ETIKA PERBANKAN Dosen Pengampu : Agi Rosyadi., S.E., M.M.,
Teleologi An act is considered morally right or acceptable if it produces some desired result, i.e., pleasure, knowledge, career growth, a self-interest, or utility Suatu tindakan dianggap secara moral benar atau di terima jika menghasilkan beberapa hasil yang diinginkan yaitu kesenangan, pengetahuan, pertumbuhan karir, kepentingan diri sendiri, dan kebutuhan Assessing the moral worth of a behavior by looking at its consequences (consequentialism) Menilai moral, menilai prilaku dengan melihat konsekuensinya ( konsekuensialisme )
Dua Telologi filsafat Egoism: right or acceptable behavior in terms of consequences for the individual Egoisme : prilaku yang benar atau diterima dalam hal konsekuensi individu. maximize your self-interest, concerned with the consequences, seeking alternative that contributes the most to self-interests Memaksimalkan kepentingan diri anda, berkaitan dengan kosekuensi, mencari alternatif yang memberikan kontribusi untuk kepentingan diri
Utilitarianism: concern with consequences in terms of seeking the greatest good for the greatest number of people Untilitariarsm : keprihatinan dengan konsekuensi dalam hal mencari kebaikan terbesar untuk jumlah orang banyak / terbesar looking for the greatest benefit for all those affected by a decision Mencari manfaat terbesar untuk mereka yang terkena dampak keputusan
Utilitarianism: An action is right if and only if it achieves the greatest good for the greatest number. Suatu tindakan yang tepat jika dan hanya jika itu mencapai kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar Utilitarianism makes moral judgments based on the consequences of actions, or consequences of rules of actions Untilitariarism membuat penilaian moral berdasarkan pada konsekuensi dari aturan atau konsequensi dari aturan tindakan
Deontology: (Greek: deon-duty; logos-science) An action is right if it is an action of a certain kind; if it is your duty to perform. An action is wrong if it is your duty not to perform. Suatu tindakan yang tepat jika itu adalah tindakan jenis tertentu jika itu adalah tugas anda untuk melakukan tindakan yang salah jika itu tugas anda untuk tidak melakukannya For example, always wrong to torture, rape, enslave someone, no matter what the consequences are. Untuk contoh : selalu salah penyiksaan, pemerkosaan memperbudakan seseorang , tidak memperdulikan konsekuensinya
Deontology... focuses on the rights of the individual and on the intentions associated with behavior not on the consequences berfokus pada hak individu dan pada niat terkait dengan prilaku tidak pada konsequensi believe there are some things we should not do regardless of the utility Percaya ada beberapa hal yang kita tidak harus melakukan terlepas dari utilitas
Pendekatan analitis terhadap masalah etika Step 1 Bertanya Daya Guna Apa kegunaan Melebihi biaya? Hak Apa hak asasi manusia dihargai? Keadilan Apa kegunaan Dan biaya didistribusikan merata? Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Step 2 Bandingkan Hasil Jika ketiga jawabannya Jika ketiga jawabannya ya, maka Kemungkinan etis Jika ketiga jawabannya tidak, maka Kemungkinan tidak etis Jika jawabannya tercampur, bisa saja Etis atau tidak etis
Step 3 Prioritaskan pada Daya Guna Hak Keadilan
ETIKA BISNIS & PENERAPANNYA DI PERUSAHAAN
Etika Bisnis: Apakah Arti Sebenarnya? Pengertian Ethics involves a discipline that examines good or bad practices within the context of a moral duty Etika meliputi suatu disiplin ilmu yang memeriksa praktik baik dan buruk didalam konteks moral Moral conduct is behavior that is right or wrong Perilaku Moral adalah perilaku yang baik atau buruk Business ethics include practices and behaviors that are good or bad Etika Bisnis mencakup praktik dan perilaku yang baik atau buruk
Etika Bisnis: Apa Arti Sesungguhnya? Etika Bisnis:Sekarang vs. Masa Lampau Tingkat Etika Bisnis yang diinginkan masyarakat Tingkat etika bisnis yang diinginkan dan yang sebenarnya Masalah Etika Etika Bisnis Sebenarnya Masalah Etika 1950-an Masa Awal 2000-an
Kenapa masalah etika muncul di bisnis
Etika dan Hukum Law often represents an ethical minimum Hukum biasanya menggambarkan batas minimum etika Ethics often represents a standard that exceeds the legal minimum Etika biasanya menggambarkan rata2 yang melampaui legalitas minimum Sering berpotongan Etika Hukum
Mengapa Bisnis harus Ber-Etika? Memenuhi ekspektasi publik bagi bisnis. Mencegah melukai orang lain. Mencari keuntungan. Meningkatkan relasi bisnis dan produktifitas pegawai. Mengurangi penalti Pada Pedoman Hukum Perusahaan A.S. Melindungi bisnis. Melindungi antar sesama pegawai. Mendorong moralitas pribadi.
Faktor yang mempengaruhi perilaku etis Kepemimpinan Budaya Perusahaan Strategy dan Performance Karakter Individu Have an ethical day!
Sumber Norma Etika Rekan Kerja Keluarga Teman Hukum Wilayah Negara Pekerjaan Bos Masyarakat Kepercayaan Beragama Individu Kata Hati
Mengembangkan Penilaian Moral 6-22
Tingkatan perkembangan moral dan pemikiran etis Source: Adapted from Lawrence Kohlberg, The Philosophy of Moral Development (New York: Harper & Row, 1981).
