AGREGAT DAN PRODUKSINYA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Tanah Agregat Beton Bata Geotextile
Advertisements

Perkerasan Jalan By Leo Sentosa.
Prinsip dasar pengolahan air.
5. PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL
Tujuan klasifikasi tanah
2,3 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
KLASIFIKASI TANAH.
TEKNOLOGI PROSES Ada tiga kata kunci dalam mengartikan proses, yaitu input, perubahan dan output. Dengan demikian “teknologi proses” merupakan aplikasi.
TEKNOLOGI BETON.
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
TEKNOLOGI PEMBUATAN BETON
Agregat By Leo Sentosa.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005)
Perancangan Perkerasan
Konstruksi Balas.
Pengantar Beton bertulang :
Aspal Beton Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat degan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan, yang dicampur,
Pertemuan 5 AGREGAT KASAR
Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
3. AGREGAT Agregat dalam beton digunakan sebagai bahan pengisi, dan dipandang sebagai bahan untuk mempermurah harga beton. Agregat dalam beton menempati.
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Bahan pembentuk beton dan persyaratannya
PROSES PENGECORAN.
REKAYASA JALAN RAYA I Sartika Nisumanti, ST.,MT FAKULTAS TEKNIK
SIFAT FISIK SIFAT KIMIA SIFAT BIOLOGI
PRAKTIKUM MATERIAL JALAN
GEOGRAFI TANAH TUJUAN Mahasiswa dapat memahami faktor dan pembentukkan tanah dan mampu mengidentifikasi sifat-sifat tanah serta klasifikasi tanah POKOK.
KONSTRUKSI PERKERASAN BERASPAL
Nur Achmad Husin Mix Disain.
AGREGAT KASAR Pertemuan 03
Air untuk: proses pencucian alat dan bahan, pengolahan dan sebagai bahan baku. Sumber air: PAM, sumur bor dan sungai harus memenuhi syarat air minum (potable.
CALIFORNIA BEARING RATIO
Kuliah ke-3 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
PELATIHAN BETON II PELATIHAN II OLEH DIVISI MATERIAL KONSTRUKSI (Pertemuan Ke-2) FUNGSIONARIS UREKA 2017 | FAKULTAS TEKNIK | UNIVERSITAS UDAYANA.
SIFAT FISIKA TANAH Muhammad Rozadi
Fakultas Teknik Sipil UNIVERSITAS DARWAN ALI Kuala Pembuang
AGREGAT HALUS Pertemuan 02
Pencampuran agregat metode grafis
TEKNOLOGI BAHAN BAHAN PEMBENTUK BETON SEMEN DAN AIR.
TEKNOLOGI BAHAN BAHAN PEMBENTUK BETON AGREGAT.
KARAKTERISTIK BAHAN BANGUNAN
SIFAT BAHAN PEMBENTUK BETON
MUHAMMAD YUNAN HASBI TEKNIK METALURGI
Beton sebagai Konstruksi
GEOGRAFI TANAH TUJUAN Mahasiswa dapat memahami faktor dan pembentukkan tanah dan mampu mengidentifikasi sifat-sifat tanah serta klasifikasi tanah POKOK.
Pengolahan Limbah Fisik-Kimia PERTEMUAN 6 Nayla Kamilia Fithri
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
ASPAL.
MATERIAL DAN PROSES PRODUKSI PRODUK-PRODUK BETON
Tugas Mekanika Batuan Tawakkal Mursyid
CAMPURAN BERASPAL Campuran  Beraspal  Panas  adalah  campuran  aspal  dan  batuan  yang dicampur di  Unit  Pencampur  Aspal  (AMP),  dihampar  dan  dipadatkan.
Kelompok 11: Dwi luthfiah Siti Sofiatul H Faris Aldy.
Profil tanah ? III. Sifat Fisik Tanah
UJIAN AKHIR DISERTASI PENGARUH PENGGUNAAN SERAT IJUK PADA CAMPURAN BETON ASPAL DENGAN METODE KEPADATAN MUTLAK TERHADAP PENINGKATAN TEGANGAN TARIK ANDI.
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
9 PROYEK CIVIL – Stone Crusher TEKNOLOGI DAN MANAGEMEN ALAT BERAT
BAHAN PERKERASAN JALAN
Agregat By Leo Sentosa.
PERKERASAN LENTUR JALAN (ROAD FLEKSIBEL PAVEMENT)
MODUL 4 : Penambat rel dan balas
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS KELOMPOK : 1.Monang J.E Sitinjak 2.Elwy Asrianto Marbun 3.Agung Yudha Pratama.
Agregat BATUAN DAN PERMASALAHAN Amri,2005) Batu-batuan yang sangat banyak dipakai dalam pembangunan gedung, irigasi, dan lain-lian mempunyai sifat & karakteristik.
AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta By. Yulcherlina.
Agregat Reni K. Kinasih.
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN MATERI 4 (LANJUTAN)
Agregat By Leo Sentosa By Leo Sentosa. Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir.
STABILISASI TANAH Adalah pencampuran tanah dengan bahan tertentu, guna memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, Atau dapat pula Stabilisasi Tanah adalah Usaha.
SEMEN Semen Portland adalah material berbentuk bubuk berwarna abu-abu dan banyak mengandung kalsium dan alumunium silika. Bahan dasar pembuat semen adalah.
ALAT BERAT DAN METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI Cruhser dan Alat Pemancang Tiang.
Transcript presentasi:

