PENGUKURAN DEBIT sungai DAN saluran terbuka SEMARANG, NOPEMBER 2014 ABDUL ROUF, BBWS PEMALI JUANA ABDUL ROUF BBWS PEMALI JUANA
GAMBARAN PENGUKURAN DEBIT merawas kereta gantung melintang perahu Pelampung jembatan
merawas Kereta gantung
PERAHU JEMBATAN
PRINSIP DASAR PENGUKURAN DEBIT ALIRAN Pengukuran debit aliran sungai/saluran diperoleh berdasarkan rumus umum: Q = A . V Keterangan: Q = Debit (m3/dt) A = Luas penampang basah (m2) V = Kecepatan aliran (m/dt) Pengukuran debit adalah proses pengukuran dan penghitungan kecepatan aliran, kedalam dan lebar sungai serta luas penampang basah, sehingga dengan rumus tersebut diatas dapat dihitung debit di sungai/saluran terbuka. Luas penampang basah diukur secara bersamaan pada saat pengukuran kecepatan.
Peralatan dan Perlengkapan Peralatan yang perlu dipersiapkan antara lain: a. Current meter (periksa kelengkapannya seperti kabel, tongkat, propeler & sertifikat dan seluruh alat dalam keadaan bersih serta telah diberi minyak); b. Counter (alat pendukung current meter supaya ditest terlebih dahulu apakah baterai masih berfungsi, ketepatan hitungan (beep) per satuan waktu); c. Tali atau tag line yang telah diberi indikasi jarak (misalnya setiap 0,5 – 1 m); d. Kartu ukur, alat tulis dan kalkulator;
Alat ukur debit (curent meter) Tongkat Duga (Stang) Kabel Kontak Ekor Current Meter Body Current Meter Propeler (baling-baling) Landasan/sepatu stang
Lokasi Pengukuran Lokasi pengukuran debit pada setiap pos duga air perlu ditetapkan lokasi untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran debit secara rutin dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : Dasar/pertimbangan yang perlu diambil pada saat menetapkan lokasi antara lain: a. Berada pada bagian sungai yang lurus; b. Profil sungai tidak ber indikasi terpengaruh oleh arus pasang surut; c. Aliran sungai laminer tidak turbulen; d. Pada saat banjir tidak terjadi luapan pada penampang sungai.
Pengukuran Aliran Dengan Menggunakan Current Meter Buat sketsa pengukuran kecepatan aliran pada masing-masing jalur vertikal, yang dilakukan pada beberapa kedalaman sebagaimana sket dibawah ini: 0,5 m 0,5 m 0,5 m 0,5m 0,5 m 0,5 m H > 20 cm Hn
Contoh Hasil pengukuran debit
Lanjutan hasil pengukuran debit …..
Lampiran 3
b. Pengukuran dengan pelampung Dimana : Vp = kecepatan aliran, m/detik; L = panjang lintasan, m; t = waktu tempuh, detik; kp = koefisien pelampung; Q = jumlah debit, m3/detik; Ahulu = luas penampang basah bag.hulu, m2; Ahilir = luas penampang basah bag.hilir, m2;
hilir hulu 1 2 3 15
Contoh : Perhitungan debitnya Pelampung jarak, m t, dt. kp Vp, m/dt. 1 30 32,5 0,91 0,840 2 26,2 1,042 3 33,8 0,808 Vp rata2 0,897 m/dt. Ahulu = Ahilir = (16+10)/2 x 2 m2 = 26,0 m2 Luas (Arata2)= (26 + 26)/2 = Debit (Q) = A rata2 x Vp rata2 = 26,0 x 0,897 = 23,31 m3/dt.
Pelampung 0.5 m :0.88 (berlaku dari h = 0.7~1.3m ) Hasil rata-rata (max. & min.) dari faktor konversi (kp) untuk setiap tipe pelampung adalah sebagai berikut : Pelampung permukaan : 0.85 (berlaku dari h ≦ 0.7m ) Pelampung 0.5 m :0.88 (berlaku dari h = 0.7~1.3m ) Pelampung 1 m : 0.91 ( valid for h = 1.3 ~ 2.6m ) Pelampung 2 m : 0.94 ( valid for h = 2.6 ~ 5.2m ) Pelampung 4 m : 0.94 ( valid for h ≧ 5.2m ) 17
c. Pengukuran Dengan Bangunan Ukur Debit AMBANG SEGITIGA AMBANG SEGIEMPAT FREE FLOW SUBMERGED FLOW h1 h2 a V1 (V12) / 2g
Bangunan ukur debit Ambang Lebar : Q = C.B.H3/2 Bangunan ukur debit Cipoleti : Q = 1,86 b . h3/2
Garis Lengkung Debit : Data debit aliran sungai tidak selamanya dapat diamati secara terus menerus. Yang dapat / biasa diamati atau di pantau secara terus menerus adalah data tinggi muka air yakni dengan menempatkan alat pemantau (AWLR atau Peilskal). Untuk mendapatkan data debit aliran diperlukan apa yang disebut dengan Lengkung Debit (Rating Curve). Bermacam cara pembuatan Rating Curve telah dikembangkan oleh para ahli hidrologi, dan satu diantaranya adalah program ‘ratcurv2’ (spread sheet/ excel) :
CONTOH OUTPUT DATA HIDROLOGI Data Tinggi Muka Air Rata-Rata Harian (m) S. Serang – Guwo (Tahun.2009)
Lanjutan ….Contoh Output Data Hidrologi