PORTFOLIO MANAGEMENT Chapter 16 By. Rianti Pratiwi
PORTFOLIO MANAGEMENT “BALANCE RISK AGAINST EXPECTED RETURN” The real issue is how to: “BALANCE RISK AGAINST EXPECTED RETURN” Ch 16.1. Brief Introduction to institutional investors. Ch 16.2. Present risk and performance measurement techniques Ch 16.3. Discusses risk budgeting *Portofolio yaitu sekelompok atau sekumpulan aktiva.
INSTITUTIONAL INVESTORS “Entities that have large amounts of funds to invest for an organization, or on behalf of others.” Includes; - Investment companies - Pension funds - Insurance funds - Endowment funds - Bank-managed funds - Private partnerships (hedge funds)
Institutional investors Bank proprietary desk Institutional investors - Sell side - Buy side - High leverage - Little or no leverage - Aggressive investors - Conservative investors - Short horizon - Long horizon - Trading in liquid markets - Invest in less liquid markets
Risk Measurement Absolute risk (sometimes called “total return funds”) “Measured in terms of shortfall relative to the initial value of the investment, or perhaps an investment in cash (expressed in the relevant base currency).” Risiko portofolio yang sebenarnya Used by bank trading portfolios or hedge funds. σ (ΔP) = σ(ΔP/P) x P = σ (Rp) x P σ : Std Deviation P : Initial portfolio value Rp : Rate of return Relative risk “Measured relative to a benchmarks index and represents active management risk.” Portofolio aktif terdiri dari posisi aktif didefinisikan sebagai perbedaan dalam bobot kelas aset antara portofolio dan patokan. Used by Institutional portfolio managers that are given the task of beating a benchmark or peer group. σ (e) P =[σ(Rp-Rb)] x P =σ(ΔP/P =ΔB/B)] x P = ω xP Tracking error : e = Rp-Rb (in currency term e x P) (Variance) Tracking Error Volatility : ω2 = σp2 - 2ρσpσB + σB2
Hedge funds Adalah suatu dana yang dikumpulkan dari berbagai nasabah yang biasanya berasal dari lapisan atas, dikelola secara privat (sehingga tidak dibatasi oleh aturan-aturan investasi layaknya suatu reksa dana) oleh fund manager, memasang investasi minimal yang besar (dari beberapa ratus ribu US dollar ke beberapa juta US dollar) , dana tidak bisa ditarik setiap saat tapi berjangka sesuai perjanjian, memberi keleluasaan bagi sang manager tentang cara menginvestasikan dananya, termasuk menggunak teknik-teknik mutakhir, dan mengenakan performance fee.
short sales & leveraging Teknik-teknik investasi short sales dan leveraging untuk meningkatkan untung dan sekaligus mengurangi resiko investasinya. Short sales adalah teknik di mana seseorang meminjam saham dari orang lain untuk dijualnya sekarang dan membeli kembali nanti dengan harapan bisa dibeli kembali dengan harga yang lebih murah. Leveraging adalah teknik di mana seseorang memiliki exposure terhadap suatu saham lebih dari dana yang ia taruh di saham bersangkutan. Salah satu caranya ialah dengan meminjam dana ke broker sehingga ia bisa membeli dengan dana 50% saja, yang 50% lagi dihutang. Cara lain adalah dengan membeli kontrak derivatif seperti futures atau options.
Example To compare these two approaches, take the case of an active equity portfolio manager who is given the task of beating a benchmark, perhaps the S&P 500 index for large U.S. stocks or the MSCI world index for global stock. On one hand, the active portfolio return is -6% over the year but the benchmark dropped by -10%, the excess return is positive: e = -6% -(-10%) = 4%. So, in relative terms, the portfolio has done well even though the absolute performance is negative. On the other hand, a portfolio could return +6%, which is good using absolute measures, but not so good if the benchmark went up by +10%.
Performance Measurement Evaluates the risk-adjusted performance of the fund. Membandingkan kinerja keuangan Sharpe Ratio SR = [μ(Rp)-RF] σ ( Rp) Sortino Ratio SOR = [μ(Rp)-RF] σL ( Rp) * Sharpe’s Ratio adalah imbal hasil terhadap volatilitas; rasio ekstra imbal hasil portofolio terhadap standar deviasi
Performance Attribution Decompose the total return into a component due to market risk premia and other factors. Analisis Pemilihan Kinerja (performance attribution analysis) adalah pemilihan hasil kinerja tersebut ke berbagai hasil yang memberikan alasan mengapa hasil tersebut dicapai. Intinya, dari evaluasi kinerja portofolio yaitu menghitung tingkat pengembalian yang di peroleh baik melalui keahlian yang dimiliki atau faktor keberuntungan serta membandingkannya dengan pembanding yang disepakati sejak awal. Dimanfaatkan bagi pemodal yang memiliki berbagai portofolio atau menanamkan dananya pada berbagai mutual funds, dengan kata lain melakukan diversifikasi pada berbagai portofolio, dengan Beta lebih tepat dipakai sebagai ukuran risiko.