AGREGAT DAN PRODUKSINYA

Jenis-jenis Agregat Agregat seperti batu, material granular dan mineral agregat adalah material keras yang dapat digunakan baik dalam bentuk partikel atau fragmen sebagai bagian dari bahan perkerasan jalan. Agregat memberikan sifat struktural dan memberikan konstribusi sebesar 90 - 95 % terhadap berat atau 75 - 85 % terhadap volume dari struktur perkerasan jalan, oleh sebab itu sifat agregat sangat mempengaruhi kinerja dari pada perkerasan. Sebagai bahan perkerasan jalan agregat yang akan digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar struktur perkerasan yang dihasilkan cukup kuat dan stabil untuk menahan beban lalu lintas. Persyaratan ini harus dipenuhi tidak saja oleh agregat alam tetapi juga oleh agregat buatan Batuan atau agregat untuk campuran beraspal umumnya diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, seperti contohnya agregat alam, agregat hasil pemrosesan, agregat buatan atau agregat artifisial.

Jenis-jenis Agregat Agregat Buatan Agregat buatan tidak terdapat di alam. Batuan ini didapatkan dari proses kimia atau fisika dari beberapa material sehingga menghasilkan suatu material baru yang sifatnya menyerupai agregat. Beberapa jenis dari agregat ini merupakan hasil sampingan dari proses industri dan dari proses material mentah yang sengaja diproses agar dapat digunakan sebagai mineral agregat pengisi (filler). Banyak jenis agregat buatan yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi jalan, salah satu contohnya adalah AWLA dan SLAG. Blast furnace slag dan steel slag (Gambar 1) adalah material buatan yang merupakan produk sampingan dari industri baja yang telah banyak digunakan untuk meningkatkan kinerja campuran beraspal

Agregat Agregat Diproses Agregat yang diproses adalah agregat yang telah dipecahkan dan disaring sebelum digunakan Pemecahan agregat dilakukan karena tiga alasan : untuk merubah tekstur permukaan partikel dari licin ke kasar, untuk merubah bentuk partikel dari bulat ke angular, dan untuk mengurangi serta meningkatkan distribusi dan rentang ukuran partikel

Skematik Pemosesan Agregat di Lapangan

Agregat Alam Agregat alam adalah agregat yang digunakan dalam bentuk alamiahnya dengan sedikit atau tanpa pemrosesan sama sekali. Agregat ini terbentuk dari proses erosi alamiah atau proses pemisahan akibat angin, air, pergeseran es, dan reaksi kimia. Bentuk individual partikelnya merupakan hasil dari aksi agen pada partikel itu sendiri. Aliran gletser dapat menghasilkan bahan dalam bentuk bongkahan bulat dan batu kerikil, sedangkan aliran air menghasilkan batuan yang bulat licin.

Sifat, Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat Sifat, Jenis Pengujian dan Persyaratan Agregat Sifat Agregat Jenis Pengujian Persyaratan Kekerasan Crushing Test Impact Test Abration Test - Maks 40% Keausan Polishing Test Kelekatan Terhadap aspal Kelekatan Stabilitas rendaman Min 95% Min 75% Pelapukkan Absorbsi Natrium dan magnesium Sulfat Maks 3% Kontribusi terhadap kekuatan Angularitas Flakiness dan Elongation Gradasi 95/90 Maks 10 lihat spek.

Produksi agregat Efesiensi dan efektivitas produksi agregat untuk campuran beraspal ditentukan oleh pengaturan dan pengawasan yang dilakukan pada unit pemecah batu (stone crusher). Sebelum masuk ke unit pemecah batu, bahan baku batuan harus sudah memenuhi persyaratan kekerasan dan keawetan. Demikian juga setelah keluar dari unit produksi, harus memenuhi persyaratan sifat fisik yang ditentukan dalam spesifikasi Jika bahan baku batuan tersebut mengandung tanah atau kotoran organik lainnya, maka harus dilakukan penanganan khusus terlebih dahulu untuk menghilangkan kotorannya

USAHA UNTUK MENGHILANGKAN KOTORAN DARI AGREGAT a. Metoda Scalping b. Metoda Scalping dan Washing

Unit produksi agregat dapat diklasifikasikan berdasarkan urutan pemecahannya, yaitu pemecah primer, sekunder, tersier dan seterusnya Hasil dari pemecah primer masuk ke pemecah sekunder dan demikian seterusnya sampai diperoleh ukuran butir yang disyaratkan Pada umumnya jenis pemecah batu yang digunakan untuk tiap urutan tersebut adalah sebagai berikut : Pemecah Primer : digunakan pemecah batu jenis jaw, gyratory atau hammer mill. Pemecah Sekunder : digunakan pemecah batu jenis konus, roll atau hammer mill. Pemecah Tersier : digunakan pemecah batu jenis roll, rod mill atau ball mill.

