg/hari Volume sludge = volume solid + volume air = , Ms : Ma = 95 :5  Ma = 19 Ms = = 20,5 m3/hari Direncanakan periode pengurasan = 3 hari sekali volume sludge = 3 hari X 20,5 m3/hari = 61,5 m3 Dimensi ruang lumpur sbb :

Luas Bawah (A1) direncanakan B = 3 m L = 2 m sehingga A1 = 6 m2 Ruang Lumpur Luas Bawah (A1) direncanakan B = 3 m L = 2 m sehingga A1 = 6 m2 Luas Atas (A2) direncanakan B = 6 m L = 14 m sehingga A2 =84 m2 Volume Ruang Lumpur (V) adalah: V = 61,5 = 184,5 = t. 122.45  t = 1,5 m

3. ZONA OUTLET Penampang weir Direncanakan: Weir Loading Rate = 9 m3/m.jam = 2,5.10-3 m3/m.jam Lebar Weir (b) = 0,2 m Tinggi weir = 0,4 m Tebal dinding weir (tw)= 0,05 m Panjang weir (Lw) = Q = 0,09 m3/s = 36 m weir loading 2,5.10-3 m3/m.jam b tw h 0,4 m Penampang weir

Lay Out Weir Lw = (2.0,2) + B +(2.0,5) +4.K 36 = 0,4 + 13,6 + 1+ 4.K 0.2 m B 0.5 m K Lay Out Weir Lw = (2.0,2) + B +(2.0,5) +4.K 36 = 0,4 + 13,6 + 1+ 4.K K = 5,3 m Tinggi muka air weir: Q = 1,84.b.h3/2 0,09 = 1,84.0,2.h3/2  h3/2 = 0,24  h = 0,39 m

Perencanaan Intake Tahap II Jumlah bak = 2 bak Q total = 250 L/dt = 0,25 m3/dt Q per-bak = 0,125 m3/dt Saluran Pembawa Rencana desain: Q = 0.25 m3/dt V = 0,6 m/dt Lebar(b)= 0,8 m(sesuai tahap I) Tinggi saluran (h) = 0,6 m A = Q / h = 0,25 m3/dt / 0,6 m A = 0.42 m2  A = b . Hair  0,42 = 0,8 . Hair  Hair = 0,525 m memenuhi ketinggian air pada perencanaaan tahap I

PERFORATED WALL Perencanaan Tahap I  ∑lubang = 214, @ d=0,2 m, Alubang 0,0314 m2 Perencanaan Tahap II Q @ lubang = 0,125 m3/s = 5,84.10-5 m3/s 214 Kec.aliran pada lubang = Q@lubang = 5,84.10-5 m3/s = 0,0186 m/s A@lubang 0,0314 m2 Kontrol Nre aliran NRe = = 1158  < 2000, Ok! Kontrol Kecepatan Penggerusan (VSC) = 64,8.10-3  > 0,42.10-3 m/s…Ok, tidak terjadi penggerusan

Kontrol Nre partikel NRe partikel = = = 0,01..< 0,5 Ok! ZONA PENGENDAPAN Berat solid (Ms) per-bak = Q per-bak x partikel terendapkan = 0,125 m3/dt x 0,1359 kg/m3 = 0,017 kg/dt = 1467,72 kg/hari Volume sludge = volume solid + volume air =  Ms:Ma = 95:5 sehingga Ma = 19 Ms = = 28,44 m3/hari

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN BP I CIRCULAR Analisa Lab : Ditentukan tes kolom pengendapan dari analisa laboratorium Dibuat grafik isoremoval Diperoleh nilai : td = td x faktor desain ( 1,75 ) (Fyer,Geyer & Okun) Vo = Vo x faktor desain ( 0,65 ) (Fyer,Geyer & Okun) Dicari Vo tiap % removal → Vo = H / tc Dicari td tiap % removal Dicari total fraksi tiap removal Rt = Re + Dibuat grafik : Fraksi removal vs td Fraksi removal vs OFR OFR (Vs) & waktu detensi dapat diperoleh dari kriteria desain.

