Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MEDIA PEMBELAJARAN BERKOMITMEN TERHADAP PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Advertisements

Amanat pada Hari Kooperasi I 12 Juli 1951 Apabila kita membuka undang-undang dasar negara kita, dan membaca dan merenungkan isi pasal 38*), maka tampaknya.
Pendidikan Nasional Indonesia (PNI) dari Hari ke Hari Pada bulan September 1932 saya sudah pindah pondokan, menyewa di Jalan Kopo. Waktu itu Pimpinan Umum.
Arti Revolusi Pada tanggal 27 November 1956 diadakan upacara pemberian gelar Doctor Honoris Causa kepada Bung Hatta oleh Universitas Gadjah Mada, bertempat.
TAMANSISWA Taman Siswa berdiri pada tanggal 3 Juli 1922, Taman Siswa adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan.
Fungsi Media Massa Bagi Organisasi
Peranan Pers dalam Kehidupan Masyarakat Demokratis
Hakikat PKn.
Proklamasi Kemerdekaan RI
SEJARAH PERS INDONESIA Masa Penjajahan Belanda – Orde Lama ( )
Pendidik Nasionalis Yang Agamis
PAHLAWANKU.
Bung Tomo Tidak banyak orang Indonesia yang mampu menggerakkan massa melalui pidato-pidatonya. Selain Soekarno yang terkenal dengan julukan Penyambung.
BAB 5 PERKEMBANGAN ORGANISASI PERGERAKAN DI INDONESIA
PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI
Liberalisme Demokrasi Sosialisme Pan Islamisme
REFLEKSI GERAKAN MAHASISWA INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAAN Budi Utomo Jong Java Jong Sumatranen Bond Jong Batak Bond Jong Celebes Jong Ambon.
Membawa Orang Lapangan Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, sering kali saya bertemu dengan Bung Hatta dalam rangka tugas pekerjaan saya di Kementrian.
Bapak Bangsa Sejati Mohammad Hatta
Tawaran dari Bapak Koperasi
Menjadi Guru Kenkoku Gakuin
KEBANGKITAN NASIONAL Oleh: Ulya Fuhaidah.
Sekitar Berdirinya PNI
PNI(PartaiNasionalIndonesia)
SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL “BELA NEGARA” “GRAND DESIGN KURIKULUM BELA NEGARA DAN RANCANGAN IMPLEMENTASINYA” TEGUH SOEDARTO Surabaya, 1 Oktober 2016.
Mohammad Hatta (Bapak Demokrasi Kita)
Mata Kuliah : Komunikasi Internasional Tema
“GAGASAN TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN”
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
NILAI DAN PRINSIP Nilai-nilai 1945
Bung Hatta sebagai Model Kepemimpinan
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Pendapat Tentang Sarjana
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Taat pada Aturan Main Beberapa waktu kemudian dapatlah saya berkesempatan melihat lagi sikap disiplinnya dan kejujurannya dalam memegang prinsip-prinsip.
Dialog dalam “Seikere”
Sederhana Tapi Tegas Pada waktu dilangsungkan pertunjukan Koenig Quarter di Goethe Institut di Jakarta (1972), hadir Bung Hatta dengan disertai oleh Ibu.
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
PATRIOTISME – NASIONALISME BELA NEGARA DAN MAHASISWA
Pancasila dan Implementasinya
Dialog Seputar KMB Segala sesuatu yang diungkapkan di atas bukan berarti bahwa Bung Hatta tidak pernah marah terhadap saya, ataupun dalam hubungan antara.
KOMUNIKASI MASSA Pertemuan 11
Media cetak di Indonesia
Pertemuan I Pendahuluan Poni Sukaesih Kurniati, S.IP., M.Si.
Mohammad Hatta (Juga) Bicara Marxis
Filosofi Wibawa Setelah pengakuan kedaulatan pada akhir tahun 1949, saya telah kembali dari gerilya ke Jakarta melanjutkan pekerjaan mengkonsolidir kedudukan.