PROSES PRODUKSI AGREGAT

Sifat Penting Agregat Ukuran Butir dan Gradasi Ukuran agregat dalam suatu campuran beraspal terdistribusi dari yang berukuran besar sampai ke yang kecil. Semakin besar ukuran maksimum agregat yang dipakai semakin banyak variasi ukurannya dalam campuran tersebut. Ada dua istilah yang biasanya digunakan berkenaan dengan ukuran butir agregat, yaitu : Ukuran maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran saringan terkecil yang meloloskan 100 % agregat. Ukuran nominal maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran saringan terbesar yang masih menahan maksimum dari 10 % agregat. Istilah-istilah lainnya yang biasa digunakan sehubungan dengan ukuran agregat yaitu : Agregat kasar : Agregat yang tertahan saringan No. 8 (2,36 mm). Agregat halus : Agregat yang lolos saringan No. 8 (2,36 mm). Mineral pengisi: Fraksi dari agregat halus yang lolos saringan no. 200 (2,36 mm) minimum 75% terhadap berat total agregat. Mineral abu : Fraksi dari agregat halus yang 100% lolos saringan no. 200 (0,075 mm)

Kriteria Pemilihan Pemecah Batu

GRADASI AGREGAT Gradasi agregat dapat dibedakan atas : Gradasi Seragam, Gradasi Rapat dan Gradasi Senjang. Gradasi Seragam (Uniform Graded) / gradasi terbuka (open graded) Adalah gradasi agregat dengan ukuran yang hampir sama. Gradasi seragam disebut juga gradasi terbuka karena hanya mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak rongga/ruang kosong antar agregat. Campuran beraspal yang dibuat dengan gradasi ini bersifat porus atau memiliki permeabilitas yang tinggi, stabilitas rendah dan memiliki berat isi yang kecil. Gradasi Rapat (Dense Graded) Adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari agregat kasar sampai halus, sehingga sering juga disebut gradasi menerus, atau gradasi baik (well graded). Suatu campuran dikatakan bergradasi sangat rapat bila persentase lolos dari masing-masing saringan memenuhi persamaan berikut: d = Ukuran saringan yang ditinjau D= Ukuran agregat maksimum dari gradasi tersebut n = 0,35 – 0,45

Gradasi Senjang (Gap Graded) Adalah gradasi agregat dimana ukuran agregat yang ada tidak lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya sedikit sekali, oleh sebab itu gradasi ini disebut juga gradasi senjang. Campuran agregat dengan gradasi ini memiliki kualitas peralihan dari kedua gradasi yang disebutkan di atas. a. Gradasi Seragam b. Gradasi Rapat c. Gradasi Senjang

Bentuk Agregat dan Kekasaran Permukaan Bentuk Butir Agregat lonjong Agregat pipih Agregat kubikal (tiak pipih dan lonjong) Agregat pipih dan lonjong

Tekstur Permukaan Tekstur Makro dan Mikro

Penyerapan Keporusan agregat menentukan banyaknya zat cair yang dapat diserap bila agregat. Kemampuan agregat untuk menyerap air (aspal) adalah suatu informasi yang penting yang harus diketahui dalam pembuatan campuran beraspal. Jika daya serap agregat sangat tinggi, agregat ini akan terus menyerap aspal baik pada saat maupun setelah proses pencampuran agregat dengan aspal di unit pencampur aspal (AMP). Hal ini akan menyebabkan aspal yang berada di permukaan agregat yang berguna untuk mengikat partikel agregat menjadi lebih sedikit sehingga akan menghasilkan film aspal yang tipis. Oleh karena itu, agar campuran yang dihasilkan tetap baik agregat yang porus memerlukan aspal yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kurang porus.

Kekerasan Agregat Kelekatan Agregat yang digunakan untuk struktur perkerasan jalan khususnya untuk campuran beraspal harus cukup kuat agar tidak mudah pecah. Perubahan gradasi agregat mungkin akan terjadi melampaui batas toleransi yang diizinkan bila persentase agregat yang pecah terlalu tinggi maka kadar aspal yang digunakan untuk pembuatan campuran beraspal menjadi kurang memadai untuk bisa menyelimuti dan mengikat agregat sehingga campuran yang dihasilkan akan rentan terhadap terdisitergrasi dan berdurabilitas rendah Kelekatan Kelekatan agregat terhadap aspal adalah kecenderungan agregat untuk menerima, menyerap dan menahan film aspal. Agregat hidrophobik (tidak menyukai air) adalah agregat memiliki sifat kelekatan terhadap aspal yang tinggi, contoh dari agregat ini adalah batu kapur dan dolomit. Sebaliknya, agregat hidrophilik (suka air) adalah agregat yang memiliki kelekatan terhadap aspal yang rendah. Sehingga agregat jenis ini cenderung terpisah dari film aspal bila terkena air. Kuarsit dan beberapa jenis granit adalah contoh agregat hidrophilik

SEKIAN & TERIMA KASIH