Solid loading = 1,5 – 34 kg/m2.hari Kedalaman = 3 – 6 m 2. Kriteria Desain : OFR = 40 m3/m2.hari Solid loading = 1,5 – 34 kg/m2.hari Kedalaman = 3 – 6 m Diameter = 3 – 60 m Kedalaman analisa settling > 1,5 m 3. Debit (Q) : Direncanakan : ∑ bak = 4 buah Q total (Qave) = 0,224 m3/s Q tiap bak = 0,056 m3/s 4. Luas Permukaan (A surface) A surface = Q tiap bak / OFR = 0,056 m3/detik / (40 m3/m2.hari / 86400 detik/hari) = 120,96 ≈ 121 m2

5. Menentukan diameter bak pengendap : As = ¼ . Π. D2  121 m2 = ¼ Π. D2  D = 12,4 m 6. Cek OFR OFR = Q tiap bak / A OFR dicocokkan dengan kriteria desain yang sudah ada, if OK=real dimension 7. Menentukan volume bak Volume = Q x td ( td yang dipakai adalah td desain ) ( ket : td yg digunakan bisa dari analisa kolom settling atau dari kriteria desain) Contoh : digunakan td = 1 jam  volume = 0,056 m3/dt x 3600 dt/jam = 201,6 m3 8. Menentukan Kedalaman Bak (H) H = Volume / Asurface = 201,6 m3 / 121 m2 = 1,66 m

9. Menentukan diameter partikel terkecil yang dapat mengendap keterangan : Vs = kecepatan pengendapan partikel = viskositas g = percepatan gravitasi ( 9,81 m/s2 ) Ss = Specific gravity 10. Menentukan Kecepatan Scouring ( Vsc ) Keterangan : ƒ = 0, 02 k = 0,05

11. Menentukan kecepatan horizontal pada belokan ( Vh ) a. Kecepatan aliran yang melewati bukaan bawah sumur inlet Sistem inlet clarifier Q = 0,056 m3/detik Direncanakan : v = 0,6 m/detik  m2 Cek V : A = ¼ π D2  ¼ π (0,34)2 = 0,0907 ≈ 0,9 m V = Q / A = 0,056 m3/s / 0,9 m2 =0,63…Ok Jika direncanakan panjang pipe inlet = 12 m, maka :

Sistem effluent clarifier Direncanakan : effluen dengan V-notch pada weir ( = 90o) yang dipasang di sekeliling clarifier. Q = 0,056 m3/dt = 4838,4 m3/hari Panjang weir total : L weir=  x D =  x 12,4 m = 38,9 m Direncanakan : Weir loading rate = 250 m3/m hari Jarak antara pusat V-notch = 0,2 m Maka : Total jumlah V-notch = 38,9 m / 0,2 = 195 buah Q tiap V-notch = 0,056 m3/detik / 195 = 2,87 x 10-4 m2/detik Tinggi air di V-notch (H):

Saluran outlet penampang : Pipa outlet clarifier = pipa inlet clarifier dengan diameter 0,3 m Q = 0,056 m3/detik Direncanakan : v = 0,3 m/detik m Direncanakan lebar saluran = 0,3 m, maka kedalaman saluran: freeboard = 0,3 m h total = 0,6 m + 0,3 m = 0,9 m Pipa penguras lumpur / sludge Misal Q lumpur yg teremoval = 5 m3/hari Direncanakan : Waktu pengurasan = 5 menit = 300 dt

Q dalam pipa = V = 1 m/s  Diameter pipa (D) : m = 150 mm Cek Kecepatan (V) :

Direncanakan panjang pipa (L) sludge 20 m, maka : Volume Ruang Lumpur (V) adalah: V = 61,5 =  t = 1,5 m t kuras = V ruang lumpur/ Volume Sludge = 61,5 / 28,44 = 2,16 hari ≈2 hari

Zona Outlet Direncanakan: Weir Loading Rate = 9 m3/m.jam = 2,5.10-3 m3/m.jam Lebar Weir (b) = 0,2 m Tinggi weir = 0.4 m Tebal dinding weir (tw)= 0,05 m Lw = (2.0,2) + B +(2.0,5) +4.K 36 = 0,4 + 13,6 + 1+ 4.K K = 5,3 m (TAHAP I) Tinggi muka air weir: Q = 1,84.b.h3/2 h = = 0,34 m (memenuhi tinggi weir tahap I)