Tingkatan perkembangan moral dan pemikiran etis Source: Adapted from Lawrence Kohlberg, The Philosophy of Moral Development (New York: Harper & Row, 1981).
Bagian dari penilaian moral Manager Amoral Manager Bermoral Imaginasi Moral Identifikasi Moral Evaluasi Moral Toleransi dari penolakan Moral dan ketidakpastian Integrasi dari Kompetensi Moral dan Managerial Rasa Kewajiban Moral
Komponen dari keadaan etis Fokus kekhawatiran etis Kriteria Etis Source: Adapted from Bart Victor and John B. Cullen, “The Organizational Bases of Ethical Work Climates,” Administrative Sciences Quarterly 33(1988), p. 104.
Cara Membangun Etika Komitnen dari manajer tingkat atas Penyampaian Tujuan Kode Etik Peraturan/Prosedur Pelatihan WHISTLE-BLOWER’S HOTLINE Petugas Etika Pengauditan Independen Tindakan Pendisiplinan
Panduan Perilaku Harus memberi panduan jelas mengenai perilaku etis ketika godaan untuk berperilaku tidak-etis sangat kuat. Akan tetapi, masih memberi ruang untuk manajer menggunakan penilaiannya ketika kepekaan budaya diperlukan. Para manajer yang tidak siap menghadapi tekanan dan ketidak pastian moral sebaiknya bereskan mejanya dan pulang ke mamih. The pronouncement in a code of conduct that bribery is unacceptable is useless unless accompanied by guidelines for fift giving, payments to get goods throught customs, and requests from intermediaries who are hired to ask for bribes.
Bagaimana cara mendukung pengambilan keputusan secara etis dalam organisasi? budaya, norma & program kepemimpinan & keikutsertaan Pengenalan tugas antara sesama pekerja & manajer Menyeimbangkan kepentingan stakeholder Pengaturan tekanan situasional hadiah melampaui performa jangka pendek
Membangun Budaya Perusahaan yang Etis Nilai-nilai dasar tidak cukup untuk membimbing manajer dalam menangani permasalah etis yang sebenarnya. Manajer harus mengikuti tuntunan perilaku yang tepat dan cara operasional yang diinginkan oleh perusahaan. 90% dari perusahaan yang terdaftar di Fortune 500 memiliki pedoman perilaku. 70% memiliki pernyataan visi dan misi. Di eropa dan asia timur jauh(jepang,cina,dll), persentasenya rendah namun saat ini sudah mulai mengalami peningkatan. Take the case of the Tan family, a supplier to Levi Strauss, who who forced Chinese and Filipino workers to work 74 hrs/wk in guarded compounds. Levi Strauss relied on a written code of conduct when figuring out how to deal with Tan family. The company’s Global Sourcing and Operating Guidelines state that Levi Strauss will “seek to identify anfd utilize business partners who aspire as individuals and in the conduct of all their businesses to a set of ethical stds not incompatible with our own.”
Etika Bisnis: Dimulai dari Kepemimpinan Sebagai Pemimpin, kita harus lebih memperbaiki perilaku dalam membangun dan mempertahankan budaya organisasi yang mendukung perilaku etis….
Pedoman dalam Berperilaku Etis Perlakukan nilai dan pedoman formal perilaku perusahaan sebagai hal yang absolut. Rancang dan implementasikan kondisi berinteraksi antara suplier dan konsumen. Perbolehkan unit usaha asing untuk membantu menyusun standar etis dan mengartikan masalah etis. Di negara pusat(markas), dorong usaha untuk mengurangi korupsi dalam institusi. Cobalah pembayangan(imagine) moral. Issue od hiring children under 14
Dua pendekatan terhadap program etik Dan tingkat efektifnya Program yang didasari oleh keikutsertaan Berakar dalam menghindari sanksi legal Perusahaan akan membuat aturan dan pedoman bagikaryawan untuk diikuti Menekan pada ancaman hukuman Mengasumsi bahwa karyawan dimotivasi oleh kepentingan pribadi Bukti penelitian membuktikan bahwa karayawan peduli akan kebenaran moral dari perilakunya Sources: Lynn Sharp Paine, “Managing for Organizational Integrity,” Harvard Business Review, March/April 1994, pp. 106-117 and Gary Weaver and Linda Klebe Trevino, “Compliance and Values Oriented Ethics Programs: Influences on Employees’ Attitudes and Behavior,” Business Ethics Quarterly, 9(1999), pp. 315-335.
Dua pendekatan terhadap program etik dan tingkat efektifnya Program etika yang didasari oleh integritas Menggabungkan kekhawatiran terhadap hukum dengan menekan pada tanggung jawab karyawan terhadap perilaku etis Menmbangun keadaan mengatur-sendiri bagi karyawan didasari oleh nilai-nilai umum sebagai pedoman Karyawan diperintah untuk bekerja dengan integritas dan melakukan persetujuan bisnis dilingkungan penuh kejujuran dan kemerataan Karyawan dianggap sebagai makhluk sosial , khawatir dengan keadaan orang lain Penelitian menemukan bahwa program ini mengakibatkan rendahnya perilaku tidak etis yang diawasi Sources: Lynn Sharp Paine, “Managing for Organizational Integrity,” Harvard Business Review, March/April 1994, pp. 106-117 and Gary Weaver and Linda Klebe Trevino, “Compliance and Values Oriented Ethics Programs: Influences on Employees’ Attitudes and Behavior,” Business Ethics Quarterly, 9(1999), pp. 315-335.