Performance Attribution The general specification for this adjustment consists of estimating the regression: Rp.t-Rf.t = αp + βp [ Rm.t – RF.t ] + ЄP.t t = 1,….,T βp = the exposure of portfolio P to the market factor, or systematic risk Beta merupakan tingkat kepekaan saham terhadap perubahan pasar. Koefisien beta adalah pengukuran dari resiko yang tidak dapat didiversifikasi yang merupakan indeks dari pergerakan pengembalian aktiva karena adanya perubahan dalam pengembalian pasar (Sundjaja, 2003:88). Koefisien beta untuk suatu aktiva dapat dicari dengan meneliti pengembalian historis dari aktiva terhadap tingkat pengembalian pasar. Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar, dimana pengertian volatilitas adalah fluktuasi dari return–return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu (Jogiyanto 2000:237-238). αp = the abnormal performance after taking into account the exposure to the market. Jensen Alpha merupakan ukuran absolut yang mengistimasi tingkat pengembalian konstan selama periode dimana memperoleh tingkat pengembalian (diatas) dari buy-hold strategy dengan risiko sistematik yang sama. Rm.t = the rate of return in period t on the stock market RF.t = the risk-free rate Rp.t = the return on the portfolio
Capital Assets Pricing Model (CAPM) Disebut sebagai Model Penentuan Harga Aktiva, yakni merupakan suatu model yang dipergunakan untuk menentukan harga suatu Capital Assets, dengan mengingat segala karakteristik activa tersebut (risikonya). Dengan kata lain kita dapat menentukan berapa harga yang seharusnya bersedia dibayar oleh para investor terhadap suatu capital assets. Khususnya untuk portfolio atau aktiva lain yang tidak efisien, kita harus mencari parameter lain sebagai pengukur risiko. Dikembangkan oleh William Sharpe. (E)Ri - Rf = 0 + βp [E( Rm) – RF.t ]
Arbitrage Pricing Theory (APT) Mempersoalkan portfolio mana yang efisien, tetapi memulai analisis dengan mengasumsikan bahwa setiap keuntungan saham tergantung pada factor-faktor makro ekonomi (disebut sebagai “factors”) dan kejadian-kejadian yang bersifat unik bagi perusahaan (disebut “noise”). Dikembangkan oleh Stephen Ross. Expected risk premium dari suatu saham seharusnya tergantung pada expected risk premium yang berhubungan dengan masing-masing factor dan kepekaan saham terhadap masing-masing factor. Ri = αp + βi1y1+……+ βiKyK + ЄP.t
Performance Evaluation and Survivorship Performance evaluation can be overly optimistic if based on a sample of funds affected by: Survivorship bias Selection bias Instant – history bias (The extent of survivorship bias increases with the attrition rate).
RISK BUDGETING Process of parcelling out the total risk of the fund, or risk budget, to various assets classes and managers. Process by which these efficient portfolio allocations are transformed into VAR assignments. Implemented by institutional investors as a follow-up to their asset allocation process (finding the optimal allocation, as providing the best risk/return trade off the investor) Penganggaran risiko dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengukur dan mendekomposisi risiko menjadi elemen-elemen yang lebih mendasar dengan tujuan untuk dapat menetapkan alokasi dana ditanamkan pada kelompok aset tertentu (assets allocation). Proses dekomposisi risiko mencakup identifikasi dan mengukur berbagai macam sumber risiko atau risk factors dan kontribusi aset terhadap besarnya risiko serta membandingkan ex post risk terhadap ex ante risk. Selanjutnya, risk budgeting ditetapkan untuk masing-masing manajer unit bisnis dan dilakukan monitoring pelaksanaan alokasi aset dan performa manager unit bisnis tersebut (Neil D. Pearson, Risk Budgeting). Besarnya anggaran risiko didasarkan kepada hasil pengukuran risiko untuk berbagai jenis risiko (risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional) dengan suatu formulasi dan confidence level tertentu. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa risk budgeting memungkinkan unit bisnis atau seorang manajer portofolio mengendalikan besar risiko yang akan diambil sesuai kebijakan risk appetite bank, tentunya atas dasar keseimbangan antara risiko yang diambil dan imbal hasil harapan. Efektivitas penetapan besaran anggaran risiko terpulang kembali pada akurasi informasi dan data yang diperoleh serta risk appetite dari masing-masing entitas bisnis.