Oleh : SUTANA, S. Pd, M. Pd NIP. 19741226 200701 1 013
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar KI. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KD. 3. 2. Menganalisis data hasil obervasi tentang berbagai tingkat keanekaragaman hayati (gen, jenis dan ekosistem) di Indonesia.
KEANEKARAGAMAN HAYATI
CARA MEMPELAJARI KEANEKARAGAMAN HAYATI Tanpa klasifikasi Dengan klasifikasi TUJUAN KLASIFIKASI : Menyederhanakan objek kajian mahluk hidup sehingga lebih mudah mempelajarinya
TINGKATAN KLASIFIKASI : Kingdom (Kerajaan) Filum (Divisi) Classis (kelas) Ordo (bangsa) Familia (suku) Genus (marga) Species (jenis) Varietas (ras) Kategori species : Mahluk hidup dikatakan satu jenis (species) apabila dapat kawin dan menghasilkan keturunan
BINOMIAL NOMENCLATURE-1 Untuk menulis nama Species (jenis) Terdiri dari dua kata, dalam bahasa latin. Kata pertama menunjukkan nama genus dan kata kedua merupakan penunjuk spesies. Cara penulisan kata pertama diawali dengan huruf besar, sedangkan nama penunjuk spesies dengan huruf kecil. Apabila ditulis dengan cetak tegak maka harus digarisbawahi secara terpisah antarkata, sedangkan jika ditulis dengan cetak miring maka tidak digarisbawahi. Contohnya: nama jenis tumbuhan Oryza sativa atau dapat juga ditulis Oryza sativa(padi) dan Zea mays dapat juga ditulis Zea mays (jagung).
BINOMIAL NOMENCLATURE-2 5) Apabila nama spesies tumbuhan terdiri lebih dari dua kata maka kata kedua dan seterusnya harus disatukan atau ditulis dengan tanda penghubung. Misalnya, nama bunga sepatu, yaitu Hibiscus rosasinensis ditulis Hibiscus rosa-sinensis. Sedangkan jenis hewan yang terdiri atas tiga suku kata seperti Felis manuculata domestica (kucing jinak) tidak dirangkai dengan tanda penghubung. Penulisan untuk varietas ditulis seperti berikut ini yaitu, Hibiscus sabdarifa varalba (rosella varietas putih). 6) Apabila nama jenis tersebut untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambah huruf (i) di belakangnya. Contohnya antara lain tanaman pinus yang diketemukan oleh Merkus, nama tanaman tersebut menjadi Pinus merkusii.
BINOMIAL NOMENCLATURE-3 c. Untuk menulis nama Familia (suku) Nama familia diambil dari nama genus organisme bersangkutan ditambah akhiran -aceae untuk organisme tumbuhan, sedangkan untuk hewan diberi akhiran -idea. Contoh nama familia untuk terungterungan adalah Solanaceae, sedangkan contoh untuk familia anjing adalah Canidae. d. Untuk menulis nama Ordo (bangsa) Nama ordo diambil dari nama genus ditambah akhiran ales, contoh ordo Zingiberales berasal dari genus Zingiber + akhiran ales. e. Untuk menulis nama Classis (kelas) Nama classis diambil dari nama genus ditambah dengan akhiran -nae, contoh untuk genus Equisetum maka classisnya menjadi Equisetinae. Ataupun juga dapat diambil dari ciri khas organisme tersebut, misal Chlorophyta (ganggang hijau), Mycotina (jamur)
KUNCI DETERMINASI Adalah daftar ciri-ciri organisme yang dipergunakan dalam mengklasifikasikan organisme. Disebut juga kunci dikotom karena selalu berpasangan Dunia Tumbuhan Berpembuluh Tdk berbiji Berdaun Tdk Berdaun Berbiji Tertutup Monokotil Batang Berongga Batang tidak Dikotil Bunga Kupu-kupu Terompet Terbuka Daun Seperti Jarum Daun Lebar
CONTOH KUNCI DETERMINASI
CONTOH KUNCI DETERMINASI
PELESTARIAN ALAM-1 1. Perlindungan Alam Ketat Merupakan perlindungan alam yang dilakukan dengan cara membiarkan alam tanpa campur tangan manusia, kecuali jika diperlukan. Bertujuan : untuk penelitian dan kepentingan ilmiah lainnya. 2. Perlindungan Alam Terbimbing Merupakan perlindungan yang dilakukan melalui pembinaan dan bimbingan langsung oleh para ahli. Contoh : Kebun Raya Bogor
PELESTARIAN ALAM-2 3. Pelestarian secara IN-SITU dan EX-SITU Pelestarian IN-SITU adalah pelestarian yang dilakukan pada habitat asli tumbuhan atau hewan itu berada. Pelestarian ini bisa berupa cagar alam, taman nasional, dan hutan lindung. Contoh : Pelestarian komodo di pulau Komodo, Anoa di Sulawesi utara, Badak bercula satu di Ujung kulon, kasuari-cendrawasih di Papua, Rafflesia arnoldi di Bengkulu Pelestarian EX-SITU adalah pelestarian yang dilakukan dengan memindahkan hewan atau tumbuhan dari habitat asli ke tempat lainnya. Pelestarian ini bisa berupa pelestarian di kebun plasma nutfah, kebun botani, kebun binatang. Contoh : Pelestarian Komodo di Kebun binatang Gembiroloka, Pelestarian pohon Matoa di Kebun raya Bogor.