PENDIDIKAN PANCASILA BAB. X. Petumbuhan Faham Kebangsaan
Perbedaan Perjuangan Bangsa Indonesia
BAB 4 MENUMBUHKEMBANGKAN KESADARAN NASIONAL INDONESIA
ORGANISASI PEMUDA PERGERAKAN NASIONAL
PERANAN PERS DALAM MASYARAKAT DEMOKRASI
Prolog Sang Sekretaris
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
TERBENTUKNYA KESADARAN NASIONAL
KOMPETENSI DASAR Menganalisis Pers yang bebas dan bertanggungjawab sesuai kode etik jurnalistik dalam masyarakat demokratis di Indonesia.
Presented By: Lailatul Hikmah
PERAN PANCASILA TERHADAP KEPEMIMPINAN BANGSA
Membiasakan Perilaku Patriotik
Munculnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme
TUGAS PKN Anggi Lestari Mewujudkan Rasa Syukur Pada Kemerdekaan
Peran Politik Luar Negeri dalam Hubungan Internasional Kelompok 6 1.DINDA APRILLA PRATIWI 2.DESI ERIKA 3.EDO SUSANTO 4.QOLBIYAH KHOIRUNNISA 5.SAHVIRAH.
Peranan Pers dalam Kehidupan Masyarakat Demokratis
Pendidikan Kewarganegaraan
Pesan Bung Hatta Pada tahun 1932, atas nama Pimpinan Umum Pendidikan Nasional Indonesia, Bung Hatta mengeluarkan sebuah brosur berjudul Ke Arah Indonesia.
ARTI PENTING PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA 1. Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia. 2. Lahirnya negara Republik.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Surat Balasan Suatu kunjungan ke rumah Bung Hatta yang amat mengesankan ialah waktu saya datang untuk mengambil copy riwayat hidup Sjahrir yang saya minta.
Mengenal Bung Hatta “Bapak Koperasi Indonesia”
(30”). NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA MERDEKA..!!! - INDONESIA,………..SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN TERBESAR DI DUNIA -JUMLAH PULAU : BUAH -
Transcript presentasi:

Sebagai Wartawan Sebagaimana dengan Bung Karno, Bung Hatta meyakini pentingnya peranan pers. Tidak banyak orang yang mengetahui betapa ampuhnya senjata pers itu (barangkali kecuali kaum Komunis dan Nazi yang pandai menggunakannya). Namun Bung Hatta berpendapat bahwa pers sangat berfaedah untuk memberikan penerangan kepada massa rakyat. Pers dipergunakannya sebagai sarana untuk mendidik rakyat. Melalui pers Bung Hatta menanamkan keinsyafan, menambah pengertian dan pengetahuan rakyat. Hal ini diyakini dan dirasakannya sendiri. Sebelum Bung Hatta belajar ke Nederland, di Indonesia telah diterbitkan Jong Sumatra, majalah organisasi Perhimpunan Pemuda Sumatra yang dinamakan Jong Sumatranen Bond. Melalui perslah Bung Hatta dahulu berhasil memperkenalkan nama “Indonesia” dan perjuangan bangsa Indonesia untuk kemerdekaan kepada dunia internasional. Majalah Indonesia Merdeka, yang diterbitkan oleh Perhimpunan Pemuda Indonesia, organisasi mahasiswa Indonesia di Nederland, merupakan sarana perjuangan di kala ia menjadi mahasiswa selama 11 tahun di Negeri Belanda. Karena tulisan-tulisannya dalam majalah itu pula Pemerintah Belanda mulai merasa terganggu dan tidak leluasa dalam melaksanakan politik jajahannya. Bung Hatta akhirnya ditangkap dan diadili. Namun, karena tulisan-tulisan itu pula banyak pemuka Belanda memberikan simpatinya kepada perjuangan bangsa Indonesia. Tiga orang pengacara Belanda yang bersimpati kepadanya dengan suka-rela memberikan pembelaan yang gemilang di muka pengadilan. Akhirnya membebaskan Bung Hatta dari tuntutan. Surat kabar Neratja yang dipimpin oleh Abdul Muis dan kemudian oleh H. Agus Salim merupakan media pergerakan nasional yang dimanfaatkan oleh Bung Hatta guna menyebarkan buah pikiran dan gagasannya kepada masyarakat Indonesia di tanah air, untuk melepaskan diri dari belenggu kesengsaraan akibat penjajahan. Kemudian terbitkan pula di tanah air majalah Daulat Rajat di Jakarta, yang dipergunakan terutama sebagai alat pendidikan. Satu majalah itu saja bagi Bung Hatta masih belum cukup. Setelah kembali ke Indonesia sesudah tamat belajar dan memperoleh gelar kesarjanaan, Bung Hatta memimpin redaksi harian Utusan Indonesia yang diterbitkan oleh Dr. Soekiman di Yogyakarta. Sungguhpun beliau sudah sangat sibuk

memimpin pergerakan Pendidikan Nasional, juga sebagai pemimpin dan tokoh pergerakan nasional, tetapi hampir tidak ada orang yang mengenalnya sebagai wartawan. Padahal, lebih dari 20 tahun lamanya beliau mengabdi dalam dunia jurnalistik. Bung Hatta menjadi wartawan aktif, bahkan memimpin surat kabar dan majalah. Kalau zaman sekarang, beliau sudah memenuhi syarat-syarat untuk menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia. Tulisan-tulisannya secara teratur tersiar dalam berbagai majalah dan harian: antara lain Jong Sumatra, Indonesia Merdeka, Daulat Rajat, Neratja, dan Utusan Indonesia. Sebagai wartawan Bung Hatta telah berhasil menjalankan misinya dengan cumlaude, sebagaimana yang didefinisikan oleh ahli komunikasi massa Wilbur Schramm, bukan sekadar to entertain, bahkan lebih-lebih lagi to inform, to educate and to activate. Bukan itu saja, Bung Hatta telah memelopori mendahului wartawan-wartawan zaman sekarang melaksanakan etika pers, sungguhpun waktu itu belum ada kode etik. Landasan kerja wartawan adalah mengabdi kepada kepentingan umum, apa pun risikonya. Hal ini telah dibuktikannya dengan perbuatan. Sungguh sukar menjumpai wartawan masa kini dengan idealisme dan dedikasi semacam Bung Hatta. Mungkin angkatan muda sesudah generasi beliau dilahirkan dan dibesarkan dalam kemudahan yang lebih besar. Keadaan lingkungan sekarang tidak mampu menggembleng jiwa yang teguh. Semangat pengorbanan telah pudar. Lebih-lebih lagi iklim consumerism sudah melanda lingkungan hidup kewartawanan. Padahal, sesudah merdeka pun negara tetap membutuhkan wartawan yang berkarakter, karena masalah dan kesulitan yang dihadapi wartawan masa kini sama sekali tidak lebih mudah daripada dahulu. Masalah kenegaraan mungkin bertambah kompleks, sementara perjuangan untuk mencapai cita-cita bangsa mendapat tarikan dan dorongan dari kiri dan kanan. Kemajuan teknologi sangat pesat, tuntutan rakyat makin meningkat. Hubungan internasional menjadi sangat rumit. Masalah yang dihadapi wartawan sekarang yang tidak mudah itu tidak dapat dipecahkan dengan santai-santai. Suri-tauladan wartawan Hatta kiranya akan menjadi penawar dan peneguh iman untuk menghadapi gelombang zaman. Mohammad Nahar, Pribadi Manusia Hatta, Seri 9, Yayasan Hatta, Juli 2002